Mata Kuliah :
Dosen Pengampu :
Oleh
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah
kami dapat menyelesaikan Makalah “Pengembangan instrument Penilaian Dalam
Pembelajaran Matematika. kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan-
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
bimbingan atau saran-saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
Berkaitan dengan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak yang diterima oleh kami baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidak
lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal
penguasaan materi pengajaran yang telah yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Sasaran penilaian mencakup perubahan kedalam ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Alat penilaian hendaknya komprehensif meliputi tes objektif dan non obyektif
meliputi pilihan ganda, benar salah, menjodohkan. Tes non objektif dengan cara observasi,
wawancara, skala sikap dengan skala likert (pemberian skor), cheklist dan angket.
yang telah dicapai, sebagai pedoman untuk merenovasi atau melakukan perbaikan proses
belajar mengajar, bahan pertimbangan bagi perubahan atau perbaikan kurikulum, sebagai alat
B. Rumusan Masalah
memperoleh nilai dan hasil dari pengukuran. Evaluasi alat yang penting untuk mendapatkan
bidang pendidikan, ekonomi maupun dalam bidang lainnya evaluasi merupakan kegiatan
akhit dari sebuah proses kegiatan. Penilaian (asesment), pengukuran (Measurement), dan
evaluasi (evaluation) adalah tiga bagian dari proses untuk mengetahui keberhasilan suatu
kegiatan belajar-mengajar. Penilaian adalah tahap awal dari proses pencapaian, setelah itu
langkah kedua yaitu dengan pengukuran berupa tes tertulis dan wawancara. Tes tertulis
adalah serangkaian kalimat yang disusun dalam bentuk pertanyaan sedangkan wawancara
yaitu tes lisan baik langsung maupun tidak langsung yang terdiri dari beberapa pertanyaan
berdasarkan tujuan dari suatu kegiatan. Tahap selanjutnya adalah evaluasi, melalui penilaian,
pengukuran sesorang dapat meyimpulkan hasil dari tujuan dari pencapaian pendidikan.
Assesment adalah bagian dari evaluasi yang lebih luas dari sekadar pengukuran.
Assesment is broadaer in scope than measurement in that it involves the interpretation and
representation of measurement data. Penilaian adalah proses pengumpulan data kualitatif dan
kuantitatif yang dilakukan dengan sengaja di dalam ruang kelas untuk mengetahui hasil dari
kemajuan monitoring secara terus menerus sebagai bagian dari penilaian. Penilaian alat
pengukuran untuk memperoleh informasi dan data dari perkembangan terhadap hasil proses
belajar mengajar sehingga pendidik dapat mengatur strategi dan metode yang cocok belajar
dalam ruang kelas maupun belajar diluar kelas. Penilaian mampu membaca karakteristik anak
didik dan perkembangan peserta didiknya baik dari domain kognitif, afektif maupun
psikomotorik.
B. Prinsip-Prinsip Penilaian
Kata prinsip berasal dari bahasa latin yang berarti dasar (pendirian, tindakan atau
sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama. Secara istilah Prinsip merupakan
landasan atau dasar pola berpikir dan bertindak. Prinsip penilaian menbutuhkan proses yang
tersusun secara tersistematis mulai dari pengumpulan data, menginterpretasi dan
menggunakan informasi dan membuat keputusan dalam menyimpulkan penilaian.
Prinsip sebagai pola berpikir dan bertindak dapat dideskripsikan beberapa prinsip-
prinsip penilaian yaitu terdiri dari Validitas (validity), realibitas (realibity), dan kewajaran
(fairnes).
1) Validitas (validity(
Validitas berasal dari kata Validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu instrumen pengukur dalam melalukan fungsi ukurnya. Suatu tes memiliki
validitas yang tinggi apabila alat pengukuran (tes) dapat membuktikan kebenaran suatu hasil
ukur, hal ini tercermin dari hasil yang diperoleh dari pengukuran, sebaliknya suatu tes
memiliki validitas yang rendah apabila hasil ukur atau besaran yang mencerminkan tidak
sesuai dengan tujuan dan hasil ukur.
Validitas tes pada dasarnya menunjuk kepada derajat fungsi pengukurannya suatu tes.
artinya tingkat validitas tes sangat berpengaruh terhadap kebenarannya yaitu seberapa jauh
tolak ukur penilaian melalui butir tes dan hasil yang diperoleh. Validitas berkenaan dengan
ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang
dinilai. Hasil dari validitas suatu tes dapat mengukur tingkat validitas valid atau tidak valid
tergantung pada pengukurannya, shahih atau tidak shahihnya sebuah alat instrumen
pencapaian hasil belaja sesuai dengan hasil pengukurannaya. Apabila hasil yang diperoleh
sesuai maka validitas dpat dikatakan valid atau shahih dan sebaliknya hasil yang diperoleh
tidak sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai atau standar penilaian maka validitas butir
soal dikatakan tidak valid atau tidak shahih. Dalam kutipan buku Encylopedia of Educational
Evaluation yang dikarang oleh Scarvia B. Anderson dan kawan-kawan disebutkan A test is
Valid if it measure what it purpose to measure atau pengertiannya kurang lebih “ sebuah tes
dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur” dalam bahasa
inonesia Valid disebut dengan istilah sahih. Penentuan sahih tidaknya suatu alat instrumen
bukan ditentukan oleh instrumen itu sendiri tetapi ditentukan dari hasil pengetesan atau skor
pengaruh internal maupun eksternal dan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar.
model desain, serta menggunakan pendekatan psikologi, sosiologis dan pendekatan agama.
Mencapai tujuan pembelajaran dari aspek kognitif, afektif dan psikomtorik tidaklah mudah
seperti kita bayangkan akan tetapi guru harus menguasai kelas, menguasai metode dan
perencanaan
berwawasan luas serta beretika selain itu juga memerlukan kesabaran. Skor yang rendah
kemungkinan besar akan mempengaruhi kepercayaan peserta didik, prestasi dan motivasinya
termasuk dari hasil kinerjanya yang menurun dan pengembangan kurikulum yang terbatas.
Efek negatif dari penilaian mungkin termasuk kurikulum yang terbatas dengan apa
yang dapat dinilai, komunikasi tentang kekuasaan, kontrol dan status sosial yang tidak
diinginkan dan gambaran sempit tentang hakikat bidang-bidang tertentu termasuk akurasi
penilaian.
1) Reliabilitas (Reability)
Realibitas berasal dari kata realibity berarati sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran
yang relatif sama. Selama aspek yang diukur dalam diri subyek tidak berubah. Realibitas
merupakan suatu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran baik.
Hakikat realibitas instrumen berhubungan dengan masalah konsistensi. Maksudnya
suatu instrumen dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika hasil skor
yang diperolah tetap dan tidak berubah-ubah, jika skor yang diperoleh berubah-ubah maka
hasil yang diperoleh tidak berarti. Perbedaan antara validitas dengan realibitas yaitu realibitas
mengarah konsistensi skor dan validitas pengujian hasil skorn untuk mengetahui valid atau
tidaknya butir tes.Realibilitas atau biasa disebut keandalan menekankan keajegan suatu hasil
skor yang diperoleh.
Keandalan sangat ditentukan oleh estimasi jumlah kesalahan yang mengikuti skor
yang diperoleh. Artinya jika margin kesalahannya kecil, maka keandalannya tinggi.
Sebaliknya jika margim kesalahannya besar maka tingkat realibitasnya rendah. tingkat
realibitas dipengaruhi oleh skor yang dihasilkan. Realibitas adalah proses untuk menguji
seberapa jauh perekembangan intelektual, psikomotorik, dan afektif. Gambaran hasil yang
diperoleh atau skor yang didapatkan peserta didik membpermudah guru untuk mengulangi
pelajaran yang sulit dipahami dan mempermantap supaya tujuan dari pembelajaran tercapai.
Selain itu pendidik mampu mendefinisikan bakat-bakat yang dimiliki oleh peserta didik dan
adapun hambatan-hambatan dalam proses mengajar dapat diatasi dengan cara observasi
contohnya ketika peserta didik mengalami fisik yang lemah dikarenakan sakit sebaiknya agar
disarankan untuk istirahat dan peserta didik yang nakal diberikan perhatian yang lebih besar
untuk mengeahui kronologis dari kenakalannya. Hambatan-hambatan yang menganggu
proses belajar mengajar akan mempengaruhi ketika mendapat ujian ketuntasan pencapaian
hasil belajar.
2) Kewajaran
Batas kewajaran penilaian artinya tidak bias, tidak berat sebelah atau tidak adil. Suatu
penilaian seharusnya bebas dari bias gender, ras, status ekonomi atau karakteristik lainnya.
Kewajaran penilaian tidak memandang status sosial, laki-laki atau perampuan, kaya atau
miskin, berdarah biru atau masyarakat jelatah semua memiliki hak yang sama untuk
mendapatkan prestasi, kepopuleran, mendapatkan ilmu pegetahuan dan keterampilan.
C. Instrumen penilaian
1) Tes tertulis
Secara garis besar, tes tertulis dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu tes objektif,
mencakup pilihan ganda, tes benar dan salah, menjodohkan, isian atau melengkapi. Tes non-
objektif seperti uraian. Tes uraian terdiri dari dua bagian yaitu uraian dengan jawaban
karangan bebas (extended essay test) dan tes karangan terbatas (stricted essay test), tes
karangan terbatas menghendaki siswa atau peserta program pelatihan untuk menjawab soal
yang difokuskan pada topik atau isu yang pesifik.
a) Pilihan Ganda (tes obyektif)
Bentuk pilihan soal pilihan ganda dapat dipakai untuk menguji penguasaan
kompetensi pada tingkat berpikir rendah seperti pengetahuan (recall) dan pemahaman,
sampai pada tingkat berpikir tinggi seperti aplikasi, analisis sintesis dan evaluasi terdiri adri
item pokok soal dan option (pilihan jawaban) terdiri dari atas kunci jawaban dan pengecoh.
Kelebihan mampu mengefesienkan waktu dari berbagai standar komptensi, cepat
mendapatkan skor dan cepat untuk menghitung skor, akan tetapi mengurangi realibitas butir
soal karna pilihan ganda biasa ditebak meski ada pengecoh.
b) Benar salah (tes objektif)
Bentuk soal ini memiliki dua kemungkinan jawaban benar atau salah. Kelebihan dapat
mengukur semua tingkat domain kognisi mulai dari kemampuan sederhan hingga kempuan
yang lebih kompleks, mencakup banyak materi dan lebih luas dari pilihan gand,
mempermudah menghitung skor dengan cepat. Keterbatasannya memiliki tingkat
keandalannya rendah, tidak dapat mengungkap seluruh konsep secara utuh.
c) Menjodohkan
Bentuk ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan meteri bisa banyak
namun tingkat berpikir cenderung rendah. Keunggulannya yaitu soalnya dapat dirumuskan
dengan mudah dan cepat, lebih ringkas dan ekonomis, lebih mudah memberikan skor.
Keterbatasannya antara lain hanya menjangkau pemikiran tingkat rendah khusunya
mengetahui dan memahami, tidak dapat diarahkan pada pertanyaan dalam domain afeksi dan
psikomotor, kemungkinan menebak juga tinggi hanya cocok dengan materi tertentu.
d) Jawaban singkat atau isian singkat (nonbjektif)
Tes bentuk jawaban singkat dibuat dengan menyediakan tempat kosong yang
disediakan bagi siswa untuk memnuliskan jawaban. Jenis soal jawaban singkat ini bisa
berupa pertanyaan dan melengkapai isian. Pengskoran isian singkat dapat dilakukan dengan
skor 1 untuk jawaban benar, dan skor 0 untuk jawaban salah.
Contoh soal:
e) Soal uraian
Terdiri dari uraian objektif dan uraian bebas. Langkah untuk membuat tes uraian
objektif adalah menulis soal berdasarkan indikator pada kisi-kisi, pertanyaan yang dibuat
perlu diperhatikan, pertanyaan yang dibuat mudah dimengerti sesuai dengan data, memeriksa
pemberian bobot skor sudah tepat, kunci jawaban sudah benar. Contoh soal:
1. Buatlah prosedur penggambaran grafik fungsi kuadrat!
2. Tuliskan sifat – sifat operasinal limit pada bilangan !
Soal uraian bebas diukur untuk mengukur kompetensi dalam semua tingkat ranah
kognitif. Kaidah penulisan instrumen bentuk uraian bebas menggunakan kata-kata seperti
mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, hitunglah dan buktikan. Soal uraian bebas
menguraikan pendapat peserta didik, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki dan
dituangkan kedalam tes berbentuk uraian bebas.
2) Penilaian kinerja (performance assesgment)
Penilaian kinerja adalah suatu penilaian alternatif berdasarkan tugas jawaban terbuka
(open-ended task) atau kegiatan hands-on yang dirancang untuk mengukur kriteria siswa
terhadap seperangkat kriteria tertentu. Tugas assesgment kinerja menuntut siswa untuk
menggunakan berbagai macam keterampilan konsep dan pengetahuan. Manfaat assesment
kinerja untuk memberikan informasi mengenai pemahaman, kesulitan dan kemajuan belajar
dan instrumen penilaian disertai dengan rubrik berlaku untuk pada setiap penilaian. Rubrik
merupakan panduan untuk memperoleh hasil dari penilaian dan penilaian dapat berbentuk
check list, portofolio, penilaian makalah.
Contoh penilaian cara kerja guru mahasiswa ppl disalah-satu instansi terdiri dari
aspek yang diamati atau akitivitas pembelajaran (kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
penutup) rubriknya yaitu:
a) Tidak memenuhi standar (TMS)
b) Dibawah standar (DBS)
c) Memenuhi standar (MES)
d) Diatas standar (DAS)
Performance assessment adalah suatu bentuk penilaian dimana peserta dites untuk
mendemonstrasikan apa yang mereka pahami dan cara pengaplikasiannya dari aspek
pengetahuan yang mendalam, aspek psikomotorik dalam berbagai konteks. Jadi, penilaian
kinerja untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan dari proses belajar
mengajar ke dalam konteks yang sesuai dan sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
3) Penilaian Hasil kerja
Tiga tahapan yang harus diperhatikan yaitu tahap perencanaan atau perancangan,
tahap produksi. Tujuan penilaian hasil kerja agar tidak terjadi kekeliruan dalam menyusun
kisi-kisi instrumen penilaian untuk menilaian penguasaan kterampilan siswa yang diperlukan
sebelum mempelajari keterampilan berikutnya, menilai tingkat kompetensi yang dikuasai
siswa, menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan.
Perencanaan dalam menilai hasil kerja siswa diperlukan kriteria untuk mengetahui
kemampuan diantaranya relevan dan mewakili kompetensi yang diukur (didasarkan pada
seluruh aspek pengembangan pendidikan. Penetapan kompetensi tidak hanya untuk mencapai
ketuntasan hasil belajar akan tetapi untuk menunjukkan kompetensi, dapat digunakan
portofolio kerja siswa sehingga penilaian kerja yang objektif tuntas dan murni hasil kerja
siswa.
Pengelolaan hasil belajar dikelola secara sistematis berdasarkan kriteria-kriterianya.
Ada tiga cara yaitu anekdotal merupakan catatan yang dilakukan yang dibuat guru selama
melakukan pengamatan pada saat proses belajar mengajar. Skala penelitian analitis yaitu
penilaian berdasarkan hasil kerja siswa. Dan skala penilaian holistik merupakan penilaian
secara keseluruhan, penilaian ini digunakan untuk penilaian pada tahap akhir seperti penilaian
terhadap kualitas hasil kerja siswa dan penilaian kemampuan siswa.
4) Penilaian Proyek
Istilah pembelajaran berbasis proyek di terjemahkan dalam bahasa inggris project
based learning. Project based learning (PBL) is a model for classroom activity that shifts
away from the usual classroom practices of short, isolated, teacher-centred lesson. PBL
learning activities are long-term, interdisciplinary, student centred, and integrated with real
world issues and practices. Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model kegiatan di
kelas yang berbeda dengan biasanya. Kegiatan pembelajaran berbasis proyek berjangka
waktu lama, antardisiplin, berpusat pada siswa dan terintegrasi dengan masalah dunia nyata.
Jadi penilaian proyek adalah pembelajaran mandiri, inovatif peran guru sebagai fasilitator,
motivator dan memberi peluang yang besar kepada peserta didik untuk menyelesaikan,
peserta didik memilikin kreativitas berpikir, pemecahan masalah dan interaksi serta
Pembelajaran dimana peserta didik dalam kelompok diminta membuat atau melakukan suatu
proyek itu. Biasanya proyek bersifat interdisipliner, bukan hanya konsep melainkan juga
sains yang lain yang terkait dan nilai kemanusiaan yang lain.
menggunakan penelitian proyek yaitu merombak pola pikir peserta didik dari sempit menjadi
luas dan menyeluruh dalam memandang memecahkan masalah yang dihadapi, membina
peserta didik menerapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan terpadu yang diharapkan
Penilaian berbasis proyek untuk mengukur kemampuan analisis berpikir tingkat tinggi
peserta didik dan salah-satu bukti untuk mengetahui kemajuan belajar. Contoh penilaian
proyek yaitu:
a) Materi: statistika
b) Cara pengelolaan: observasi kebeberapa badan pusat statistika, talk show bersama ahli
dari bidang statistika serta membuat penelitian mini
c) Pembuatan laporan atau makalah dari kegiatan observasi. Format dibuat oleh guru dan
d) Mengadakan diskusi panel di dalam kelas yang dimoderatori oleh guru tentang
e) Penilaian dilakukan terhadap keaktifan pada saat talk show, makalah yang dibuat,
5) Penilaian sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk
mereaksi atau merespons (respon tendency) terhadap objek orang, barang dan sebagainya
baik secara positif (attitude) maupun negatif. secara umum para pakar psikologi sosila
berpendapat bahwa sikap manusia terbentuk melalui proses pembelajaran dan pengalaman.
Ada tiga model belajar dalam rangka pembentukan sikap adalah mengamati dan meniru,
pembelajaran ini berlangsung dengan mengamati dan meniru tingkah laku atau perbuatan
orang lain khusunya guru, menerima penguatan, penguatan dapat berupa ganjaran (penguatan
positif dan dapat berupa penguatan hukuman dan menerima informasi verbal, informasi
tentang berbagai hal dapat diperoleh melalui lisan atau tulisan misalnya tentang obyek
Secara garis besar penilaian sikap dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu
penilaian sikap tentang pembelajaran dan penilaian dan penilaian perubahan sikap. penilaian
sikap tentang pembelajaran respon dan reaksi subjek pada proses pembelajaran berupa saran
dan perbaikan. Penilaian perubahan sikap dalah penilaian perubahan sikap siswa baik pribadi
PENUTUP
Kesimpulan
1. Penilaian merupakan adalah suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai
informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan dan menafsirkan berbagai
informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan menyeluruh tentang proses dan
hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak melalui
pembelajaran dan menginterpretasi informasi.
2. prinsip-prinsip penilaian yaitu terdiri dari Validitas (validity), realibitas (realibity),
dan kewajaran (fairnes) hakikat validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat
mampu mengukur apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat tersebut.
Hakikat realibitas berhubungan dengan masalah kepercayaan maksudnya suatu
instrumen dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika dapat
memberikan hasil yang tetap. Batas kwajaran yaitu tidak adanya batasan penilaian
baik status sosial, jenis kelamin, ras maupun budaya, penilaian harus adil dan
sewajarnya sesuai dengan realitas nilai.
3. Instrumen penilaian terdiri dari tes tertulis, penilaian kinerja, penilaian hasil kerja,
penilaian proyek, penilaian sikap. Implementasi instrumen dengan rubrik dengan
skala penilaian 1 sampai 4 atau biasa digunakan skala 1-5.
Daftar Pustaka
Azwar, Syaifuddin. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Liberty: Yogyakarta, 1988.
Djamarah, Syaiful Bakhri dan Azwar zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta,
2006.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Https:/Matondang.Jurnal Tabularasa.2009.digilib.unimed. ac.id (Pdf, diakses pada tanggal
23/02/2019
Lampiran 1 :
KompetensiDasar :
3.1 .
Indikator
3.1.1.
3.2
Indikator
3.2.1.
Materi
………………………………………………………………………………………………………
Fakta
-
Konsep
-
Prinsip
-
Prosedur
-
SoalTesUraian
1. .
2. .
3. .
4. .
5. .
Alternatif
Penyelesaian Skor
jawaban
1 2
2 2
3 2
4 2
5 2
Jumlah 10
KompetensiDasar :
3.3 .
Indikator
3.1.2.
3.4
Indikator
3.2.2.
Materi
………………………………………………………………………………………………………
Fakta
-
Konsep
-
Prinsip
-
Prosedur
-
Tugas
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Rubrik Penilaian
Kelompok
No. Kriteria
9 8 7 6 5 4 3 2 1
3 Kreativitas
5 Kerapihan hasil
Jumlah skor
KompetensiDasar :
3.5 .
Indikator
3.1.3.
3.6
Indikator
3.2.3.
Materi
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Fakta
-
Konsep
-
Prinsip
-
Prosedur
-
B. RubrikPenilaianTesLisan
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
PENILAIAN UNJUK KERJA
Soal:TesTulis (SoalUraian)
Satuan Pendidikan : ………………………………..
Mata Pelajaran : ………………………………..
Kelas : ………………………………..
Kompetensi dasar
4.1
Indikator
4.1.1.
4.2
Indikator
4.2.1.
Soal
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……
Kompetensi dasar
4.3
Indikator
4.1.2.
4.4
Indikator
4.2.2.
Tugas :
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
OrientasiMasalah:
Bentuklah tim kelompokmu, kemudian pergilah ke ……………… yang ada di ……………..mu.
Ambil alat …………….. yang digunakan untuk ……………….. terhadap …………….
……………… antara …………… terhadap ………….yang berada di ………….., lakukan
berulang-ulang sehingga kamu menemukan …………….yang ……………… antara …………….
dengan …………… tersebut!
Langkah-langkahPengerjaan:
1. Kerjakantugasinisecarakelompok. Anggotatiapkelompok paling banyak 4 orang.
2. Selesaikanmasalahterkait ……………
3. Cari data …………… dengan ……………….. tersebut
4. Bandingkanuntukmencari ………….. umumjumlah ……………………..pertahun
5. Lakukanprediksi…………….. dengan ……………… tersebut
6. Hasilpemecahanmasalahdibuatdalamlaporantertulistentangkegiatan yang dilakukan yang
meliputiperencanaan, pelaksanaanpemecahanmasalah, danpelaporanhasilpemecahanmasalah
7. Laporanbagianperencanaanmeliputi: (a) tujuankegiatan, (b)
persiapan/strategiuntukpemecahanmasalah
8. Laporanbagianpelaksanaanmeliputi: (a) pengumpulan data, (b) proses pemecahanmasalah, dan
(c) penyajian data hasil
9. Laporanbagianpelaporanhasilmeliputi: (a) kesimpulanakhir, (b)
pengembanganhasilpadamasalah lain (jikamemungkinkan)
10.Laporandikumpulkan paling lambat …………… minggusetelahtugasinidiberikan
Kompetensi dasar
4.5
Indikator
4.1.3.
4.6
Indikator
4.2.3.
NamaProyek : ………………………………..
NamaPesertaDidik : ………………………………..
No Aspek Skor
1 PerencanaanBahan 25 50 75 100
2 Proses Pembuatan
a. PersiapanAlatdanBahan
b. TeknikPengolahan
c. K3 ( Keamanan, Keselamatan, danKebersihan)
3 HasilProduk
a. BentukFisik
b. Bahan
c. Warna
d. Pewangi
e. ……..
Total Skor
Aspek yang dinilaidisesuaikandenganjenisproduk yang dibuat
Skordiberikantergantungdariketepatandankelengkapanjawaban yang diberikan.
Semakinlengkapdantepatjawaban, semakintinggiperolehanskor.
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
PENILAIAN PORTOFOLIO
Kompetensi dasar
4.7
Indikator
4.1.4.
4.8
Indikator
4.2.4.
Tugas
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Rubrik Penilaian
Namasiswa : ………………….
Kelas : ………………….
SkorPerolehan
Nilai Perolehan =
40
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN
ObservasiterhadapDiskusi Tanya JawabdanPercakapan
KELAS :.……………..
Pernyataan
Pengungkapan Ketepatanp
Kebenaran Dan lain
gagasan yang enggunaani
No NamaPesertaDidik Konsep sebaginya
orisinil stilah
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
1