Anda di halaman 1dari 2

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TERBUKA
Jalan Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan 15418
Telepon: 021-7490941 (Hunting)
Faksimile: 021-7490147 (Bagian Umum), 021 – 7434290 (Sekertaris Rektor)
Laman: www.ut.ac.id

TUGAS I

Kode/Mata Kuliah : EKSI 4205/Bank Dan Lembaga Keuangan Nonbank


NAMA : HIFNI MUHAMMAD NASIKH
NIM : 031368366

1. Hubungan antara aset keuangan dan aset berwujud! Jelaskan dengan analisis anda.
2. Peran aset keuangan dalam perekonomian di Indonesia! Jelaskan dengan analisis anda.
3. Jelaskan tentang good corporate governance? Mengapa hal itu penting dilakukan oleh lembaga
keuangan?

JAWABAN :

1. Aset keuangan dan aset berwujud berhubungan sangat erat, dalam operasional bisnis kadang-
kadang untuk membiayai pengadaan aset berwujud dilakukan dengan menerbitkan aset
keuangan. Salah satu kesamaan penting antara aset berwujud dan aset keuangan adalah
adanya potensi arus kas dimasa datang bagi pemiliknya. Seperti untuk memperbesar skala
perusahaan, pemilik perlu menerbitkan saham untuk dijual dimana hasil penjualan saham digunakan
untuk memperbesar pabrik. Contohnya perusahaan maskapai penerbangan ingin memperbesar
perusahaan maskapainya dengan membeli beberapa pesawat baru. Maka maskapai tersebut
menerbitkan saham yang dijual melalui pasar modal. Hasil penjualan itu kemudian digunakan untuk
membeli pesawat baru. Dalam kasus ini untuk pengadaan aset berwujud berupa pesawat dilakukan
dengan menerbitkan aset keuangan berupa saham.

2. Dalam perekonomian aset keuangan memiliki 2 peran utama, yaitu (1) Untuk mengalihkan dana dari
mereka yang kelebihan dana kepada pihak yang memerlukan dana untuk di investasikan dalam
bentuk aset berwujud. Contohnya ada seorang pengusaha membutuhkan tambahan modal untuk me
Contohnya ada seorang pengusaha membutuhkan tambahan modal untuk memperbesar usahanya,
untuk itu dia bisa menerbitkan aset keuangan (berupa obligasi ataupun dalam bentuk saham). (2)
Untuk mengalihkan dana dengan cara sedemikian rupa sehingga resiko yang tidak dapat dihindarkan
dalam arus kas yang dihasilkan asset berwujud, dapat dialihkan/dibagikan antara mereka yang
membutuhkan dana dan mereka yang menyediakan dana.
3. Pengertian Good Corporate Governance

Secara bahasa, Good Corporate Governance berasal dari bahasa Inggris, yaitu good yang berarti
baik, corporate berarti perusahaan dan governance artinya pengaturan. Secara umum, istilah good
corporate governance diartikan dalam bahasa Indonesia dengan tata kelola perusahaan yang baik.
Secara Istilah, definisi GCG menurut Syakhroza adalah suatu mekanisme tata kelola organisasi
secara baik dalam melakukan pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien, efektif,ekonomis
ataupun produktif dengan prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas,pertanggungjawaban,
independen, dan adil dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Good Corporate Governance (GCG) secara teori merupakan sebuah konsep/paham yang akhirnya
dapat membuat sebuah sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan/organisasi dalam
menciptakan value added (nilai tambah) untuk semua stakeholders. Good Corporate Governance
P(GCG) sudah pasti dapat memastikan manajemen berjalan dengan baik, tetapi manajemen tidak
boleh cukup puas hanya dengan memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan secara
efisien.

Ada Dua hal yang perlu ditekankan dalam pelaksanaan konsep GCG yang pertama pentingnya hak
pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya dan yang
kedua yaitu kewajiban perusahaan/organisasi untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara
akurat, tepat waktu, dan transparan terhadap semua informasi yang berkaitan dengan kinerja
perusahaan, kepemilikan, dan stakeholders.

Karena itu sangat penting bagi perusahaan/organisasi untuk menciptakan/mengkondisikan suatu


keadaan yang memastikan bahwa konsep GCG dijalankan dalam keseharian. Kepastian itu dapat
dibentuk melalui penerapan GCG dalam bentuk peraturan perusahaan/organisasi. Bank Indonesia
menerangkan bahwa GCG adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan lima prinsip sebagai
berikut :

1. Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam pelaksanaan proses


pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam pengungkapan informasi materiil dan relevan
mengenai perusahaan/organisasi.

2. Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban


organ perusahaan/organisasi sehingga pengelolaan perusahaan dapat berjalan secara efisien dan
efektif.

3. Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan) didalam pengelolaan


perusahaan/organisasi terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang
berlaku.

4. Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan/organisasi dikelola secara


profesional tanpa benturan kepentinga manajemen/lainnya yang tidak sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

5. Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara didalam memenuhi
hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.

Jadi kesimpulan dari 5 prinsip di atas adalah : peningkatan kinerja perusahaan/organisasi melalui
supervisi atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap
pemangku kepentingan berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku.

REFERENSI : Buku Materi Pokok EKSI4205/3SKS/MODUL1-9


Syakkroza, Akhmad (2008), Corporate Governance, Sejarah dan Perkembangan, Teori, Model dan
Sistem Governance Serta Aplikaasinya dan Pada Perusahaan BUMN. Jakarta: Lembaga Penerbitan
FEUI.

Anda mungkin juga menyukai