Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FISIKA KUANTUM SMA KELAS XI


KETIDAKPASTIAN HEISENBERG

KELOMPOK 2

1. AFIFAH ( 17033002 )

2. DESTY MELINIA (17033007)

3. FAUZIAH ALKHORIZA SYAFNI( 17033012 )

4. NURUL HIKMAH HIDAYAH ( 17033032 )

5. ROSALINA (17033038)

DOSEN : Dra. HIDAYATI, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
PRINSIP KETIDAKPASTIAN HEISENBERG

Dalam dunia fisika yang banyak berhubungan dengan partikel-partikel berukuran besar, nilai
konstanta Planck (h) dapat diabaikan karena kecil. Tetapi dalam dunia atom, h nilainya cukup
besar sehingga tidak dapat diabaikan. Salah satu prinsip dasar fisika klasik menyatakan
bahwa posisi dan momentum suatu partikel dapat ditentukan secara bersamaan secara pasti,
tetapi menurut Heisenberg posisi dan momentum tidak dapat ditentukan secara bersamaan
jika partikel memiliki sifat-sifat gelombang.

Bila elektron pada tingkat energi terendah mempunyai tingkat energi yang sama dengan nol,
maka kecepatannya juga harus nol, yang berarti momentumnya (mv) juga bernilai nol. Maka,
baik posisi maupun momentum elektron dapat diketahui. Menurut prinsip ketidakpastian
Heisenberg (1972) hal tersebut tidak benar, Heisenberg menyatakan bahwa tidak mungkin
mengukur posisi dan momentum sebuah partikel secara pasti pada waktu bersamaan. Jika
posisi partikel diketahui dengan pasti; maka momentum partikel tidak dapat ditentukan
dengan pasti, demikian pula sebaliknya.

Misalnya adalah bahwa ketika Anda melemparkan bola, terutama bola yang berat pada
benda seperti bangku, maka bola mungkin menabrak beberapa benda dalam ruangan, tetapi
walaupun demikian masih terdapat momentum yang cukup sehingga bola tersebut kembali.
Anda dapat mengatakan dimana benda lain yang tertabrak, bukan dimana benda tersebut
sekarang. Selain itu anda dapat menghitung velositas benda yang anda lempar dengan bola,
tetapi Anda tidak tahu kecepatannya sebelum anda lempar dengan bola.

Ini adalah masalah yang diungkapkan oleh Prinsip Ketidakpastian Heisenberg. Untuk
mengetahui kecepatan maka kita harus mengukurnya, dan untuk melakukan pengukuran, kita
dipaksa untuk mempengaruhinya. Hal yang sama berlaku untuk mengamati posisi obyek.
Ketidakpastian tentang posisi suatu objek dan kecepatan membuat sulit bagi fisikawan untuk
menentukan banyak hal tentang objek.

Secara matematik prinsip ketidakpastian Heisenberg dapat ditulis:

x = posisi partikel

p = momentum partikel
h = konstanta Plank

Δ = ketidakpastian dari...

Bersamaan persamaan diatas, dijelaskan bahwa apabila posisi sebuah partikel dapat diukur
dengan tepat , maka ketepatan dalam mengukur momentum partikel tersebut pada waktu
yang sama tidak dapat melebihi h/2π. Nilai h/2π sangat kecil, nilai ini akan menjadi penting,
bila pengukuran dilakukan terhadap partikel-partikel kecil sepertielektron misalnya. Untuk
partikel berukuran besar, nilai h/2π (ketidakpastian) dapat diabaikan.

a. Rumusan Umum Ketidakpastian Heisenberg


Kenyataan bahwa sebuah partikel bergerak harus dipandang sebagai group gelombang de
Broglie dalam kedaan tertentu alih -alih sebagai suatu kuantitas yang terlokalisasi
menimbulakan batas dasar pada ketetapan pengukuran sifat partikel yang dapat diukur
misalnya kedudukan momentum.
Untuk menjelaskan faktor apa yang terlibat, marilah kita meninjau group gelombang
dalam gambar 2.3 berikut.

Partikel yang bersesuaian dengan grup gelombang ini dapat diperoleh dalam selang grup
tersebut pada waktu tertentu. Tentu saja kerapatan peluang | ψ|2 maksimum pada tengah-
tengah grup, sehingga patikel tersebut mempunyai peluang terbesar untuk didapatkan di
daerah tersebut. Namun, kita tetap mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan partikel
pada suatu tempat jika | ψ|2 tidak nol. Lebih sempit grup gelombang itu, lebih teliti
kedudukan partikel itu dapat ditentukan (Gambar 2.4a).
Namun, panjang gelombang pada paket yang sempit tidak terdefinisikan dengan baik;
tidak cukup banyak gelombang untuk menetapkan λ dengan tepat. Ini berarti bahwa karena
h= m/v, maka momentum mv bukan merupakan kuantitas yang dapat diukur secara tepat.
Jika melakukan sederetan pengukuran momentum, akan diperoleh momentum dengan
kisaran yang cukup lebar.
Sebaliknya, grup gelombang yang lebar seperti pada gambar 2.4b memiliki panjang
gelombang yang terdefinisikan dengan baik. Momentum yang bersesuaian dengan panjang
gelombang ini menjadi kuantitas yang dapat ditentukan dengan teliti, dan sederetan
pengukuran momentum akan menghasil-kan kisaran yang sempit. Akan tetapi di manakah
kedudukan partikel tersebut? Lebar grup gelombang tersebut menjadi terlalu besar untuk
menentukan kedudukan pada suatu waktu.
Jadi kita sampai pada prinsip ketidakpastian : Tidak mungkin kita mengetahui keduanya
yaitu kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat yang bersamaan.
Prinsip ini dikemukakan oleh Werner Heisenberg pada tahun 1927, dan merupakan salah
satu hukum fisis yang memegang peranan penting.
Persoalan berikutnya adalah mencari suatu besaran yang mampu menampung dan
mempresentasikan sifat – sifat partikel sekaligus sifat – sifat gelombang. Dengan demikian
kuantitas tersebut harus bersifat sebagai gelombang tetapi tidak menyebar melainkan
terkurung di dalam ruang. Hal ini dipenuhi oleh paket gelombang yang merupakan
kumpulan gelombang dan terkurung dalam ruang tertentu. Analisis yang formal
mendukung kesimpulan tersebut dan membuat kita mampu untuk menyatakannya secara
kuantitatif. Contoh yang paling sederhana dari pembentukan grup gelombang, perhatikan
kombinasi dari dua gelombang bidang berikut :

Prinsip superposisi memberikan

Dengan amplitudo AR

Dalam bentuk grafik


Bila gelombang tunggalnya diperbanyak

Tampak dari gambar 2.6 bahwa paket gelombang terlokalisasi di daerah yang sebesar Δx
dan lokalisasi ini yang diharapkan sebagai posisi partikel klasik.

Setelah mendapatkan barang yang dapat menyatakan partikel sekaligus gelombang


berikutnya harus dicari perumusan matematisnya. Formalisme matematis untuk paket
gelombang yang terlokalisasi tersebut tidak lain adalah transformasi Fourier.
Sebagai contoh, jika distribusi gelombang dengan vektor gelombang k, g(k), diberikan
seperti gambar.

Maka distribusi gelombang di dalam ruang koordinat f(x),

Grafiknya
Dari uraian contoh dan gambar transformasi Fourier di atas, diperoleh hubungan antara Δx
dan Δk (atau Δp). Hubungan antara Δx dan Δk bergantung pada bentuk paket gelombang
dan bergantung pada Δk, Δx didefinisikan. Perkalian (Δx) (Δk) akan minimum jika paket
gelombang berbentuk fungsi Gaussian, dalam hal ini ternyata transformasi Fouriernya juga
merupakan fungsi Gaussian juga. Jika Δx dan Δk diambil deviasi standar dari fungsi ψ (x)
dan g(k), maka harga minimum Δx Δk = ½. Karena pada umumnya paket gelombang tidak
memiliki bentuk Gaussian (bentuk lonceng), maka lebih realistis jika hubungan antara Δx
dan Δk dinyatakan sebagai berikut :

Panjang gelombang de Broglie untuk sebuah partikel bermomentum p adalah :

Bilangan gelombang yang bersesuaian dengannya adalah :

Oleh karena itu, suatu ketidakpastian Δk dalam jumlah gelombang pada gelombang de
Broglie berhubugan dengan hasil – hasil partikel dalam suatu ketidakpastian Δp dalam
momentum partikel menurut Persamaan
Karena

Dan

(prinsip ketidakpastian)
Persamaan ini menyatakan bahwa hasil kali ketidakpastian kedudukan benda Δx pada
suatu saat danketidakpastian komponen momentum dalam arah x yaitu Δp pada saat yang
sama lebih besar atausama dengan h / 4π. Kita tidak mungkin menentukan secara serentak
kedudukan dan momentum suatubenda. Jika diatur supaya Δx kecil yang bersesuaian
dengan paket gelombang yang sempit, maka Δp akan menjadi besar. Sebaliknya, Δp
direduksi dengan suatu cara tertentu, maka paket gelombangnyaakan melebar dan Δx
menjadi besar.
Ketidakpastian ini bukan ditimbulkan oleh alat yang kurang baik tetapi ditimbulkan oleh
sifat ketidakpastian alamiah dari kuantitas yang terkait. Setiap ketidakpastian instrumental
atau statistik hanya akan menambah besar hasil kali Δx Δp. Karena kita tidak mengetahui
secara tepat apa partikel itu atau bagaimana momentumnya, kita tidak dapat menyatakan
apapun dengan pasti-bagaimana kedudukan partikel itu kelak dan seberapa cepat partikel
tadi bergerak. Jadi, “ kita tidak dapat mengetahui masa depan karena kita tidak mengetahui
masa kin. ”
Kuantitas h/2π sering muncul dalam fisika modern, karena ternyata kuantitas itu
merupakan satuan dasar dari momentum sudut. Kuantitas ini sering disingkat dengan “ ħ
(baca ; h bar)” :
Selanjutnya, dalam buku ini kita akan memakai ħ sebagai pengganti h/2π. Dinyatakan
dalam ħ, prinsip ketidakpastian menjadi :

Sumber:

Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Ributhermanto. 2010. Asas Ketidakpastian Heisenberg dan persamaan Schrodinger. Pages: 1-


8.

http://www.tipsmu-tipsku.com/2011/10/prinsip-ketidakpastian-heisenberg.html

Anda mungkin juga menyukai