Anda di halaman 1dari 21

Sahabat & Jarak

Oleh: Lulu’ Ulfiyah Aprilia

Seakanku tak tau apa yang harus ku rasakan. Kita bertemu dalam satu

jejaring sosial namun rasa pertemanan kita semakin dalam. Tak perlu kau curiga

mengenai hal itu. Mungkin Tuhan tau akan keinginan diri ku memiliki seorang

teman yang memiliki prinsip tujuan sama ke luar negeri, belajar keluar negeri

tepatnya di UK. Aku mengenal dia di group ESC (English Study Club). ESC adalah

group kursus bahasa inggris online di Whats up yang di didirikan oleh Alwin Austra.

Alwin Austra adalah teman dekatku lebih tepatnya sahabat terbaikku di

dunia maya. Kita berdua memiliki perbedaan yang sangat jauh. Namun

persahabatan kita tetap berjalan lancar dan baik baik saja. Dia kuliah di UIN

Siliwangi dan mengambil jurusan Ekonomi Syari’ah dan aku kuliah di UTM

jurusan Sastra Inggris. Dia termasuk salah satu mahasiswa paling aktif dan rajin di

universitasnya dan aku tidak pernah mengalaminya. Aku mengetahuinya melalui

postingan surat keterangan mahasiswa paling aktif dari rektor universitasnya.

Selaian itu dia juga pernah di pilih untuk mewakili fakultasnya dalam ajang

pemilihan MAWAPRES (Mahasiswa Berprestasi) tingkat fakultas. Meskipun dia

jurusan ES (Ekonomi Syari’ah) namun dia juga pintar dalam kemampuan bahasa

inggrisnya. Dia memiliki hobi bernyanyi dan bermain gitar sedangkan aku hobi

membaca Al-Quran. Sehingga tak jarang aku selalu mendapatkan postingan


lagunya dia di WA dan begitupun diriku. Aku juga senang tuk mengirimkan

rekaman suaraku ketika tartil membaca Al quran.

Aku sangat bahagia bisa memiliki sahabat seperti dia karena aku bisa belajar

darinya mengenai apa yang belum aku ketahui dan yang sudah dia ketahui. Aku

tak pernah risih di buatnya dari deringan telepone pemberitahuan message dari dia.

Kita lebih suka mengggunakan message melalui voice note dan jarang

menggunakan teks. Dikarenakan kita lebih sering chatting menggunakan bahasa

inggris.

Satu bulan lebih kita berteman akarab dengan dia. Kita saling menceritakan

kegiatan masing masing, saling berbagi mengenai pelajaran kita masing masing,

bercanda dan terkadang belajar bersama. Meskipun jarak antara kita sangat jauh
dan kita juga tidak pernah bertemu namun hal itu tidak menutup kemungkinan

untuk kita belajar bersama.

Suatu hari di kampusku ada acara lomba pemilihan MAWAPRES Tingkat

Fakultas. Aku tertarik untuk mengikuti acara itu karena saya fikir semua

persyaratan telah aku penuhi termasuk memiliki kemampuan berbicara bahasa

inggris yang bagus. Itu terdengar begitu mudah bagiku karena itu adalah jurusanku.

Namun ada satu persyaratan yang membuat aku tidak percaya diri dan menjadi

kendala terbesar untuk mendaftar diri menjadi peserta dalam acara MAWAPRES

tersebut. Karya Ilmiah adalah menjadi momok terbesar kendala yang kuhadapi saat

itu. Aku mulai putus asa. Akan tetapi setelah beberapa hari setelah itu aku

menyadari bahwa aku punya Alwin yang pernah mengikuti acara MAWAPRES di

kampusnya.

Aku yakin dia pasti bisa membantuku bagaimana cara membuat karya

ilmiah, mendapatkan ide, menemukan judul, meneliti, menyusun dan

mempresentasikannya di depan para juri nanti. Sore itu ketika dia mengirimkan

sebuah pesan, aku mulai bertanya kepadanya. “Can you help me, dude?”1 ucapku

di percakapan WA itu. Sesaat kemudian dia membalasnya, “Yup, Sure!”2 balasnya.

Aku mulai mengetik lagi, mengutarakan permasalahanku kepdanya. “ There is an

event MAWAPRES in my faculty and I interested to join it. In another way I got

some problem related with it. The problem is that I could not make Karya Ilmiah.

Ok, what I wanna say is that Can you help me to make Karya Ilmiah?”3 ucapku

1
“ Kamu bisa membantuku kawan?.”
2
“ Iya tentu.”
3
“Ada lomba MAWAPRES di fakultas ku dan saya tertarik untuk mengikutinya,. Di sisi lain sa
mendapatkan masalah dalam mengikutinya. Masalahnya adalah saya tidak bisa membuat karya
ilmiah. Bisakah kamu membantuku membuat karya ilmiah?.”
mengutarakan point yang penting yang pada saat itu menjadi kendala terbesar untuk

mengikutinya.

Sesaat kemudian tanda centang abu abu pun tergambar di kolom percakapan

antara aku dan dia dan satu detik kemudian centangan dua itu berganti warna biru

yang menandakan bahwa pesan yang aku kirim kepadanya sudah dia baca.

Seperti biasanya, setelah tanda centang dua itu berganti warna biru, di pojok

kanan atas tepat di bawah tulisan nama Alwin Austra terdapat tulisan (Typing...)

yang bergerak sendiri menandakan bahwa dia sedang membalas pesanku tadi.

Namun kali ini tulisan typing itu bergerak lama sekali sehingga membuatku lelah

menunggu dan ku alihkan ke percakapan grup WA lainnya.

Lumayan lama dia mengetiknya dan balasan pesan dari dia pada akhirnya

sampai kepadaku. Seperti yang ku duga sebelumnya. Dia membalas pesannya lebih

panjang dan lebih lengkap dari pesan ku sebelumnya. “Ok lulu. I gonna help you

but I do not know how to guide you write Karya Ilmiah. I never attempt to teach

someone via WA. I mean to study about Karya Ilmiah. So do yo have any
suggestion to me, how I and you study together and make it run well?”4 itulah

balasan dia setelah merespon pesanku yang ke dua kalinya.

Setelah aku membaca balasan dari dia, tiba tiba blangsung muncul ide di

dalam fikiranku mengenai saran yang di minta dari dia. Tanpa berfikir panjang, aku

langsung membalas pesannya dan mengutarakan ide yang ada di fikiranku itu.

“ Alright, I have an Idea; How if you send your karya ilmiah’s paper and after that

I attemp to learn karya ilmiah by using your file then If I get confuse about it, I

gonna ask to you?. Do you agree with it?.”5 pesan itu pun terkirm kepadanya dan

dia langsung membacanya dan mebalasnya dengan balasan, ‘Yes, It is!!!.”6

Dan balasan itu juga di ikuti dengan kiriman file karya ilmiah ang berjudul

“Strategi Mengimplementasikan Gaya Hidup Halal Berbasis Usaha Mikro Kecil

Menengah”. Setelah itu, kita langsung beralih ke percakapan yang serius antara aku

dan dia. Aku pun mulai menlontarkan beberapa istilah istilah ilmiah yang sulit aku

mengerti dari karya ilmiahnya dia. Tidaklah begitu lama aku dan dia berbincang-

bincang mengenai hal itu karena aku pun cepat mengerti dan paham mengenai

maksud dari karya ilmiah itu.

4
“Ya lulu’. Aku pasti membantu mu. Akan tetapi aku tidak tahu tidak tahu bagaimana cara
membimbing mu. Saya tidak pernah mencoba untuk mengajar seeorang tentang karya ilmiah.
Maksud ku cara membuat karya ilmiah. Kamu punya saran akan hal itu?.”
5
“Betul. Aku punya sebuah ide. Bagaimana jika kamu mengirimkan file karya ilmiah mu dan aku
belajar dari hal itu. Jikalau nanti aku kebingungan, aku akan menanyakan hak itu pada mu.
Bagaimana menurut mu?. Apakah kamu setuju?.”
6
“Yeah, baik lah”
Aku yakin bahwa semua orang di dunia ini pasti menginginkan dan

membutuhkan hadirnya seorang sahabat di dalam hidupnya. Karena sahabat itu

bagaikan sebuah pohon yang menaungi kita. Ketika berbicara tentang sahabat, aku

kembali teringat kepada syair arab lamaku yang aku dapatkan dari ustadzah ku di

sana. Syairnya itu berbunyi seperti ini;

‫ المثمار لصديقه وهو انفع اليك‬# ‫طوبا لمن يكون كا اشعر المضل‬

Sahabat itu bukanlah orang yang menyakiti mu. # Akan tetapi sahabat itu

adalah orang yang selalu menasehati mu # dan bersamamu dalam keadaan apapun.

# Berbahagialah seseorang yang memiliki sahabat seperti sebuah pohon. #

seseorang yang selalu memberi manfaat kepada mu.#

Itulah lantunan indah sebuah syair yang selalu aku ingat dan aku amalkan

sampai saat ini. Aku sangat menyukai syair ini. Hingga pada suatu hari aku pernah

meraih juara III lomba pidato bahasa Indonesia dengan judul Sahabat dan

menggunakan syair ini. Oleh karena itu, syair itu memberi kenangan sangat indah

dalam separuh metamorfosa hidupku. Aku mendapatkannya ketika aku duduk di

bangku Madrsah Aliyah dari ustadzah yang menta’lim kitab shorof di pondokku.

Beliau bernama “Karimah Farihah Muhsin” dan pintar serta berparas cantik.

Sekarang beliau telah menikah dan memiliki satu orang putra berparas tampan.

Itulah sekilas sejarah ku mendapatkan dan mengenal syair itu sampai saat ini.

Aku menikamati perjalanan persahabatan ku dengan dia. Banyak hal hal

positif yang aku dapatkan dalam kebersamaan diriku bersamanya. Senyum

merekah di wajahku tak pernah berani pudar sedetik pun karena setiap hari ku selalu
mendapatkan postingan postingan lucu dan voice not yang membuat jiwaku

bahagia bersamanya. Aku sangatlah bersyukur kepada tuhan akan karunianya

besarnya, karena aku merasa dia adalah karunia terbesar Tuhan setelah keluarga

yang di berikan kepadaku saat ini. Hingga di suatu pagi yang cerah, muncul

keinginan di benakku untuk mengubah gambar icon gambar profileku dengan

design gambar yang ku buat sendiri. Aku menggunakan aplikasi snapseed yang

tersedia di telephone genggamku. Icon gambar profile design ku itu bukan gambar

diri ku namun gambar pemandangan menara UK serta di hiasi pohon sakura yang

dedaunnya berjatuhan semakin menambah keindahan pada gambar itu.

Selain itu aku juga memberikan kata kata semangat untuk diriku sendiri

yang berbunyi “Dear... Lulu, Fighting” “Accomplish Al-Qur’an to Get

Schoolarship in Abroad”7 tulisan itu ku pilih warna pink karena itu adalah warna

kesukaanku.

Setelah aku merasa icon itu terlihat cantik dan pantas tuk di upload, akhirnya

aku menyimpannya dan langsung membuka aplikasi chatting WA milikku tertuju

ke profile setelah itu aku langsung menggantinya dengan gambar icon yang aku

design sendiri itu tadi. Perasaan bangga pastinya ku miliki pada saat itu, karena ini

merupakan hal pertama kali aku lakukan dalam hidup ku. Memasang icon profile

dengan menggunakan icon design sendiri. Dan sejak saat itulah muncul niatan di

dalam hatiku untuk tidah menggonta ganti gambar icon WA aku lagi hingga mimpi

ku menjadi nyata, yaitu “Berkelana mencari ilmu ke UK bersama Schoolarship”.

7
Hi.. Lulu’, Semangat” “sempurnakan Al quran untuk meraih besiswa ke luar negeri”
Dua minggu pun berlalu, perasaan bangga itu masih ada di dalam hatiku

ketika aku memandang foto profile Whats Up ku masih terlihat cute dan unique.

Aku menyukainya akan tetapi aku merasa sedih karena sahabat ku itu tidak ada

kabar dan tidak pernah membalas pesan dari ku. Padahal pesan ku terkirim dan di

baca olehnya namun entahlah ku mencoba tuk berprasangka baik terhadapnnya.

Sesaat kemudian ku mengalihkan perhatian ku dari WA ku kepada dua kucing

Anggora peliharaan keluarga ku dan satu kucing hutan peliharaan saudara

perempuan ku yan Mereka keihatan cantik dan lucu sehingga membuat ku tertawa

geli melihatya. Ketiga kucing itu memiliki nama masing masing. Kucing hutan

yang pertama di beri nama “Porcen Belang Beling” makna nama itu diambil dari

karakteristik dari warna tubuhnya. Porcen memiliki tiga warna yang terukir di bulu

indahnya; Hitam, Abu-abu, dan cokelat karena itulah di kasih nama belang beling.

Mengenai nama porcen itu di ambil dari ekspresi wajahnya si porcen saja (just

Intermezzo). Kucing anggora yang kedua di beri nama si wet wet.

Pertama kalinya, nama si kucing anggora putih itu di ambil dari bahasa

inggris “White” karena dia memiliki bulu yang berwarna putih dan bersih akan

tetapi seiring berjalannya waktu, anggota keluarga ku lebih suka memenngil dia

dengan sebutan nama yang mudah saja. Dari kata White menjadi Wet.

Pada akhirnya si white white pun berubah nama menjadi si Wet Wet.

Kucing Anggora yang terakhir adalah si Cul Bul kedengarannya lucu sih namun

aku juga tidak tau menau mengenai hal itu. Kucing culbul itu merupaka kucng
anggora terkecil dari kucing kucing lainnya selain itu dia memiliki wajah bulat dan

bentuk tubuh seperti boneka kucing koleksi adek adek ku. Cul Bul sangatlah lucu

hingga terkadang ku panggil dia boneka kucing hidup.

Tit tut tit tut... telephone ku berdering sangat kencang sehingga

membuyarkan lamunanku tentang kucing kucing lucu itu. Setelah ku lihat siapa

gerangan pengirim pesan itu ternyata pesan itu dari Alwin sahabatku. Dia

mengggabarkan bahwa dia baik baik saja dan membalas semua pesan dari aku dua

hari yang lalu. Dia mengirim banyak pesan sehingga ku harus menscroll satu

persatu beberapa garis bait dari dia. Salah satu pesan dari dia adalah “Lu, do you

make your profile picture by your self?”8 “yes, I do.”9 jawab ku padanya. “Can you

make it for me?.”10 balas dia lagi pada ku. “oh yeah. come on. I’ll make it for you.”11

Jawab ku padanya lagi. “ yeah, you can change the name and put your name under

the sentence to make it sense.”12 “Ok, it doesn’t matter. I gonna make it for you

tomorrow.” Balas ku padanya. Oh My God, ternyata aku hebat juga mendesign foto

profile, gumanku dalam hati sambil tersenyum senyum ku membaca pesan itu.

Ke esokan harinya, aku mengirimkan hasil foto editan dengan design yang

sama namun ada sedikit perbedaan terhadap nama di atasnya. Dan tak lupaku

tuliskan sebuah kata penjelas di bawah foto design pesanan dia. “It’s the picture

which you ordering at me?.” “Thank you so much my friend.” Ucap dia kepadaku.

Keesokan harinya dia mengganti profile picturenya dia dengan design profile yang

8
“Lu, apakah kamu kamu membuat sendiri DP mu?”
9
“ Iya benar.”
10
“Bisakah kamu membuatkannya untuk ku?”
11
“Iya, pasti. Aku akan membuatkannya lagi.”
12
“ Iya, kamu bisa mengubah nama itu dan taruh nama mu di bagian bawah kalimat itu. Biar lebih
serasi.”
telahku buatkan. Semua sahabat akan bahagia ketika sahabatnya sesuatu yang di

berikannya di gunakan dan di pakai oleh sahabatnya, begitupun diriku. Ya benar

karena dia aku bahagia. karena dia telah menggunakannya. Sangat bahagia,

sungguh perasaan itu ada dalam diriku. Sungguh bahgia diriku saat itu!. “Terima

kasih Tuhan, kau telah membuat sahabatku percaya akan diri ku.” Gumanku dalam

hati.

Tanpa terasa hari demi har pun berlalu. Aku dan dia menggunakan walpaper

yang sama. Semakin aku merasa hubungan persahabatan kita semakin hari semakin

terjalin erat. Aku harap dia juga merasakan hal yang sama seperti apa yang aku

rasakan. Aku berkomitmen untuk tetap menjaga kesucian persahabaan ku itu

dengan dia. Tak perlu ku cemari persahabatan ku seperti adegan adegan yang di

pertontonkan di acara televisi Indonesia seperti Sahabat Menjadi Cinta. Apakah itu

Murni Sahabat?. Tentu saja tidak. Itu tidak termasuk dalam kata sahabat. Itu

bukanlah kriteria sahabat. Karena sahabat itu tidak pernah menjadi cinta walaupun

akhirnya menjadi cinta namun itu hanyalah sekedar kasih sayang seorang sahabat

bukan cinta kepada pasangannya.

Aku memiliki sebuah mimpi yang menjulang tinggi. Hatiku tersa tak

terampuni ketika suatu hari nanti aku tidak bisa membuat mimpiku itu menjadi

nyata. Aku ingin sekolah ke luar negeri dengan jalur beasiswa dari negara.

Bagaimanapn caranya aku harus menjadikannya menjadi nyata. Mimipi itu tumbuh
dalam angan fikiran ku ketika aku lulus dari sekolah menengah atasku. Tak pernah

ada kata putus asa dalam diriku tentang mimpiku itu.

Walaupun terkadang ketika aku menceritakan perihal impianku kepada

orang tuaku; Mama, dia hanya tersenyum seperti tak rela untuk melepas kan diriku.

Wajah beliau terlukis seakan dia tak mendukungku akan tetapi dia tetap berusaha

untuk membuatku bahagia. Dia tetap memberikan semangat dan rentetan doa kecil

yang terkandung makna besar di dalamnya yang selalu dia lantunkan keitka aku

menyampaikan rentetan cerita ku kepadanya. Aku tidak memiliki seorang Ayah,

akan tetapi aku masih punya seorang Kakek. Dia tinggal bersama keluargaku

setelah Babaku meninggal dunia. Dia lah yang menggantikan sosok seorang Ayah

dalam keluarga ku. Dia sangat menyayangi semua saudaraku dengan memfasilitasi

semua kebutuhan peralatan sekolahku. Dia sangat semnagat tentang belajar. Jadi

ketika aku mencoba tuk menceritakan impianku kepadanya dia terlihat sangat

anthusias sekali dan dia memberikan dukungan yang begitu besar.

Sayup sayup kerinduan kepada Babaku mulai tumbuh di hati ku. Air mata

mulai memenuhi area mataku. Aku tak mengerti keapa hakk itu terjadi.namun au

segera menepisnya butiran air mata itu yang mulai mengalir deras di pipiku. Hal itu

membuatku memiliki kekuatan lebih untuk lebih semangat untuk berusaha lebih

giat lagi menyebrangi beribu lautan dan berjuta gunung serta hutan buas tak pernah

lengah aku lakukan. Semanaat belajar ku semakin semakin semangat pada saat itu.

Aku mulai gabung dengan link dan jejaring yang memberikan informasi

mengenai LPDP. Selain itu, aku juga sering mengikuti beberapa acara LPDP yang
dua bulan yang lalu acanya di laksanakan di Surabaya. Aku begitu serius

menjalankannya karena mimpi ini adalah masa depan ku dan impian ku. Aku

percaya Tuhan akan menggabulkan keinginan terbesar ku ini. Karena dia pernah

berkata ‘sal tu tho’, faidza azamta fatawwakal alaallah, innallaha yuhibbul

mutatohirin’. Kupasrah kan semua list harapan harapan ku kepada-Nya karena Dia

lah yang maha Pengatur skenario terbaik dari yang terbaik.

Aku memiliki hobi menulis. Beberapa acara lomba menulis seperti cepen

dan puisi pernah ku ikuti. Di dalam narasi biodata penulis cerpen dan puisi ku itu

ku tuliskan impian ku untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri di UK dan ada

satu lagi mimpi yang aku tulis di dalam narasi biodata penulis itu adalah Aku ingin

menjadi hafidzah qur’an. Setiap ada acara lomba menulis aku selalu menggunakan

narasi biodata itu untuk di letakkan sebagai pelengkap biodata ku. Tak jarang aku

memposting semua hasil karya karya ku termasuk karya yang juga lolos dalam

acara Sajak Sajak Anak Negeri (SSAN) tingkat Nasional.

Suatu hari aku ingin mempromosikan blog pribadiku kepada teman-teman

di media sosial. Aku berharap setelah itu b;og ku menjadi lebih hidup dan ramai

dengan tumpukan komentar dari orang orang yang membaca beberapa cerita

tentang hidupku. Karena setiap hari aku membuka blogku, ia selalu sepi tak ada

satu pun orang yang berkenan tuk meninggalkan komentar mereka di postingan

karya karyaku. Aku memberikan diri untuk menyebar luaskan alamat web blog ku

ke semua group whats up. Awalnya perasaan takut, tidak percaya diri dan nervous

ada dalam diriku. Namun aku tepis semuanya dalam angan angan negative thinking

dan aku ganti dengan positive thinking. Terkadang aku kehilangan rasa pede karena
aku malu akan tulisanku. Tulisanku masih acak acakan. Hal ini di buktikan dengan

tidak lolosnya aku dalam mengikuti lomba menulis cerpen di kampus.

Singkat cerita, Alwin juga mendapatkan broadcast alamat web milikku.

Entah mungkin dia telah membaca sebagian isi taman kata kataku. Hal itu di

buktikan dengan pertanyaan yang dia lontarkan kepada ku. “Hei lulu, do you want

to go UK?.”13 Tanya dia kepadaku. Aku berfikir sejenak mengenai pertanyaanya.

Kenapa dia bisa bertanya seperti itu ya?.

Gumamku dalam hati. Sesaat kemudian aku teringat dengan isi biodata

narasiku yang juga aku posting di dalam karyaku. Aku menjawabnya dengan pasti.

“ yeah, of course. That’s my lovely dream!.”14 Aku akhiri dengan tanda seru untuk

memberi keyakinan lebih tentang diriku mengenai impian ku itu. Aku lanjutkan lagi

dengan sebuah pertanyaan yang memastikan apakah dugaan ku benar atau tidak

mengenai pertanyaan dia tentang hal itu. “Oh yeah, how did you know about it?. I

mean, How could you know that I like to go abroad, especially in UK after I

graduate from my university or my undergraduate?. Can you tell me please?.”


15
Ucap ku padanya.

Beberapa menit kemudian, balasan pesan pun muncul di hpku dengan di

tandai munculnya angka satu berwarna hijau di tempat menscroll percakapan di

13
“Hallo Lulu. Apakah kamu ingin pergi ke UK?”
14
“Yup, tentu.itu adalah impian ku.”
15
“Oh yeah, bagaimana kamu bisa mengetahuinya. Maksudku bagaimana kamu bisa tahu kalau
aku inin melanjutkan pendidikan ke luar negeri setelah saya lulus S1?. Bisakah kau menceritakan
pada ku?”
aplikasi chat WA. Seperti biasa, aku lebih suka menggunakan aplikasi chatting WA

dari pada yang lainnya. Karena saya rasa ini lebih praktis dan lebih mengasikkan

untuk chatting dengan teman serta sedikit menarik dan tidak membosankan. Jadi

aku memutuskan untuk meng-unistall aplikasai BBMku dengan WA.

“Lulu, I have not told you before that I know that information from your

blog that you had shared the web to me. I think, we have a same dream in our life.

2019 kita sama sama ke UK yah. Cuman beda kampus saja kita, hehehe. Aku di

Durham University dan kamu di Shiefflied.”16

Percakapan antara aku dan dia lebih sering menggunakan bahasa campuran.

Terkadang kita menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Begitulah

natural percakapan yang berlangsung antara kita. Kita tidak pernah memaksa atau

pun megharuskan untuk menggunakan bahasa inggris karena kita tahu bahwa kita

tidak sedang menjalankan les bahasa inggris. Tak ada kata sungkan atau pun tidak

enak antara kita. Hanya terkadang, si Alwin lebih sering meminta maaf karena dia

selalu merasa bahwa bahasa inggris dia jelek. Kita lebih sering menggunakan

percakapan dengan menggunakan bahasa asing melalui voice note.

Dengan tujuan untuk melatih kualitas pengucapan bahasa inggris agar lebih

lancar dalam mengucapkan dan melafalkannya. Selain itu kita memiliki tujuan agar

kita mudah nanti untuk berinteraksi denga teman teman baru kita di UK suatu saat

16
“Lulu, aku belum memberitahu mu sebelunya, bahwa aku tau informasi ini dari blog kamu yang
pernah kamu bagikan alamatnya sseblumnya kepadaku. Saya rasa kita memiliki sebuah mimpi
yang sama.”
nanti.Aku mengenal dia tidak terlalu lama namun pertemanan ini seakan

melukiskan kita bagaikan hubungan persahabatan yang telah terjalin sangat lama.

Terakadang aku tak mengerti dengan hubungan persahaban yang hanya terjalin

lewat android. Akan tetapi aku sadar bahwa jarak tak menetukan seseorang ada

namun rasa ada itulah yang membuat jarak itu ada. Akhir akhir ini aku mengerti

kenapa Tuhan memberikan dia untuk menjadi sahabat jarak ku. Hal itu karena

Tuhan tahu bahwa aku membutuhkannya.

Terkadang apa yang kita inginkan tidak selalu tercapaikan akan tetapi

sebaliknya sesuatu yang tidak kita inginkan selau hadir dalam melodi kehidupan

kita. Itulah sebabnya kebutuhan itu ada tingkat tertinggi dari pada keinginan. Hanya

satu hal kunci kesadaran itu ada, ketika keinginan kita sulit peka akan hal yang kita

butuhkan. Meskipun demikian, Tuhanlah yang peka kepada kita akan hal itu. Oleh

karena itu, kita butuh Tuhan untuk menyadarkan kita dari kegelapan akan peka itu

sendiri. Sambil menikmati pemandangan di halam belakang rumah sambil

mendengarkan kicauan burung yang meramaikan telingaku seakan menjadi nada

nada indah penenang jiwa ku. Hmmm indah sekali, pada saat itu.aku begitu

menikmatinya.

Setitik cahaya bersinar berkilau di balig jendela kamar asrama kampusku.

Aku terbangun dari usikan cahaya indah itu, sambil mengucek ngucek mata sebelah

ku, ku ambil handphone yang aku simpan di ransel kecil berwarna cokelat yang

bergantung rapi di samping tempat tidurku itu. Aku mebuka WA ku itu. Ternyata

aku di kagetkan dengan kiriman 3 voice note dan 1 audio dengan durasi waktu tiga

menit tiga belas detik. Awalnya aku mengalami kesulitan untuk mendownload

audio itu. Aku tak mudah menyerah akan hal itu. Aku mecobanya lagi,
memencetnya ber ulang ulang kali dan akhirnya berhasil juga. Aku bisa

mendengarkan isi dari audionya itu.

Perasaan kaget bercampur terharu muncul begitu saja dalam diriku, sesaat

setelah aku mendengar bunyi petikan nada yang berasal dari guitar dan di ikuti suara

indah dan lembut seakan menyadariku mengenal akan suara itu. Setelah aku

memutarnya lagi dan aku mendengarkannya sampai selesai ternyata audio itu

adalah sebuah lagu mix yang terdiri dari 3 jenis lagu yang berbeda dan ketiga lagu

itu merupakan lagu yang familiar di telinga ku; Kun Anta, Flash Light, dan Heaven.

Aku sangat menyukainya karena ini baru pertama kalinya aku mendapatkan lagu

dari seorang sahabat yang menggunakan petikan jari dan suara emasnya itu sendiri.

Ini merupakan sesuatu hal yang special dalam daftar memori indah hidupku.

Aku tak mengerti akan semua itu. Mungkin dia tak mengerti apa yang aku

maksud. Satu hari sebelum dia mengirimkan lagu yang dimainkan sendiri oleh dia,

aku sempat meminta dia untuk membagikan beberapa kumpulan lagu yang

dimilikinya. Akan tetapi dia mengirimkan lagu yang diyanyikan oleh dirinya sendiri.

Hal itu mengandung makna yang bebeda sekali dalam hidup ku. Karena aku

termasuk seseorang yang menyukai hal hal unik . Suatu hal yang sukar tuk dialami

dan didapatkan seseorang dan dia telah berhasil memberikan hal unik itu kepada

diriku.

Keesokan harinya aku berencana untuk pulang kampung. Aku sangat

merindukan keluargaku. Sesampainya di sana, aku berbincang bincang dengannya.

Aku menceritakan semua kejadian indah dan buruk yang telah terjadi kepada diriku

selama aku berada di tempat yang jauh dari dekatnya. Termasuk Alwin, sahabatku.
Mamaku mendengarkan ceritaku dengan seksama dan terkadang dia melontarkan

beberapa pertanyaan mengenai dirinya. Aku juga memutarkan lagu yang aku

peroleh darinya. Mamaku suka mendengarkannya. Dia memuji suaranya. Secara

tidak sadar aku pun tersenyum kecil di buatnya.

Perasaan bahagia tetap berhamburan, ketika aku menulis cerpen ini dengan

tema sahabat. Sahabat dan Jarak adalah judul yang aku pilih untuk mendiskripsikan

cerita antara aku dan dia. Aku menulisnya dengan tujuan agar semua orang

mengetahui dan merasakan bahwa betapa beruntungnya diriku memiliki sahabat

seperti dia dan betapa bahagianya hari hari ku bersama dengan dirinya walaupun

persahabatan kita di batasi oleh sebuah Jarak.

Kehilangan kata kata dalam menyelesaikan cerpen ini pasti aku alami dan

ini membuatku kesal di buatnya. Cukup sulit bagiku untuk menceritakan semua

kebaikannya karena kebaikan yang di berikan olehnya itu membuat aku lupa akan

segalanya. Entah apakah itu fitnah atau fakta. Hehehe seperti acara Rina Rose aja.

Akan tetapi itulah kebenaran. Yah kebenaran yang benar benar aku alami pada saat

aku berusaha untuk menuangkan ide ide baru dalam cerita pendek ku ini.

Deringan alarm handphoneku berbunyi menandakan bahwa aku waktunya

berangkat kuliah pagi. Aku pun mengakhiri aktifitas percakapan diriku dengan
laptop. Kemudian aku alihkan perhatianku kepada handphoneku. Aku mengecek

beberapa pesan dari teman-teman kelasku.. Mataku terbelalak ketika aku

mendapatkan nama Alwin Austra berada di paling atas dalam daftar percakapan

WAku. Dia mengirimkan 4 voice not yang belum aku ketahui apa isi dari voice note

tersebut.

Setelah aku mendengarkan dengan seksama satu persatu dari

percakapannya itu. Isi dari voice note itu adalah Dia menanyakan tentang lokasi

jarak dari rumah ke kampusku. Siang itu, matahari sangat bersemangat menyinari

bumi sehingga membuatku tidak begitu fokus untuk membalas voice not dari dia.

Akan tetapi aku berusaha untuk memberikan informasi secara detail tentang jarak

dan lokasi yang aku lewati dan aku tempuh selama perjalanan balik ke kampus

meskipun pada saat itu aku berada dalam angkutan kecil umum yang penuh sesak

oleh para penumpang namun tak ada masalah jika hal itu untuk sahabatku rasa lelah

dan malas itu hilang begitu saja.

Bagaikan embun di karangan rumput yang hijau. Bagaikan daun tak pernah

membenci angin, kutipan dari kata indah Tereliye. Itulah keajaiban sahabat pada

saat itu. Aku lebih menyukai hubungan persahabatan dari pada hubungan

percintaan yang tidak dapat dipastikan kebenarannnya. Beribu kata bisa terukir

indah nan panjang serta dihiasi dengan percikan-percikan kata kejujuran (sahabat).

Beribu kata bisa terukir indah nan panjang namun dikelilingi dengan percikan-

percikan nafsu kebohongan (Percintaan). Itulah perbandingannya yang aku ambil

kesimpulan dari hubungan persahabatan Aku dan Dia.


Hari berganti hari.

Lalu lalang langkah anak sepi menepis henti.

Mengajak ku mengerti akan arti sendiri.

Secara tiba tiba rasa sepi itu datang menyengat hati.

Muncul pertanyaan dalam diri ini.

Kenapa aku jadi begini?.

Ada apa dengan diri ini?.

Oretan tinta tinta kecil itu mulai membentuk puisi.

Sesaat aku tak menyadari.

Namun kata hati berkata pasti.

Menjelaskan akan jarak kan setia menanti.


Dalam dekapan rindu berdiri.

Sajak sajak kerinduan mulai berbaris rapi.

Antri...

Antri tanpa geli.

Walau segerombolan kata mulai membanjiri.

Sesak dengan kicauan kicauan perih tak mau terhenti.

Namun...

Kertas putih masih sedia memfasilitasi.

Bersamaan perasaan lembut nan baik hati.

Itulah kebiasaanku. Aku lebih suka mengutarakan perasaanku terhadap

kertas putih dan dihiasi tinta hitam ketika aku sedang berada dalam sepi. Malam itu

aku mencurahkan isi hati ke dalam sebuah puisi. Aku hanya diam seribu bahasa

akan tetapi dada ini tak sanggup memberikan penampungan lebih akan sekumpulan

perasaan sedih ku padanya. Namun aku biarkan malam menemani bulan yang

kesepian dari kejauhan bintang.


Hanya terkikis oleh jarak tapi sebenarnya ada dekat dalam nyata. Itulah

persahabatan yang aku jalani dalam jarak hanya terbatas oleh percakapan lihai di

WA namun tak mengerti akan artinya. Akan tetapi aku menikmati persahabatan dan

jarak ini. Karena aku mulai merasa berbeda dibandingkan hubungan persahabatan

lainnya. Perbedaan itu yang menciptakan rasa betah pada seekor ulat dalam sarang

kepompongnya. Setia menanti tuk merubah hal biasa menjadi indah. Itulah

prinsipku dengannya. Itulah kisah Sahabat dan Jarakku yang tak pernah terlukiskan

dalam daftar hubungan persahabatan yang biasa di lakukan oleh kalangan pemuda

pemudi zaman ini.

Anda mungkin juga menyukai