Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH DDST

(DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST)

Disusun Oleh :

1. Ardhana (17043)
2. Dila Alfionita (17046)
3. Ovi Chintya (17058)

AKADEMI KEPERAWATAN GIRI SATRIA HUSADA


WONOGIRI
Tahun 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyusun makalah dengan judul
“DDST Pada Anak 0-6 tahun” dengan sebaik-baiknya.
Penyusunan makalah ini atas dasar tugas Pemeriksaan dan pengukuran sebagai
syarat melengkapi nilai tugas mata kuliah ini. Mohon maaf penulis sampaikan apabila
terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena kami masih dalam proses
belajar.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi untuk menambah
wawasan kepada pembaca. Penulis sadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan di
masa yang akan datang. Terimakasih.

Wonogiri, 29 September 2017

Penulis
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................ i
Kata pengantar .................................................................................................. ii
Daftar isi ........................................................................................................... iii
BAB 1 Pendahuluan
a. Latar belakang............................................................................................... 1
b. Rumusan masalah .......................................................................................... 1
c. Tujuan .......................................................................................................... 1
d. Manfaat .......................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
A. Definisi ........................................................................................................... 3
B. Hal yang perlu di perhatikan dalam DDST ................................................... 4
C. Manfaaat DDST ............................................................................................. 4
D. Persiapan DDST ............................................................................................. 4
E. Cara melakukan pemeriksaan DDST ............................................................. 5
BAB III Penutup
a. Kesimpulan ................................................................................................... 7
b. Saran .............................................................................................................. 7
Daftar Pustaka .................................................................................................. 8
Lampiran
a. Pemeriksaan 1 ............................................................................................... 9
b. Pemeriksaan 2 ................................................................................................ 12
c. Pemeriksaan 3 ............................................................................................... 15
d. Pemeriksaan 4 ................................................................................................ 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak dahulu perkembangan anak mendapat banyak perhatian. Pada saat ini
berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan anak telah di buat. Demikian
pula skrining dibuat untuk mengetahui penyakit-penyakit yang potensial dapat
mengakibatkan gangguan perkembangan anak karena deteksi dini kelainan
perkembangan anak sangat berguna agar diagnosa maupun pemulihannya dapat
dilakukan lebih awal sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal
mungkin.
Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi individu,
dan merupakan indikator penting dalam menilai kualitas hidup anak. Oleh karena itu
perkembangan anak harus di pantau secara berkala. Bayi atau anak dngan resiko tinggi
terjadinya penyimpangan perkembangan perlu mendapat prioritas, di antaranya bayi
prematur, berat lahir rendah, riwayat asfeksia, hiperbilirubinemia, infeksi intrapartum,
ibu diabetes melitus dan lain-lain.
DDST merupakan salah cara yang digunakan untuk memantau pertumbuhan
dan perkembangan balita. Peran orang tua dan guru sangat mempengaruhi
perkembangan tersebut. Pemantauan perkembangan anak berguna untuk menemukan
penyimpangan/hambatan perkembangan anak sejak dini, sehingga upaya pencegahan,
upaya stimulasi dan upaya penyembuhan serta upaya pemulihan dapat diberikan dengan
inidikasi jelas sedini mungkin pada masa-masa kritis tumbuh kembang. Dan salah satu
metode yang dapat digunakan untuk skrining/pemantauan perkembangan anak adalah
metode DDST (Denver Development Screening Test).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan?
2. Apakah pengertian DDST?
3. Bagaimana cara pengukuran DDST?
4. Apakah pengertian Antropometri?
5. Bagaimana cara melakukan pengukuran Antropometri?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1 Mahasiswa dapat mengetahui pengertian DDST
2 Mahasiswa dapat mengetahui yang harus di perhatikan dalam DDST
3 Mahasiswa dapat mengetahui manfaaat dari DDST
4 Mahasiswa dapat mengetahui persiapan yang dilakukan dalam DDST
5 Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan pemeriksaan DDST
D. Manfaat
Manfaaat penulisan makalah ini sebagai berikut:
1 Dapat mengetahui pengertian DDST
2 Dapat mengetahui apa saja yang harus di perhatikan dalam melakukan
pemeriksaan DDST
3 Dapat mengetahui manfaat DDST
4 Dapat mengetahui persiapan yang dilakukan dalam DDST
5 Dapat mengetahui bagaimana cara melakukan pemeriksaan DDST
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah sebuah metode
pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak
usia 0-6 tahun. Manfaat pengkajian perkembangan dengan menggunakan DDST
bergantung pada usia anak. Pada bayi baru lahir, tes ini dapat mendeteksi berbagai
masalah neurologis, salah satunya serebral palsi.
Adapun cara pengukuran DDST dijabarkan sebagai berikut:
1) Tentukan usia anak saat pemeriksaan
2) Tarik garis pada lembar DDST II sesuai usia yang telah di tentukan
3) Lakukan pengukuran pada anak tian komponen dengan batasan garis yang ada
mulai motorik kasar, bahsa, motorik halus dan personal social
4) Tentukan hasil penilaian apakah normal, meragukan atau abnormal

DDST di gunakan untuk mendetaksi adanya masalah dalam perkembangan anak


yang berat dan sebagai metode yang cepat untuk mengidentifikasi anak yang
memerlukan evaluasi lebih lanjut.
DDST terdiri dari 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan usia anak
mulai dari usia 0-6 tahun . item –item tersebut tersusun dalam formulir khusus yang
terbagi dalam 4 sektor yaitu :
1. Sektor personal sosial adalah penyesuaian diri di masyarakat dan kebutuhan pribadi
2. Sektor motorik halus yaitu koordinasi tangan kemampuan memainkan dan
menggunakan benda-benda kecil serta pemecahan masalah
3. Sektor bahasa adalah mendengar,mengerti menggunakan bahasa
4. Sektor motorik kasar adalah duduk,berjalan,dan melakukan gerakan otot besar
lainnya.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil
dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan
emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya
(Soetjiningsih, 1997).DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial,
motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun.

B. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam DDST


1) Selama test berlangsung, amati perilaku anak. Apakah ada perilaku yang khas,
dibandingkan anak lainnya. Bila ada perilaku yang khas tanyakan kepada orang
tua / pengasuh anak, apakah perilaku tersebut merupakan perilaku sehari-hari
yang dimiliki anak tersebut.
2) bila test dilakukan sewaktu anak sakit, merasa lapar dll, dapat memberikan
perilaku yang mengahambat test.
3) Mulai dengan menyuruh anak melakukan yang mudah untuk memberi rasa
percaya diri dan kepuasan orang tua.
4) Memberikan pujian walaupun gagal melakukan.
5) Jangan bertanya yang mengarah ke jawaban.
6) Intepretasi harus dipertimbangkan sebelum memberitahu orang tua bahwa test
hasil normal atau abnormal.
7) Tidak perlu membahas setiap item pada orang tua.
8) Pada akhir test, tanyalah orang tua apakah penampilan anak merupakan
kemampuan atau perilaku pada waktu lain.

C. Manfaaat DDST
1) Untuk mengetahui tahap perkembangan yang telah dicapai anak.
2) Untuk menemukan adanya keterlambatan perkembangan anak sedini mungkin.
3) Untuk meningkatkan kesadaran orang tua atau pengasuh anak untuk berusaha
menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan.
D. Persiapan DDST
1 Usahakan test perkembangan dilakukan pada tempat yang tenang / tidak bising,
dan bersih.
2 Sediakan meja tulis dengan kursinya dan matras.
3 Formulir Denver.
a) Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur < 6 tahun, berisi 125
gugus tugas yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring
fungsi.
b) Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi dari umur dalam
bulan dan tahun, sejak lahir sampai berusia 6 tahun.
c) Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan, sampai anak berumur 24
bulan. Kemudian mewakili 3 bulan, sampai anak berusia 6 tahun.
d) Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas
kemampuan perkembangan yaitu 25%, 50% dan 90% dari populasi anak
lulus pada tugas perkembangan tersebut.
25% 50% 75% 90%
Berjalan
e) pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada ujung
kotak sebelah kiri, contohnya R singakatan dari report, artinya tugas
perkembangan tersebut dapat lulus berdasarkan laporan dari orang tua /
pengasuh anak, tetapi apabila memungkinkan maka penilai dapat
memperhatikan apa yang biasa dilakukan oleh anak.
f) Angka kecil menunjukkan tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan nomor
yang ada pada formulir.
4 Mengkaji kegiatan anak yang meliputi 4 sektor yang dinilai.
5 Dekat dengan anak.
6 Menjelaskan pada orang tua bahwa DDST bukan test IQ.
7 Lingkungan diatur supaya anak merasa nyaman dan aman selama dilakukan test.
E. Cara melakukan pemeriksaan DDST
1. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan
diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu
tahun.
2. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama
dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
3. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST.
4. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang
F.
5. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal,
Meragukan dan tidak dapat dites.

F. Pengertian Atropometri
Pengukuran Atropometri adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui
ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan menggunakan alat tertentu,seperti timbangan
dan pita pengukur (meteran).

G. Cara Melakukan Antropometri


Dari beberapa ukuran antropometri, yang palingsering digunakan untuk
menentukkan keadaan pertumbuhan pada masa balita adalah :
1. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting
karena dipakaiuntuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok
umur.Pada usia beberapa hari, berat badan akan mengalami penurunan yang
sifatnya normal,yaitu sekitar !0% dari berat badan lahir. Hal ini disebabkan
karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum diimbangi asupan yang
mencukupimisalnya produksi ASI yang belum lancar.
Umumnya berat badan akan kembali mencapai berat badan lahir pada
hari kesepuluh.Pada bayi sehat, kenaikkan berat badan normal pada triwulan I
adalah sekitar 700 –1000 gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500 – 600
gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350 – 450 gram/bulan dan pada triwulan
IV sekitar 250 – 350 gram/bulan.Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa
pada usia 6 bulan pertama berat badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan,
sementara pada 6 bulanberikutnya hanya+0,5 kg/bulan. Pada tahun kedua,
kenaikannya adalah+0,25 kg/bulan.
Setelah2 tahun, kenaikkan berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3
kg/tahun. Pada tahap adolesensia(remaja) akan terjadi pertambahan berat badan
secara cepat ( growth spurt)Selain perkiraan tersebut, berat badan juga dapat
diperkirakan dengan menggunakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992),
yaitu :
a) Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg
b) Berat badan usia 3 – 12 bulan, menggunakan rumus :Umur (bulan) + 9=n + 922
c) Berat badan usia 1 – 6 tahun, menggunakan rumus :( Umur(tahun) X 2) + 8 = 2n
+ 8Keterangan : n adalah usia anak
d) Berat badan usia 6 – 12 tahun , menggunakan rumus :Umur (tahun) X 7 – 52
e) Carapengukuran berat badan anak adalah:
1 Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila
perlu, cukup pakaian dalam saja.
2 Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan
dacin, masukkan anak dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke
timbangan. Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri diatas
timbangan injak tanpa dipegangi.
3 Ketika minmbang berat badan bayi, tempatkan tangan petugas diatas tubuh
bayi (tidak menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang.
4 Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat
badannya lebih dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan
ditimbangSelisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu
sendiri menjadiberat badan anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus
berikut :BB anak = (Berat badan ibu dan anak) – BB ibu
5 Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan.
6 Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan standar yang
berlaku, yaitu apakah status gizi anak normal, kurang atau buruk. Untuk
menentukan berat badan ini juga dapat dilakukan dengan melihat pada kurva
KMS, apakah berada berat badan anak berada pada kurva berwarna hijau,
kuning atau merah.
2. Tinggi Badan ( Panjang badan)
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan
panjang badan.Pada bayi baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar+50
cm. Pada tahun pertama, pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan ( 1,5 X panjang
badan lahir).Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang sampai usia
9 tahun, yaituhanya sekitar 5 cm/tahun.
Baru pada masa pubertas ada peningkatan pertumbuhan tinggi badan
yang cukup pesat, yaitu 5 – 25 cm/tahun pada wanita, sedangkan pada laki-laki
peningkatannya sekitar 10 –30 cm/tahun. Pertambahan tinggi badan akan
berhenti pada usia 18 – 20 tahun.Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga
dapat diperkirakan berdasarkan rumus dari Behram (1992), yaitu :
a) Perkiraan panjang lahir : 50 cm
b) Perkiraan panjang badan usia 1 tahun= 1,5 Panjang Badan Lahir
c) Perkiraan panjang badan usia 4 tahun= 2 x panjang badan lahir
d) Perkiraan panjang badan usia 6 tahun= 1,5 x panjang badan usia 1 tahun
e) Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir
f) Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun Atau dapat
digunakan rumus Behrman (1992):
Cara pengukuran tinggi badan anak adalah :
a. Usia kurang dari 2 tahun :
b. Siapkan papan atau meja pengukur.Apabila tidak ada, dapat digunakan pita
pengukur (meteran)
c. Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai
menempel pada meja (posisi ekstensi)
d. Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus
dengan meja pengukur) lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
e. Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi
tanda pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik
pada bagian puncak kepala dan bagian tumit kaki bayi.
Lalu ukur jarak antara kedua tanda tersebut dengan pita pengukur.:
1 Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat,
sedangkan bokong, punggung dan bagian belakang kepala berada dalamsatu
garis vertikal dan menempel pada alat pengukur.
2 Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan
dengan posisi horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang
tertera.
Lingkar kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif
konstan dan tidak dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan letak geografis. Saat
lahir, ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan
bertambah sebesar+0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi+44 cm. Pada
6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan dengan
tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambahtidak
lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya
bertambah+10 cm
Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah:
a. Siapkan pita pengukur (meteran)
b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita
bagian anterior menuju oksiput pada bagian posterior.
c. Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala
Lingkar Lengan Atas (Lila)
Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas
sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya
ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.Ukuran lingkar lengan atas
mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh oleh
keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi dan pertumbuhan anak
prasekolah.
Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut:
a. Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian
kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut
dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan
dengan lengan kanan sehingga ukurannya lebih stabil. Untuk lebih jelasnya lihat
gambar 3.
b. Lingkarkan alar pengukur pada lengan bagian atas seperti pada gambar ( dapat
digunakan pita pengukur).Hindari penekanan pada lengan yang diukur
saatpengukuran.
c. Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita
pengukur.
Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarangdilakukan.
Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa ( mid respirasi ) pada tulang
Xifoidius( insicura substernalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi
berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring.
Cara pengukuran lingkar dada adalah :
a. Siapkan pita pengukur
b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada
c. Catat hasil pengukuran
BAB III
PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN DASAR
1. Identitas Anak
- Nama : ALEXA SALSABILA PUTRIDITA
- Umur/tgl lahir : 21 bulan/02 Agustus 2017
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Alamat : JATIREJO 02/06 WONOBOYO WONOGIRI
2. Identitas Ortu
-Nama : KUSTANTI
-Umur : 34 tahun
-Pekerjaan : Wiraswasta
-Alamat : JATIREJO 02/06 WONOBOYO WONOGIRI
B. HASIL PENGUKURAN
1. Hasil Pengukuran DDST

2. Hasil Pengukuran Antropometri


a) Berat Badan : 9 kg
b) Tinggi Badan : 77 cm
c) Lingkar Kepala : 46
d) Lingkar lengan : 14
e) Lingkar Dada : 46

C. PEMBAHASAN
1. DDST
-Apakah ada kendala ?
-Cara Menyelesaikan
2. ANTROPOMETRI
-Apakah ada kendala?
-Cara menyelesaikan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah sebuah metode
pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak
usia 0-6 tahun. Manfaat pengkajian perkembangan dengan menggunakan DDST
bergantung pada usia anak. Pada bayi baru lahir, tes ini dapat mendeteksi berbagai
masalah neurologis, salah satunya serebral palsi.
Adapun cara pengukuran DDST dijabarkan sebagai berikut:
a. Tentukan usia anak saat pemeriksaan
b. Tarik garis pada lembar DDST II sesuai usia yang telah di tentukan
c. Lakukan pengukuran pada anak tian komponen dengan batasan garis yang ada
mulai motorik kasar, bahsa, motorik halus dan personal social
d. Tentukan hasil penilaian apakah normal, meragukan atau abnormal
DDST terdiri dari 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan usia anak mulai
dari usia 0-6 tahun . item –item tersebut tersusun dalam formulir khusus yang terbagi
dalam 4 sektor yaitu :
1. Sektor personal sosial adalah penyesuaian diri di masyarakat dan kebutuhan pribadi
2. Sektor motorik halus yaitu koordinasi tangan kemampuan memainkan dan
menggunakan benda-benda kecil serta pemecahan masalah
3. Sektor bahasa adalah mendengar,mengerti menggunakan bahasa
4. Sektor motorik kasar adalah duduk,berjalan,dan melakukan gerakan otot besar
lainnya.

B. Saran
Saran penulis kepada pembaca yaitu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya. Terima
kasih
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-ludfiyahg2-5302-3-bab2.pdf
22 oktober 2015 Jam 22.52

http://www.materikesehatan.com/2014/07/contoh-makalah-keperawatan-ddst-
denver.html 22 oktober 2015 Jam 21.28
http://bidan.fk.ub.ac.id/pengabdian-masyarakat-pemantauan-pertumbuhan-dan-
perkembangan-balita-dengan-ddst/ 22 oktober 2015 Jam 21.32
http://sisrinirahayusammarian.blogspot.co.id/2013/12/makalah-ddst.html 22 oktober
2015 Jam 23.15
http://askebpemeriksaanddst.blogspot.co.id/ 21 oktober Jam 21.35
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai