0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
53 tayangan3 halaman
Ny. R (65 tahun) dirawat di IGD dengan diagnosa hipertensi emergency. Pasien mengeluh nyeri dada yang meningkat saat aktif dan menurun saat istirahat. Perawat melakukan manajemen nyeri non-farmakologis dengan latihan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi ketegangan otot dan menurunkan tekanan darah pasien. Teknik latihan nafas dalam berhasil mengurangi nyeri pasien dan membuatnya merasa nyaman.
Ny. R (65 tahun) dirawat di IGD dengan diagnosa hipertensi emergency. Pasien mengeluh nyeri dada yang meningkat saat aktif dan menurun saat istirahat. Perawat melakukan manajemen nyeri non-farmakologis dengan latihan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi ketegangan otot dan menurunkan tekanan darah pasien. Teknik latihan nafas dalam berhasil mengurangi nyeri pasien dan membuatnya merasa nyaman.
Ny. R (65 tahun) dirawat di IGD dengan diagnosa hipertensi emergency. Pasien mengeluh nyeri dada yang meningkat saat aktif dan menurun saat istirahat. Perawat melakukan manajemen nyeri non-farmakologis dengan latihan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi ketegangan otot dan menurunkan tekanan darah pasien. Teknik latihan nafas dalam berhasil mengurangi nyeri pasien dan membuatnya merasa nyaman.
Nama Mahasiswa : Laili Nurus Saniah Tanggal pengkajian: 2018
Nim : G3A017075 Tempat : IGD RSWN
1) Identitas pasien : Ny.R (65 tahun)
2) Diagnosa Medis : Hipertensi emergency 3) Dasar pemikiran : hipertensi ganas merupakan bentuk hipertensi yang parah dan timbul secara sangat mendadak dan umum terjadi dalam kedua tipe hipertensi. atherosklerosis, gangguan struktur anatomi pembuluh darah perifer yang menyebabkan kekakuan pembuluh darah. Kekakuan pembuluh darah disertai dengan penyempitan kemungkinan dapat terjadi pembesaran plaque yang bisa menghambat gangguan peredaran darah perifer. Kekakuan dan kelambanan aliran darah dapat menyebabkan beban jantung bertambah berat yang pada akhirnya dikompensasi dengan peningkatan upaya pompa jantung yang memberikan peningkatan tekanan darah dalam sistem sirkulasi. Maka akan menyebabkan vasokontriksi pada pembuluh darah sehingga terjadi afterlod menyebabkan fatique sehingga menyebabkan intoleransi aktivitas. 4) Analisa Sintesa atherosklerosis, gangguan struktur anatomi pembuluh darah perifer kekakuan pembuluh darah pembesaran plaque menghambat gangguan peredaran darah perifer beban jantung bertambah berat vasokontriksi pada pembuluh darah koroner iskemik miokard nyeri dada manajement nyeri 5) Tindakan keperawatan yang dilakukan Manajement nyeri non farmakologis 6) Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan perubahan perfusi jantung 7) Data fokus Ny. R usia 65 tahun dibawa ke ruang IGD dengan diagnosa hipertensi emergency. Pasien mengeluh nyeri. P: meningkat pada saat aktivitas, menurun pada saat istirahat, Q: ditusuk- tusuk, R:dada, S: 4, T: pada saat aktivitas. 8) Prinsip tindakan dan rasional a. Mencuci tangan Rasional: mencegah transmisi mikroorganisme b. Beri salam kepada klien Rasional : menerapkan etika keperawatan c. Jelaskan maksud dan prosedur melakukan latihan relaksasi nafas dalam Rasional: klien faham terkait tujuan tindakan d. Memberika kesempatan kepada klien untuk bertanya terkait hal yang belum difahami Rasional : menghindari kesalahfahaman e. Atur posisi pasien agar rileks tanpa adanya beban fisik Rasional : posisi nyaman dapat menambah rasa rileks f. Instruksikan pasien untuk melakukan tarik nafas dalam sehingga rongga paru berisi udara Rasional : memaksimalkan ekspansi paru, keadaan rileks dapat menurunkan epineprin dan non efineprin dalam darah. Penuruna frekuensi jantung (sampai 24x/m), penurunan tekanan darah, dan penurunan frekuensi nafas (4-6 x/m), menurunkan ketegangan otot,metbolisme menurun, vasodilatasi dan peningkatan temperatur pada ekstremitas. g. Instruksikan pasien dengan cara perlahan menghembuskan udara melalui hidung dan membuangnya melalui mulut, pada saat bersamaan minta pasien untuk memusatkan perhatian pada sesuatu hal yang indah dan disuruh merasakan betapa nikmatnya. Rasional: membuat ekspansi paru mengembang dan peralihan fikiran klien h. Meminta pasien untuk melakukakn teknik ini jika nyeri berulang Rasional: pasien dapat mengontrol nyeri i. Berpamitan dengan klien Rasional: menerapkan etika keperawatan j. Cuci tangan Rasional: mencegah transmisi mikroorganisme 9) Tujuan tindakan Memenuhi kebutuhan rasa nyaman pasien 10) Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya a. Pasien kurang memahami penjelasan perawat menyebabkan ketidaksesuaian dalam mempraktikkan latihan nafas dalam Pencegahan: evaluasi bagaimana klien mempraktikan latihan nafas dalam 11) Evaluasi a. Pasien meerasa nyaman dan tenang TTV: TD: 190/90 mmHg, RR:27x/m, HR: 95x/m, SPO2 : 100%, suhu: 370C.