PEMBAHASAN
315
316
membesar ke arah pantai atau darat. Gradasi permeabilitas terjadi secara periodik
seiring dengan pasang surut dan diantara satu dengan yang lainnya dipisahkan oleh
clay atau silt. Ukuran butir, sementasi, dan sortasinya sedang, sedangkan bentuk
butirnya membulat tanggung. Hal ini dikarenakan oleh arus sungai yang tidak
sebesar arus laut sehingga tingkat erosinya tidak terlalu besar.
Proses terbentuknya reservoir lensa-lensa batupasir dengan posisi lensa-
lensa yang terus menerus secara pararel, umumnya terbentuk oleh pengaruh
lingkungan pengendapan fluvial yaitu pada meandering sungai (meander river).
Lensa-lensa batupasir yang terbentuk pada meandering sungai relative akan
mempunyai posisi terus menerus secara lateral. Pada meandering sungai secara
umum posisi lateral akan lebih stabil dari pada braided sungai. Hal ini disebabkan
karena lapisan lensa-lensa yang terbentuk lebih tebal dan lebih banyak mengandung
fosil fauna-fauna berat serta lapisan datar (flood plain) yang sukar tererosi atau
terkikis, sedangkan reservoir lensa-lensa batupasir yang tidak menerus
(discontinous lenses) dapat berupa lensa-lensa yang bertingkat secara vertikal dan
dapat juga secara lateral dengan variasi ketebalan dan luas area yang bervariasi.
Lingkungan pengendapan yang mempengaruhi terbentuknya lensa-lensa batupasir
ini adalah lingkungan pengendapan braided sungai dan lingkungan pengendapan
lingkungan delta. Pada lingkungan pengendapan delta terutama delta yang dangkal,
terdapat saluran penyebar (distributary channel) dan pada dasarnya akan
terendapkan lapisan pasir.
Reservoir rekah alami merupakan reservoar yang terbentuk dari rekahan-
rekahan yang terjadi secara alami, dimana rekahan ini akan memberikan harga
porositas rekahan dan permeabilitas rekahan (Kf), sedangkan untuk reservoir non-
rekah alami hanya matrix yang berperan dalam memberikan harga porositas dan
permeabilitasnya. Untuk reservoar rekah alami harga porositas maupun
permeabilitasnya merupakan total dari porositas ataupun permebilitas matrix dan
rekahanya atau dikenal dengan sistem dual porosity.
b. Kedudukan KOP terletak pada jarak yang cukup dibawah casing shoe untuk
menghindari terjadinya gesekan.
medium radius radial system, dimana pemboran dengan DABU lebih besar
mengalami kesulitan dalam mengontrol sudut arah disamping adanya batasan
casing yang digunakan.
Dalam pemboran horizontal, perencanaan rangkaian drill string harus
diperhatikan gaya- gaya yang bekerja pada bagian pertambahan sudut dan bagian
horizontal. Gaya tersebut ada 3, yaitu:
a. Torsi merupakan beban putar yang diakibatkan saat memutar rangkaian pipa
bor.
b. Drag merupakan beban lelah dari rangkaian pipa bor akibat pengaruh gesekan
antara rangkaian pipa bor dengan dinding lubang bor.
c. Buckling merupakan beban tertekuknya pipa pada sudut lubang yang terbentuk
sangat besar sehingga rangkaian pipa pemboran akan melengkung pada bagian
pertambahan sudut.
Untuk mengatasi besarnya torsi, drag, dan buckling yang terjadi antara
rangkaian pipa bor dengan dinding lubang bor, maka digunakan pipa khusus yaitu
pipa fleksibel/ Compressive Strength Drill Pipe (CSDP). Pipa jenis ini ditempatkan
pada bagian pertambahan sudut agar tidak terjadi kontak yang berlebihan dengan
dinding lubang bor dan pada bagian horizontal digunakan Heavy Weight Drill Pipe
(HWDP) untuk mendapatkan beban bit.
4.3. Potensi Problem Pemboran Horisontal
Pada saat proses pemboran, akan ada kemungkinan munculnya problem
pemboran yang disebabkan oleh formasi yang sedang ditembus maupun dari
rangkaian pipa itu sendiri.
Pada saat melakukan perencanaan rangkaian pipa bor yang akan digunakan
harus mempertimbangkan beban drag, beban torsi, buckling dan tension. Dalam hal
ini yang akan kita bicarakan adalah masalah kekuatan dan beban dari rangkaian
pipa bor.
Pada kenyataannya, proses pemboran tidak selalu lancar, seringkali pipa
terjepit oleh formasi, ada 2 macam kasus pipa terjepit yaitu differential pipe sticking
dan mechanical pipe sticking. Hal ini dibedakan berdasarkan penyebab terjadinya
pipa terjepit, pada differential pipe sticking disebabkan oleh adanya pengangkatan
321
cutting yang kurang sempurna, mud cake yang terlalu tebal dll. Sedangkan pada
mechanical pipe sticking disebabkan oleh formasi yang mengembang, rangkaian
pipa yang menghantam dasar lubang sumur, dan ditarik masuk ada lubang kunci
(key seat).
Pada pemboran horizontal muncul problem kecendrungan penyimpangan
sudut, hal ini disebabkan oleh perencanaan penempatan BHA yang kurang tepat.
Untuk mengurangi problem ini, maka pemonitoran arah dan kemiringan rangkaian
pipa pemboran harus dilakukan secara kontinyu dengan teknologi Measurement
While Drilling (MWD).
Pembersihan lubang termasuk masalah utama dalam pemboran horizontal.
Pada bagian lubang horizontal dan pertambahan sudut, cutting mencapai bagian
dasar lubang dengan lintasan jatuh yang pendek sekali, bahkan pada bagian
horizontal hanya sebesar diamater lubang.
4.4. Perencanaan Komplesi Sumur Pada Sumur Horisontal.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan komplesi sumur
yaitu kekompakan batuan, jumlah lapisan produktif, produktivitas index, sifat
fluida formasi, kemungkinan pemakaian artificial lift dan kemungkinan operasi
treatment dan workover.
Pada perencanaan komplesi sumur, dibagikan menjadi tiga yaitu formation
completion, tubing completion dan well head completion. Yang membedakan
komplesi sumur antara pemboran horizontal dan pemboran vertikal terdapat pada
formation completion. Yaitu jika pada pemboran vertikal formation completionnya
adalah open hole, perforated, dan sand exclusion. Sedangkan pada sumur horizontal
yaitu open hole, slotted liner, liner with partial isolation, dan cemented and
perforated liner.
Open hole completion merupakan komplesi sumur yang biasanya dipakai
untuk sumur horizontal short radius, atau medium radius dan juga harus dipastikan
bahwa formasi tersebut merupakan formasi yang kompak sehingga tidak akan
terjadi collapse. Keuntungan dari komplesi sumur ini adalah biayanya yang murah,
tetapi kekurangannya adalah sedikitnya alat pengontrol produksi sehingga akan
sulit dalam mengontrol problem produksi.
322
Slotted liner completion digunakan pada formasi yang lemah, tujuan utama
dari pemakaian slotted liner dalam sumur horizontal adalah untuk menjaga lubang
bor dari runtuhnya formasi produktif dan memberikan jalan untuk memasukkan
beberapa alat seperti coilled tubing dalam sumur horizontal. Komplesi ini tidak
digunakan jika terdapat problem kepasiran, karena pasir pasir akan menyumbat
slotted liner atau ikut terproduksikan.
Terdapat tiga jenis liner yaitu perforated liner, slotted liner dan prepacked
liner. Perforated liner adalah liner yang diperforasi dipermukaan. Slotted liner
adalah liner yang memiliki ukuran panjang dan lebar serta kemiringan tertentu.
Maksud dari perbedaan ukuran panjang lebar dan kemiringan adalah untuk
mengurangi atau membatasi produksi pasir. Sedangkan prepacked liner adalah liner
yang didalamnya dimasukkan resin yang tercampur oleh pasir sehingga terbentuk
semacam gravel pada liner, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi produksi pasir.
Liner with partial isolation completion adalah liner yang dipasang packer
pada beberapa bagian dengan fungsi untuk menutup beberapa bagian formasi agar
dapat mengontrol zona produksi di sepanjang bagian horizontal. Selain
menggunakan packer, dapat digunakan semen.
Cemented and perforated liners completion merupakan teknologi yang
terbaru yaitu dengan melakukan pekerjaan semen pada liner horizontal dan
melakukan pembolongan dengan perforasi. Penggunaan komplesi sumur tipe ini
diterapkan pada zona yang tidak kompak.
Parameter yang dapat mempengaruhi pengembangan reservoir adalah
ketebelan reservoir, anisotropi reservoir, jari-jari lubang sumur, posisi sumur
horizontal, panjang sumur horizontal, dan daerah pengurasan sumur horizontal.
Semakin panjang sumur horizontal maka produktivitasnya semakin besar,
sedangkan jari-jari sumur tidak begitu berpengaruh terhadap perubahan
produktivitas sumur. Pengaruh tebal reservoir terhadap produktivitas sumur
horizontal, yaitu dengan bertambahnya tebal reservoir maka produktivitas sumur
horizontal akan bertambah. Permeabilitas merupakan besaran yang sangat
berpengaruh terhadap produktivitas, karena permeabilitas merupakan kemampuan
batuan untuk mengalirkan fluida. produktivitas berbanding lurus dengan
323