Anda di halaman 1dari 1

Kaca Mayang

Pada zaman dahulu kala,di tepi Sungai Siak berdirilah sebuah kerajaan
yang bernama Kerajaan Gasib. Di kerajaan ini seluruh penduduk hidup damai
dan sejahtera,karena Kerajaan Gasib dipimpin oleh seorang raja yang
bijaksana,didampingi seorang ratu yang sangat anggun dan cerdas,juga dibantu
seorang panglima yang gagah berani,Panglima Gimpam namanya. Kerajaan
Gasib juga memiliki seorang putri bernama Putri Kaca Mayang,yang kecantikan
dan keluhuran budinya terkenal hingga seluruh penjuru negeri,bahkan ke
negara-negara tetangga.Banyak raja dari negeri tetangga yang ingin meminang
Putri Kaca Mayang,namun tak satupun yang diterimanya karena ia belum ingin
menikah dan masih ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Saat tiba di gerbang Kerajaan Aceh,Panglima Gimpam disambut oleh
kedua Panglima Aceh. Mereka menghadang Panglima Gimpam dan menantang
Panglima Gimpam berkelahi. Jika Panglima Gimpam menang,maka ia boleh
menjemput Putri Kaca Mayang,namun jika ia kalah,maka ia harus kembali ke
Kerajaan Gasib dengan tangan kosong,dan Putri Kaca Mayang harus tinggal di
Kerajaan Aceh untuk selamanya
Di tengah perjalanan,ternyata penyakit Putri Kaca Mayang kambuh. Nafasnya
terasa sangat sesak,saat itu juga angin sedang bertiup dengan kencangnya. Putri
Kaca Mayang pun meminta Panglima Gimpam untuk beristirahat sejenak
Akhirnya,Panglima Gimpam membawa jasad Putri Kaca Mayang yang telah
meninggal. Sesampainya di kerajaan Gasib,jasad Putri Kaca Mayang disambut
dengan kepiluan dari seisi penghuni istana
Setelah Putri Kaca Mayang dimakamkan,Raja Gasib dilanda depresi berat
karena kehilangan putri semata wayangnya. Ia pun memutuskan untuk menyepi
ke Gunung Ledang
Akhirnya,Panglima Gimpam menggantikan posisi Raja Gasib. Namun
karena kesetiaannya kepada sang raja,ia pun ikut meninggalkan kerajaan itu dan
membuka perkampungan baru yang diberi nama Pekanbaru.

THE END

Anda mungkin juga menyukai