Anda di halaman 1dari 26

STANDAR ASUHAN ANTENAL DAN ASUHAN

INTRANATAL
Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas

Dosen Pembimbing:

YUSHIDA, S.Kep, M.Kes

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 4

ANGGELLYA Nim P00524318 001


EKA ROSMITA Nim P00524318 012
INTAN MERALYA Nim P00524318 017
SANTI PURNAMA SARI Nim P00524318 034
SARI YANTI Nim P00524318 035
WARDATUL JANNAH.MR Nim P00524318 038

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
PRODI D-III KEBIDANAN MEULABOH
TAHUN PELAJAR
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberi

rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Asuhan

Kebidanan di Komunitas: Polindes, Tempat Praktik (BPM), Posyandu” tepat pada

waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Asuhan

Kebidanan Asuhan Kebidanan Komunitas.

Dalam makalah ini kami mengakui masih banyak kekurangan karena

pengalaman yang kami miliki masih kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada

para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi pembaca umumnya. Semoga ALLAH SWT senantiasa meridhoi

segala usaha kita. Amin

Meulaboh,26 Februari 2020

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2


DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................... 4

B Rumusan Masalah .............................................................................................. 4

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 4

D. Manfaat .............................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Asuhan Antenatal .............................................................................................. 5

a. Standar Pelayanan Minimal Antenatal........................................................ 5

b. Standar Pelayanan Anc di Komunitas......................................................... 7

c. Standar Tempat/alat .................................................................................... 9

B. Asuhan Intranatal .............................................................................................. 10

a. Standar Pelayanan Minimal Antenatal........................................................ 11

b. Standar Pelayanan Inc di Komunitas .......................................................... 11

c. Standar Tempat/alat .................................................................................... 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 24

B. Saran .................................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 25

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian
yang utama bagi seorang bidan. Bidan bertanggung jawab memberikan pengawasan,
nasehat serta asuhan bagi wanita selama masa hamil, bersalin dan nifas. Asuhan
kebidanan yang diberikan termasuk pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di
komunitas, baik di rumah, posyandu maupun polindes.
Sebagai seorang bidan yang nantinya yang akan ditempatkan di desa, dalam
menjalankan tugas ia merupakan komponen dan bagian dari masyarakat desa dimana
ia bertugas. Selain dituntut dapat memberikan asuhan bermutu tinggi dan
komprehensif, seorang bidan harus dapat mengenal masyarakat sesuai budaya
setempat dengan sebaik-baiknya, mengadakan pendekatan dan bekerjasama dalam
memberikan pelayanan, sehingga masyarakat dapat menyadari masalah kesehatan
yang dihadapi serta ikut secara aktif dalam menaggulangi masalah kesehatan baik
untuk individu mereka sendiri maupun keluarga dan masyarakat sekitarnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Standar Asuhan Antenatal ?
2. Apa Standar Asuhan Intranatal?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Standar Asuhan Antenatal
2. Untuk Mengetahui Standar Asuhan Intranatal

D. Manfaat
Dengan penulisan ini diharapkan agar pembaca memiliki pengetahuan dan
dapat memahami tentang asuhan antenatal dan asuhan intranatal. Selain itu,
diharapkan khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai asuhan antenatal dan asuhan intranatal.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asuhan Antenatal

Dalam pelayanan antenatal terpadu, tenaga kesehatan harus dapat memastikan

bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit

yang dialami ibu hamil, melakukan intervensi secara adekuat sehingga ibu hamil siap

untuk menjalani persalinan normal. Setiap kehamilan, dalam perkembangannya

mempunyai risiko mengalami penyulit atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan

antenatal harus dilakukan secara rutin, sesuai standar dan terpadu untuk pelayanan

antenatal yang berkualitas. Pelayanan antenatal terpadu dan berkualitas secara

keseluruhan meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar kehamilan

berlangsung sehat;

2. Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan

3. Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman;

4. Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi

penyulit/komplikasi.

5. Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila

diperlukan.

a) Standar Pelayanan Maksimal Antenatal


Dalam pelayanan/asuhan kehamilan standar minimal yang harus dilaksanakan
termasuk 7T yaitu :
1. Timbang berat badan.
Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak
diinginkan ibu hamil tersebut. Kekurangan makanan dapat menyebabkan kelainan
yang tidak diinginkan ibu hamil tersebut. Kekurangan makanan dapat
menyebabkan anemia, abortus, partus prematus, inersia uteri, dan sebagainya.

5
Sedangkan makan secara berlebihan karena adanya salah presepsi bahwa ibu
hamil makan untuk 2 orang dapat menyebabkan komplikasi antara lain pre-
eklampsia, bayi terlalu besar, dan sebagainya. Kenaikan BB wanita hamil rata-
rata 6,5 – 16 kg (anjurkan kenaikan BB disesuaikan dengan indeks masa tubuh).
Bila BB naik lebih dari semestinya anjurkan untuk mengurangi karbohidrat,
lemak jangan dikurangi apalagi sayur mayur dan buah-buahan. Bila BB tetap saja
atau menurun, semua makanan dianjurkan, terutama yang mengandung protein
dan besi.
2. Ukur tekanan darah.
Tekanan darah harus diperiksa secara tepat dan benar. Banyak faktor yang
mempengaruhi peningkatan tekanan darah. Posisi ibu saat dilakukan pemeriksaan
sebaiknya posisi tidur (setengah duduk/semifowler), jangan mengukur tekanan
darah langsung saat ibu datang tapi persilahkan ibu untuk istirahat sebentar
sebelum dilakukan pemeriksaan, karena aktifitas ibu akan menimbulakan
kenaikan tekanan darah sehingga hasilnya menjadi tidak akurat.
3. Ukur tinggi fundus uteri (TFU).
TFU dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin.
Mengukur TFU bisa menggunakan jari pada kehamilan kurang dari 22 minggu
dan menggunakan cm pada kehamilan lebih dari 22 minggu (Mc Donald).1
4. Pemberian imunisasi Tetanus Toksodi (TT) lengkap.
Imunisasi TT yang diberikan kepada ibu hamil sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya tetanus neonatorum. Program imunisasi TT :
Interval Lama %
Antigen
(selang waktu minimal) Perlindungan perlindungan
TT 1 Pada kunjungan - -
antenatal pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80%
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95%
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99%
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun/seumur 99%
hidup

5. Pemberian tablet besi, minimal 90 tablet selama kehamilan.

6
Dimulai dengan memberikan 1 tablet besi sehari sesegera mungkin setelah ras
mual hilang. Tiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (Zat besi 60 mg) dan
asam folat 500 mikrogram. Minimal masing-masing 90 tablet besi. Teblet besi
sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi kerena akan mengganggu
penyerapan. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung
vitamin C bersamaan dengan mongkonsumsi tablet besi karena vitamin C dapat
membantu penyerapan tablet besi sehingga tablet besi yang dikonsumsi dapat
terserap sempurna oleh tubuh.
6. Tes terhadap penyakit menular seksual.
Wanita termasuk yang sedang hamil merupakan kelompok risiko tinggi
terhadap PMS. PMS dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas terhadap ibu
maupun janin yang dikandung. Pada asuhan kehamilan dilakukan anamnesa
kehamilan risiko terhadap PMS meliputi penapisan konseling dan terapi PMS.
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Dalam temu wicara untuk persiapan rujukan ini melibatkan ibu, suami,
keluarga dan masyarakat. Merencanakan persiapan rujukan meliputi :
a. Menidentifikasi rencana atau rujukan dan bentuk trnasportasi untuk mencapai
tempat tersebut.
b. Membuat rencana penyediaan donor darah.
c. Mengadakan rencana persiapan financial.
d. Mengidentifikasi seorang pembuat keputusan kedua bila pembuatan keputusan
pertama tidak ada tempat.

b) Standar Pelayanan ANC di Komunitas


a. Model asuhan kebidanan di komunitas meyakini bahwa kehamilan dan
persalinan adalah peristiwa normal sehingga model yang digunakan adalah :
1. Memantau keadaan fisik dan psikologis.
2. Memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan.
3. Mendampingi selama persalinan.
4. Memberikan dukungan masa nifas.
5. Mengurangi tindakan yang menggunakan teknologi tinggi.
6. Mendeteksi kasus resiko dan merujuk bila diperlukan.
7. Asuhan yang berorientasi pada klien atau wanita.
b. Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan :

7
1. Bidan bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan praktiknya.
2. Menghargai wanita sebagai individu dan melayaninya dengan rasa hormat.
3. Menggunakan pengetahuan dan ketrampil)an yang up to date
4. Mengutamakan keamanan dan kesejahteraan ibu/klien secara menyeluruh.
5. Berupaya untuk mendukukung pemahaman ibu tentang kesejahteraan dan
pemberdayaan untuk menyatakan pilihannya (pengambilan keputusan).
c. Pertimbangan Antenatal di Komunitas :
1. Pada tahap awal mengidentifikasi apakah ibu ada kontraindikasi untuk
bersalin di rumah bersalin, pondok bersalin, atau dirumah.
2. Bidan menggunakan seluruh ketrampilannya bukan hanya untuk memberi
asuhan pada keadaan fisik normal tetapi juga membantu ibu beradaptasi
dengan perubahan karena kehamilan dan kesiapan menjadi ibu.
3. Bidan merujuk kepada spesialis Obstetri Gynekologi atau Dokter bila ada
komplikasi yang timbul selama kehamilan.
4. Mendorong ibu untuk memberikan tentang perasaan, kecemasannya dengan
suasana yang mendukung dan terjamin kerahasiaannya.
5. Jika memungkinkan selama kehamilannya, ibu dapat bertemu dengan bidan
yang akan menolongnya dikamar bersalin dan asuhan Post Partum.
d. Standar pelayanan ANC (Ante Natal Care)
1. Minimal ANC 4x, meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan
seksama.
2. Mengenali kehamilan resiko tinggi/ kelainan khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, IMS/Infeksi HIV.
3. Memberikan pelayanan imunisasi, nasihat dan penyuluhan kesehatan, serta
tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas.
4. Data tercatat dengan tepat pada setiap kunjungan.
5. Bila ditemukan kelainan, mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan
merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
e. Pada kunjungan pertama, bidan :
1. Melakukan anamnesis riwayat dan mengisi KMS ibu hamil atau buku KIA,
kartu ibu secara lengkap.
2. Memastikan bahwa kehamilan itu diharapkan.
3. Tentukan hari taksiran persalinan (HTP). Jika hari pertama haid terakhir
(HPHT) tidak diketahui, tanyakan kapan pertama kali dirasakan pergerakan

8
janin dan cocokkan dengan hasil pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri. Jelaskan
bahwa hari taksiran persalinan hanyalah suatu perkiraan.
4. Memeriksa kadar Hb.
5. Berikan imunisasi TT (Tetanus Toksid) sesuai dengan kebutuhan.
f. Pada setiap kunjungan :
1. Menilai keadaan umum (fisik, dan psokilogis Ibu hamil).
2. Memeriksa urine (uji protein, glukosa, atas indikasi).
3. Menimbang berat badan dan mengukur lingkar lengan atas.
4. Mengukur tekanan darah.
5. Cek Hb pada kehamilan 28 minggu atau lebih sering, bila ada anemia.
6. Menanyakan apakah tablet Fe diminum dan persediaan cukup.
7. Menanyakan dan memeriksa tanda dan gejala IMS, ambil tindakan yang
sesuai
8. Mendengarkan keluhan dengan penuh minat, dan memberi dukungan moral,
merujuk dan memberi nasihat jika diperlukan.
9. Membicarakan tentang tempat persalinan, persiapan transportasi jika
diperlukan, dan persiapan persalinan.
10. Mencatat semua temuan pada KMS ibu hamil atua buku KIA, kartu ibu dan
mempelajari swmua temuan untuk menentukan tindak lanjut
Bidan harus segara melakukan rujukan bila ditemukan kelainan yang
memeriksakan pemeriksaan lanjutan, menindak lanjuti setiap rujukan, dan dalam
merujuk sebaiknnya dilakukan tepat waktu untuk menghindari komplikasi.

c) Standar Tempat/Alat
1. Standar Alat
Di bawah ini daftar peralatan yang mungkin diperlukan untuk pelayanan
antenatal. Alat yang dipakai dapat bervariasi, namun yang terpenting adalah
bagaimana seorang pelaksana pelayanan KIA memanfaatkan mata, telinga, dan
hidung dan tangannya untuk mengetahui hampir semua hal penting tentang ibu
hamil yang diperiksanya. Peralatan hanyalah penunjang. Bila ada, maka akan
membantu, tetapi bila tidak semuanya tersedia pemeriksaan kehamilan tetap dapat
dilakukan dapat dilakukan dengan baik bila pelaksananya mempunyai ketrampilan
memanfaatkan inderanya dan mempunyai kemampuan untuk menilai serta
menangkap hal-hal yang perlu diperhatikan pada ibu hamil. Peralatan yang
9
digunakan harus dalam keadaan bersih dan siap pakai. Alat dan bahan untuk
antenatal pelayanan antenatal tersebut:

a. Kartu pencatatan hasil pemeriksaan (register kohort ibu, Kartu ibu, dan KMS)
b. Surat Rujukan
c. Gestogram (diagram untuk menghitung usia kehamilan).
d. Timbangan Dewasa
e. Pengukur tinggi badan
f. Tensimeter
g. Stetoskop
h. Stetoskop janin/monoaural (pinnard)
i. Metlin
j. Jangka Panggul
k. Alat pemeriksaan HB: tallquist dan atau sahli
l. Peralatan suntik
m. Sarung Tangan
n. Peralatan untuk Memeriksa Urin (protein urin dan glukosa)
o. Sabun dan air mengalir untuk cuci tangan
p. Tablet zat besi folat
q. Vaksin tetanus toksoid.
r. Reflek hammer
s. Kom
t. Bengkok
u. Tempat sampah
v. Bahan habis pakai (kapas DTT, tisu, sarung tangan, spuit)

B. Asuhan Intranatal
Asuhan Intranatal adalah asuhan atau pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yaitu pelayanan persalinan yang aman yang di lakukan oleh tenaga
kesehatan kompeten, dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan. Tenaga
kesehatan yang dapat memberikan pertolongan persalinan bagi masyarakat adalah
dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan. Pada kenyataan di lapangan
masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga kesehatan,dan di lakukan di

10
luar pelayanan kesehatan. Secara bertahap seluruh persalinan di tolong oleh tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan memberikan asuhan intranatal
yang tepat dan sesuai dengan standar, diharapkan dapat menurunkan angka kematian
ibu dan bayi. Pendekatan yang membutuhkan kemampuan analisis yang berhubungan
dengan aspek sosial, nilai-nilai dan budaya setempat

a) Standar Pelayanan Maksimal


1. Bidan meyakini bahwa setiap individu berhak untuk merasa aman,puas
terhadap pelayanan masyarakat.
2. Yakin bahwa proses kehamilan dan persalinan dapat di tingkatkan kualitasnya
melalui pendidikan,kesehatan dan intervensi berbentuk dukungan.
3. Asuhan bulin yang berfokus pada kebutuhan individu dan keluarganya baik
emosi,fisik dan sosial
4. Asuhan di berikan secara terus menerus yang menekankan pada aspek
keamanan menajemen klinis yang sesuai standar.
5. Adanya bidan terlatih untuk menolong persalinan.
6. Bidan menjelaskan seluruh proses persalinan dan kemungkinan komplikasi
7. Bidan dipanggil bila ibu mulai kontraksi atau air ketuban pecah
8. Tersedianya ruangan hangat, bersih dan sehat
9. Ibu mempunyai KMS ibu hamil dan kartu KIA
10. Tersedianya sistem rujukan untuk penanganan kegawatdaruratan obstetri
11. Adanya kesepakatan antara bidan dan ibu/keluarga
12. Tersedianya alat transportasi
13. Tersedianya peralatan yang lengkap dan berfungsi

b) Standar Pelayanan INC di Komunitas


1. Asuhan saat persalinan
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian
memberikan asuhan dan pemantauan yang memadahi, dengan memperhatikan
kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung.
2. Persalinan yang aman
Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman dengan sikap
sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.
3. Pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat

11
Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk
membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap
4. Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi.
Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II
yang lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk
memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum

c) Standar Tempat dan Alat


a. Alat
1. Partus Set

Nama Alat Fungsi Gambar


a. Klem untuk menjepit
Arteri (2) (memegang/menekan)
sesuatu benda.

b. Gunting untuk memotong tali


Tali Pusat pusar bayi.

c. Benang
Tali Pusat
d. ½ Koher untuk memegang
benang.

e. Kateter Membantu agar bisa


Nelator buang air kecil

12
f. Gunting untuk memotong
Episiotomi perineum (alat
kelamin wanita) saat
melahirkan, untuk
mencegah robeknya
dinding perineum,
yaitu antara anus dan
bagian bawah vagina.

g. 2 pasang utk melindungi


sarung petugas kesehatan
tangan saat bekerja

h. Kasa Untuk membersihkan


darah dari vagina.

2. alat perlindungan diri / APD

Nama Fungsi Gambar

13
a. Celemek Melindungi diri dari
percikan cairan tubuh
pasien

b. Kaca mata Melindungi mata dari


percikan cairan tubuh
pasien

c. Masker Melindungi wajah dari


percikan cairan tubuh
pasien

d. Alas kaki tertutup Melindungi kaki dari


cairan tubuh pasien yang
bercecer di lantai

3. PERALATAN

Nama Alat Fungsi Gambar

14
a. Neirbeken/bengko tempat alat2 yang
k sudah terpakai saat
menolong
persalinan/merawat
luka, dsb

b. Kom tertutup berisi Sebagai wadah air


air DTT DTT

c. Kom tertutup berisi Sebagai wadah kapas


kapas DTT DTT

d. Termometer untuk mengukur suhu


tubuh, untuk bayi
baisanya digunakan di
dalam rectal.

15
e. Stetoskop untuk
mendengar suara
jantung dan pernapasa
n

f. Tensi meter Untuk mengukur


tekanan darah

g. Pita ukur Untuk mengukur


lingkar kepala, lingkar
dada, dan panjang
bayi

h. Spuit 2,5 – 3 ml Untuk injeksi

16
i. Spuit 1 ml Untuk injeksi

j. Leanec
k. Lampu sorot Sebagai penerangan
saat partus

l. Tempat sampah Sedbagai tempat


(basah, kering, pembuangan limbah
medis ) partus

m. Waskom Sebagai wadah larutan


klorin

17
n. Sumber air yang Untuk mencuci tangan
mengalir bidan

o. Kendi / wadah Sebagai wadah


plasenta

p. Ember Sebagai tempat


menampung pakaian
kotor

q. Under ped untuk mengalasi


bokong ibu dan
menampung cairan
ketuban agar tidak
merembes

4. Perlengkapan Hecting (bak instrumen)

Nama Alat Fungsi Gambar


a. 1 pasang sarung utk melindungi petugas
tangan kes saat bekerja

b. Pinset anatomi Untuk memegang suatu


alat

c. Pinset Sirurgis untuk menjepit pada saat


operasi.

18
d. Pegangan jarum untuk memegang jarum

e. Jarum jahit (otot, untuk menjahit luka yang


kulit) dan menjahit organ yang
rusak lainnya.

f. Benang Kronik benang yang digunakan


dalam menjahit luka.

g. Spuit Untuk melakukan injeksi

5. Perlengkapan Resusitasi

Nama Alat Fungsi Gambar

19
a. Penghisap Untuk menghisap
Lendir lendir pada
hidung dan mulut
bayi

b. Kasa Untuk
membersihkan
darah dari vagina.

c. Balon
resusitasi

d. Bola karet
yang baru

e. Stopwatch

f. Sarung utk melindungi


tangan (1) petugas kesehatan
saat bekerja

g. Meja bayi untuk meletakkan

20
bayi baru lahir
yang akan
diperiksa

6.Obat

Nama obat Fungsi Gambar

a. Oksitosin Untuk merangsang


kontraksi uterus
saat kala II

b. Lidokain 1% Untuk anastesi


ketika hecting

c. Cairan infus RL Digunakan untuk


memenuhi cairan
elektrolit ibu

21
d. Selang infus Untuk
mengalirkan
cairan infus ke
tubuh ibu

e. Kanul IV Sebagai saluran


oksigen dari
tabung O2 ke
tubuh ibu

f. Ergometrin Untuk merangsang


kontraksi uterus
saat kala II

g. Kapsul/kaplet Antibiotik sebagai


ampusilin/amoksi pencegahan
silin 500gr infeksi

h. Vitamin K Mencegah
perdarahan pada
otak bayi

22
i. Salep mata Mencegah infeksi
tetrasiklin 1% pada mata bayi

b. Tempat
1. Tersedia ruangan yang bersih dan layak

2. Terdapat sumber air bersih, air panas dan air dingin

3. Tersedianya penerangan yang baik, ranjang sebaiknya diletakan ditengah-


tengah ruangan agar mudah didekati dari kiri maupun kanan,dan cahaya
sedapat mungkin tertuju pada tempat persaalinan.

4. Terdapat fasilitas telepon yang bisa diakses untuk menghubungi


ambulan jika diperlukan saat melakukan rujukan atau tersedianya
mobil yang bisa digunakan saat diperlukan untuk merujuk. Persiapan
untuk mencegah terjadinya kehilangan panas tubuh berlebihan,perlu
disiapkan juga lingkungan yang sesuai bagi bayi baru lahir dengan
memastikan bahwa ruangan bersih, hangat, pencahayaan yang cukup dan
bebas dari tiupan angin. Apabila lokasi tempat tingggal ibu di daerah
pegunungan atauyang beriklim dingin, sebaiknya sediakan minimal 2
selimut, kain atau handuk yang kering dan bersih untuk mengeringkan dan
menjaga kehangatan tubuh bayi.

23
24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pelayanan antenatal terpadu, tenaga kesehatan harus dapat memastikan

bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit

yang dialami ibu hamil, melakukan intervensi secara adekuat sehingga ibu hamil siap

untuk menjalani persalinan normal. Setiap kehamilan, dalam perkembangannya

mempunyai risiko mengalami penyulit atau komplikasi

Dengan memberikan asuhan intranatal yang tepat dan sesuai dengan standar,

diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Pendekatan yang

membutuhkan kemampuan analisis yang berhubungan dengan aspek sosial, nilai-nilai

dan budaya setempat

B. Saran

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak

kekurangan. Untuk itu kami berharap pembaca dapat memberi masukan dan

mendapatkan manfaat dari makalah ini.

25
DAFTAR PUSTAKA

Indrayani. 2011. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta : TIM

Karwati, Dewi Pujiati. 2011. Srimujiwati. Asuhan Kebidanan 5. Jakarta : Trans Info Media.

Niken Meilana, dkk. 2013. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya

Runjati. 2010. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.

Meilani,niken.2009.kebidanan komunitas.yogyakarta:FITRAMAYA

26

Anda mungkin juga menyukai