HIT STRUKTUR Bawah Revisi
HIT STRUKTUR Bawah Revisi
q = 0,6 x 17
= 0,6 x 17
= 10,2 kN/m3
Tekanan tanah aktif dan pasif kondisi normal yaitu :
Panjang =9m
Tinggi tanah aktif = 1,1 m
Pa = q. Ka. H. L
= 10,2 x 0,403 x 1,1 x 9
= 40,69 kN
Pa’ = 0,5. H2. Ɣ. Ka. L
= 0,5 x 1,12 x 17 x 0,403 x 9
= 37,3 kN
Momen yang terjadi pada tanah aktif yaitu :
MTA = ( Pa x t/2) + (Pa’ x t/3)
= ( 40,69 x 1,1/2) + (37,3 x 1,1/3)
= 36,05 kNm
Momen yang terjadi akibat tekanan tanah pada abutment sebesar:
M = MTA
= 36,05 kNm
Beban Tidak Tetap
Beban Lajur “D”
Beban merata dengan panjang bentang 40 meter:
Beban merata (QTD) = 9 (0,5 +15 / L)
= 9 (0,5 +15 / 40)
= 7,875 kN/m2
= 7,875 x 2,5 x 6
= 118,125 kN
Beban garis mempuntai intensitas P = 49 kN/m (pasal 8.3.1)
Faktor beban dinamis (DLA) = 0,4
Beban terpusat (PTD) = (1 + DLA) . P
= (1 + 0,4) . 49
= 50,96 kN/m
= 50,96 x 6
= 305,76 kN
Jadi beban Lajur “D” yang disalurkan pada abutmen yaitu :
118,125 + 305,76 = 423,885 kN.
Gaya Rem
Gaya rem menurut SNI 1725:2016 adalah 5% dari beban lajur “D” dan
bekerja horizontal 1,8 m) di atas permukaan lantai kendaraan.
Gaya rem = 5% x 423,885 = 21,194 kN
M = (Tinggi abutment + 1,8) x Gaya rem
= (1,1 + 1,8) x 21,194 = 61,5 kNm
Beban Trotoar
Beban yang bekerja pada abutment :
Wilayah beban = 2 x 0,5 x 2,5 = 2,5 m2
Beban hidup = 5 kN/m2
= 5 x 2,5
= 12,5 kN
Gaya Friksi Atau Gesekan Pada Perletakan
Perletakan pada jembatan ini adalah Elastometric Bearing, yaitu
menggunakan tumpuan karet dengan baja atau beton.
Koefisien gesekan (f) = 0,15 – 0,18 (PPPJJR 1987)
Gaya friksi ditinjau terhadap beban mati struktur atas, maka besar gaya friksi
yaitu :
Gg = 0,18 x 161,75
= 29,115 kN
Sehingga didapat momen yang bekerja akibat gaya friksi yaitu :
MGg = Gg x Tinggi perletakan kesisi bawah abutment
= 29,115 x 1,1
= 32,02 kNm.
Aksi Lingkungan
Beban Angin
Beban angin pada struktur :
Tekanan angin = 90 s/d 126 km/jam (SNI 1725 2016; 9.6.1)
90 𝑥 1000
= 60 𝑥 60 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 25 m/detik
252
= = 39,0625 kg/m2 = 0,039 kN/m2
16
Panjang bawah = 2,5 m
Tinggi = 0,8 m
Luas bidang = 0,8 x 2,5
= 2 m2
Beban angin = 0,039 x 2 = 0,078 kN
M = ( tinggi jembatan + tinggi abutment ) x beban angin
= ( 0,8 + 1,1 ) x 0,078
= 0,148 kN.m
Beban angin pada lalu lintas :
Tekanan angin pada kendaraan harus diasumsikan sebagai tekanan menerus
sebesar 1,46 N/mm dan tegak lurus bekerja 1,8 m diatas permukaan jalan (SNI
1725;2016 pasal 9.6.1.2).
Beban angin rencana = 1,46 N/mm = 1460 N/mm = 1,46 kN/m
Panjang jembatan = 40 meter
Beban angin = 1,46 x 40 = 58,4 kN
M = Tinggi abutment x Beban angin
= 1,1 x 58,4
= 64,24 kNm
Beban Gempa
Pembebanan horizontal akibat gempa mengacu pada SNI 1725 ; 2016 pasal
9.7 dan koefisien gempa sesuai dengan SNI 2833 2008.
1,2.𝐴.𝑆 1,2 𝑥 0,05 𝑥 1,5
Csm = = = 0,06 (SNI 2833 2008 hal. 8)
𝑇 2/3 12/3
Rd = 0,8 (SNI 2833 2008 tabel 3)
Wt = 143,75 + 18 + 423,885
= 585,635 kN
𝐶𝑠𝑚
EQ = x Wt
𝑅𝑑
0,06
= x 585,635
0,8
= 43,923 kN
Momen = 43,923 x 1,1 = 48,3252 kN
Hasil rekapitulasi pembebanan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rekapitulasi pembebanan pada abutment
Beban Momen
No. Jenis Beban Simbol
Vertikal (kN) Horizontal (kN) (kNm)
1 Beban Mati MS 793.5 49.5
2 Beban Mati Tambahan MA 18
3 Beban Trotoar TP 12.5
4 Tekanan Tanah Aktif TA 77.99 36.05
5 Beban Hidup "D" TD 423.885
6 Gaya Rem TE 21.194 61.5
7 Gesekan Pada Perletakan BF 29.115 32.02
8 Beban Angin Struktur EWs 0.078 0.148
9 Beban Angin kendaraan EWf 58.4 64.24
10 Beban Gempa EQ 43.923 48.35
Kombinasi pembebanan pada gaya vertikal, horizontal dan momen dapat dilihat pada tabel betikut.
Tabel 5. Rekapitulasi pembebanan kombinasi vertikal
Kombinasi
No. Jenis Beban Simbol Vertikal (kN)
Kuat I Kuat II Kuat III Kuat IV Kuat V Ekstrem I Ekstrem II Daya Layan I Daya Layan II Daya Layan III Daya Layan IV Fatik (TD dan TR)
1 Beban Mati MS 793.5 1031.55 1031.55 1031.55 1031.55 1031.55 1031.55 1031.55 793.5 793.5 793.5 793.5
2 Beban Mati Tambahan MA 18 23.4 23.4 23.4 23.4 23.4 23.4 23.4 18 18 18 18
3 Beban Trotoar TP 12.5 22.5 17.5 3.75 6.25 12.5 16.25 10 9.375
4 Tekanan Tanah Aktif TA
5 Beban Hidup "D" TD 423.885 762.993 593.439 127.1655 211.9425 423.885 551.0505 339.108 317.91375
6 Gaya Rem TE
7 Gesekan Pada Perletakan BF
8 Beban Angin EW
9 Beban Gempa EQ
Total 1840.443 1665.889 1054.95 1054.95 1054.95 1185.8655 1273.1425 1247.885 1378.8005 1160.608 811.5 327.28875
= 0,84
Qizin= 0,84 x 227,9 ton
= 191,45 ton > 25,5 ton …………. Aman!
Menurut Broms nilai ηh untuk jenis tanah pasir padat dibawah muka air adalah
12.000 kN/m3.
Faktor kekakuan tiang untuk pondasi tiang :
6
Ep x Ip 5 kN/m2 x 0,0175 m4
T =
5
√ = √ 33,167 x 10 = 2,17
ηh 12000 kN/m3
L 30
= = 13,82 ≥ 5 termasuk dalam kategori tiang panjang.
T 2,17
My 705500 kg.cm
Rasio = = 68,9 kN
Cu x D3 1/2 x 0,32 x 403
Gambar 21. Tahanan lateral ultimit tiang dalam tanah kohesif untuk tiang
panjang (Broms, 1964)
𝐻𝑢
Dari pembacaan grafik, didapat nilai = 35
𝐶𝑢 . 𝐷2
Qu = 35 . Cu . D2 = 35 . 0,16 . 402 = 8,9 ton
𝑄𝑢 8,9
= = 2,986 ton
𝑆𝐹 3
Syarat aman terhadap daya dukung adalah sebagai berikut:
2,986 ton ≥ 2,3 ton …………. Aman!
2) Penulangan Abutment
Gaya-gaya yang bekerja pada abutment menyebabkan beton mengalami tarik
dari berbagai macam arah sehingga perlu analisis khusus untuk menentukan
penulangan abutment. Untuk mempermudah analisa penulangan maka abutment
dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan arah gaya yang bekerja.
q = 0,6 x 17
= 0,6 x 17
= 10,2 kN/m3
𝑇𝑇𝐴1 = q . Ka . H
= 10,2 . 0,403 . 0,5 . 1,0
= 2,05 kN
𝑇𝑇𝐴2 = 0,5 H2 γ Ka
= 0,5 . 0,52 . 17 . 0,403. 1,0
= 0,856 kN
Tekanan tanah aktif (𝑇𝑇𝐴 ) = 𝑇𝑇𝐴1 + 𝑇𝑇𝐴2
= 2,05 + 0,856
= 2,9 kN
Lengan momen:
Lm = ½ . 0,5
= 0,25 m
Lm’ = ⅓ . 0,5
= 0,167 m
Sehingga didapat momen akibat urugan tanah oprit jembatan sebesar:
MTA = 1,25 (𝑇𝑇𝐴1 . Lm) + (𝑇𝑇𝐴2 . Lm’)
= 1,25 (2,05. 0,25) + (0,856 . 0,167) = 0,818 kNm
Perhitungan penulangan potongan I-I :
Momen ultimit (Mu) = 0,818 kNm
Gaya Geser ultimit (Vu) = 2,9 kN
Tulangan Utama = 16 mm
Tulangan Bagi = 13 mm
Selimut Beton (ds) = 50 mm
Mutu Beton (fc’) = 25 Mpa
Mutu Baja (fy) = 360 Mpa
Tulangan Utama :
dx = 300 − 50 − 13 − 16/2 = 229 mm
Koefisien balok Stress
β1 = 0,85
Momen Lentur
0,8 .106
Mn = = 909.953 N.mm
0,9
= 0,0235
Rasio Tulang Perlu
909.953
Rn = 1000x2292 = 0,017
= 0,0235
Rasio Tulang Perlu
170.144.444,4
Rn = = 0,62
1000x523,52
Panjang = 1,00 m
Tinggi = 1,10 m
γ tanah (γ) = 17 kN/m3
Sudut gesek dalam (∅) = 300
𝜑 30𝑜
𝑘𝑎 = 𝑡𝑎𝑛2 (45𝑜 − 2 ) = 𝑡𝑎𝑛2 (45𝑜 − ) = 0,33
2
𝑇𝑇𝐴 = 0,5 H2 γ Ka
= 0,5 . 1,12. 1,0. 17. 0,33
= 3,39 kN
Tekanan tanah aktif (TTA) = 3,39 x 1,25
= 4,24 kN
Lm = 1,5 m
M = TTA. Lm
= 4,24 x 1,5
= 6,35 kNm
Perhitungan penulangan wingwall :
Momen ultimit (Mu) = 6,35 kNm
Gaya Geser ultimit (Vu) = 4,24 kN
Mutu beton (fc’) = 25 MPa
Mutu tulangan baja (fy) = 400 Mpa
Diameter tulangan utama = 19 mm
Diameter tulangan bagi = 16 mm
Tebal selimut (ds) = 50 mm
Tulangan Utama :
dx = 300 − 50 − 16 − 19/2 = 224,5 mm
Koefisien balok Stress
β1 = 0,85
Momen Lentur
6,53 .106
Mn = = 7.255.555,556 N.mm
0,9
= 0,0235
Rasio Tulang Perlu
7.255.555,556
Rn = = 0,143
1000x224,52