15 Rehabilitasi & Specifikasi PDF
15 Rehabilitasi & Specifikasi PDF
REHABILITASI JEMBATAN
DAN SPESIFIKASINYA
pemeliharaan rutin;
pemeliharaan berkala; dan
rehabilitasi dan penanganan besar.
1. Pemeliharaan Rutin
semua drainase;
lantai dan sambungan siar muai;
daerah sekitar perletakan/landasan;
semua komponen rangka yang menahan kotoran dan sampah;
tiang sandaran dan sandarannya;
gelagar melintang;
ikatan angin horizontal;
sayap pada gelagar dan diafragma yang berbentuk rangka;
kabel pendukung pada pylon jembatan gantung;
bagian atas tembok kepala;
lubang suling-suling di kepala jembatan; dan
pembersihan sampah-sampah yang masih sedikit, dan mulai mengganggu kelancaran aliran
sungai.
Kendaraan untuk
pemeliharaan
Tumpukan Sampah
Tumbuhan di sekitar trotoar
Daftar Elemen
Level 3 Level 4
4.228 Tiang pengamanan
3.200 Bangunan pengaman
4.229 Pagar pengamanan
3.500 Sistem Lantai 4.507 Pipa cucuran
3.600 Sambungan lantai 4.603 Sambungan siar muai karet
3.610 Perletakan 4.611 Landasan baja
4.711 Rambu-rambu dan Tanda-
tanda
3.700 Perlengkapan 4.713 Papan Nama
4.714 Patung
4.721 Lampu Penerangan
Penanganan sementara
Bedasarkan bahan:
Pasangan batu bata
Beton
Baja
Kayu
Kode kerusakan Bahan dan Kerusakan
Beton
201 Cacat pada beton termasuk terkelupas, sarang lebah,
berongga, berpori dan kualitas beton yang jelek
202 Keretakan
203 Korosi pada tulangan baja
204 Kotor, berlumut, penuaan atau pelapukan beton
205 Pecah atau hilangnya bahan
206 Lendutan
Baja
301 Penurunan mutu cat
302 Korosi
303 Perubahan bentuk
304 Keretakan
305 Pecah atau hilangnya bahan
306 Elemen yang tidak benar
307 Kabel yang terurai
308 Lepasnya ikatan/sambungan
Kayu
401 Cacat pada kayu akibat lapuk, serangan serangga, sobek,
kerusakan mata kayu
402 Pecah atau hilangnya elemen
403 Penyusutan
404 Penurunan mutu pelapis permukaan
405 Lepasnya elemen
Kode Elemen dan Kerusakan
ALIRAN SUNGAI
501 Endapan/lumpur yang berlebihan
502 Sampah yang menumpuk dan terjadinya hambatan aliran sungai
503 Pengikisan pada daerah dekat Pilar atau Kepala Jembatan
504 Air sungai macet yang mengakibatkan terjadinya banjir
BANGUNAN PENGAMAN
511 Bagian yang hilang atau tidak ada
TIMBUNAN
521 Gerusan
522 Retak/penurunan/penggembungan
TANAH BERTULANG
531 Penggembungan pemiukaan
532 Retak, rontok, atau pecah dari panel tanah bertulang
LANDASAN/PERLETAKAN
601 Tidak cukupnya tempat untuk bergerak
602 Kedudukan landasan yang tidak sempuma
603 Mortar dasar retak atau rontok
604 Perpindahan yang berlebihan Perubahan (Deformasi) yang berlebihan
605 Aus karena umur Landasan pecah atau retak
606 Bagian yang rusak atau hilang
607 Kurangnya pelumasan pada landasan logam
Kode Elemen dan Kerusakan
LAPISAN PERMUKAAN
721 Permukaan licin Permukaan yang kasar/berlubang
722 Retak pada lapisan permukaan
723 Lapisan permukaan yang bergelombang
724 Lapisan perkerasan yang berlebihan
TROTOAR/KERB
731 Permukaan trotoar yang licin
732 Lubang pada trotoar
733 Bagian hilang
SAMBUNGAN LANTAI
801 Kerusakan sambungan lantai yang tidak sama tinggi
802 Kerusakan akibat terisinya sambungan
803 pagian yang longgar/lepas ikatannya
805 Bagian yang hilang
806 Retak pada aspal karena perkerasan di sambungan lantai
UTILITAS
931 Tidak berfungsi
Nilai kondisi pasangan batu atau bata dan
penanganan yang direkomendasikan untuk
kerusakan 101 – retak
buang atau lepaskan semua bagian beton yang lepas dan rusak sampai bagian beton
yang baik terlihat dan dalam keadaan bersih sampai batas beton bebas terkarbonasi/
lapuk;
usahakan membersihkan beton sampai ± 15 mm di belakang baja tulangan agar
didapat ikatan yang baik;
bersihkan semua baja tulangan yang berkarat ringan permukaannya dan lapisi dengan
cairan pelindung karat, dan yang berkarat berat diganti dengan baja tulangan yang
baru dengan cara dilas;
kaitkan atau ikatkan baja tulangan yang baru jika didapat bagian baja tulangan yang
diameternya hilang lebih dari 20 %;
pakailah bahan perekat pada permukaan beton lama yang kering dengan bahan
cairan perekat beton (Bonding Agent) yang disetujui; dan
pasang/ganti beton yang rusak, dan bentuklah beton baru dengan beton siap pakai
(prepacked) yaitu bahan semen grouting, sehingga didapat mutu selimut beton yang
sesuai dengan persyaratan.
KAITAN DENGAN SPESIFIKASI
Petugas terkait
a. Pemberi tugas
b. Pelaksana
c. Pengawas
Pembersihan struktur beton yang akan
diperbaiki dimensinya
PERSIAPAN LAPANGAN Beri tanda bagian struktur beton yang
akan diperbaiki sesuai dengan kerusakan
PEKERJAAN yang terjadi
GROUTING
Chipping bagian yang akan diperbaiki
Persiapan permukaan sampai kedalaman beton yang padat
struktur beton yang akan Lakukan chipping sampai 2 – 3 cm di
dilakukan penambalan belakang baja tulangan.
Bersihkan perlukaan beton yang sudah
di chipping dan juga baja tulangan
Baja tulangan yang memerlukan perbaikan: Periksa baja tulangan
Kriteria I:
lebar retak berkisar antara 0,1 mm sampai dengan 0,25 mm dan
mencakup daerah kurang dari 30% dari luas elemen yang
bersangkutan;
tidak terjadi rembesan atau adanya bocoran air;
mutu beton lantai tidak kurang dari 25 MPa;
mutu beton pada gelagar, kepala jembatan, dan pilar tidak kurang dari
20 MPa;
nilai kondisi elemen yang bersangkutan adalah 2.
PENANGANAN KRITERIA I
lebar retak kurang dari 2 mm dan mencakup daerah kurang lebih 50% dari
luas elemen yang bersangkutan;
tidak terjadi rembesan atau adanya bocoran air;
diperlukan suatu perkuatan yang disebabkan terjadinya beban yang
berlebihan yang tidak dapat diterima oleh lantai atau gelagar akibat mutu
beton yang tidak sesuai dengan persyaratan;
mutu beton lantai tidak kurang dari 25 MPa;
mutu beton gelagar, kepala jembatan, dan pilar tidak kurang dari 20 MPa;
nilai kondisi elemen yang bersangkutan adalah 3.
PENANGANAN KRITERIA II
1. PERSIAPAN PERMUKAAN
Pembersihan permukaan yang
akan diperbaiki atau dikerjakan
harus dibersihkan terlebih dahulu
dengan mesin gurinda atau sikat
kawat sehingga bebas dari
kotoran – kotoran atau bekas
beton yang tidak sempurna
selebar 5 cm disekitar permukaan
yang akan dilakukan perbaikan
retak, pembersihan dilakukan
pada sepanjang retakan.
Permukaan beton harus bebas
dan bersih terhadap minyak, oli
dan sejenisnya.
CONSTRUCTION METHOD
BICS METHOD
2. PELEKATAN ALAT
PENYUNTIK
Dasar alat penyunitk harus
dilekatkan sedemikian rupa
tepat ditengah permukaan yang
retak dengan menggunakan
bahan penutup (seal)
Jarak antara alat penyuntik
tergantung pada lebar dan
dalamnya retakan, sekitar 30 –
40 cm, sehingga jumlah alat
penyuntik dapat seefisien
mungkin.
CONSTRUCTION METHOD
BICS METHOD
3. PENUTUP RETAKAN
Setelah dilakukan
pembersihan seperti yang
disebutkan diatas, kemudian
sepanjang jalur retakan yang
ada ditutup dengan
menggunakan bahan penutup
(sealant) selebar 5 cm dan
tebal 3 mm
CONSTRUCTION METHOD
BICS METHOD
6. Setelah alat penyuntik terpasang maka dilakukan pencampuran bahan epoxy (BL
GROUT) yang terdiri atas 2 komponen sesuai persayaratan dari pabrik pembuat.
Bahan epoxy (BL GROUT) yang telah tercampur (dengan perbandingan Base
agent : hardener adalah 2 : 1 ) tersebut dimasukan kedalam alat penyuntik
dengan suatu alat yang khusus sampai penuh dalam batas plastik penutup
balon yaitu : sampai balon penyuntik berdiameter 25 mm dan kemudian tahapan
tersebut dilakukan terus sampai semua alat penyuntik terisi dengan bahan
epoxy (BL GROUT).
Pekerjaan tersebut harus terus diawasi dan dilakukan pemeriksaan pada setiap
alat penyuntik apabila balon sudah mulai mengempis maka harus diisi lagi
dengan bahan epoxy dan seterusnya sehingga semua balon terisi dan tidak ada
lagi balon yang mengempis maka hal tersebut mengindikasikan bahwa semua
retakan sudah terisi penuh bahan epoxy ( BL GROUT )
CONSTRUCTION METHOD
BICS METHOD
7. Apabila semua balon telah terisi penuh dan tidak ada lagi
yang mengempis bahan epoxy akan mulai mengikat
(setting, menjadi keras). Proses setting tersebut akan
memerlukan waktu sekitar 3 jam.
CONSTRUCTION METHOD
BICS METHOD
CONSTRUCTION METHOD
BICS METHOD
CONSTRUCTION METHOD
Pekerjaan selesai (100%)
Japan patent design
Low pressure injection
Max. 3kg/cm²
High viscocity epoxy
Penetrate up to 0.2mm
Solvent free epoxy
Slow setting
Epoxy sealant
Excelent bonding
concrete crack repair system \ anatomy of injector
crack bond system \ chemical properties of epoxy
grout
Penandaan retak
crack bond system\ working procedure
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
Data masukan : beton (fcd, Ec, co), tulangan baja (fyd, Es, As, s, so, uk),
Lembaran CFRP (fLu, EL, AL, L, Lo), penampang (h, d, t, b1)
fLu fyd
Lu = E ; L= L.(Lu-Lo) ; yd = E
L s
x=0
L
c = - . h + co c ≥ -0,002 TIDAK c ≥ -0,0035 TIDAK STOP
h-x
YA YA
1000 1
k1= 6 . (500.c2 + 3. c) k1= 1 +
1500.c
YA
TIDAK STOP
yd ≤ s max ≤ uk
YA
Prosedur perencanaan perkuatan dengan FRP hingga saat ini belum ada standar yang
cukup lengkap.
Sebagai contoh berdasarkan dari untuk perhitungan momen pada saat ultimate, akan
terjadi dua buah tipe keruntuhan yang dapat terjadi yaitu :
Keruntuhan pada beton sebelum FRP mengalami fraktur
Dalam kondisi ini εt = εu = 0.003 dan εp < εpu
Fraktur pada FRP sebelum beton mengalami keruntuhan
Dalam kondisi ini εp = εpu dan εt < εu
Tahapan pelaksanaan :
1. Lumuri permukaan dengan bahan
epoksi resin
2. Lekatkan bahan fiber pada
3. Fiber tersebut dilumuri kembali
4. Setelah bahan epoksi resin melewati
masa setting awal, selanjutnya
diberikan lapis pelindung terhadap
pengaruh UV dan lingkungan
Perkuatan Tiang Pancang dengan FRP
PERKUATAN STRUKTUR BETON
DENGAN STEEL PLATE BONDING
METODE STEEL PLATE BONDING
FUNGSI
(1) Meningkatkan load-bearing capacity, dengan mengikat
kan ke tegangan di sisi slab beton, steel plates menjadi
penyeimbang ke besi tulangan.
(2) Pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan tanpa
mengganggu lalu lintas.
CATATAN
Sebuah metoda modifikasi juga dapat dilihat dibawah.
Aplikasi ini untuk kasus dimana strengthening diperlukan
untuk searah, yaitu, apakah untuk perkuatan arah utama
atau distribusi arah tulangan.
METODE PELAKSANAAN
METODE STEEL PLATE BONDING
METODE PELAKSANAAN
METODE STEEL PLATE BONDING
PEKERJAAN PERSIAPAN
METODE PELAKSANAAN
METODE STEEL PLATE BONDING
B. Persiapan pelat:
METODE PELAKSANAAN
METODE STEEL PLATE BONDING
METODE PENYUNTIKAN :
3. Plat baja harus terpasang dengan baik dan seluruh baut ankur dalam
keadaan kencang dan sempurna.
4. Pasang pipa penyuntik dan pipa udara pada tempat yang sudah
ditentukan dengan bahan sealant ( SHOBOND#101)
5. Seluruh pinggiran plat baja ditutup dengan bahan SHOBOND#101dan baut
ankur ditutup menggunakan bolt cap (tutup baut) dengan disi bahan
sealant SHOBOND#101 .
6. Pengisian bahan SHOBOND GROUT kedalam celah anatara beton dengan plat baja
melalui pipa penyuntik..
METODE PELAKSANAAN
METODE STEEL PLATE BONDING
Setelah pengisian celah anatara beton dan plat baja terisi penuh
dan 1 hari berikutnya seluruh pipa pengisi dan pipa udara dipotong / dibuang
dengan gerinda hingga rapi
Setelah semuanya rapi, permukaan plat baja dibersihkan dengan thinner
Kemudian dilakukan pengecatan
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN STEEL PLATE BONDING
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
Bagian struktur baja yang terkorosi berat harus dipotong dan baja baru yang
mempunyai dimensi yang sama dilaskan dengan diberi pengaku atau
diperkuat dengan pemasangan pelat sebagaimana diuraikan untuk kerusakan
302.
Penanganan Kerusakan 301 Penurunan
mutu lapisan pelindung terhadap karat
umur;
lingkungan korosif;
pemakaian;
tumbukan;
kualitas buruk pada penanganan awal; dan
vandalisme.
Nilai Kondisi Penanganan yang direkomendasikan
Kerusakan yang ada terbatas dan tidak kritis. Permukaan
pelindung harus dibersihkan dan dicat sebagai bagian dari
Pemeliharaan Rutin.
Pembersihan dari daerah yang terkena efeknya dapat dilakukan
dengan cara mencuci dan penyikatan dengan sikat kawat.
Pengecatan dapat dilakukan dengan kuas. Sistem pengecatan
yang digunakan harus menggunakan cat dasar yang sederhana
dan cat akhir sebagai berikut :
Kerusakan dengan nilai 1 dan 2
• Cat dasar - Jenis Alkyd zinc chromate
Ketebalan 40 mikron (minimum)
Elemen Struktural
Nilai kondisi 1 Dipantau
Nilai kondisi 2 atau 3 Diperbaiki, ditunjang, perkuat
Nilai kondisi 4 atau 5 Ganti
Kerusakan 304 - Keretakan pada
elemen baja
Penyebab kelongsoran - Pengikisan bagian ujung struktur Gerusan pada bagian ujung struktur diikuti
- Tidak sesuainya ukuran pasangan batu kosong dengan kelongsoran.
- Pengikisan bronjong
- Tidak cukupnya material endapan di daerah hilir
Kesimpulan Penggunaan yang luas apabila bahan tersedia
Cocok untuk perlindungan kepala jembatan.
Penerapan yang terbatas apabila terletak jauh
dari kepala jembatan. Penggunaannya hanya
untuk tebing yang rendah.
KERUSAKAN SAMBUNGAN SIAR MUAI
Model-model kerusakan pada APJ
KERUSAKAN SAMBUNGAN SIAR MUAI
KERUSAKAN SAMBUNGAN SIAR MUAI
KERUSAKAN SAMBUNGAN SIAR MUAI
KERUSAKAN SAMBUNGAN SIAR MUAI
KERUSAKAN SAMBUNGAN SIAR MUAI
KERUSAKAN SAMBUNGAN SIAR MUAI
KERUSAKAN SAMBUNGAN SIAR MUAI
Thormajoint
Deskripsi / gambaran
Gambaran
Gambaran
Panduan Pemasangan
Panduan Pemasangan
Panduan Pemasangan
SPESIFIKASI
REHABILITASI JEMBATAN
Divisi 1 – Ketentuan Umum
Divisi 2 – Jalan Pendekat – Pek. Tanah dan Drainase
Divisi 3 – Struktur Beton
Divisi 4 – Struktur Baja
Divisi 5 – Struktur Kayu
Divisi 6 – Pondasi
Divisi 7 – Lapis Permukaan
Divisi 8 – Pelengkapan Jembatan
Divisi 9 – Pekerjaan Lain-lain
Divisi 10 – Pekerjaan harian
Divisi 11 – Pemeliharaan Rutin
DIVISI 1 – KETENTUAN UMUM
2.1.(2) Galian untuk perbaikan selokan dan saluran air Meter Kubik
2.5.(1) Timbunan Biasa Dari Selain Galian Sumber Bahan Meter Kubik
2.5.(4) Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa Gambut (diukur Meter Kubik
berdasarkan pelat penurunan)
2.5.(3) Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa Biasa (diukur di atas Meter Kubik
bak truk)
DIVISI 3 - BETON
Nomor Mata Uraian Satuan
Pembayaran Pengukuran
3.1.(1) Beton mutu tinggi dengan fc’=50 MPa (K-600) Meter Kubik
3.1.(2) Beton mutu tinggi dengan fc’=45 MPa (K-500) Meter Kubik
3.1.(3) Beton mutu tinggi dengan fc’=38 MPa (K-450) Meter Kubik
3.1.(4) Beton mutu tinggi dengan fc’=35 MPa (K-400) Meter Kubik
3.1.(5) Beton mutu sedang dengan fc’=30 MPa (K-350) Meter Kubik
3.1.(6) Beton mutu sedang dengan fc’= 25 MPa (K-300) Meter Kubik
3.1.(7) Beton mutu sedang dengan fc’= 20 MPa (K-250) Meter Kubik
DIVISI 3 - BETON
Nomor Mata Uraian Satuan
Pembayaran Pengukuran
3.1.(8) Beton mutu rendah dengan fc’= 15 MPa (K-175) Meter Kubik
3.1.(10) Beton mutu rendah dengan fc’= 10 MPa (K-125) Meter Kubik
3.2.(8) Pengadaan dan pemasangan unit Pracetak diafragma untuk jarak Buah
gelagar ........ m
3.2.(9) Pengadaan dan pemasangan unit pracetak panel deck Meter Persegi
3.2.(18) Pengadaan dan pemasangan unit pracetak diafragma termasuk penegangan Buah
untuk gelagar beton pratekan tipe .........
DIVISI 3 - BETON
Nomor Mata Uraian Satuan
Pembayaran Pengukuran
3.2.(19) Pengadaan dan Pemasangan unit lantai pracetak jenis Meter Persegi
double T
3.6.(4) Perkuatan Struktur dengan bahan fibre composite jenis e- Meter persegi
glass(furnished) tipe .....
3.6.(5) Perkuatan Struktur dengan bahan fibre composite jenis aramid Meter persegi
(furnished) tipe .....
3.6.(6) Perkuatan Struktur dengan bahan fibre composite jenis carbon Meter persegi
(furnished) tipe ......
4.2.(1) Perbaikan elemen struktur baja dengan cara pengelasan Meter panjang
4.4.(3) Pengecatan pada baja non galvanis dengan kategori A Meter persegi
4.4.(4) Pengecatan pada baja non galvanis dengan kategori B Meter persegi
4.5.(1) Perkuatan dengan eksternal stressing untuk jembatan baja (furnished) Kilogram
DIVISI 5 - KAYU
Nomor Mata Uraian Satuan
Pembayaran Pengukuran
5.1.(1) Penggantian Lantai Kayu Meter Kubik
6.1.(2) Pengadaan Tiang Pancang Kayu Tanpa Pengawetan. ukuran .... Meter Panjang
6.1.(3) Pengadaan Tiang Pancang Kayu Dengan Pengawetan. ukuran .... Meter Panjang
6.1.(5) Pengadaan Tiang Pancang Beton Bertulang Pracetak ukuran / diameter ...... Meter Panjang
6.1.(6) Pengadaan Tiang Pancang Beton Prategang Pracetak ukuran / diameter ...... Meter Panjang
6.1.(11) Tambahan Biaya untuk no. Mata Pembayaran 6.1.(8) dan 6.1.(9) bila tiang pancang Meter Panjang
dikerjakan di air
6.1.(12) Tambahan Biaya untuk no. Mata Pembayaran 6.1.(10) bila tiang bor dikerjakan di Meter Panjang
air
6.1.(14) Pengujian Pembebanan Statis pada Tiang ukuran / diameter .... cm Meter Panjang
6.1.(15) Pengujian Pembebanan Dinamis pada Tiang ukuran / diameter ...... cm Meter Panjang
7.1. (5b) Laston Lapis Aus Modifikasi (AC-WC Mod) , (t = Meter Persegi
…cm)
DIVISI 7 – LAPIS PERKERASAN
Nomor Mata Uraian Satuan
Pembayaran Pengukuran
7.1. (5c) Laston Lapis Aus Leveling (AC-WC L) Ton
7.1. (5d) Laston Lapis Aus Modifikasi Leveling (AC-WC Mod L) Ton
7.1. (6b) Laston Lapis Antara Modifikasi (AC-BC Mod) Meter Kubik
7.1. (6d) Laston Lapis Antara Modifikasi Leveling (AC-BC Mod L) Ton
7.1. (7b) Laston Lapis Pondasi Modifikasi (AC-Base Mod) Meter Kubik
8.2.(2) Sambungan Siar Muai Tipe Tertutup Dengan Penutup Karet Meter Panjang
8.2.(4) Penggantian sambungan siar muai tipe tertutup, jenis asphaltic plug Meter Panjang
8.2.(5) Penggantian Sambungan Siar Muai Tipe Tertutup Dengan Penutup Meter Panjang
Karet
9.1.(8) Tambahan Biaya untuk no. Mata Pembayaran 9.1.(5), 9.1.(6) dan Meter Panjang
9.1.(7) bila tiang pancang dikerjakan di air
DIVISI 9 – PEKERJAAN LAIN LAIN
Nomor Mata Uraian Satuan
Pembayaran Pengukuran
9.1.(9) Tiang Uji Turap jenis ..... Meter Panjang