Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KESULITAN PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS DI

SD/MI KELAS 4
Karlina1, Fuaddilah Ali Sofyan2
1
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang
1
Klina085@gmail.com
2
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang
2
Fuadpgmi_uin@radenfatah.com
Abstract
Higher Order Thinking Skills (HOTS) according to experts, namely Thomas & Thorne (2009)
which states that thinking high is thinking at a higher level than just remembering facts or
retelling something that is heard to others. The purpose of this study is to find out and provide
an overview of HOTS-based learning difficulties. This study uses a survey method while the
research approach used is quantitative descriptive. The instrument in data collection using
interviews. The results of this study are the difficulties of teachers for planning learning, the
difficulties of teachers in dealing with students such as the ability of different students to make
it difficult for teachers to make lesson plans based on the development of high-level thinking
skills of students because there are still many students who need more attention in improving
learning skills.
Keywords: Higher Order Thinking Skills (HOTS), Teachers, Elementery Schools.

Abstrak
Higher Order Thinking Skills (HOTS) menurut para ahli yaitu Thomas & Thorne (2009) yang
menyatakan bahwa berpikir tinggi adalah berpikir pada level yang lebih tinggi dari pada sekedar
mengingat fakta atau menceritakan kembali sesuatu yang di dengar kepada orang lain. Tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan memberikan gambaran tentang kesulitan
pembelajaran berbasis HOTS. Penelitian ini menggunakan metode survey sedangkan
pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriktif kuantitatif. Instrumen dalam
pengambilan data menggunakan wawancara. Hasil dari penelitian ini yaitu kesulitan guru untuk
perencanaan pembelajaran, kesulitan guru dalam mengahadapi siswa seperti kemampuan siswa
yang berbeda-beda membuat guru kesulitan dalam membuat RPP yang berbasis pengembangan
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa karena masih banyak siswa yang membutuhkan
perhatian lebih dalam meningkatkan kemampuan belajar.
Kata Kunci: Higher Order Thinking Skills (HOTS), Guru, Sekolah Dasar/Madarasah Ibtidaiyah

Histori artikel: disubmit pada 30 September 2019

A. PENDAHULUAN menuai berbagai kritikan karena


yang diumumkannya secara
Ketika Kemendikbud
tiba-tiba dan para peserta ujian
mengeluarkan kebijakan untuk
nasional merasa kesulitan
memasukkan soal HOTS di
mengerjakan UN 2018 silam.
Ujian Nasional 2018. Banyak
Itulah mengapa soal HOTS proses berpikir; (h) melibatkan
menjadi topik primadona di du pemaknaan yang mengesankan;
nia pendidikan. dan (i) memerlukan kerja keras.

Para ahli mendefinisikan HOTS menurut Thomas &


Hinger Order Skills Thinking Thorne (2009) yang menyatakan
(HOTS) atau berpikir tingkat bahwa berpikir tinggi adalah
tinggi dengan pendekatan dan berpikir pada level yang lebih
sudut pandang yang berbeda. tinggi dari pada sekedar
Resnick (1987 : 44) mengingat fakta atau
mengemukkan bahwa HOTS menceritakan kembali sesuatu
sulit untuk didefinisikan, tetapi yang di dengar kepada orang
mudah dikenali melalui ciri- lain. Lebih lanjut Thomas &
cirinya. Lebih lanjut, Resnick Thorne (2009) menyatakan
(1987 : 3) mengungkapkan berpikir tingkat tinggi menuntut
beberapa cirri-ciri dari HOTS seseorang untuk melakukan
yaitu: (a) non-algoritmik, artinya sesuatu terhadap fakta, yaitu
langkah-langkah tindakan tidak memahami nya, menyimpulkan
dapat sepenuhnya ditentukan nya, menghubungkan nya
diawal; (b) kompleks, artinya dengan fakta dan konsep lain,
langkah-langkah tidak dapat mengkatogorikan,
dilihat/ditebak secara langsung memanipulasi, menempatkan
dari sudut pandang tertentu; (c) fakta secara bersama-sama
menghasilkan banyak solusi; (d) dalam cara-cara baru dan
melibatkan perbedaan pendapat menerapkannya dalam mencari
dan interpretasi; (e) melibatkan solusi dan masalah.
penerapan kriteria jamak; (f)
Salah satu taksonomi yang
melibatkan ketidakpastian; (g)
terkenal yaitu taksonomi yang
menuntut kemandirian dalam
telah direvisi Anderson &
Krathwohl (2001), mengungkap untuk menjadi anggota yang
kan dimana tujuan pembelajaran aktif dan kreatif dari sebuah tim
dibagi menjadi dua yaitu proses belajar. Sebuah hubungan antara
kognitif dan pengetahuan , maka kegiatan kelas dan HOTS
HOTS dalam taksonomi Bloom dijekasjan oleh Shepardson
perlu dilakukan penyesuaian. (1993) bahwa “buku dan
Adapun jika dikaitkan dengan panduan tambahan lebih
taksonomi Bloom revisi yang menekankan pada pengumpulan
dikemukakan oleh Anderson & informasi, mengingat, dan
Krathwohl (2001), pada dimensi keterampilan mengorganisir
proses kognitif HOTS meliputi daripada fokus,
proses menganalisis, mengintergrasikan,
mengevaluasi, dan mencipta mengevaluasi, dan menganalisis
(Liu, 2010), sedangkan pada keterampilan” Shepardson
dimensi pengetahuan HOTS menekankan pentingnya
meliputi pengetahuan keterlibatan kognitif dalam
konseptual, pengetahuan membuat kegiatan kelas yang
procedural, dan pengetahuan efektif.
metakognitif.
Agar siswa mampu
Proses pembelajaran yang mengembangkan kemampuan
melibatkan kemampuan kognitif HOTS, model pembelajaran
tingkat tinggi ini menuntut peran yang digunakan peneliti
aktif mengajar dengan adalah pembelajaran berbasis
menekankan pada pemantauan masalah atau juga sering dikenal
dan mempertahankan dengan Problem Based
keterlibatan nyata dari semua Learning, yaitu “suatu
siswa. Dengan melakukan hal pendekatan pembelajaran yang
tersebut, guru mendorong siswa menggunakan masalah dunia
nyata sebagai konteks bagi siswa pendahuluan maka penelitian ini
untuk belajar tentang berpikir tidak ditunjukkan untuk menguji
kritis dan keterampilan teori atau hipotesis tertentu.
pemecahan masalah, serta untuk Namun lebih kepada usaha
memperoleh pengetahuan dan untuk mengetahui kesulitan
konsep yang esensial dari materi pembelajaran berbasis HOTS
pelajaran” (depdiknas, 2002). dalam pembelajaran Matematika
Pembelajaran ini cocok SD/MI kelas 4 SDN 160
digunakan dalam Palembang. Berdasarkan studi
mengembangkan kemampuan pendahuluan ini kemudian dapat
HOTS siswa karena dalam diketahui hambatan/kendala
pelaksanaannya siswa dituntut yang ditemui guru dalam
untuk menghadapi masalah yang pembelajaran berbasis HOTS
bersifat otentik atau nyata, siswa Matematika SDN 160
pun mampu mengembangkan Palembang, yang selanjutnya
kemampuan berpikir kritis dan dapat menjadi dasar untuk
kemampuan dalam memecahkan melakukan penelitian lanjutan.
masalah yang timbul dari
Selanjutnya pada metode
pembelajaran tersebut.
penelitian ini, peneliti
B. METODE menggunakan teknik
PENELITIAN pengumpulan data dengan cara
wawancara. Dimana wawancara
Penelitian ini
disini merupakan teknik
menggunakan metode penelitian
pengumpulan data yang
survey sedangkan pendekatan
digunakan apabila ingin
penelitian yang digunakan
melakukan studi pendahuluan
adalah dekstritif kualitatif.
untuk menemukan
Mengingat penelitian ini
permasalahan yang harus
merupakan penelitian atau studi
diteliti, serta apabila peneliti pembelajaran berbasis masalah
ingin mengetahui hal-hal dari atau juga sering dikenal dengan
responden yang lebih mendalam Problem Based Learning, yaitu
dan juga respondennya sedikit “suatu pendekatan pembelajaran
(Sugyono, 2016:184). yang menggunakan masalah
Wawancara dilakukan pada dunia nyata sebagai konteks bagi
orang-orang yang terlibat dalam siswa untuk belajar tentang
proses pembelajaran dan berpikir kritis dan keterampilan
penilaian pembelajaran. pemecahan masalah, serta untuk
Responden dalam wawancara ini memperoleh pengetahuan dan
adalah siswa dan juga guru konsep yang esensial dari materi
Matematika. pelajaran” (depdiknas, 2002).
Dan untuk caranya guru
C. HASIL DAN
memberikan sedikit cerita di
PEMBAHASAN
sekitar lingkungan lalu guru
Hasil penelitian ini sedikit mengarahkan ceritanya
merupakan hasil dari wawancara ke materi pembelajaran lalu guru
peneliti dengan guru lanjutlah ke soal-soal yang
Matematika dan siswa SDN 160 dituju.
Palembang.
2. Kesulitan Higher Order
1. Mengimplementasikan Thinking Skills (HOTS)
HOTS dikelas
Berdasarkan hasil
Responden memberi wawancara terhadap guru
tanggapan untuk Matematika SDN 160
mengimplementasikan Higher Palembang, guru memiliki
Order Thinking Skills (HOTS), beberapa kesulitan dalam
yang pertama guru mengembangkan keterampilan
menggunakan model berpikir tingkat tinggi siswa.
Kesulitan guru untuk mengenai pengembangan
perencanaan pembelajaran, guru keterampilan berpikir tingkat
Matematika mengatakan bahwa tinggi, melakukan apersepsi
kemampuan siswa yang untuk merangsang siswa dalam
berbeda-beda membuat saya mengembangkan keterampilan
kesulitan dalam membuat RPP 50 berpikir tingkat tinggi siswa,
yang berbasis pengembangan membuat siswa merasa tertarik
keterampilan berpikir tingkat dalam merespon apersepsi yang
tinggi siswa karena masih diberikan, kurang mampu
banyak siswa yang menyesuaikan antara soal
membutuhkan perhatian lebih dengan kata kerja operasional
dalam meningkatkan yang terdapat dalam indikator
kemampuan belajar. pembelajaran yang berbasis
pengembangaan keterampilan
Berdasarkan uraian di atas
berpikir tingkat tinggi, dan
dapat disimpulkan bahwa
belum mampu mengatasi siswa
kesulitan yang dialami guru
yang mempunyai perbedaaan
terdiri dari beberapa diantaranya
cara untuk menunjukkan
adalah tidak mampu mengatasi
kemampuannya dalam berpikir.
kemampuan siswa yang
berbeda-beda, kurang Dan bagi anaknya sendiri
memahami mengenai cara-cara kesulitannya dalam
tertentu dalam pembelajaran pembelajaran berbasis HOTS
yang mendukung seperti anaknya sulit untuk
pengembangan keterampilan mengembangkan kemampuan
berpikir tinggi siswa, kurang berpikir tingkat tinggi, serta sulit
mampu dalam menentukan untuk menangkap penjelasannya
metode dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dan
yang tepat, kurang memahami untuk dalam pelajaran
Matematika sendiri siswa berbasis HOTS ini ialah dengan
kesulitan dalam perkalian. metode pembelajaran Mind
Karena dikelas IV itu ada hitung Maping. Dimana Mind Maping
campuran, pecahan sederhana, sendiri memiliki pengertian
pecahan senilai, KPK, FPB dan menerapkan cara berpikir yang
lainnya. Dari berbagai materi run tun terhadap suatu
tersebut semuanya menyangkut permasalahan, bagaimana
perkalian jadi sulit untuk terjadinya masalah, dan
ditangkap atau ditanggapi bagaimana penyelesaiannya.
siswanya sendiri. Jadi itulah Dengan metode ini, siswa dapat
mangkanya sebagian siswa meningkatkan daya analisis dan
banyak yang kurang mengerti. berpikir kritis sehingga
memang perkalian bukan memahami masalah dari awal
diajarkan dikelas IV tapi hingga akhir.
perkalian diajarkan di kelas II,III
Lalu metode ini diawali
itulah jika dikelas II, III mereka
dengan menceritakan dulu cerita
tidak mengerti maka dikelas IV
dilingkungan sekitar lalu
mereka akan kesulitan. Karena
sangkut pautkan dengan materi
kunci matematika itu ada pada
pelajarannya, bisa juga dengan
perkalian itu sendiri. Ditambah
menggunakan metode kelompok
dengan pembelajaran berbasis
karena pada k13 sendiri lebih
HOTS ini siswa akan lebih
kepada metode kelompok
dituntut untuk mengembangkan
dimana siswa dituntut lebih aktif
lebih pikiran mereka.
daripada guru.
3. Metode Pembelajaran
D. SIMPULAN
HOTS
Hasil penelitian ini
Metode yang digunakan
menyatakan bahwa kesulitan
dalam proses pembelajaran
guru untuk perencanaan teman yang lainnya akan merasa
pembelajaran, ialah kemampuan terbantu, karena belajar dengan
siswa yang berbeda-beda teman sendiri itu membuat
membuat guru kesulitan dalam mereka lebih mudah untuk
membuat RPP yang berbasis memahami suatu materi serta
pengembangan keterampilan dengan bimbingan yang saya
berpikir tingkat tinggi siswa arahkan sehingga keadaan kelas
karena masih banyak siswa yang tidak menjadi ribut.
membutuhkan perhatian lebih
DAFTAR RUJUKAN
dalam meningkatkan
kemampuan belajar. Anderson, L.W., dan Krathwohl,
D.R. (2001). A
Solusinya yaitu dengan
Taxonomy for Learning,
memperhatikan kondisi dan
Teaching, and Assesing:
perkembangan kesehatan fisik
A Revision of Bloom’s
dan mental siswa, membantu
Taxonomy of
pengembangan sifat-sifat positif
Educational Objectives.
pada diri siswa seperti rasa
New York: Addison
percaya diri dan saling
Wesley Longman, Inc.
menghormati, memperbaiki
kondisi dan terus menerus Bloom, B. S (1956). Taxonomy

memberikan motivasi pada of educational

siswa dan menciptakan objectivitas, Handbook I:

kesempatan belajar yang lebih The cognitive domain.

baik bagi siswa serta New York, NY: McKay.

memberikan rangsangan. Siswa Brookhart, S. M. (2010). How to


yang memiliki 51 kemampuan di Asses Higher Order
atas temannya saya harapkan dia Thinking Skills in Your
bisa membantu temannya dan
Classroom. Alexandria: Universitas Islam Negeri
ASCD. Sunan Kalijaga.
Yogyakarta.
Feryanto, Doddy (2009). Modul
pengembangan soal dan Nurhayani (2017). Kesulitan
pembelajaran HOTS. guru dalam
Prabu Kiansantang pengembangan
Grand Duta Tamgerang keterampilan berpikir
D1/20 Tangerang. tingkat tinggi siswa kelas
XII di SMA Negeri 2
Kurnoati, Dian. (2016).
Gowa
Kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa SMP Lampiran
di Kabupaten Jember
dalam menyelesaiakan
soal berstandar PISA.
Volume 20, No 2. P-
ISSNP : 1410-4725.
FKIP Pmipa universitas
Jember. Jember.

Laily, Nur Rochman. (2015).


Analisis soal tipe higher
order thinking skill
(HOTS) dalam soal UN
kimia SMA Rayon B
tahun 2012/2013. Vol.
XI No. 1, pril 2015. ISSN
1829-5266. Prodi
pendidikan Kimia, FKIP

Anda mungkin juga menyukai