Anda di halaman 1dari 5

1.

Sampling Fluida Reservoir

Sampling fluida reservoir salah satunya bertujuan untuk analisa data PVT.
Dimana Kualitas semua data yang dihasilkan dari analisa PVT sangat
dipengaruhi oleh kualitas sample fluida yang dianalisa. Terdapat dua teknik
sampling untuk memperoleh sample fluida, yaitu Bottom Hole Sampling (BHS)
dan Surface Sampling (Separator Sampling).

1.1 Bottom Hole Sampling (BHS)

BHS adalah teknik pengambilan sampel fluida yang dilakukan di bawah


permukaan (subsurface) dengan cara menggunakan suatu alat pengumpul
sampel (chamber) yang diturunkan ke dalam lubang sumur dengan
menggunakan operasi wire line. Dimana suatu alat pengumpul sampel ini dapat
mengumpulkan sampel fluida sebanyak 500 ml hingga 600 ml.

Prinsip kerja teknik sampling BHS, adalah dilakukan pada saat sumur shut
in. karena apabila pada saat keadaan flowing, maka kemungkinan fasa yang
masuk kedalam chamber akan bercampuran. Dan alat pengumpul sampel ini
juga memiliki tekanan, dimana tekananya diatur lebih rendah dari tekanan
reservoir agar sampel fluida dapat masuk ke dalam chamber. Selain itu tekanan
pada alat pengambil sampel ini juga berfungsi untuk menjaga tekanan fluida
sampel agar tidak terjadi perubahan tekanannya. Karena apabila fluida terjadi
perubahan tekanan, maka kesetimbangannya akan berubah, dan teradi
perubahan fasa fluida.

Gambar 1.1 Peralatan Bottom Hole Sampling


Alat pengambil sampel ini memiliki tiga bagian utama, diantaranya bagian
bawah berupa chamber tempat masuknya fluida sampel, bagian tengan sebagai
penghubung, dan bagian atas sebagai tempat sintetik oil berada. Ketika proses
pengambilan sampel berlangsung, mula-mula sintetik oil berada di chamber bagian
bawah. Kemudian jika sampel mulai masuk, maka sintetik oil secara perlahan akan
berpindah ke chamber bagian atas. Sehingga chamber bagian bawah akan dipenuhi
oleh fluida sampel.

Teknik sampling BHS ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan


teknik sampling BHS adalah cocok untuk reservoir minyak undersaturated. Dan
kelemahannya adalah biaya operasionalnya yang mahal dan tidak
direkomendasikan untuk reservoir kendensat atau dengan water cut tinggi.

1.2 Surface Sampling (Separator Sampling)

Separator Sampling adalah teknik pengambilan sampel fluida yang proses


pengambilannya dilakukan di separstor test, dengan cara menggunakan botol
(storage) pengumpul sampel dengan posisi sampling point yang berbeda sesuai
dengan jenis sampel fluida yang akan diambil. Dimana storage gas dapat
mengumpulkan sampel gas sebanyak 20 L, storage minyak dapat mengumpulkan
sampel minyak sebanyak 500 ml hingga 600 ml, dan storage air dapat
mengumpulkan sampel minyak sebanyak 5 ml. Separator sampling ini cocok untuk
reservoir gas kondensat dan reservoir minyak undersaturated maupun saturated.

Gambar 1.2 Sampling Point Fluida di Separator Test


Prinsip kerja teknik separator sampling, adalah separator test dalam kondisi
bersi dan jika memungkinkan dilaksanakan saaj uji produksi dengan choke kecil.
Dan penganbilan sampel gas dan minyak dilakukan disaat bersamaan, agar
komposisi fluida yang diambil dalam kondisi yang sama.

Dalam pelaksanaan separator sampling, terdapat beberapa kunci keberhasilan.


Diantaranya, laju produksi stabil, akurasi pengukuran laju alir gas dan minyak
untuk mendapatkan nilai Gas Oil Ratio (GOR), dan pengambilan sampel yang
representative. Serta penjagaan sampel yang didapat agar tidak berubah sifat
fisiknya.

1.2.1 Pengambilan Sampel Gas Pada Separator Test

Prosedur persiapan dan pelaksanaan pengambilan sampel gas adalah


sebagai berikut:

1. Vakum semua silinder yang akan digunakan untuk mengambil


percontoh gas dan bersihkan dari segala kotoran yang ada. Dalam
hal ini silinder telah di vakum terlebih dahulu.
2. Di lapangan, tentukan valve gas di separator dimana gas tersebut
akan diambil. Bersihkan dari kotoran yang ada, dan periksa apakah
valve berfungsi dengan baik yaitu dengan cara membuka valve
secara singkat saja.
3. Pasangkan selang (tubing) yang bersih ke valve gas di separator dan
valve silinder. Lihat gambar di bawah.
4. Sebelum silinder diisi gas, terlebih dahulu ablas selang
menggunakan gas dan kemudian kencangkan fitting.
5. Buka kerangan gas di separator dan isikan gas ke dalam silinder
secara perlahan dengan jalan membuka silinder sedikit demi sedikit.
6. Apabila silinder telah penuh terisi gas, tutup valve dengan urutan
valve silinder terlebih dahulu baru kemudian valve gas separator.
7. Pasang tutup penyumbat pada kedua lubang silinder.
8. Tulis label yang memuat data tekanan dan temperatur separator,
tanggal dan waktu pengambilan, titik/tempat pengambilan.

1.2.2 Pengambilan Sampel Minyak Pada Separator Test


Prosedur persiapan dan pelaksanaan pengambilan percontoh adalah sebagai
berikut:

1. Silinder yang akan digunakan untuk mengambil percontoh minyak


terlebih dahulu diisi dengan brine atau air.
2. Di lapangan, tentukan valve minyak di separator (biasanya dekat
dengan sight glass) dimana minyak tersebut akan diambil.
3. Pasangkan selang (tubing) yang bersih ke valve minyak di separator
dan valve silinder. Lihat gambar di bawah.
4. Sebelum silinder diisi minyak, terlebih dahulu ablas selang
menggunakan minyak dan kemudian kencangkan fitting.
5. Buka kerangan minyak di separator dan isikan minyak ke dalam
silinder dengan cara membuka kerangan pada silinder secara
perlahan dan dilanjutkan hingga bukaan cukup besar. Kerangan
bagian bawah silinder masih dalam keadaan tertutup.
6. Kemudian buka kerangan bagian bawah secara perlahan hingga
brine/air keluar dari bagian bawah silinder sedikit demi sedikit.
Jangan membuka kerangan bagian bawah terlalu besar, karena hal
ini akan menyebabkan terjadi penurunan tekanan di dalam silinder
yang akibatnya akan timbul proses flash di dalam silinder. Keadaan
ini akan menimbulkan keluarnya gas dari minyak.
7. Biarkan brine/air keluar dari silinder hingga kira-kira 670 cc
(volume silinder biasanya sekitar 700 cc). Setelah itu kerangan
bagian bawah ditutup dan kemudian diikuti dengan menutup
kerangan bagian atas. Sisa brine/air dikeluarkan kurang lebih 25 cc
agar minyak dari keadaan satu fasa menjadi dua fasa. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan tekanan pada saat
transportasi karena kemungkinan kena panas. Hingga gas terlarut
kembali ke dalam minyak.
8. Setelah itu pasang tutup penyumbat pada kedua lubang silinder.
9. Tulis label yang memuat data tekanan dan temperatur separator,
tanggal dan waktu pengambilan, titik/tempat pengambilan.

Anda mungkin juga menyukai