PENDAHULUAN
I. DEFINISI
Menurut PPDGJ III, gangguan afektif bipolar adalah suatu gangguan suasana perasaan
yang ditandai oleh adanya episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana
afek 3 pasien dan tingkat aktivitas jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari
peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan
pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas
(depresi).
Gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-Text
Revision edisi ke-4 (DSM-IV-TR) adalah gangguan mood yang terdiri dari paling sedikit
satu episode manik, hipomanik atau campuran yang biasanya disertai dengan adanya
riwayat episode depresi mayor.
Gangguan bipolar menurut and Statistical Manual of Mental Disorders-5 (DSM-5)
merupakan gangguan yang tersifat berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana
afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu,pada waktu tertentu terdiri dari
peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania),dan
pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas
(depresi).
V. STRATEGI KOMUNIKASI
Komunikasi dengan cara yang konsisten, dan dengan harapan yang sesuai
Bantu klien untuk tetap berfokus pada topic tunggal
Buat batasan pada keluhan bermusuhan dan komentar sarkatik
Jangan dorong klien untuk menggunakan lelucon atau sindiran seksual
Jangan kuatkan ekspresi perasaan klien yang dramatis
Batasi keinginan klien untuk campur tangan kedalam interaksi orang lain
Jangan kuatkan pikiran waham atau euforia klien
Gunakan konfrontasi yang lembut
VII. TERAPI
1. Terapi individual
Tingkatkan pemahaman tentang gangguan dan gejala perilaku
Eksplorasi perasaan tidak nyaman
Identifikasi dan berusaha mengurangi perilaku manipulative
Bantu pengembangan hubungan yang baru dan keterampilan social
Dorong pembelajaran dan penggunaan keterampilan dalam penyelesaian
masalah
2. Terapi Keluarga
Mengidentifikasi kekhawatiran dan masalah yang dilihat keluarga
Atasi perasaan malu keluarga atau kondisi yang menyalahkan gangguan
kronis klien
Bantu keluarga untuk memahami gangguan bipolar dan pengaruhnya pada
pasangan dan hubungan keluarga
Dorong anggota keluarga untuk mendiskusikan rasa takut dan perasaan
mereka
Ajarkan keluarga untuk menangani konflik tanpa konfrontasi/ adu kekuatan
Bantu keluarga untuk mengkaji kebutuhan mereka dan mengembangkan
cara-cara melindungi diri dari episode manik klien
Ajarkan keluarga tentang kebutuhan pengobatan
Ajarkan keluarga tentang keterampilan berkomunikasi
Gangguan jiwa secara umum dibagi menjadi dua kategori yaitu gangguan jiwa ringan
dan gangguan jiwa berat. Gangguan jiwa ringan seperti cemas, depresi,psikosomatis dan
kekerasan. Sedangkan gangguan jiwa berat seperti skizofrenia,manik depresi dan psikotik
lainnya. Gangguan bipolar juga sering disebut dengan gangguan manik depresi merupakan
suatu gangguan mood (alam perasaan) yang ekstrim dari euphoria menjadi depresi berat,dan
diperantarai oleh periode mood yang normal (eutimik).
Gangguan bipolar merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang penting yang
terjadi hampir 2%-4% dari populasi. Setiap orang pada umumnya pernah mengalami suasana
hati yang baik dan suasana hati yang tidak baik. Tetapi pada orang dengan gangguan bipolar
disorder memiliki suasana hati yang ekstrim yaitu berupa pola perasaan yang mudah berubah
secara drastis. Pada saat tertentu orang yang mengalami bipolar disorder bisa merasa sangat
antusias dan bersemangat (mania). Namun ketika alam perasaannya berubah buruk, ia bisa
sangat depresi,pesimis,putus asa, bahkan sampai punya keinginan untuk bunuh diri. Didalam
jurnal A Review oí Evidence-Based Therapeutic Interventions for BipolarDisorder yang
disusun oleh Andrea Steinkullerdan Jane E. Rheinecktahun 2009,Bipolar merupakan
penyebab keenam kecacatan di Amerika serikat,penyebab kelima kecacatan pada rentang usia
15 – 44 tahun. Secara global bipolar merupakan penyebab kesembilan kecacatan dan
kematian (WHO,2001). Orang yang mengalami gangguan afektif bipolar diperkirakan 60 kali
lebih tinggi kecenderungan untuk melakukan bunuh diri dibanding populasi umum
(Baldessarini,Pompili dan Tondo,2006). Woods (2000) memperkirakan biaya sosial dari
gangguan bipolar sekitar 45 miliar dollar setiap tahun di Amerika serikat. Statistik ini
menunjukkan bahwa gangguan bipolar merupakan masalah kesehatan masyarakat. Bipolar
merupakan sebuah kecacatan yang kompleks. Murray dan Michalak (2007) menyatakan
bahwa “jika gangguan bipolar berkembang pada wanita umur 25 tahun ia mungkin akan
kehilangan 9 tahun harapan hidup (karena masalah medis),14 tahun produktivitas, dan 12
tahun kesehatan yang baik. Sebagai konsekuensi dari penyakit bipolar yang mereka alami hal
ini menyebabkan masalah yang kompleks, seperti jarang masuk kerja,upah menjadi
rendah,meningkatkan penggangguran, ketidakstabilan hubungan ditandai dengan peningkatan
perceraian,tingkat pendidikan yang rendah, cacat dan kematian dini.
Klasifikasi gangguan bipolar menurut DSM-5 terdapat 10 jenis gangguan. Secara
umum menurut DSM-5 untuk menegakkan diagnosa gangguan bipolar pada pasien itu harus
memadai untuk memulihkan dan menjaga kesehatan fisik dan kualitas hidup. Sebagai
contoh satu studi menemukan bahwa 60% penderita bipolar tidak mendapatkan kembali
pekerjaannya dan tidak aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan (MacQueen, Young, &
1. KESIMPULAN
Gangguan bipolar atau gangguan manik depresi adalah gangguan alam yang ekstrem
dari perasaan europia berubah menjadi depresi berat ataupun sebaliknya dan diperantarai
oleh mood yang normal. Gangguan ini hampir terjadi pada 2% - 4% dari populasi. Untuk
penyebab pasti gangguan bipolar sampai saat ini belum terungkap secara jelas namun
dimungkinkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Dimungkinkan faktor genetik,
biokimia, neurofisiologi, psikodinamik dan faktor lingkungan berpengaruh terhadap
terjadinya gangguan bipolar. Masalah interpersonal, peristiwa kehidupan, managemen
stres, karakteristik bipolar dan stresor sangat berpengaruh besar terhadap gangguan
bipolar.
Penatalaksanaan gangguan bipolar dapat dilakukan dengan psikososialterapi yang
meliputi psikoedukasi, terapi kognitif-perilaku, terapi terfokus-keluarga, dan terapi ritme
interpersonal dan sosial.Tantangan terberat dalam pengobatan gangguan bipolar ini
adalah kepatuhan pasien meminum obat secara teratur, sehingga diperlukan pengawasan
dandukungan keluarga yang baik. Pada masa pengobatan, perawat berperan sangat
penting dalam memastikan berjalannya pengobatan sesuai yang diharapkan. Pada tahap
awal, perawat harus memenegement pemberian obat pada pasien sekaligus juga
memberikan edukasi kepada keluarga tentang tata cara minum obat dan pentingnya
minum obat secara teratur.
2. SARAN
Deteksi dini dalam keluarga berperan penting dalam pencegahan memburuknya
kondisi bipolar sehingga pasien dapat diobati sebelum terjadi kondisi yang buruk. Penulis
menyarankan agar perawat mampu memberikan edukasi kepada setiap keluarga
mengenai pengertian bipolar, gejala, pencegahan dan penatalaksanaan gangguan bipolar.
Dan terhadap pasien yang sedang menjalani pengobatan agar perawat dan keluarga
bekerjasama dalam mengawasi pemberian obat dan perubahan yang terjadi pada pasien.
Copel,Linda Carman. 2007. Kesehatan Jiwa dan Psikiatri: Pedoman Klinis Perawat, Ed 2.
Jakarta: EGC.
Furi.M.L. 2014. Bipolar Affektive Disorder and Manic Episode With Psychotic Symptoms In
A 39 Years Old Man. http://scholar.google.co.id.
Javadpour. A. Mina. D. Arash. M. & Mohamad R.S.( 2015). clinical characteristicsand
correlates of late life bipolardisorder.Research Paper Medical
science.1.http://scholar.google.co.id.
Maslim,Rusdi.(2013).Buku Saku PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran
Jiwa FK-Unika Atmajaya.
O’brien P.G,Kennedy W.Z,Ballard K.A.(2014).Keperawatan Kesehatan Jiwa Psikiatrik.
Jakarta: EGC.
Steinkuller. A.& Jane. E. R .(2009).A review oí evidence-based therapeutic interventions for
bipolardisorder.Journal of Mental Health Counseling.31.4.338-
350.http://scholar.google.co.id