Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring berkembangnya zaman, manusia dituntut untuk selalu bersifat produktif di
segala bidang. Pekerjaan membuat manusia lupa waktu. Masalah dan masalah mereka
geluti setiap hari dengan harapan mendapatkan hasil yang maksimal. Terkadang manusia
melakukan segala cara untuk mencapai suatu tujuan tanpa mempedulikan akibat yang
ditimbulkan. Mereka hanya mementingkan pemenuhan kebutuhan jasmani saja sehingga
kebutuhan rohani terabaikan. Itulah yang membuat seseorang sangat rawan terserang stres
dan depresi. Stres dan depresi yang berkepanjangan bisa mengakibatkan seseorang terkena
gangguan afektif yang tidak bisa diremehkan, salah satunya adalah bipolar disorder.
Sejarah Penyakit Bipolar Disorder (Manic Depression) – Gangguan bipolar
merupakan salah satu gangguan penyakit kejiwaan tertua pada manusia. Dalam gangguan
ini, suasana hati penderitanya berubah antara keadaan yang sangat bersemangat yang
disebut mania dan keadaan lain yang disebut depresi.
Banyak ilmuwan, psikiater, dan dokter dari berbagai negara telah meneliti tentang
penyakit mental bersejarah ini. Dokter Yunani yang hidup antara tahun 30 dan 150
Masehi di kota Alexandria menyebutkan bahwa penyebab utama dibalik gangguan bipolar
adalah ‘empedu hitam’.
Pada 31 Januari 1854, Jules Baillarger mempresentasikan informasi tentang gangguan
bipolar menggunakan istilah ‘bentuk kegilaan ganda’. Felret memperkenalkan istilah baru
‘lingkaran kegilaan’, untuk gangguan bipolar.
Emil Kraepelin (1856-1926), seorang psikiater dari Jerman mempelajari perilaku
orang dengan gangguan bipolar. Dalam studinya, Kraepelin menemukan bahwa pasien
gangguan bipolar menunjukkan gejala seperti mania dan depresi, namun tahapan gejala-
gejala ini diikuti oleh fase bebas dari stres atau normal. Dia dipuji dengan dikonsep
gangguan ini di zaman modern.Seorang psikiater dari Melbourne, Australia, Dr John Cade
menemukan penggunaan Karbonat Lithium dalam pengobatan gangguan ini.
Banyak tokoh terkenal seperti Goethe, Leo Tolstoy, Theodore Roosevelt, Abraham
Lincoln dan Winston Churchill menderita gangguan bipolar. Fakta di atas menyatakan
bahwa meskipun menderita gangguan kejiwaan ini, justru orang-orang tersebut telah
berhasil meraih kesuksesan besar dalam kehidupan. Karena, orang-orang yang kreatif
cenderung memiliki penyakit gangguan kejiwaan.

Kelompok 1 Makalah Bipolar Disorder Page 1


Gangguan bipolar, yang sering disebut dengan gangguan manik depresi, adalah suatu
gangguan mood yang dikarakterisasikan oleh adanya fluktuasi mood yang ekstrim dari
euforia menjadi depresi berat, dan diperantarai oleh periode mood yang normal (eutimik).
Gangguan bipolar merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang penting, yang
terjadi hampir 2% - 4% dari populasi. Hal ini mungkin disebabkan seringnya terjadi
kekambuhan dan banyaknya dampak yang merugikan yang dapat disebabkan olehnya,
dimana gangguan bipolar mengakibatkan dampak yang berat untuk pasien, keluarga, dan
masyarakat.
Depresi inilah yang sangat berbahaya karena orang yang menderita depresi akan sulit
berfungsi secara sosial dan berisiko tinggi untuk mengakhiri hidupnya atau bunuh diri.
Sering kali diagnosis psikiatri baru muncul setelah seorang individu melakukan bunuh
diri. Analisis tingkah laku,suasana hati, dan pikiran individu yang melakukan bunuh diri
didasarkan atas laporan dari keluarga dan temanteman inidividu tersebut serta tulisan
ataucatatan-catatan individual.
Prevalensi gangguan bipolar bervariasi, 1-4 persen. Episode pertama yang muncul
pada laki-laki biasanya mania dan pada perempuan depresi. Prevalensi gangguan bipolar
di Indonesia hanya sekitar 2% sama dengan prevalensi skizofrenia. Prevalensi antara laki-
laki dan wanita sama besar. Onset gangguan bipolar adalah dari masa anak-anak (usia 5-6
tahun) sampai 50 tahun atau lebih. Usia pertama depresi pada lelaki lebih muda (22 tahun)
dibandingkan dengan perempuan (26-27 tahun). Rata-rata usia yang terkena adalah usia
30 tahun. Gangguan bipolar cenderung mengenai semua ras.
Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di
dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang
terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta
terkena dimensia. Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial
dengan keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah
yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan produktivitas manusia
untuk jangka panjang.
Data Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi ganggunan mental emosional yang
ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas
mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan
prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau
sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk.

Kelompok 1 Makalah Bipolar Disorder Page 2


1.2 Tujuan Pembuatan Makalah
a. Menjelaskan sejarah tentang bipolar disorder
b. Menjelaskan pengertian bipolar disorder
c. Menjelaskan faktor penyebab bipolar disorder
d. Menjelaskan tentang episode yang menandai bipolar disorder
e. Menjelaskanpenatalaksanaan bipolar disorder

1.3 Manfaat Pembuatan Makalah


a. Mengetahui bahayanya gangguan alam perasaan bipolar
b. Dapat melakukan pencegahan sejak dini agar terhindar dari gangguan bipolar disorder
c. Mengerti cara penatalaksanaan bipolar
d. Menambah pengetahuan mengenai gangguan abnormal terutama gangguan bipolar
disorder

Kelompok 1 Makalah Bipolar Disorder Page 3


BAB II
TINJAUAN TEORI
GANGGUAN BIPOLAR

I. DEFINISI
Menurut PPDGJ III, gangguan afektif bipolar adalah suatu gangguan suasana perasaan
yang ditandai oleh adanya episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana
afek 3 pasien dan tingkat aktivitas jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari
peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan
pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas
(depresi).
Gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-Text
Revision edisi ke-4 (DSM-IV-TR) adalah gangguan mood yang terdiri dari paling sedikit
satu episode manik, hipomanik atau campuran yang biasanya disertai dengan adanya
riwayat episode depresi mayor.
Gangguan bipolar menurut and Statistical Manual of Mental Disorders-5 (DSM-5)
merupakan gangguan yang tersifat berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana
afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu,pada waktu tertentu terdiri dari
peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania),dan
pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas
(depresi).

II. KLASIFIKASI BIPOLAR


Berdasarkan DSM-5 klasifikasi gangguan bipolar adalah sebagai berikut:
a. Gangguan Afektif bipolar,episode kini hipomanik.
Episode yang terjadi sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,manik,
depresif, atau campuran) di masa lampau.
b. Gangguan afektif bipolar,episode kini manik tanpa gejala psikotik.
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala
psikotik
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain
(hipomanik,manik,depresif atau campuran) di masa lampau.
c. Gangguan Afektif bipolar,episode kini manik dengan gejala psikotik.

Kelompok 1 Makalah Bipolar Disorder Page 4


Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala
psikotik.
Harus ada Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain
(hipomanik,manik,depresif atau campuran) di masa lampau.
d. Gangguan afektif bipolar,episode kini depresif ringan atau sedang
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan
ataupun sedang.
Harus ada Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain
(hipomanik,manik,depresif atau campuran) di masa lampau.
e. Gangguan afektif bipolar,episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik.
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat
tanpa gejala psikotik.
Harus ada Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain
(hipomanik,manik,depresif atau campuran) di masa lampau.
f. Gangguan afektif bipolar,episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik.
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk depresif berat dengan
gejala psikotik.
Harus ada Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain
(hipomanik,manik,depresif atau campuran) di masa lampau.
g. Gangguan afektif bipolar,episode kini campuran.
Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manic,hipomanik dan
depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala
mania/hipomania,dan depresi sama-sama mencolok selama masa terbesar dari
episode penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung sekurang-kurangnya dua
minggu).
Harus ada Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain
(hipomanik,manik,depresif atau campuran) di masa lampau.
h. Gangguan afektif bipolar,kini dalam remisi.
Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan
terakhir ini,tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif
hipomanik,manic, atau campuran di masa lampau dan ditambah sekurang-
kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,manik,depresif atau campuran).
i. Gangguan afektif bipolar lainnya.
j. Gangguan afektif bipolar YTT.

Kelompok 1 Makalah Bipolar Disorder Page 5


III. ETIOLOGI
Penyebab gangguan bipolar sampai saat ini belum dapat diketahui dengan pasti.
Banyak faktor yang mempengaruhi dalam gangguan bipolar yaitu faktor genetik, faktor
biokimia, faktor neurofisiologi, faktor psikodinamik, dan faktor lingkungan. Faktor yang
mempengaruhi bipolar secara umum dibagi menjadi :
a) Faktor biologis
Adanya gangguan disebabkan oleh kelainan zat kimiawi pada sel saraf otak dan
faktor genetik. Individu yang salah satu orang tuanya menderita bipolar memiliki
resiko 15-30% untuk juga menderita gangguan bipolar. Apabila kedua orang tuanya
menderita bipolar maka kemungkinan anaknya 50-75% akan mengalami gangguan
yang sama. Pada kembar indentik resiko 33-90% saudara kembar kemungkinan
mengalami bipolar. Sebanyak 10-15% keluarga dari pasien yang mengalami gangguan
bipolar pernah mengalami satu episode ganagguan afek / mood. Selain faktor biologis
genetic gangguan bipolar juga dipengaruhi oleh neurokimia yang mengalami
gangguan reseptor neurotransmitter. penurunan sensitivitas terhadap dopamine erat
hubungannya dengan depresi,sebaliknya jika terjadi peningkatan sesitivitas terhadap
dopamine maka memungkinkan untuk meningkatkan rasa bahagia yang berlebihan
atau mania. Penurunan serotonin dan norephineprine bisa menyebabkan depresi.
b) Faktor psikososial
Peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma mental yang lain ditenggarai bisa
menyebabkan perubahan biologis pada otak dan signal terhadap saraf. Informasi yang
dialami akan disimpan didalam otak yang akan terpanggil kembali pada suatu kejadian
yang membangkitkan memori. Proses memori juga bisa terjadi walaupun tidak ada
sesuatu rangsangan pemicu dari luar.

IV. MANIFESTASI KLINIS


 Tanda Perilaku
- Memiliki energi yang sangat besar setelah tidur singkat
- Tidak memerlukan tidur lama
- Mengalami insomnia
- Peningkatan atau penurunan nafsu makan
- Tidak memperhatikan hygiene, kerapihan atau kesehatan
- Bertingkah laku impulsive

Kelompok 1 Makalah Bipolar Disorder Page 6


- Berpakaian mencolok
 Tanda Kognitif
- Klien melaporkan bahwa pikiran mereka saling berkejaran, menunjukan penilaian
yang buruk.
- Tingkat kewaspadaan tinggi
- Mudah distraksi
- Memiliki ide yang tidak praktis
 Tanda Emosional
- Mengalami alam perasaan yang labil yang dapat berubah secara cepat, mulai dari elasi
atau eforia hingga iritabilitas, marah atau amuk. Afek mungkin berpindah dari bahagia
hingga depresi, negative, atau permusuhan. Biasanya menunjukan perasaan sangat
bersemangat dan sangat percaya diri.Episode mania yaitu pada kelompok ini terdapat
efek yang meningkat, disertai peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas
fisik mental,dalam berbagai derajat keparahan. Sedangkan episode depresi ditandai
dengan gejala utama yaitu:afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan,serta
kekurangan energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya
aktivitas. Hipomania yaitu derajat gangguan yang lebih ringan dari mania, afek
meninggi atau berubah disertai peningkatan aktivitas menetap selama sekurang-
kurangnya beberapa hari berturur-turut, pada suatu derajat intensitas dan bertahan
melebihi siklotimia serta tidak ada halusinasi atau waham (Mansjoer, 1999).

V. STRATEGI KOMUNIKASI
 Komunikasi dengan cara yang konsisten, dan dengan harapan yang sesuai
 Bantu klien untuk tetap berfokus pada topic tunggal
 Buat batasan pada keluhan bermusuhan dan komentar sarkatik
 Jangan dorong klien untuk menggunakan lelucon atau sindiran seksual
 Jangan kuatkan ekspresi perasaan klien yang dramatis
 Batasi keinginan klien untuk campur tangan kedalam interaksi orang lain
 Jangan kuatkan pikiran waham atau euforia klien
 Gunakan konfrontasi yang lembut

VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Defisit Perawatan Diri ; Higine, Berhias, Makan atau Eliminasi
Kemungkinan penyebab :

Kelompok 1 Makalah Bipolar Disorder Page 7


 Ide-ide kebesaran (grandiosa)
 Mengabaikan rasa nyeri pribadi
 Laju metabolism tinggi
 Kekurangan kemampuan penilaian dan kurang pengendalian terhadap rangsang
 Rentang oerhatian terbatas dan cenderung mudah terdistraksi
Tujuan jangka panjang : Klien melakukan perawatan diri yang sesuai dengan
kebiasaan hidup yang sehat
Tujuan jangka pendek :# 1 Klien mendapatkan kembali kemampuan melakukan
aktifitas perawatan diri
INTERVENSI
 Supervisi saat klien mandi, berhias dan eliminasi
 Beri instruksi setahap demi setahap dan anjurkan aktivitas perawatan diri
 Awasi klien dalam memilih pakaian, perlengkapan berhias dan perhiasan
 Pantau asupan nutrisi klien
 Berikan klien makanan tinggi kalori dalam jumlah sedikit namun sering
 Monitor eliminasi klien
 Ajari klien tentang cara melakukan dan mempertahankan aktivitas perawatan diri
Tujuan jangka pendek : # 2 Klien membentuk rutinitas perawatan diri yang menjadi
kebiasaan dan dilakukan secara konsisten.
INTERVENSI
 Minta klien membuat dan melakukan rutinitas kesehatan sehari-hari (eliminasi,
mandi, menyisir rambut)
 Jelaskan bagaimana kepatuhan menggunakan obat secara teratur dapat
memfasilitasi kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri.
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan Pola Tidur
Kemungkinan penyebab :
 Hiperaktifitas
 Perubahan proses piker
 Emosi labil
 Perilaku kacau
 Perubahan metabolism dan kimia tubuh
Tujuan Jangka Panjang : Klien tidur nyenyak minimal selama 6 jam pada malam
hari

Kelompok 1 Makalah Bipolar Disorder Page 8


Tujuan Jangka pendek : # 1 Klien mengembangkan ritual tidur dan awali tidur
minimal 4 jam setiap hari
INTERVENSI
 Kaji pola tidur-bangun klien dan tetapkan pola perilaku normal siang-malam
 Buat lingkungan yang kondusif untuk beristirahat dan tidur
 Batasi penggunaan kafein dan nikotin mendekatiu waktu tidur
 Berikan obat tidur sebagai intervensi sementara
Tujuan Jangka pendek : # 2 Klien bias menjalankan ritual tidur tanpa bergantung
pada perawat dan dapat tidur sedikitnya 6 jam setiap malam
INTERVENSI
 Minta klien untuk memulai memonitor pola tidur- bangunnya sendiri dan
identifikasi faktor- faktor atau situasi yang mengganggu tidur-nya
 Minta klien membentuk dan mempertahankan rutinitas olahraga sehari-hari pada
dini hari
 Dorong klien untuk menggunakan teknik relaksasi
 Dorong klien untuk membagi kemajuan yang dialami dengan perawat dan untuk
mendapatkan umpan balik serta bantuan jika kesulitan tidur terjadi lagi.
3. Diagnosa Keperawatan : Hambatan interaksi social
Kemungkinan penyebab :
 Perasaan utama merasa tidak memiliki kemampuan dan tidak aman
 Perasaan utama merasa agresi
 Pertahanan melawan stress
 Hubungan keluarga yang tidak berfungsi
 Perubahan proses piker
Tujuan jangka panjang : Klien mendemostrasikan keterampilan hubungan interpersonal
yang tepat.
Tujuan jangka pendek : #1 Klien mendemostrasikan keterampilan sosial yang baru atau
yang sudah meningkat.
INTERVENSI
 Identifikasi perilaku manipulatif klien
 Ajar dan berikan kesempatan kepada klien untuk mempraktikan perilaku
Tujuan jangka pendek # 2 Klien memberi respon yang beragam kepada orang lain
sehingga sesuai dengan situasi yang ada
INTERVENSI
Kelompok 1 Makalah Bipolar Disorder Page 9
 Bantu klien mengidentifikasi dan mendiskusikan perilaku yang mengganggu
kecepatan interaksinya dengan orang lain
 Persiapkan pasien untuk membangun hubungan social sehari-hari dengan cara
bermain peran dan mempraktikan keterampilan- keterampilan baru
 Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya dengan cara yang realistis dan
jujur.
 Fasilitasi kesempatan satu persatu untuk berinteraksi dengan teman sebaya
 Bantu klien mengidentifikasi rasa nyaman dan tidak nyaman
 Evaluasi keterampilan social baru, yang sudah dipelajari klien, dan beri umpan
balik, dorongan dan penguatan terhaadap interaksi yang berhasil dilakukan dengan
orang lain

VII. TERAPI
1. Terapi individual
 Tingkatkan pemahaman tentang gangguan dan gejala perilaku
 Eksplorasi perasaan tidak nyaman
 Identifikasi dan berusaha mengurangi perilaku manipulative
 Bantu pengembangan hubungan yang baru dan keterampilan social
 Dorong pembelajaran dan penggunaan keterampilan dalam penyelesaian
masalah
2. Terapi Keluarga
 Mengidentifikasi kekhawatiran dan masalah yang dilihat keluarga
 Atasi perasaan malu keluarga atau kondisi yang menyalahkan gangguan
kronis klien
 Bantu keluarga untuk memahami gangguan bipolar dan pengaruhnya pada
pasangan dan hubungan keluarga
 Dorong anggota keluarga untuk mendiskusikan rasa takut dan perasaan
mereka
 Ajarkan keluarga untuk menangani konflik tanpa konfrontasi/ adu kekuatan
 Bantu keluarga untuk mengkaji kebutuhan mereka dan mengembangkan
cara-cara melindungi diri dari episode manik klien
 Ajarkan keluarga tentang kebutuhan pengobatan
 Ajarkan keluarga tentang keterampilan berkomunikasi

Kelompok 1 Makalah Bipolar Disorder Page 10


 Ajarkan keluarga untuk mengetahui tanda-tanda prodromal dan gejala
kambuhnya gangguan bipolar
 Diskusikan metode- metode untuk memperoleh dukungan
3. Pengobatan
 Litium karbonat, obat anti manik : obat gangguan bipolar
 Pengobatan anti psikotik, digunakan untuk klien yang mengalami
hiperaktivitas hebat dan untuk menangani perilaku manic
 Antikonvulsan kadang diberikan karena keefektifannya dalam anti manik
 Pengobatan anti ansietas misalnya Clonazepam (Clonopin), Lorazepam
(Ativan), digunakan untuk klien yang mengalami episode manik akut dan
untuk klien yang sulit ditangani
 Kombinasi litium dan anti konvulsan sudah digunakan untuk gangguan
bipolar siklus cepat

Kelompok 1 Makalah Bipolar Disorder Page 11


BAB III
PEMBAHASAN

Gangguan jiwa secara umum dibagi menjadi dua kategori yaitu gangguan jiwa ringan
dan gangguan jiwa berat. Gangguan jiwa ringan seperti cemas, depresi,psikosomatis dan
kekerasan. Sedangkan gangguan jiwa berat seperti skizofrenia,manik depresi dan psikotik
lainnya. Gangguan bipolar juga sering disebut dengan gangguan manik depresi merupakan
suatu gangguan mood (alam perasaan) yang ekstrim dari euphoria menjadi depresi berat,dan
diperantarai oleh periode mood yang normal (eutimik).
Gangguan bipolar merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang penting yang
terjadi hampir 2%-4% dari populasi. Setiap orang pada umumnya pernah mengalami suasana
hati yang baik dan suasana hati yang tidak baik. Tetapi pada orang dengan gangguan bipolar
disorder memiliki suasana hati yang ekstrim yaitu berupa pola perasaan yang mudah berubah
secara drastis. Pada saat tertentu orang yang mengalami bipolar disorder bisa merasa sangat
antusias dan bersemangat (mania). Namun ketika alam perasaannya berubah buruk, ia bisa
sangat depresi,pesimis,putus asa, bahkan sampai punya keinginan untuk bunuh diri. Didalam
jurnal A Review oí Evidence-Based Therapeutic Interventions for BipolarDisorder yang
disusun oleh Andrea Steinkullerdan Jane E. Rheinecktahun 2009,Bipolar merupakan
penyebab keenam kecacatan di Amerika serikat,penyebab kelima kecacatan pada rentang usia
15 – 44 tahun. Secara global bipolar merupakan penyebab kesembilan kecacatan dan
kematian (WHO,2001). Orang yang mengalami gangguan afektif bipolar diperkirakan 60 kali
lebih tinggi kecenderungan untuk melakukan bunuh diri dibanding populasi umum
(Baldessarini,Pompili dan Tondo,2006). Woods (2000) memperkirakan biaya sosial dari
gangguan bipolar sekitar 45 miliar dollar setiap tahun di Amerika serikat. Statistik ini
menunjukkan bahwa gangguan bipolar merupakan masalah kesehatan masyarakat. Bipolar
merupakan sebuah kecacatan yang kompleks. Murray dan Michalak (2007) menyatakan
bahwa “jika gangguan bipolar berkembang pada wanita umur 25 tahun ia mungkin akan
kehilangan 9 tahun harapan hidup (karena masalah medis),14 tahun produktivitas, dan 12
tahun kesehatan yang baik. Sebagai konsekuensi dari penyakit bipolar yang mereka alami hal
ini menyebabkan masalah yang kompleks, seperti jarang masuk kerja,upah menjadi
rendah,meningkatkan penggangguran, ketidakstabilan hubungan ditandai dengan peningkatan
perceraian,tingkat pendidikan yang rendah, cacat dan kematian dini.
Klasifikasi gangguan bipolar menurut DSM-5 terdapat 10 jenis gangguan. Secara
umum menurut DSM-5 untuk menegakkan diagnosa gangguan bipolar pada pasien itu harus

Kelompok 1 Makalah Bipolar Disorder Page 12


ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,manic,depresif, atau campuran)
pada masa lampau. Untuk itu diperlukan pengkajian yang mendalam dan tentunya diperlukan
keterbukaan dari keluarga pasien. Untuk menentukan klasifikasi bipolar kita terlebih dahulu
harus mengerti teori tentang mania (hipomania, mania dengan gejala psikotik, dan mania
tanpa gejala psikotik) dan depresi (depresi ringan, depresi sedang, depresi berat tanpa gejala
psikotik dan depresi berat dengan gejala psikotik).
Penyebab pasti dari gangguan bipolar sampai sekarang belum dapat diketahui.
Kemungkinan banyak faktor yang mempengaruhi gangguan bipolar yaitu faktor
genetik,biokimia,neurofisiologi,psikodinamik dan lingkungan. Hal ini bisa digambarkan oleh
sebuah jurnal keperawatan yang membahas tentang pasien laki-laki berusia 39 tahun dengan
bipolar episode mania disertai gejala psikotik. Setelah dilakukan pengkajian oleh penulis
riwayat keluarga yang mengalami gangguan jiwa disangkal,riwayat penggunaan obat
terlarang disangkal, riwayat minum alkohol diakui, riwayat tidak sadarkan diri diakui, riwayat
demam tinggi diakui, riwayat kejang diakui, riwayat trauma kepala diakui, riwayat CT-scan
kepala namun tidak ditemukan adanya kelainan dan riwayat sakit kepala/nyeri kepala hebat
disangkal. Faktor biologis terutama genetik sangat berperan meningkatkan resiko gangguan
bipolar,Di dalam jurnal clinical characteristicsand correlates of late life bipolardisorder
yang disusun oleh Ali Javadpour ,Mina Dehghani, Arash Mani, dan Mohamad Reza Shenavar
(universitas ilmu pengetahuan kesehatan Shiraz,Iran) gangguan bipolar pada lansia dibagi
dalam dua tipe yaitu onset awal dan onset akhir, onset akhir terjadi setelah berumur lebih dari
50 tahun. Menurut jurnal tersebut riwayat keluarga lebih dominan sebagai faktor resiko
terjadinya gangguan bipolar pada onset awal,kerusakan pembuluh darah otak seperti pada
stroke merupakan faktor resiko pada onset akhir. Tetapi menurut beberapa sumber bipolar
disebabkan oleh peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma mental lainnya (DSM 5).
Penatalaksanaan bipolar meliputi penatalaksanaan psikofarmaka (medikasi) dan
psikoterapi. Obat-obatan yang sering dipakai dalam penatalaksanaan bipolar meliputi
penstabil mood, anti psikotik dan anti depresan. Masalah interpersonal, peristiwa kehidupan,
manajemen stress,karakteristik gangguan bipolar dan stressor sangat berpengaruh dan bisa
memperburuk gangguan bipolar (Basco, Ladd, Myers, & Tyler, 2007). Biasanya farmakologi
sangat penting untuk mengelola gangguan bipolar (Miklowitz &Ofto, 2006). Namun obat saja
sering tidak

memadai untuk memulihkan dan menjaga kesehatan fisik dan kualitas hidup. Sebagai
contoh satu studi menemukan bahwa 60% penderita bipolar tidak mendapatkan kembali
pekerjaannya dan tidak aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan (MacQueen, Young, &

Kelompok 1 Makalah Bipolar Disorder Page 13


Joffe, 2001). Tantangan terberat pengobatan gangguan bipolar adalah kepatuhan dalam
minum obat secara teratur, sehingga sangat diperlukan pengawasan dan dukungan keluarga.

Psikososial terapi meliputi lingkungan dan dukungan keluarga. Lingkungan yang


bising bisa mengganggu tidur dan waktu istirahat ini ada hubungannya dengan prilaku manic.
Psikososial terapi meliputi psikoedukasi, terapi kognitif-prilaku, terapi terfokus-keluarga, dan
terapi interpersonal dan irama sosial.
1. Psikoedukasi ditujukan untuk memberikan informasi tentang kesehatan mental untuk
pasien,mengajarkan pengakuan gejala dan memfasilitasi perkembangan manajemen
individual terhadap penyakit. Psikoedukasi terdiri dari mengajarkan pasien bagaimana
menggunakan alat manajemen diri seperti buku kerja perawatan diri,pendidikan
melalui kaset atau video tentang manajemen gangguan bipolar,pengobatan dan
menyusun rencana untuk pencegahan kekambuhan (Miklowitz et al., 2007).
Psikoedukasi telah menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan sikap pasien
dalam kepatuhan terhadap regimen obat (Miklowitz et al., 2007).
2. Terapi prilaku-kognitif, ditujukan untuk mengubah pola pikir atau prilaku yang
menyebabkan berbagai masalah dalam hidup seseorang. Terapi ini adalah gabungan
dari psikoterapi dan terapi prilaku yang dijalankan dengan cara konseling. Langkah-
langkah dalam terapi ini meliputi, mendeteksi masalah,menyadari perasaan dan
pikiran yang muncul,mengelola pola pikir yang salah atau negatif, dan membentuk
kembali pola pikir yang salah atau negatif.
3. Terapi keluarga-terfokus, terdiri dari psikoeducation,pelatihan keterampilan
komunikasi, pemecahan masalah dan keterampilan manajemen penyakit (Morris,
Miklowitz, & Waxmonsky, 2007). Menurut morris et al.,2007 ada enam elemen
penting dalam terapi keluarga-terfokus,meliputi :
 Membantu klien dan keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman mereka
tentang gangguan alam perasaan.
 Menerima kemungkinan terjadinya kekambuhan.
 Menerima pentingnya obat untuk mengontrol gejala.
 Membedakan antara keadaan normal dan gangguan.
 Mengenali dan mengatasi stressor yang dapat memicu kekambuhan.
 Membangun kembali hubungan kekeluargaan setelah episode akut.
4. Terapi rytme interpersonal dan sosial, terapi ini didasarkan pada gagasan bahwa
gangguan dalam rutinitas sehari-hari dan masalah dalam hubungan interpersonal dapat
menyebabkan kambuhnya episode manic dan depresi yang menjadi ciri gangguan

Kelompok 1 Makalah Bipolar Disorder Page 14


bipolar. Selama perawatan terapis mengarahkan pasien untuk memahami perubahan
dalam rutinitas sehari-hari dan kualitas hubungan sosial serta peran sosial mereka,
seperti sebagai orang tua,pasangan atau pengasuh sehingga dapat mempengaruhi
suasana hati (mood) mereka. Setelah mengidentifikasi situasi yang dapat memicu
depresi atau mania terapis mengajarkan individu bagaimana cara mengelola stress dan
memelihara hubungan yang positif.
Peran perawat pada pasien dengan gangguan afektif bipolar antara lain, sebagai care
giver perawat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dalam episode akut sesuai
dengan kondisi yang terjadi dan kebutuhan pasien yang tidak terpenuhi. Masalah-masalah
keperawatan yang berhubungan dengan respon emosional antara lain: ketidakberdayaan,
berduka disfungsional, keputusasaan, resiko tinggi terhadap cidera, perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh, defisit perawatan diri, gangguan pola tidur dan resiko menciderai diri.
Sebagai educator / pendidik perawat berperan untuk menjelaskan kepada pasien dan keluarga
tentang gangguan alam perasaan bipolar, bagaimana mengidentifikasi gangguan alam
perasaan, pentingnya dukungan keluarga dan pentingnya kepatuhan dalam regimen obat.

Kelompok 1 Makalah Bipolar Disorder Page 15


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN
Gangguan bipolar atau gangguan manik depresi adalah gangguan alam yang ekstrem
dari perasaan europia berubah menjadi depresi berat ataupun sebaliknya dan diperantarai
oleh mood yang normal. Gangguan ini hampir terjadi pada 2% - 4% dari populasi. Untuk
penyebab pasti gangguan bipolar sampai saat ini belum terungkap secara jelas namun
dimungkinkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Dimungkinkan faktor genetik,
biokimia, neurofisiologi, psikodinamik dan faktor lingkungan berpengaruh terhadap
terjadinya gangguan bipolar. Masalah interpersonal, peristiwa kehidupan, managemen
stres, karakteristik bipolar dan stresor sangat berpengaruh besar terhadap gangguan
bipolar.
Penatalaksanaan gangguan bipolar dapat dilakukan dengan psikososialterapi yang
meliputi psikoedukasi, terapi kognitif-perilaku, terapi terfokus-keluarga, dan terapi ritme
interpersonal dan sosial.Tantangan terberat dalam pengobatan gangguan bipolar ini
adalah kepatuhan pasien meminum obat secara teratur, sehingga diperlukan pengawasan
dandukungan keluarga yang baik. Pada masa pengobatan, perawat berperan sangat
penting dalam memastikan berjalannya pengobatan sesuai yang diharapkan. Pada tahap
awal, perawat harus memenegement pemberian obat pada pasien sekaligus juga
memberikan edukasi kepada keluarga tentang tata cara minum obat dan pentingnya
minum obat secara teratur.

2. SARAN
Deteksi dini dalam keluarga berperan penting dalam pencegahan memburuknya
kondisi bipolar sehingga pasien dapat diobati sebelum terjadi kondisi yang buruk. Penulis
menyarankan agar perawat mampu memberikan edukasi kepada setiap keluarga
mengenai pengertian bipolar, gejala, pencegahan dan penatalaksanaan gangguan bipolar.
Dan terhadap pasien yang sedang menjalani pengobatan agar perawat dan keluarga
bekerjasama dalam mengawasi pemberian obat dan perubahan yang terjadi pada pasien.

Kelompok 1 Makalah Bipolar Disorder Page 16


DAFTAR PUSTAKA

Copel,Linda Carman. 2007. Kesehatan Jiwa dan Psikiatri: Pedoman Klinis Perawat, Ed 2.
Jakarta: EGC.
Furi.M.L. 2014. Bipolar Affektive Disorder and Manic Episode With Psychotic Symptoms In
A 39 Years Old Man. http://scholar.google.co.id.
Javadpour. A. Mina. D. Arash. M. & Mohamad R.S.( 2015). clinical characteristicsand
correlates of late life bipolardisorder.Research Paper Medical
science.1.http://scholar.google.co.id.
Maslim,Rusdi.(2013).Buku Saku PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran
Jiwa FK-Unika Atmajaya.
O’brien P.G,Kennedy W.Z,Ballard K.A.(2014).Keperawatan Kesehatan Jiwa Psikiatrik.
Jakarta: EGC.
Steinkuller. A.& Jane. E. R .(2009).A review oí evidence-based therapeutic interventions for
bipolardisorder.Journal of Mental Health Counseling.31.4.338-
350.http://scholar.google.co.id

Kelompok 1 Makalah Bipolar Disorder Page 17

Anda mungkin juga menyukai