PENDAHULUAN
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi oleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikannya di Politeknik STTT
Bandung. PKL ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan dan
mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja secara nyata.
Laporan Kerja Praktikum (LKP) ini disusun atas dasar pengamatan yang dilakukan
selama 64 hari kerja yang dimulai sejak tanggal 16 September 2019 hingga 6
Desember 2019. Pengamatan yang dilakukan berfokus pada proses produksi di
departemen Pemintalan PT Kewalram Indonesia.
Pada saat melakukan Praktik Kerja Lapangan, terdapat kendala yang dihadapi
saat melakukan pengamatan yaitu penyusun tidak diperbolehkan untuk
mengetahui secara detail mengenai data perencanaan produksi di departemen
pemintalan, sehingga data perencanaan produksi yang disampaikan dalam LKP
hanya berdasarkan penjelasan dari karyawan yang ada diruang lingkup produksi,
bukan dari Manajer Pemintalan ataupun Manajer Umum PT Kewalram Indonesia.
Bab I menjelaskan tentang latar belakang perusahaan, Durasi PKL, kendala yang
dihadapi pada saat melakukan PKL dan menjelaskan tentang gambaran dari
keseluruhan LKP.
Bab III menjelaskan tentang perencanaan dan pengendalian produksi, jenis dan
jumlah produksi, mesin dan tata letak mesin, proses produksi, sarana penunjang
produksi, pemeliharaan dan perbaikan mesin, pengendalian mutu, raw material,
serta produk yang dihasilkan.
Pada Bab IV berisi tentang diskusi mengenai alur proses produksi benang jenis
Polyester Optical Bride ( PEOB ) pada Departemen Pemintalan I, analilitis dan
komprehensif mengenai alur proses pembuatan benang jenis Polyester Optical
Bride yang terdiri dari perencanaan serta pengendalian produksi, proses produksi,
pemeliharaan mesin yang digunakan dan pengendalian mutu produksi, serta topik
bahasan Laporan Praktik kerja Lapangan yang di ambil.
Bab V berisi kesimpulan serta saran yang diberikan sehubungan dengan hasil
pengamatan yang diperoleh saat melakukan PKL di PT Kewalram Indonesia.
BAB II
Menejemen yang dimiliki PT Kewalram Indonesia mulai dari Dewan Direksi hingga
Operator memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :
Direktur Utama
Direktur bertugas untuk mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan yang ada
di lingkungan perusahaan, memberikan arahan kepada bagian yang ada di
bawahnya bila terdapat kesulitan, mengawasi pelaksanaan sistem manajemen
mutu di lingkungan perusahaan, dan mencari peluang untuk meningkatkan
modal dan perluasan usaha.
Supervisor
Staff
Operator
1. Departemen pemintalan
Departemen pemintalan memproduksi benang berdasarkan pesanan dari
dalam maupun luar negeri. Sebagian besar benang yang di produksi di
ekspor ke Arab Saudi, Australia, Jepang, dan Kanada.
2. Departemen Pembordiran
Departemen Pembordiran memproduksi kain bordir, sebagian produksi di
ekspor ke negara Singapura, Turki, Australia, serta Nigeria. Hasil produksi
departemen Pembordiran berupa kain solvron, kain solvon merupakan salah
satu produk tekstil yang mampu menembus pasar Amerika, Eropa, Spanyol,
Brazil, Inggris, serta Italia.
3. Departemen Pencelupan-Penyempurnaan
Departemen Pencelupan-Penyempurnaan di PT Kewalram Indonesia tidak
hanya melakukan proses Pencelupan dan Penyempurnaan serta
pengerjaan akhir dari Departemen Pembordiran, tetapi melakukan proses
pencelupan yang di order dari perusahaan lain baik dari dalam maupun luar
negeri.
2.4 Ketenagakerjaan
2.4.1 Jumlah Dan Tingkat Pendidikan
Pengaturan jam kerja di PT Kewalram Indonesia dibagi menjadi dua bagian untuk
shift dan untuk non-shift.
Pengaturan kerja untuk proses produksi dibagi menjadi tiga bagian shift sebagai
berikut :
Waktu kerja karyawan non-shift adalah delapan jam dengan waktu istirahat selama
satu jam, waktu istirahat dibagi menjadi tiga bagian setiap bagian yang telah di
atur oleh kepala bagian masing-masing, terkecuali pada hari Jum’at waktu istirahat
dipotong 30 menit khusus untuk karyawan laki-laki muslim untuk melaksanakan
sholat Jum’at. Hari kerja karyawan non-shift adalah enam hari, dan libur satu hari
pada hari minggu.
2.4.3 Sistem Pembinaan Dan Pengembangan Karyawan
1. Pembinaan Moral
2. Pengembangan Karyawan
Proses pengembangan ini bertujuan agar karyawan yang masih dalam masa
percobaan mempunyai keahlian, keterampilan, serta produktivitas yang baik
saat bekerja dengan instruksi kerja serta prosedur kerja yang sesuai. Setelah
masa percobaan selama 3 bulan, pihak perusahaan akan memberikan
keputusan kepegawaian. Jika karyawan tersebut memiliki kemampuan kerja
serta melakukan pekerjaannya sesuai dengan standar minimal perusahaan,
maka karyawan tersebut akan diberi pengangkatan menjadi karyawan tetap
serta dapat menggunakan fasilitas yang ada di perusahaan. Setelah menjadi
karyawan tetap, karyawan tersebut berhak mendapat promosi jabatan apabila
dapat menunjukan prestasi kerja.
2.4.4 Sistem Pengupahan Dan Fasilitas Karyawan
Karyawan yang akan bekerja lembur harus diketahui oleh Bagian Personalia,
Satpam serta Kepala Bagiannya dengan mengisi formulir kerja lembur.
1. Tunjangan Hadir
Tunjangan hadir diberikan kepada karyawan yang dihitung berdasarkan
kehadiran selama satu bulan sekali.
2. Tunjangan Jabatan
Tunjangan jabatan diberikan kepada karyawan yang memiliki jabatan khusus,
Tunjangan jabatan ini tidak ada sistem pemotongan yang dikaitkan dengan
kehadiran.
3. Tunjangan Kesehatan
Tunjangan kesehatan diberikan kepada semua karyawan baik yang memiliki
jabatan maupun tidak, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
1. 70% dari upah pokok bagi karyawan yang menunggu selama 1 bulan dihitung
sejak surat pengajuan pengunduran diri.
2. 65% dari upah pokok bagi karyawan yang menunggu selama 1 bulan tetapi
masa kerjanya kurang dari 2 tahun.
3. 60% dari upah pokok bagi karyawan yang mengundurkan diri karena
kasus,seperti berikut :