Anda di halaman 1dari 4

PERCOBAAN VI

PARAMETER FARMAKOKINETIK PADA INTERAKSI OBAT


PARACETAMOL BERSAMA ALKOHOL

I. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Mahasiswa mampu memahami dan menentukan parameter
farmakokinetik pada interaksi obat paracetamol bersama alkohol.
1.2 Dasar Teori
Farmakokinetik adalah suatu senyawa obat yanag mendistribusi
senyawa tersebut didalam jaringan atau organ tertentu yang diterangkan
berdasarkan model fisiologi. Model ini mampu menerangkan distribusi obat
didalam jaringan, Sehinga banyak memerlukan studi pendukung. Dengan
mengetahui profil farmakokinetik obat didalam jaringan atau organ akan
diperoleh banyak informasi yang bermanfaat terutama untuk terapi penyakit
tertentu, menentukan drug of choice, manajemen terapi, dan analisa residu
(Wijayanti dkk,2010).
Parameter farmakokinetik ditentukan dengan model residual fase
absorpsi paracetamol dapat dikaji dari harga parameter distribusinya (Vd).
Volume distribusi menunjukkan besarnya distribusi obat yang berati volume
dimana pbat terdistribusi. Volume distibusi mengkaitkan hubungan antara
jumlah obat dalam plasma. Apabila volume distribusi meningkat maka
konsentrasi obat dalam plasma menjadi kecil dan sebaliknya. Sedangkan fase
paracetamol dikaji dari harag parameter K, T1/2 (Wulansari dkk,2008).
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. Dalam
proses pembuatan obat dibutuhkan bahan atau campuran bahan zat aktif lain
yang apabila digunakan dapat menciptakan khasiat farmakologi atau efek
langsung dalam diagnosis, penyembuhan, peredaran, pengobatan atau
pencegahan penyakit atau untuk mengetahui struktur dan fungsi tubuh (Bahan
Pengawas Obat & Makanan).
Paracetamol adalah golongan obat analgetik non opioid yang dijual
secara bebas. Indikasi paracetamol adalah sakit kepala, nyeri otot dan nyeri
lainnya serta di indikasikan juga untuk deman. Obat ini menjadi pilihan
analgesik yang relatif aman bila dikonsumsi dengan benarvsesuai petunjuk
pengunaan (Tetuko, 2015).
Paracetamol yang diberikan secara oral diserap secara cepat dan
mencapai kadar seum puncak pada wajtu 30-120 menit. Adanya makanan
dalam lambung akan sedikit memperlambat penyerapan sediaan paracetamol
lepas lambat. Paracetamol terdistribusi dengan cepat hampir seluruh jaringan
tubuh. Lebih kurang 25% paracetamol dalam darah pada protein plasma. Waktu
paruh paracetamol adalah antara 1,25-3 jam. Penderita kerusakan hati dan
konsumsi paracetamol dengan dosis toksik dapat memperpanjang waktu paruh
zat ini. Paracetamol diekskresikan melalui urin sebagai metabolitnya, yaitu
asetamenofen,glukoroid, asetamenfen sulfat, merkaplat dan bentuk yang tidak
berubah (Tetuko,2015).
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), 2011. Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor
HK.04.1.33.12.11.09937 Tentang Tata Cara Sertifikasi Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOTB). BPOM:Jakarta.
Tetuko A.,2015. Pola Penggunaan Dan Persediaan Analgetik Dipuskesmas
Depok II Dan Puskesmas Cangkringan Kabupaten Sleman Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Wijayanti A.D., Lukman H., Irkham W dan Tantang I., 2010. Penentuan
Efektifitas Oksitetrasiklin Melalui Parameter
Farmakokinetik/Farmakodinamik Pada Plasma dan Jaringan Ayam
Bloiler, Jurnal Veteriner. Vol. II.
Wulansari, N., Arief R.H dan Arifah S.W., 2008. Pengaruh Perasan Buah
Apel (Maulus Domestica Borkh) Fuji RCC Terhadap Farmakokinetikn
Paracetamol yang diberikan bersama Secara oral pada kelinci betina
dan kelinci jantan, PHARMACON.Vol.4.

Anda mungkin juga menyukai