A. PENGERTIAN
Epidural hematom sebagai keadaan neurologist yang bersifat emergency dan
biasanya berhubungan dengan linear fraktur yang memutuskan arteri yang lebih
besar, sehingga menimbulkan perdarahan (Anderson, 2005).
B. ETIOLOGI
Epidural hematom terjadi karena laserasi atau robekan pembuluh darah yang
ada diantara durameter dan tulang tengkorak akibat benturan yang menyebabkan
fraktur tengkorak seperti kecelakaan kendaraan dan trauma (Japardi, 2004).
C. MANIFESTASI KLINIK
Pasien dengan EDH seringkali tampak memar di sekitar mata dan di
belakangtelinga. Sering juga tampak cairan yang keluar pada saluran hidung atau
telinga. Tanda dan gejala yang tampak pada pasien dengan EDH antara lain:
1. Penurunan kesadaran, bisa sampai koma
2. Bingung
3. Penglihatan kabur
4. Susah bicara
5. Nyeri kepala yang hebat
6. Keluar cairan darah dari hidung atau telinga
7. Tampak luka yang dalam atau goresan pada kulit kepala
8. Pusing
9. Berkeringat
10. Pucat
11. Pupil anisokor, yaitu pupil ipsilateral menjadi melebar
D. PATHOFISIOLOGI
Epidural hematom secara khas timbul sebagai akibat dari sebuah luka atau
trauma atau fraktur pada kepala yang menyebabkan laserasi pada pembuluh darah
arteri, khususnya arteri meningea media dimana arteri ini berada diantara durameter
dan tengkorak daerah temporal. Rusaknya arteri menyebabkan perdarahan yang
hematom maka akan memberikan efek yang cukup berat yakni isi otak akan
mengalami herniasi. Herniasi menyebabkan penekanan saraf yang ada dibawahnya
E. PATHWAY
Hematoma
Syok hipovolemik
Naiknya volume intrakranial Edema Otak
Hipoksia otak
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Doengoes (2004), pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan pada
biasanya merupakan lesi bikonveks dengan densitas tinggi yang homogen, tetapi
mingkin juga tampok sebagai ndensitas yang heterogen akibat dari pencampuran
G. KOMPLIKASI
1. Edema serebri, merupakan keadaan-gejala patologis, radiologis, maupun
intracranial
2. Kompresi batang otak sehingga mengakibatkan kematian
H. PENATALAKSANAAN
1. Perawatan sebelum ke rumah sakit
a. Stabilisasi terhadap kondisi yang mengancam jiwa dan lakukan terapi support
dengan mengontrol jalan napas dan tekanan darah.
b. Berikan Oksigen dan monitor
c. Berikan cairan kristaloid untuk menjaga tekanan darah sistolik tidak kurang
dari 90 mmHg
d. Pakai intubasi, berikan sedasi dan blok neuromuskuler
2. Perawatan di bagian Emergensi
a. Pasang oksigen "O
$, monitor dan berikan cairan kristaloid untuk mempertahankan tekanan sistolik
diatas 'B mm#g.$Pakai intubasi, dengan menggunakan premedikasi lidokain
manitol B,&-1 gr/ kg i. 5ila tekanan darah sistolik turunsampai 'B mm#g
dengan gejala klinis yang berkelanjutan akibatadanya peningkatan tekanan intra
pada a4al post trauma, karena phenitoin tidak akan berman)aat lagi apabila
diberikan pada kejangdengan onset lama atau keadaan kejang yang berkembang
dari
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN :
1. Airway
2. Breathing
3. Circulation
4. Disability
5. Exposure
J. PEMERIKSAAN FISIK
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
M. DAFTAR PUSTAKA