Buku Budidaya Nilam PDF
Buku Budidaya Nilam PDF
1
Budidaya Tanaman Nilam
I. PENDAHULUAN
2
Budidaya Tanaman Nilam
3
Budidaya Tanaman Nilam
A. Iklim
Garis lintang 20 º LS – 20 º LU
Tinggi tempat 200 – 600 m dpl
Curah hujan 2.000 – 3.500 mm/th.
Bulan kering ( CH < 60 mm/bln) 3 bulan
Suhu maksimum 30 – 32 º C, minimum 18 –
21 º C. dengan suhu optimal 27 º C.
Kecepatan angina : bukan daerah angina
kencang
B. Tanah
Lahan sawah, tegalan/pekarangan atau tanah
hutan yang baru dibuka
Jenis tanah Regosol, Latosol merah atau dan
Aluviall
Struktur gembur dan solum yang dalam, subur
dan banyak mengandung baham organis
Tekstur tanah lempung berpasir atau lempung
berdebu
Air tanah dalam dan berdrainse baik
pH 6 – 7, 0
4
Budidaya Tanaman Nilam
5
Budidaya Tanaman Nilam
6
Budidaya Tanaman Nilam
Varietas Sidikalang
7
Budidaya Tanaman Nilam
Varietas Lhokseumawe
8
Budidaya Tanaman Nilam
Varietas Tapaktuan
9
Budidaya Tanaman Nilam
10
Budidaya Tanaman Nilam
11
Budidaya Tanaman Nilam
12
Budidaya Tanaman Nilam
13
Budidaya Tanaman Nilam
14
Budidaya Tanaman Nilam
B. Pesemaian Nilam
Bahan tanaman (setek) menggunakan
varietas unggul, dari sumber benih yang jelas,
bebas hama dan penyakit, kekar dengan daun
yang segar, perbanyakan dengan cara
vegetatip melalui setek batang/cabang yang
sudah mengayu, tidak terlalu muda, disemai
didalam polibag, umur 3 – 4 minggu tanaman
sudah mempunyai cukup akar.
Stek bibit nilam yang ditanam langsung
dikebun tingkat kematiannya lebih tinggi
dibandingkan di pesemaian. Untuk itu
dianjurkan agar dilaksanakan pesemaian lebih
dahulu sebelum ditanam dilapangan, hal ini
untuk menghindari kematian stek bibit
sekaligus mempermudah perakarannya. Ada 2
(dua) cara pesemaian bibit nilam yaitu :
15
Budidaya Tanaman Nilam
Pesemaian di Bedengan.
a. Lahan pesemaian harus gembur dan subur serta
datar
b. Dekat dengan sumber air atau mata air.
c. Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 80 – 120
cm, tinggi 25 – 30 cm, panjang tergantung kondisi
lapangan.
d. Ukuran tanah dan pasir dengan perbandingan 2 :
1, bagian atas bedengan diberi pupuk kandang
atau kompos secara merata.
e. Penanaman stek bibit dilakukan pada sore hari
dengan jarak tanam 10 x 10 cm, dengan posisi
miring ± 45 º.
f. Penyiangan dan penyiraman harus selalu
dilakukan.
g. Setelah 2 – 3 minggu akan nampak tunas-tunas
muda yang tumbuh, tunas akan tumbuh lebih
cepat dari pada akar
h. Setelah 4 – 5 minggu tunas dan akar akan tumbuh
merata dan sudah siap untuk dipindahkan.
16
Budidaya Tanaman Nilam
17
Budidaya Tanaman Nilam
18
Budidaya Tanaman Nilam
19
Budidaya Tanaman Nilam
A. Persiapan Lahan
Pengolahan tanah dengan pencangkulan untuk
tanaman nilam dilaksanakan 1 – 2 bulan sebelum
tanam dengan kedalam olah ± 30 cm, tujuannya
pengolahan tanah selain untuk mendapatkan kondisi
tanah yang gembur atau remah, sekaligus untuk
membersihkan gulma. Setelah tanah diolah kemudian
dibuat bedengan dengan ukuran tinggi 20 – 30 cm,
lebar 1 – 1,5 meter dan panjang disesuaikan dengan
kondisi lapangan. Jarak antara bedengan satu dengan
lainnya berkisar antara 40 – 50 cm.
20
Budidaya Tanaman Nilam
B. Cara Penanaman
Musim merupakan faktor penentu
keberhasilan tanaman nilam, waktu tanam
yang paling baik adalah pada permulaan musim
hujan. Satu lubang tanam bisa diisi 1 – 2 stek,
penanaman jangan terlalu dangkal sebab
21
Budidaya Tanaman Nilam
22
Budidaya Tanaman Nilam
c. Jarak Tanam
23
Budidaya Tanaman Nilam
A. Penyulaman
Segera dilakukan penyulaman
sekitar 3 minggu setelah tanam bagi tanaman
yang mati, layu dan kurang segar. Agar bibit
sulaman tidak tertinggal jauh dengan
tanaman yang lain maka bibit sulaman
diambilkan dari pesemaian yang telah
dipersiapikan. Tujuan penyulaman adalah
untuk menjaga produktivitas lahan sehingga
diharapkan produksinya tidak berkurang jauh
dari estimasi yang telah dianalisa.
B. Penyiraman
Pada masa pertumbuhan, tanaman
nilam membutuhkan pengairan yang cukup,
kelembaban tanah sangat dibutuhkan pada
musim kemarau. Dalam pemberian air dapat
memasukkan air melalui sela-sela bedengan,
kemudian air dibiarkan meresap kedalam
24
Budidaya Tanaman Nilam
25
Budidaya Tanaman Nilam
26
Budidaya Tanaman Nilam
1 75 75 75 50
2 50 50 - 50
3 25 25 - 12,5
Sehabis Panen 75 75 75 75
Sumber : Budidaya Nilam, Budi Santoso H (1990)
27
Budidaya Tanaman Nilam
28
Budidaya Tanaman Nilam
2. Belalang
Belalang (Orthoptera), hama ini memakan
daun, sehingga tanaman menjadi gundul. Pada
serangan berat, batang tanamannya dimakan
dan akhirnya mati. Jenis belalang yang banyak
merusak tanaman nilam adalah: belalang kayu
(Valanga nigricornis). Belalang daun (Acrida
turita).Belalang kayu dapat menyebabkan
kerugian hasil 20-25%, karena belalang
tersebut berpindah dari satu kebun ke kebun
lain, Batang dan cabang tanaman sering patah
akibat gigitannya sehingga perumbuhan
tanaman terganggu.Belalang daun biasanya
memakan daun mulai dari pinggir atau tengah
sehingga terbbentuk bekas gigitan melingkar
atau lonjong.Kadang-kadang belalang juga
merusak batang dan ranting tanaman. Cara
29
Budidaya Tanaman Nilam
30
Budidaya Tanaman Nilam
31
Budidaya Tanaman Nilam
32
Budidaya Tanaman Nilam
33
Budidaya Tanaman Nilam
34
Budidaya Tanaman Nilam
35
Budidaya Tanaman Nilam
36
Budidaya Tanaman Nilam
Penyakit
Jenis penyakit yang sering menyerang tanaman
nilam di lahan budidaya adalah sebagai berikut :
37
Budidaya Tanaman Nilam
38
Budidaya Tanaman Nilam
Penyakit Budog
39
Budidaya Tanaman Nilam
40
Budidaya Tanaman Nilam
41
Budidaya Tanaman Nilam
42
Budidaya Tanaman Nilam
43
Budidaya Tanaman Nilam
44
Budidaya Tanaman Nilam
45
Budidaya Tanaman Nilam
Gb. Pengaruh
Penyakit Layu
46
Budidaya Tanaman Nilam
47
Budidaya Tanaman Nilam
48
Budidaya Tanaman Nilam
49
Budidaya Tanaman Nilam
50
Budidaya Tanaman Nilam
VII. PANEN
A. Waktu Panen
Panen pertama dilakukan saat umur
tanaman 6 bulan dan panen berikutnya
dilakukan setiap 4 bulan sampai
tanamanberumur tiga tahunsetelah itu
tanaman nilam harusdiremajakan.
Kandungan minyak tertinggi terdapat pada 3
pasang daun termuda yang masih berwarna
hijau. Alat untuk panen bisa dipergunakan sabit
dengan cara memangkas tanaman pada
ketinggian 20 cm dari permukaan tanah. Ada
baiknya kalau setiap kali panen ditinggalkan
satu - dua cabang untuk merangsang
tumbuhnya tunas-tunas baru pada fase
selanjutnya.
Waktu pemanenan harus dilakukan pada pagi
hari atau sore hari dan jangan pada siang hari
ketika panas matahari menyengat. Sebab pada
51
Budidaya Tanaman Nilam
B. Cara Panen
Alat yang digunakan untuk memanen
harus benar-benar tajam, ada 2 (dua) jenis alat
yang biasa digunakan yaitu a. Sabit dan b. Ani-
ani.
52
Budidaya Tanaman Nilam
53
Budidaya Tanaman Nilam
54
Budidaya Tanaman Nilam
55
Budidaya Tanaman Nilam
D. Produksi
Rata-rata produksi minyak nilam Indonesia
masih sangat rendah yaitu 97.53 kg/ha (th.
2002), rendahnya produksi minyak disebabkan
rendahnya produksi terna (4-5 ton/ha terna
56
Budidaya Tanaman Nilam
57
Budidaya Tanaman Nilam
58
Budidaya Tanaman Nilam
1. Di Rebus
Penyulingan direbus, daun nilam kering
dimasukkan dalam ketel berisi air dan dipanasi.
Kapasitas ketel penyulingan bervariasi, mulai
dari 200 – 2.000 l. Ketel dibuat dari bahan
antikarat, seperti stainless steel, besi, atau
tembaga berlapis aluminium.
59
Budidaya Tanaman Nilam
60
Budidaya Tanaman Nilam
2. Di Kukus
Penyulingan dikukus, mirip cara pertama,
hanya saja antara daun nilam dan air dibatasi
saringan berlubang. Daun nilam diletakkan di
atas saringan, sementara air berada di
bawahnya.
3. Di Uap
Sementara sistem penyulingan uap menjamin
kesempurnaan produksi minyak atsiri. Pada
sistem ini bahan tidak kontak langsung dengan
air maupun api. Prinsipnya, uap bertekanan
tinggi dialirkan dari ketel perebus air ke ketel
berisi daun nilam (ada dua ketel). Uap air yang
keluar dialirkan lewat pipa menuju kondensor
hingga mengalami proses kondensasi. Cairan
(campuran air dan minyak) yang menetes
ditampung, selanjutnya dipisahkan untuk
mendapatkan minyak nilam.
61
Budidaya Tanaman Nilam
62