Anda di halaman 1dari 4

Pasien Jatuh Dari Ranjang Diduga Keteledoran Perawat – Detiknews

Seorang pasien bernama Amyani (66) jatuh dari ranjang hingga tangan kirinya patah. Korban
asal desa Pato’an Daya, Pamekasan madura dirawat di RSUD pamekasan.

saat menunggu Amyani di uang 3A Zal D, selasa (19/07/2011).

Diduga jatuhnya pasien yang akan menjalani oprasi payudara itu kareana keteledoran perawat.
Kini nenek 5 orang cucu itu terbaring lemah dengan tangan kiri di gip. Kini Amyani terpaksa
menunggu lebih lama untuk menjalani oprasi, lantaran harusmenunggu lengannya yang patah itu
sembuh.

“karena keteledoran perawat, kami sekeluarga harus mengeluarkan biaya lebih besar” sabat
Dedy, putra bungsi amyani, yang ditemui di RSUD pamekasansaat menunggu amyani di ruang
3A Zal D, selasa (19/07/2011).

Musibah yang menimpa Amyani itu berawal dari perintah seorang oknum perawat yang meminta
amyani pindah ranjang kareana akan dibersihkan. Usai menyuruh pindah, sang perawat keluar
ruangan. Sepeninggal sang perawat, Amyani yang kondisi fisiknya lemah berusaha turun ranjang
untuk pindah. Sedetik kemudian tubuh amyani terjatuh danlengan kirinya patah.

Sekitar 10 menit tubuh amyani tergolek di lantai ruang 3A, yang memang hanya terisi 5 pasien
tanpa seorang pun pengunjung, “saat ibu terjatuh, seluruh pengunjung ada diluar ruangan karena
akan ada visite dokter” sambung Dedy.

Secara terpisah, Direktur RSUD pamekasan dr Iri Agus Zubairi membenarkan adanya pasien
alami lengan patah karena terjatuh dari dari ranjang.pihaknya telah menegur sang perawat

“saya akui ada beberapa perawat yang masih kurang propesional dalam melayani pasien. Itu
sebabnya, saya terus melakukan pembinaan ke dalam” pungkas dr Iri yang juga pemilik RS
Larasati

https://m.detik.com/news/berita-jawa-timur/d-1684375/pasien-jatuh-dari-ranjang-diduga-
keteledoran-perawat
Analisis kasus
Keselamatan pasien di rumah sakit dibutuhkan dalam semua unit pelayanan kesehatan di
rumah sakit yang diharapkan dapat meminimalisir kesalahan medis (medical error) baik dalam
penanganan pada pasien di unit gawat darurat, rawat inap maupun poliklinik.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data adalah
wawancara mendalam dan observasi.

“saya akui ada beberapa perawat yang masih kurang propesional dalam melayani pasien.
Itu sebabnya, saya terus melakukan pembinaan ke dalam”
Berdasarkan pernyataan dari Direktur RSUD pamekasan dr Iri Agus Zubairi di atas dapat
diketahui bahwa pelaksanaan pengurangan resiko pasien jatuh belum maksimal dikarenakan ada
perawat belum menjalankan asesmen resiko terhadap pasien – pasien yang masuk ke rumah sakit
sehingga para petugas tidak mengetahui bagaimana riwayat jatuh pasien dan apakah pasien
tersebut beresiko untuk jatuh atau tidak.
Dan dari pernyataan Dedy anak bungsu ibu Amyani “saat ibu terjatuh, seluruh
pengunjung ada diluar ruangan karena akan ada visite dokter” ini diketahui bahwa masih sangat
minimnya pengawasan perawat kurang rutin dan pelaksanaan pengurangan resiko jatuh oleh
perawat menyebabkan masih sering terabaikannya pasien-pasien yang seharusnya termasuk
dalam kategori beresiko untuk jatuh sehingga tidak mendapatkan pelayanan dan pengawasan
khusus. Hal ini yang menyebabkan rendahnya pencapaiaan sasaran pengurangan resiko pasien
jatuh. Selain itu masih kurangnya edukasi tentang menjaga keamanan bagi pasien, sehingga
pasien maupun keluarga masih kurang pengetahuan dalam mengambil tindakan pertama jika
terjadi kejadian tidak terduga.

Dari beberapa informasi diatas dapat dilihat bahwa informan menyatakan pelaksanaan
pengurangan resiko pasien jatuh masih sangat dibawah standar. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pemberian asesmen resiko pada perawat sehingga pasien yang beresiko untuk jatuh
masih “lolos” dari pengkatagorian dan tidak mendapat pelayanan yang seharusnya sesuai dengan
kondisi mereka. Selain itu juga kurangnya pemantauan implementsi pada pasien yang beresiko
jatuh dari pihak rumah sakit. Hal-hal tersebut merupakan tantangan yang harus tercapai atau
terpenuhi oleh pihak panitia rumah sakit dalam rangka menjaga keselamatan pasien.
Menurut penelitian Sugeng dkk disebutkan bahwa dalamprogram keselamatan pasien
khususnya pelaksanaan pengurangan resieko pasien jatuh harus ditunjang dengan penyusunan
Standar Prosedur Opraseonal (SPO) yang terdiri dari SPO edukasi kepada pasien dan keluarga
tentang resiko jatuh, SPO penanganan pasien jatuh. Sosialisasi dan pelatihan manajemen pasien
resiko jatuh dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada petugas, khususnya perawat.

Pasien yang dirawat di RS akan selalu memiliki resiko jatuh terkait dengan kondisi dan
penyakit yang diderita. Adapun Faktor resiko jatuh:
- Pada pasien dengan kelemahan fisik
- Status nutrisi yang buruk
- Perubahan kimia darah (hipoglikemi, hipokalemi)
- Perubahan gaya berjalan pada pasien usia tua dengan gaya jalan berayun/tidak aman
- Langkah kaki pendek-pendek atau menghentak
- Pada pasien dengan diare atau inkontinensia
- Terutama pada pasien bingung atau gelisah yang mencoba untuk turun atau melompati pagar
tempat tidur yang dipasang.
Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi pasien jatuh, contohnya lantai kamar mandi
yang licin, tempat tidur yang terlalu tinggi, pencahayaan yang kurang.
Pada kasus (berita) diatas didapati seorang ibu Amyani berusia 66 tahun yang akan
dioprasi payudara terjatuh dari tempat tidur, beliau memiliki resiko pasien jatuh dikarenakan
beliau merupakan seorang yang sudah berusi lanjut dan memiliki kelemahan fisik, selain itu
kemungkinan karena kurang pengawasanyaa dari petugas dan keluarga ibu Amyani merasa
gelisah tentang masalah yang ia hadapi yaitu oprasi payudara, tempat tidur yang terlalu tinggi
juga merupakan faktor ibu Amyani terjatuh.

Dampak dari insiden pasien jatuh dari tempat tidur yang dialami ibu Amyani yang berupa
fisik adalah cedera berupa patah tulang bagian kiri, sedangkan damak finansialnya adalah
perpanjangan waktu rawat, penundaan tindakan oprasi dan biaya tambahan. Dan dari segi
hukumberesiko untuk timbulnyatuntutan hukum bagi rumah sakit.
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan kepada Tim Panitia Mutu dan Keselamatan
Pasien untuk lebih meningkatkan kinerja tenaga kesehatan melalui memberikan sosialisasi secara
rutin, kepada kepala perawat pelaksana diharapkan agar melaksanakan tugas sesuai tahapan SOP
dan mengikuti pelatihan dan sosialisasi serta rutin melakukan pemeriksaan kondisi pasien
(khususnya yang beresiko untuk jatuh).

Assessment resiko jatuh

- Memonitor pasien sejak masuk


- Memonitor dengan ketat pasien yangberesiko tinggi
- Libatkan pasien dan keluarga dalam upaya mencegah resiko jatuh
- Laporan pasien jatuh

Anda mungkin juga menyukai