Disusun oleh :
Kelompok 4
Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau penhapusan terhadap
jumlah atau pun pengungkapan yang sengaja dilakukan dengan tujuan untuk mengelabui para
penggunaannya. Sebagian besar kasus melibatkan salah saji terhadap jumlah yang dilaporkan
dibandingkan terhadap pengungkapan. Sebagai contoh, WordCom yang dilaporkan telah
mengapitalisasi jutaan dolar pengeluaran sebagai aset tetap, yang semestinya harus
dibebankan. Penghapusan terhadap jumlah yang dilaporkan merupakan kasus yang kurang
umum ditemukan, namun sebuah perusahaan dapat melebihsajikan pendapatan dengan
menghapus utang dagang dan liabilitas lainnya.
Meskipun jarang ditemukan, beberapa kasus penting terkait kecurangan dala, laporan
keuangan melibatkan pengungkapan uang tidak memadai. Contoh, masalah utama dalam
kasus Enron adalah apakah perusahaan telah mengakui kewajiban terhadap perusahaan
afiliasi yang dikenal dengan entitas bertujuan khusus (special purpose entities) secara
memadai. E.F. Hutton, perusahaan pialang yang saat ini udah tidak ada lagi, telah dihukum
karena dengan sengaja telah melakukan kelebihan penarikan uang di beberapa rekening bank
dengan tujuan untuk menaikkan pembayaran bunga. Kelebihan penarikan tersebut
dimasukkan sebagai liabilitas dalam neraca, namun dekripsi di neraca mengenai kewajiban
tersebut tidak jelas.
2. Penyalahgunaan Aset
Istilah penyalahgunaan aset sering kali digunakan untuk mengacu pada pencurian
yang dilakukan oleh pegawai dan pihak – pihak internal lainnya di dalam suatu organisasi.
Menurut perkiraan Association of Certified Fraud Examiners, rata – rata perusahaan merugi 6
persen dari pendapatannya disebabkan oleh kecurangan, meskipun sebagian besar dari
pencurian tersebut melibatkan pihak – pihak eksternal, seperti pengutilan yang dilakukan oleh
pelanggan dan penipuan yang dilakukan oleh pemasok.
Biasanya pelaku penyalahgunaan aset berada di tingkat hierarki organiasi yang lebih
rendah. Namun demikian, dalam beberapa kasus penting, manajemen puncak terkadang
terlibat dalam pencurian aset perusahaan. Karena otoritas manajemen yang lebih besar serta
kendali terhadap aset – aset perusahaan, penggelapan yang melibatkan manajemen puncak
dapat melibatkan jumlah yan siginifikan. Suatu survey mengenai kecurangan yang
diselenggarakan oleh Association of Certified Fraud Examiners,menemukan bahwa rata –
rata jumlah kerugian yang disebabkan oleh kasus – kasus kecurangan yang melibatkan
manajemen puncak tiga kali lebih besar daripada kecurangan yang melibatkan pegawai
lainnya.
Dua jenis teknik yang paling umum digunakan oleh manajemen untuk melebihsajikan
informasi laporan keuangan adalah dengan mengakui pendapatan dengan tidak tepat dan
melebihsajikan aset. Berdasarkan suatu studi yang dilakukan oleh Committee of Sponsoring
Organization of the Treadway Commission (COSO), 50% dari perusahaan – perusahaan di
AS yang melakukan kecurangan dalam laporan keuangan antara tahun 1987 dan 1997 dengan
cara mencatat pendapatan yang prematur atau dengan menciptakan transaksi pendapatan
fiktif.
Selain lebih saji dalam pendapatan dan piutang tersebut, setengah dari perusahaan
yang teridentifikasi melakukan kecurangan juga melebihsajikan aset dengan cara
melebihsajikan penilaian – penilaian aset yang ada, mencacatkan aset fiktif atau aset yang
tidak dimiliki, atau pun mengapitalisasi unsur – unsur yang seharusnya dibebankan. Hanya
18% dari perusahaan yang kedapatan melakukan kecurangan dalam laporan keuangan
melibatkan penyalahsajian informasi keuangan yang dilakukan dengan sengaja; hanya 12%
dari kasus – kasus kecurangan yang melibatkan penyalahgunaan aset – aset perusahaan.
Rata – rata nilai kecurangan adalah $4 juta, yang merupakan sebuah jumlah yang
relatif besar jika dibandingkan dengan perusahaan – perusahaan yang ukurannya sedang yang
memiliki total aset $15,7 juta. 83% dari kasus – kasus kecurangan dilakukan oleh Direktur
Utama (CEO) dan/atau Direktur Keuangan (CFO). Orang – orang tersebut diduga terlibat
dalam kecurangan untuk mengindari pelaporan kerugian sebelum pajak. Motivasi untuk
melakukan kecurangan tinggi karena, secara rata – rata, pegawai perusahaan dan anggota
dewan direksi memiliki 32% saham perusahaan.
Akibat dari kecurangan – lecurangan tersebut lebih dari separuh perusahaan yang
teridentifikasi melakukan tindak kecurangan harus mengalami kebangkrutan atau dihukum
dengan tidak memliki saham setelah periode kecurangan. Banyak dari individu – individu
tersebut yang akhirnya terpaksa harus mengundurkan diri, dipecat perusahaan karena
ketahuan melakukan kecurangan, dan dalam beberapa kasus, bahkan dipenjara. Selain itu,
baik perusahaan maupun individu yang melakukan kecurangan harus menghadapi tuntutan
hukum yang diajukan oleh para pemegang saham dan SEC.
KONDISI YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KECURANGAN
1. Insentif/ Tekanan. Manajemen atau pegawai lainnya memiliki insentif atau tekanan
untuk melakukan kecurangan
2. Kesempatan. Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai
untuk melakukan kecurangan.
3. Sikap atau Rasionalisasi. Adanya suatu sikap, karakter, atau seperangkat nilai – nilai
etika yang memungkinkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang
tidak jujur, atau mereka berada dalam suatu lingkungan yang memberikan mereka
tekanan yang cukup besar sehingga menyebabkan mereka membenarkan melakukan
prilaku yang tidak jujur tersebut.
1. Insentif / Tekanan
2. Kesempatan
Meskipun laporan keuangan dari semua perusahaan potensial dapat terjadi manipulasi, risiko
menjadi lebih besar untuk perusahaan yang bergerak dalam industri yang melibatkan
penilaian subjektif dan estimasi yang signifikan. Sebagai contoh terdapat kemungkinan salah
saji dalam persediaan bagi perusahaan- perusahaan yang memiliki persediaan yang terletak
dibeberapa tempat yang berbeda. Risiko salah saji persediaan lebih meningkat jika terdapat
kemungkinan keuasangan persediaan.
3. Sikap / Rasionalisasi
Sikap manajemen puncak terhadap laporan keuangan merupakan faktor risiko penting dalam
menilai kemungkinan adanya kecurangan dalam laporan keuangan, Jika CEO atau Manajer
puncak lainnya menunjukan dominasi terhadap proses penyusunan laporan keuangan, seperti
terus menerus mengeluarkan [proyeksi yang terlalu optimis, atau mereka terlalu khawatir
untuk memenuhi proyeksi laba para analis pasar, kemungkinan terjadi kecurangan dalam
laporan keuangan menjadi lebih besar. Karakter manajemen atau seperangkat nilai etika juga
dapat membuat manajemen lebih muda dalam membenarkan prilaku kecurangan.
Tiga kondisi yang sama juga berlaku untuk penyalagunaan aset. Namun demikian,
dalam melakukan penilaian risiko, penekanan yang lebih besar diberikan insentif dan
kesempatan pribadi untuk melakukan pencurian.
1. Insentif / Tekanan
2. Kesempatan
Kecurangan menjadi lebih besar diperusahaan yang lebih kecil dan organisasi nirlaba
karena lebih sulit bagi entitas tersebut untuk melakukan pemisahan tugas. Namun demikian
bahkan perusahaan yang lebih besar pun dapat tidak melakukan pemisahan tugas yang
memadai dibagian – bagian penting. Barings bank yang bangkrut ditahun 1995 setelah
mengalami kerugian lebih dari $ 1 M dari aktivitas salah satu Trader nya disebabkan oleh
pemisahan tugas yang tidak memadahi.
3. Sikap / rasionalisasi
Sikap manajemen terhadap pengendalian dan kode etik dapat menyebabkan para
karyawan dan manajer membenarkan pencurian terhadap aset. Jika manajemen mencuri para
pelanggannya dengan menetapkan harga yang sangat tinggi untuk barang- barang atau
terlibat dalam taktik penjualan bertekanan tinggi, para pegawai dapat merasa bahwa mereka
juga dibenarkan untuk berbuat yang serupa dengan memalsukan pengeluaran atau
memalsukan laporan waktu kerja.
1. Bagaimana dan kapan mereka yakin bahwa laporan keuangan entitas tidak dicurigai
terdapat salah saji yang disebabkan oleh kecurangan.
2. Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi kecurangan dalam laporan
keuangan.
3. Bagaimana setiap orang dapat menyalahsajikan asset entitas tersebut.
4. Bagaimana auditor dapat menghadapi kemungkinan adanya salah saji dalam laporan
keuangan yang disebabkan oleh kecurangan.
PSA 70 juga mengharuskan auditor untuk melakukan tanya jawab dengan pihak
lainnya di dalam entitas yang bertugas di luar jalur tanggung jawab pelaporan gudang
persediaan atau agen-agen pembelian, auditor dapat menanyakan mengenai keberadaan atau
kecurigaan terjadinya kecurangan. Sepanjang pengauditan, tanya jawab dengan eksekutif dan
beragam pegawai lainnya memberikan kesempatan bagi auditor untuk mempelajari risiko
kecurngan. Ketika jawaban yang didapatkan tidak konsisten, auditor harus mendapatkan
bukti audit tambahan untuk menyelesaikan ketidakkonsistenan dan unutk mendukung atau
menolak pengukuran risiko awal.
Diskusi dengan tim kerja dalam perencanaan audit mengenai kecurigaan terhadap
adanya salah saji material dalam laporan keuangan entitas.
Prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk
mengidentifikasi dan mengukur risiko kecurangan material.
Risiko spesifik kecurangan material yang diidentifikasi , dan deskripsi respons auditor
terhadap risiko tersebut.
Alasan yang mendukung suatu kesimpulan bahwa hal tersebut bukan risiko yang
signifikan pengakuan pendapatan material yang tidak tepat.
Hasil dari prosedur yang dijalankan untuk mengatasi resiko dominasi pengendalian
manajemen.
Kondisi lain dan hubungan analitis yang mengindikasi prosedur audit tambahan atau
penanganan lain diperlukan, dan tindakan tersebut telah dijalankan auditor.
Sifat komunikasi mengenai kecurangan yang dilakukan manajemen,dll.
d. Pelatihan
e. Konfirmasi
f. Disiplin
Untuk bagian – bagian yang memiliki resiko kecurangan yang tinggi, manajemen
secara berkala harus mengevaluasi apakah program – program dan pengendalian –
pengendalian antikecurangan telah diterapkan dan berjalan secara efektif.
Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dan
bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris pula. Komite audit memiliki tanggung
jawab untuk mengawasi proses penyusunan laporan keuangan dan pengendalian
internal organisasi.
Bentuk pengawasan yang dilakukan oleh komite audit juga bertindak sbagai
pencegah kecurangan oleh manajemen senior. Untuk meningkatkan kemungkinan
bahwa setiap usaha yang dilakukan oleh manajemen senior untuk melibatkan para
pegawainya dalam melakukan atau menutupi kecurangan dapat segera terungkap,
pengawasan dapat mencakup hal hal berikut:
Pelaporan langsung atas temuan kunci oleh internal audit kepada komite audit.
Laporan berkas oleh petugas etika mengenai pengaduan yang ada.
Laporan lainnya mengenai perilaku yang tidak etis atau kecurangan yang dicurigai
telah terjadi.
Ketika resiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan telah
teridentifikasi, maka auditor pertama kali harus membahas temuannya mengenai resiko salah
saji material tersebut dengan manajemen, sehingga mendapatakan pandangan manajemen
atas potensi kecurangan dan pengendalian yang ada, yang dirancang untuk mencegah atau
mendeteksi salah saji. Manajemen mungkin memiliki program yang dirancang untuk
mencegah, mengantisipasi dan mendeteksi kecurangan.
Auditor dapat memilih dari beberapa respons secara keseluruhan atas meningkatnya
resiko kecurangan. Jika resiko salah saji yang disebabkan oleh kecurangan meningkat, maka
personel yang ditugaskan dalam pengauditan juga harus ditambah. Dalam beberapa kasus,
seorang ahli dibidang kecurangan dapat ditugaskan dalam tim audit.
Pelaku kecurangan sering kali memiliki pengetahuan yang baik dalam prosedur audit.
Untuk alasan itu, PSA-70 mengharuskan auditor untuk menerapkan rencana audit yang tidak
dapat di prediksi.
Prosedur audit yang tepat digunakan untuk mengatasi resiko audit spesifik bergantung
pada akun yang sedang diaudit dan jenis resiko kecurangan yang teridentifikasi. Auditor juga
harus mempertimbangkan pilihan manajemen atas prinsip – prinsip akuntansi. Perhatian
seksama harus diberikan pada prinsip – prinsip akuntansi yang melibatkan pengukuran –
pengukuran subyektif atau transaksi – transaksi yang rumit. Karena auditor meyakini adanya
resiko kecurangan dalam pengungkapan pendapatan, mereka juga harus mengevaluasi
kebijakan pengakuan pendapatan perusahaan.
Dalam setiap pengauditan, terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan oleh
auditor, prosedur tersebut antara lain :
Kecurangan dalam laporan keuangan seringkali dicapai melalui salah saji yang
disengaja dalam estimasi akuntansi. PSA-70 mengharuskan auditor untuk
mempertimbangkan potensi ketidakwajaran manajemen ketika menelaan estimasi –
estimasi tahun berjalan, auditor diharuskan untuk melihat kembali estimasi – estimasi
signifikan pada periode sebelumnya untuk mengidentifikasi setiap perubahan dalam
proses perusahaan atau penilaian manajemen dan asumsi – asumsi yang dapat menandai
adanya kemungkinan sesuatu yang biasa.
Penilaian auditor terhadap resiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan
harus terus berjalan disepanjang pengauditan dan dikoordinasikan dengan prosedur penilaian
resiko lainnya. Auditor harus mewaspadai kondisi – kondisi berikut ketika melakukan
pengauditan.
Pendapatan dan piutang dagang ini biasanya sangat rentan terhadap pencurian dan
manipulasi. Menurut penelitian (COSO) menemukan bahwa lebih dari separuh kasus
kecurangan dalam laporan keuangan melibatkan akun pendapatan dan piutang. Karena,
penjualan sering dilakukan secara tunai dan cepat dikonversi ke dalam kas, kas juga sangat
rentan terhadap pencurian.
Pendapatan merupakan akun terbesar dalam laba rugi , sehingga suatu salah saji yang
hanya berupa presentase penjualan yang kecil tetap dapat berpengaruh besar terhadap laba.
Yang menyebabkan pendapatan rentan terhadap manipulasi adalah kesulitan dalam
menentukan waktu yang tepat untuk mengakui pendapatan yang penting .
1. Pendapatan Fiktif
Prosedur Analitis
Ketidakcocokan dokumen
Para auditor harus mewaspadai penandaan dan perubahan yang tidak biasa
dalam dokumen – dokumen dan mereka harus mengandalkan dokumen asli daripada
Salinan dokumen atau duplikatnya .
5. Penyalahgunaan Bukti Penerimaan yang Melibatkan Pendapatan
Akan lebih sulit untuk menyembuyikan pencurian atas penerimaan kas setelah
penjualan dicatat . Jika pembayaran pelanggan dicuri , penagihan regular atas akun –
akun yang belum dibayar akan segera membongkar kecurangan . Untuk
menyembuyikan pencurian , pelaku harus mengurangi akun pelanggan dengan cara :
Ini dapat dideteksi atau dicegah dengan pengendalian internal yang dirancang
untuk meminimalisasi kesempatan untuk melakukan kecurangan . Untuk mendeteksi
kecurangan yang lebih besar, prosedur analitis dan perbandingan – perbandingan
lainya dapat berguna untuk mendeteksi kecurangan
Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca sebagian besar
perusahaan dan auditor sering kali kesulitan untuk memverifikasi keberadaan dan penilaian
persediaan.
Risiko kecurangan laporan keungan untuk persediaan.
Persdiaan fiktif telah menjadi inti masalah dari beberapa kasus kecurangan laporan
keuangan penting. Banyak perusahaan besar yang memiliki persediaan yang beragam
dan dalam jumlah sangat bnayak terletak dibeberapa lokasiyang berbeda, yang
membuat perusahaan relative lebih mudah untuk menambah persediaan fiktif dalam
pencatatan akuntansi.
Sama seperti kecurangan akun yang melibatkan akun piutang dagang, banyak
kemungkinan tanda-tanda peringatan atau indikator kecurangan dalam persediaan.
Prosedur analitis. Prosedur analitis khususnya presentasi margin laba kotor dan
perputaran persediaan, sering kali membantu dalam mengungkap kecurangan dalam
persediaan. Persediaan fiktif akan mengurangsajikan beban pokok penjualan dan
melebihsajikan presentasi margin kotor. Persediaan fiktif juga akan menurunkan
perputaran persediaan.
Semua pembelian yang diterima sebelum akhir tahun harus dicatat sebagai
kewajiban. Hal itu relative lebih mudah untuk dibuktikan jika perusahaan
mempertanggungjawabkan laporan penerimaan barang yang telah diberi nomor
terlebih dahulu. Namun, jika laporan penerimaan barang tidak diberi nomor terdahulu
atau perusahaan sengaja menghilangkan laporan penerimaan barang dari catatan
akuntansi, akan menjadi sulit bagi auditor untuk membuktikan apakah semua
kewajiban telah dicatat. Dalam kasus semacam itu, bukti analitis, seperti perubahan
yang tidak biasa dalam rasio-rasio, dapat menandai adanya kurang saji dalam utang
dagang.
Kecurangan yang paling umum dalam bagian perolehan adalah bagi sang
pelaku untuk mengeluarkan pembayaran-pembayaran kepada pemasok fiktif dan
menyimpan kas di rekening fiktif. kecurangan semacam itu dapat dicegah dengan
membuat pembayaran hanya dilakukan pada pemasok resmi dan memeriksa
dokumentasi-dokumentasi yang mendukung pembelian tersebut dengan saksama oleh
personel yang memiliki otoritas sebelum pembayaran dilakukan. Dalam kasus
penyalahgunaan yang lain, petugas utang dagang atau pegawai lainnya mencuri
sebuah cek untuk suatu pemasok resmi. Informasi dari pembeli kemudian dilampirkan
kembali agar dapat dilakukan pembayaran pada pemasok tersebut.
Meskipun beberapa akun lebih rentan dibandingkan dengan lainya, hampir dapat
terjadi manipulasi pada setiap akun. Sekarang mari kita menguji beberapa akun yang
memiliki risiko kecurangan dalam laporan keuangan
Asset Tetap.
Asset Tetap, sebuah akun neraca yang besar bagi banyak perusahaan, sering
kali berdasarkan pada penilaian yang ditentukan secara subjektif. Akibatnya, asset
tetap dapat menjadi target manipulasi, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang
tidak memiliki persediaan atau piutang yang material.
Beban Gaji.
Semua salah saji yang ditemukan auditor selama melakukan audit harus
diidentifikasi ada tidak ny indikasi kecurangan ,bila terjadi kecurangan auditor
biasanya memulainya dengan membuat Tanya jawab berikut merupakan jenis jenis
teknik wawancara
Teknik mendengarkan
1. Auditor harus memperhatikan dengan menjaga kontak mata,anggukan
persetujuan,menunjukan kepahaman lainya
2. Menhindari pemikiran pemikiran yang kaku terhadap informasi yag diberikan
3. Memanfaatkan kehiningan untuk memikirkan mengenai infomasi yang
diberikan dan melakukan prioritas serta penelaan atas infomasi yang didengar
Mengamati tanda tanda perilaku
1. Mengavaluasi ‘respons verbal ( kegugupan,ketidaktahuan,ketidakjujuran) dan
non verbal (tidak nyaman dalam memberikan jawaban ,perilaku berubah dari
biasanya saat pertanyaan sudah di tanyakan) dari orang yang diwawancarai
Tanggung jawab lainya ketika dicurigai adanya kecurangan
1. Auditor sering kali menggunakan perangkat lunak audit seperti ACL atau IDEA untuk
menentukan apakah kecurangan telah terjadi. Sebagai contoh, perangkat lunak dapat
digunakan untuk mencari transaksi-transaksi penjualan fiktif dengan mencari nomor
duplikat faktur penjualan atau dengan merekonsiliasikan basis faktur penjualan pada
basis data dokumen pengiriman, untuk meyakinkan bahwa semua penjualan telah
didukung dengan dokumen bukti pengiriman. Demikian pula, perangkat lunak
tersebut memberian pencarian yang efektif untuk semua pelanggaran dalam dokumen-
dokumen berikutnya, yang dapat mengindikasikan adanya salah saji terkait dengan
tujuan kelengkapan untuk akun-akun liabilitas dan beban. Auditor menggunakan
perangkat lunak audit, termasuk alat kertas kerja dasar seperti Excel, untuk
memisahkan transaksi atau saldo-saldo akun ke dalam beberapa subkategori untuk
pengujian audit lebih lanjut. Sebagai contoh, seorang auditor dapat menggunakan
pilihan yang ada di program kertas kerja Excel untuk memisahkan transaksi-transaksi
yang melebihi suatu ukuran biasa lainnya seperti nomor akun yang tidak standar atau
saldo rupiah yang tidak biasa
2. Auditor juga menggunakan program kertas kerja dasar seperti Excel untuk melakukan
prosedur analitis pada beberapa tingkatan. Sebagai contoh, penjualan dapat
dipisahkan ke dalam beberapa data terpisah berdasarkan lokasi, jenis produk atau
periode waktu (bulanan) untuk prosedur analitis lanjutan. Tren yang tidak biasa yang
tidak dapat tergambarkan dalam gabungan data dapat dideteksi ketika data dianalisis
dalam rincian yang lebih besar tertentu atau berisi karekteristik tidak
3. Auditor juga memperluas prosedur substantif lain nya untuk menangani tingginya
risiko kecurangan. Sebagai contoh, ketika terdapat risiko bahwa syarat penjualan
mungkin telah diubah agar dapat mengakui penjualan sebelum waktunya,
4. auditor dapat memodifikasi permintaan konfirmasi piutang dagang untuk
mendapatkan tanggapan yang lebih rinci dari para pelanggan mengenai syarat-syarat
tertentu dalam transaksi seperti pembayaran, pengiriman barang dan kebijakan
pengembalian barang. Dalam beberapa situasi tertentu, auditor dapat mengkonfirmasi
setiap transaksi dibandingkan dengan keseluruhan saldo akun, khususnya untuk
transaksi-transaksi besar yang dicatat mendekati akhir tahun.
5. auditor dapat mengandalkan ahli persediaan untuk menilai keusangan persediaan suku
cadang elektronik dan ahli penilaian bisnis untuk menilai keandalan asumsi nilai pasar
yang digunakan untuk beberapa investasi tertentu.
TABEL 9-6
Penggunaan kata-kata yang tidak penting Auditor harus waspadai kata-kata yang
seperti, "hm", "baiklah", "sebenarnya", tidak penting tersebut, karena biasanya
dl yang berlebihan hal itu menandai bahwa orang yang
diwawancarai tidak yakin atau tidak bisa
menjawab pertanyaan yang diberikan.
Kelupaan dan kegugupan, seperti "Saya Ketika hal itu terus menerus terjadi,
sedikit gugup" atau Saya tidak ingat" auditor harus memperhatikan
Sikap yang sangat toleran seperti "Itu Orang-orang yang tidak jujur sering kali
tergantung situasinya ya" dan jawaban sangat toleran terhadap seseorang yang
yang berlebihan seperti, "berdasarkan mungkin telah melakukan kecurangan.
ingatan
Sumber: Hak Cipta tahun 2004, Conducting Internal Auditing Interviews oleh the
Institute of Internal Auditing Research Foundation, 247 Maitland Avenue Altamonte
Springs, FL 32701-4201. USA. Dicetak u lang dengan izin.