Anda di halaman 1dari 17

ACCEPTANCE SAMPLING PLAN

• MANFAAT SAMPLING:
- Meminimasi kerugian, untuk inspeksi yang
merusak
- Lebih ekonomis untuk inspeksi dengan biaya
tinggi, waktu yang lama dan sumberdaya yang
terbatas
- Dapat mengurangi kesalahan inspeksi oleh
inspektor
- Memperkuat motivasi untuk meningkatkan kualitas,
karena setiap anggota lot/batch mungkin ditolak.
KELEMAHAN SAMPLING

- Adanya resiko menolak lot-lot yang sebenarnya


baik (the producer’s risk) atau menerima lot-lot
yang sebenarnya jelek (the consumer’s risk).
- Berkurangnya informasi tentang produk secara
keseluruhan.
- Seleksi dan pelaksanaan rencana sampling
membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha
untuk perencanaan dan dokumentasi
TIPE RENCANA SAMPLING

1. SINGLE SAMPLING PLAN

2. DOUBLE SAMPLING PLAN

3. MULTIPLE SAMPLING PLAN


SINGLE SAMPLING PLAN

• Satu sample yang digunakan untuk


memutuskan menerima atau menolak
lot.
• Terdiri dari parameter n (ukuran
sampel) dan c (jumlah item cacat yang
menjadi dasar penerimaan)
• Contoh: N = 4000
n = 100
c=2
• Artinya:
Suatu sampel acak berukuran 100
diambil dari 4.000 populasi. Jika
jumlah item cacat kurang dari atau
sama dengan 2 maka lot diterima,
tetapi kalau lebih dari 2 maka lot
ditolak.
DOUBLE SAMPLING PLAN

• Meliputi pembuatan keputusan menerima lot,


menolak lot, atau mengambil sampling kedua.
Jika hasil sampling pertama dianggap ‘bagus’
maka lot diterima, jika hasil sampling pertama
‘jelek’ maka lot tersebut ditolak, dan jika berada
diantara dua kondisi itu maka dilakukan sampling
kedua. Kesimpulan double samping plan diambil
berdasarkan kombinasi jumlah item cacat pada
kedua sampling.
• Parameter yang digunakan: n1 (ukuran sampel
perta-ma), n2 (ukuran sampel kedua), c1 (jumlah
penerima-an sampel pertama, c2 (jumlah
penerimaan sampel ke-dua), r1 ( jumlah penolakan
sampel pertama, r2 (jumlah penolakan sampel
kedua).
• Contoh:
N = 5.000 n1 = 40 n2 = 60
c1 = 1 c2 = 5
r1 = 4 r2 = 6

Artinya:
Pertama dipilih 100 unit sampel dari 5.000
populasi secara acak, jika terdapat ≤ 1 item
cacat maka lot diterima, jika terdapat ≥ 4 item
cacat maka lot ditolak, jika cacat 2 atau 3
item maka dilakukan sampling kedua, diambil
60 sampel. Jika kombinasi item cacat
sampling 1 dan 2 ≤5 maka lot diterima, jika ≥
6 maka lot ditolak.
MULTIPLE SAMPLING PLAN

• Tiga, empat, lima, atau lebih sampel yang


digunakan untuk memutuskan menerima atau
menolak lot.
• Biasanya memiliki nilai ni yang sama dan
cenderung kecil.
• Jika sampel pertama ‘bagus’ maka lot diterima,
jika ‘jelek’ maka ditolak, jika diantarannya maka
diambil sampel kedua. Jika kombinasi sampel 1
dan 2 ‘bagus’ maka lot diterima dan jika ‘jelek’
maka ditolak, jika diantaranya diambil sampel
ketiga, dan seterusnya.
Contoh:
N = 4.000 n1 = 20 n2 = 20 n3 =
20
c1 = 0 c2 = 1 c3 = 4
r1 = 3 r2 = 4 r3 = 5

Artinya:
Pertama dipilih 20 unit sampel dari 4.000
populasi secara acak, jika tidak item cacat maka
lot diterima, jika terdapat ≥ 3 item cacat maka lot
ditolak, jika cacat 1 atau 2 item maka dilakukan
sampling kedua, diambil 20 sampel. Jika
kombinasi item cacat sampling 1 dan 2 ≤1 maka
lot diterima, jika ≥ 4 maka lot ditolak, jika item
cacat 2 atau 3 dilakukan sampling ketiga. Jika
kombinasi cacat sampling 1,2,3 ≤ 4 maka lot
diterima, jika ≥ 5 maka lot ditolak
UKURAN-UKURAN DALAM
EVALUASI RENCANA SAMPLING
1. Resiko Produsen (Producer’s Risk)
Merupakan resiko karena menolak suatu lot
yang sebenarnya berkualitas “baik”.

Penilaian terhadap resiko tersebut disebut


Acceptable Quality Level atau AQL”

Producer’s risk = 1 – Pa
dimana Pa merupakan nilai peluang dari
penerimaan lot (Pa) yang diperoleh dari
distribusi datanya (hipergeometri/binomial/
poisson)
2. Resiko Konsumen (Consumer’s Risk)
Yaitu resiko karena menerima lot yang
berkualitas “jelek”.

Penilaian terhadap resiko tersebut disebut


“Limiting Quality Level atau LQL”

Consumer’s risk = Pa
dimana Pa merupakan nilai peluang dari
penerimaan lot (Pa) yang diperoleh dari
distribusi datanya (hipergeometri/binomial/
poisson)
Nilai resiko produsen dan konsumen
diperoleh dengan membangun kurva OC
(Operating Characteristic Curve).

Kurva OC merupakan ukuran performansi


dari rencana sampling yang memplot nilai
peluang dari penerimaan lot (Pa) pada
sumbu Y dan bagian cacat (Fractional
nonconforming atau P) pada sumbu X.
Jika P  Po, maka Pa =1 (acceptable lot)
Jika P  Po, maka Pa = 0 (unacceptable lot)
3. Average Outgoing Quality (AOQ)
Menunjukkan level kualitas rata-rata dari suatu
rangkaian lot/batch yang meninggal-kan stasiun
pemeriksaan setelah dilakukan pemeriksaan
perbaikan (retrifying inspection).

AOQ = [Pa . P (N-n)]/N


dimana: Pa = Probabilitas penerimaan lot berdasar-
kan rencana sampling
P = Kualitas lotpada pemeriksaan
N = Ukuran lot (lot size)
n = Ukuran sampel (sample size)
4. Average Outgoing Quality Limit (AOQL)
Merupakan nilai maksimum (puncak) dari
kuva AOQ.

Deskripsi nilai AOQL menunjukkan rata-


rata level kualitas yang cacatnya tidak
akan melebihi nilai maksimum AOQ.
5. Average Total Inspection (ATI)
Merupakan rata-rata jumlah item yang diperiksa per lot
berdasarkan asumsi pemeriksaan perbaikan.

Untuk sampling tunggal:


ATI = n + (1-Pa) (N-n)

Untuk sampling Ganda:


ATI = n1(Pa1) + (n1+n2)Pa2 + N(1-Pa1-Pa )
2

dimana: Pa1 = Probabilitas penerimaan lot pada sampel


pertama
Pa2 = Probabilitas penerimaan lot pada sampel
kedua
6. Average Sample Number (ASN)
Merupakan rata-rata jumlah item yang diperiksa dari
serangkaian lot dengan nilai P yang telah ditentukan
untuk membuat suatu keputusan.

Untuk Single Sampling Plan:


ASN = n

Untuk Double Sampling Plan:


ASN = n1P1 + (n1+n2) (1-P1)
= n1+ n2 (1-P1)

dimana: P1 = Probabilitas membuat keputusan terhadap


sampel pertama.
P1 = P (lot yang diterima pada sampel pertama)
+ P (lot yang ditolak pada sampel pertama)
P1 = P(X C1) + P X r1)
Untuk Multiple Sampling Plan:

ASN = n P + (n +n )P + …+ (n +n +..+n )P
1 1 1 2 2 1 2 k k

dimana k = jumlah level sampel

Anda mungkin juga menyukai