Anda di halaman 1dari 17

ABSTRAK

Jika sebuah gaya bekerja pada suatu benda (diam) maka benda itu akan
bergerak dengan arah resultan gaya tersebut dengan suatu percepatan a. Selama gaya
tersebut tetap bekerja pada benda maka benda itu tetap akan bergerak dengan
percepatan konstan sampai pada titik/detik tertentu gaya dihilangkan benda akan tetap
bergerak dengan kecepatan awal  0 (kecepatan sisa) dan mengalami suatu perlambatan
hingga akhirnya berhenti.
Percobaan ini akan mempelajari kejadian seperti diatas dengan memakai alat
yaitu Fletchers Trolley. Pada dasarnya percobaan ini masih mengacu pada hukum gerak
dari Newton. Ada 2 percobaan yang dilakukan, yang pertama adalah mencari besar k,
percepatan dan kecepatan dengan mengukur waktu “kereta” mencapai jarak tertentu,
sedang yang kedua adalah percobaan untuk mengetahui, percepatan sisa dan kecepatan
sisa yaitu dengan cara mengukur waktu “kereta” mencapai jarak tertentu setelah gaya
dihilangkan.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Benda bergerak akibat adanya suatu gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Hal ini sesuai dengan hukum II Newton. Setelah beberapa saat, gaya tersebut
dihilangkan maka yang terjadi adalah benda masih tetap bergerak sampai jarak
tertentu. Gerak benda tersebut akhirnya disebut dengan kecepatan sisa.
1.2 Tujuan Percobaan
Menghitung gerak dengan percepatan konstan
1.3 Permasalahan
1. Menghitung harga k dan a serta membuat ralatnya
2. Membuat grafik S = f (t2) dan V=f ( t ), dan menentukan harga k dan a
berdasar grafik.
3. Membandingkan mana yang lebih cepat antara kecepatan dengan
kecepatan sisa.
4. Membuat kesimpulan dari percobaan
1.4 Sistematika Laporan
Laporan ini secara umum terdiri atas 5 bab. Selain itu laporan ini juga dilampiri
dengan abstrak, daftar pustaka dan laporan sementara.
Bab pertama adalah “Pendahuluan” yang berisi tentang latar belakang, tujuan,
permasalahan percobaan serta sistematika laporan hasil percobaan.
Bab kedua adalah “Dasar Teori” merupakan ringkasan teori dan rumus yang
berkaitan dengan topik percobaan.
Bab ketiga adalah “Cara kerja dan Peralatan” merupakan panduan tentang alat yang
dibutuhkan serta urutan proses kerja.
Bab keempat adalah “Analisis Data dan Pembahasan” merupakan bagian mengenai
pengolahan data hasil pengukuran yang telah dilakukan.
Bab kelima adalah “Kesimpulan” berisi tentang kesimpulan dari perhitungan yang
dilakukan serta membandingkannya dengan teori yang berlaku.
BAB II
DASAR TEORI

Benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya berubah terhadap acuan


tertentu, dan perubahan tersebut terjadi setiap saat. Titik-titik yang berurutan yang
dilalui oleh benda yang bergerak disebut sebagai lintasan. Cabang ilmu fisika yang
mempelajari gerak dengan mengabaikan faktor penyebabnya disebut kinematika
sedangkan ilmu yang mempelajari gerak dengan melibatkan penyebab gerak tersebut
disebut dinamika.
Suatu benda dikatakan mengalami gerak lurus apabila lintasan yang dilalui
benda berbentuk garis lurus (tidak berbelok-belok). Gerak lurus yang dialami suatu
benda ada bermacam-macam yaitu :
1. Gerak lurus beraturan yaitu gerak lurus sebuah benda dengan kecepatan konstan
atau memiliki percepatan gerak = 0.
2. Gerak lurus berubah beraturan yaitu gerak lurus dengan percepatan konstan (tidak
nol). Dan memiliki perubahan kecepatan yang sebanding dengan perubahan
kecepatan dan waktu gerak.
3. Gerak lurus tak beraturan yaitu gerak lurus dimana percepatannya selalu berubah-
ubah.
Ada beberapa istilah yang umum dipakai dalam mempelajari gerak yaitu jarak,
perpindahan, kecepatan dan percepatan. Jarak adalah panjang lintasan yang sebenarnya
yang dilalui benda (yg bergerak dari titik awal ke titik akhir). Sedang perpindahan
adalah perubahan kedudukan benda (dlm lintasan) tiap satuan waktu. Kecepatan adalah
kelajuan yang arah geraknya dinyatakan, sedangkan percepatan adalah laju perubahan
kecepatan baik itu terhadap waktu maupun terhadap posisi. Dengan kata lain kecepatan
dan percepatan adalah besaran vektor.

Gambar 2.1 Gambar 2.2


Jarak dan perpindahan Percepatan dan kecepatan
Bila besarnya percepatan gerak benda diketahui = a, maka kecepatan dapat
dihitung dengan pengintegralan sebagai berikut :
a = dV / dt
dV = a . dt
sehingga dV = a . dt ( dengan a konstan)
dV = a dt
Vt - Vo = a ( t - 0 )
Vt = Vo + at ………………..1
Sedangkan jarak (X) dapat dihitung dengan :
V = dX / dt
dX = V dt
dX = (Vo + at) dt
X - Xo = Vo.t + 0,5 at2
X = Xo + Vo.t + 0,5 a t2 …………..2

Gambar 2.3 GLBB


Sebuah benda/partikel bergerak kekanan sepanjang sumbu x untuk jarak
x=a. Benda bergerak tanpa kecepatan awal, sehingga persamaan menjadi : V = at
a=V/t
X= Xo + Vot + 0,5 at2
S= 0 + 0 + 0,5 at2
S= at2 ……………….3
Dari persamaan 3 nampak bahwa jarak yang ditempuh oleh suatu benda yang
bergerak lurus berubah beraturan merupakan fungsi kwadrat t sedangkan untuk
kecepatan ( pers. 2 ) merupakan fungsi dari t.
Sebuah benda yang diberikan sebuah gaya (dari posisi diam) maka benda
tersebut akan bergerak dengan percepatan a dan kecepatan V, beberapa saat kemudian
gaya dihilangkan, maka benda masih tetap bergerak untuk beberapa saat dan akhirnya
berhenti di satu titik tertentu. Gerak benda setelah gaya dihilangkan (kecepatan) inilah
yang disebut kecepatan sisa. Dan percepatannya juga disebut percepatan sisa (begitu
pula jaraknya). Rumus ketiganya sama hanya berbeda indeksnya saja (V’, a’, S’).
Perlu pula diketahui bahwa : k = S / t2 = 0,5 a; k = konstan.

Gambar 2.4 Kecepatan sisa


BAB III
PERALATAN DAN CARA KERJA

3.1 Peralatan
1. Satu set Fletchers Trolley
2. Holding magnet
3. Satu buah stop clock
4. Small Contact Plate
5. Power Supply tegangan rendah
6. Morse key 1 buah
7. satu set kabel penghubung 8 buah
3.2 Cara kerja
1. Untuk percobaan pertama susun rangkaian (1)
2. Catat waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak antara A dan B atau S, dan
ulangi sebanyak 5 kali.
3. Untuk percobaan 2 susun rangkaian (2). Tentukan jarak B-C atau S’ tetap dan
atur penyangga bandul agar pada waktu kereta menyentuh small contact plate,
beban telah disangga oleh penyangga.
4. Catatlah waktu yang diperlukan (t’) untuk jarak S’ dengan jarak (S) yang
berubah-ubah menurut langkah : 2, dan ulangi sebanyak 5 kali.

Gambar 3.1 Rangkaian I Gamabar 3.2 Rangkaian II


BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data


Pada analisa data ini akan dihitung ralat pengukuran atas waktu.
A. Percobaan I (A-B berubah-ubah)
a. tabel 4.1

A-B (m) t(detik) t - t’ ( t - t’ )2


2,12 -0,01 0,0001
0,4 m 2,14 0,01 0,0101
2,13 0 0
2,13 0 0
2,11 -0,02 0,0004
t’ = 2,13 ( t - t’ )2 = 0,0006
Ralat Mutlak =  ( t - t’ )2 = ( 0,0006 / 20 )0,5 = 0,0055
n ( n-1)
Ralat nisbi = 0,0055 / 2,13 . 100 % = 0,26%
Keseksamaan = 100 % - 0,26 % = 99,74 %
b. tabel 4.2

A-B (m) t(detik) t - t’ ( t - t’ )2


2,31 0,01 0,0001
0,5 m 2,31 0,01 0,0001
2,27 -0,04 0,0016
2,30 0 0
2,30 0 0
t’ = 2,30 ( t - t’ )2 = 0,0018
Ralat Mutlak =  ( t - t’ )2 = ( 0,0018 / 20 )0,5 = 0,0095
n ( n-1)
Ralat nisbi = 0,0095 / 2,30 . 100 % = 0,40%
Keseksamaan = 100 % - 0,40 % = 99,6 %
c. tabel 4.3

A-B (m) t(detik) t - t’ ( t - t’ )2


2,64 0,04 0,0016
0,6 m 2,62 0,02 0,0004
2,57 -0,03 0,0009
2,58 -0,02 0,0004
2,58 -0,02 0,0004
t’ = 2,60 ( t - t’ )2 = 0,0037
Ralat Mutlak =  ( t - t’ )2 = ( 0,0037 / 20 )0,5 = 0,014
n ( n-1)
Ralat nisbi = 0,014 / 2,60 . 100 % = 0,54%
Keseksamaan = 100 % - 0,54 % = 99,46 %

B. Percoban II ( mencari kecepatan sisa ; A-B = konstan = 0,6 meter)


d. tabel 4.4
B-C (m) t(detik) t - t’ ( t - t’ )2
0,31 0 0
0,15 m 0,32 0,01 0,0001
0,30 -0,01 0,0001
0,32 0,01 0,0001
0,30 -0,01 0,0001
t’ = 0,31 ( t - t’ )2 = 0,0004
Ralat Mutlak =  ( t - t’ )2 = ( 0,0004 / 20 )0,5 = 0,0045
n ( n-1)
Ralat nisbi = 0,0045 / 0,31 . 100 % = 1,45%
Keseksamaan = 100 % - 1,45 % = 98,55%
e. tabel 4.5

B-C (m) t(detik) t - t’ ( t - t’ )2


0,36 0,01 0,0001
0,2 m 0,34 -0,01 0,0001
0,34 -0,01 0,0001
0,36 0,01 0,0001
0,37 0,02 0,0004
t’ = 0,35 ( t - t’ )2 = 0,0008
Ralat Mutlak =  ( t - t’ )2 = ( 0,0008 / 20 )0,5 = 0,0063
n ( n-1)
Ralat nisbi = 0,0045 / 0,35 . 100 % = 1,8%
Keseksamaan = 100 % - 1,8 % = 98,2%
f. tabel 4.6

B-C (m) t(detik) t - t’ ( t - t’ )2


0,55 0,01 0,0001
0,3 m 0,54 0 0
0,55 0,01 0,0001
0,55 0,01 0,0001
0,52 -0,02 0,0004
t’ = 0,54 ( t - t’ )2 = 0,0007
Ralat Mutlak =  ( t - t’ )2 = ( 0,0007 / 20 )0,5 = 0,0059
n ( n-1)
Ralat nisbi = 0,0045 / 0,31 . 100 % = 1,1%
Keseksamaan = 100 % - 1,1 % = 98,9%
4.2 Pembahasan
1. Mencari harga k dan a (percb. I dan II ) beserta ralatnya :
k = S / t2 = SA-B / t2 maka a = 2 k

PERCOBAAN I
a. dari tabel 4.1 : k = 0,4 / 2,132 = 0,088 m / s2 ; a = 2 . k = 0,176 m / s2
b. dari tabel 4.2 : k = 0,5 / 2,32 = 0,095 m / s2 ; a = 2 . k = 0,19 m / s2
c. dari tabel 4.3 : k = 0,6 / 2,62 = 0,089 m / s2 ; a = 2 . k = 0,178 m / s2
* tabel 4.7 ( Ralat k pada percobaan I ) :

k k - k’ ( k - k’ )2
0,088 -0,003 0,000009
0,095 0,004 0,000016
0,089 -0,002 0,000002
k’ = 0,091 ( k - k’ ) = 0,000027
2

Ralat Mutlak =  ( t - t’ )2 = ( 0,000027 / 6 )0,5 = 0,0021


n ( n-1)
Ralat Nisbi = 0,0021 / 0,091 . 100% = 2,3 % ; K = 97,7%
Harga k = ( 0,091 + 0,0021 )
* tabel 4.8 (Ralat a pada percobaan I) :

a a - a’ ( a - a’ )2
0,176 -0,005 0,000025
0,190 0,009 0,000081
0,178 -0,003 0,000009
a’ = 0,181 ( a - a’ ) = 0,000115
2

Ralat Mutlak =  ( t - t’ )2 = ( 0,000115 / 6 )0,5 = 0,0044


n ( n-1)
Ralat Nisbi = 0,0044 / 0,181 . 100% = 2,43% ; K = 97,57%
Harga a = ( 0,181 + 0,0044 ) m / s2
PERCOBAAN II
d. dari tabel 4.4 : k = Sb-c / t2 = 0,15 / 0,312 = 1,56 m / s2; a = 2k = 3,16 m/s2
e. dari tabel 4.5 : k = 0,2 / 0,352 = 1,63 m / s2; a = 2k = 3,26 m/s2
f. dari tabel 4.6 : k = 0,3 / 0,542 = 1,03 m / s2; a = 2k = 2,06 m/s2

* tabel 4.9 ( Ralat k pada percobaan II ) :

k k - k’ ( k - k’ )2
1,56 0,16 0,0256
1,63 0,23 0,0529
1,03 -0,37 0,1369
k’ = 1,40 ( k - k’ )2 = 0,2154

Ralat Mutlak =  ( t - t’ )2 = ( 0,2154 / 6 )0,5 = 0,19


n ( n-1)
Ralat Nisbi = 0,19 /1,40 . 100% = 13,6% ; K = 86,64%
Harga k = ( 0,091 + 0,0021 )

* tabel 4.10 (Ralat a pada percobaan II) :

a a - a’ ( a - a’ )2
3,16 0,33 0,1089
3,26 0,43 0,1849
2,06 -0,77 0,5929
a’ = 2,83 ( a - a’ )2 = 0,8867
Ralat Mutlak =  ( t - t’ )2 = ( 0,8867 / 6 )0,5 = 0,38
n ( n-1)
Ralat Nisbi = 0,38 / 2,83 . 100% = 13,43% ; K = 86,57%
Harga a = ( 2,83 + 0,38 ) m / s2

2. Grafik S = f (t2) dan V = f (t) :

Untuk Percobaan I :

A. Grafik S = f ( t2 )
Sb X = t2 ; sb Y = jarak (S) ; Y = Ax +B

X Y X2 XY
4,54 0,4 20,61 1,82
5,29 0,5 27,98 2,65
6,76 0,6 45,70 4,06
 X = 16,6  Y = 1,5  X2 = 94,3  XY = 8,53
Tabel 4.11
Regresi grafik S = f (t2)

A = (n . XY - X . Y) / ( n . X2 - ( X )2 )


= (3 . 8,53 - 16,6 . 1,5) / (3 . 94,3 - 275,56) = 0,094
B = ( Y - A X ) / n = (1,5 - 0,094 . 16,6) / 3 = -0,02
Jadi Y = 0,094X (B dapat diabaikan karena So = nol)

B. Grafik V = f (t)

Sb X = waktu (t) ; Sb Y = V = a . t (lihat a dan t dari tabel 4.1-4.3)

X Y X2 XY
2,13 0,375 4,54 0,80
2,30 0,437 5,30 1,00
2,60 0,463 6,76 1,20
 X = 7,03  Y = 1,275  X = 16,60
2
 XY = 3,00
Tabel 4.12
Regresi grafik V fungsi t

A = (n . XY - X . Y) / ( n . X2 - ( X )2 )


= (3 . 3 - 7,03 . 1,275) / (3 . 16,6 - 49,4) = 0,09
B = ( Y - A X ) / n = (1,275 - 0,09 . 7,03) / 3 = 0,2
Jadi Y = 0,09 X + 0,2

Untuk Percobaan II :

C. Grafik S’ = f (t’2) = V’ / t’

Sb X = t’2 ; sb Y = jarak ( S’ ) ; Y = AX +B

X Y X2 XY
0,096 0,15 0,00922 0,0144
0,123 0,20 0,01513 0,00186
0,292 0,30 0,08580 0,025
 X = 0,511  Y = 0,65  X = 0,11
2
 XY = 0,413
Tabel 4.13
Regresi grafik S = f (t2)

A = (n . XY - X . Y) / ( n . X2 - ( X )2 )


= (3 . 0,413 - 0,511 . 0,65) / (3 . 0,11 - 0,26) = 12,96
B = ( Y - A X ) / n = (0,65 - 12,96 . 0,511) / 3 = 2
Jadi Y = 12,96X + 2

D. Grafik V’ = f (t) = a t

Sb X = t’ ; sb Y = kecepatan (V’) ; Y = AX +B

X Y X2 XY
0,31 0,98 0,096 1,29
0,35 1,14 0,123 1,49
0,54 1,11 0,292 1,65
 X = 1,20  Y = 3,23  X = 0,511
2
 XY = 4,43
Tabel 4.14
Regresi grafik V = f (t)

A = (n . XY - X . Y) / ( n . X2 - ( X )2 )


= (3 . 4,43 - 1,20 . 3,23) / (3 . 0,511 - 1,44) = 101,22
B = ( Y - A X ) / n = (3,23 - 101,22 . 1,2) / 3 = -39,4
Jadi Y = 101,22X - 39,4

Kemudian akan ditentukan besarnya harga k dan a dari persamaan grafik yang ada
lalu membandingkannya dengan k dan a hasil perhitungan:

Untuk percobaan I :
k grafik (berdasar grafik 4.1 dg B diabaikan)= 0,094 m / s2 maka a grafik = 2 . 0,094 =
0,188 m / s2
a/k grafik : a/k hitung = 0,188 : 0,18  1 : 1 = 1

Untuk percobaan II :
k grafik (berdasar grafik 4.3 B tidak diabaikan )= 12,57 m / s2 maka a grafik = 2 . 12,57
= 25,14 m / s2
k/a grafik : k/a hitung = 0,188 : 0,18  25,14 : 2,83 = 8,88
Grafik 4.1 S = f (t2) Percobaan I

Grafik 4.2 V= f (t) Percobaan I


Grafik 4.3 S= f (t2) Percobaan II

Grafik 4.4 V=f(t) Percobaan II

3. Menentukan V mana yang lebih cepat :

kecepatan yang lebih cepat adalah kecepatan pada percobaan I. Hal ini
disebabkan kecepatan yang terjadi pada percobaan I cenderung bertambah terus
(karena gaya terus bekerja pada “kereta luncur”, sedangkan V pada percobaan kedua
adalah kecepatan sisa (tanpa ada gaya/gaya dihilangkan) yang cenderung menurun
(besarnya) hingga akhirnya mencapai nol (“kereta luncur” berhenti).
Dari hasil analisa data diketahui bahwa tingkat error data hasil percobaan relatif kecil.
Ralat ini disebabkan terutama oleh faktor alat dan manusia (ketelitian pengukuran).
Sedangkan dari hasil pembahasan pada grafik dapat disimpulkan bahwa gradien
grafik positif. Pada grafik 4.1 persamaannya Y= 0,094X-0,02 ( S fungsi kwadrat waktu) dengan
grafik 4.2 Y= 0,09X+0,2 (V = f(t) )dari sini dapat diperkirakan bahwa dalam percobaan telah
terjadi pergeseran kecepatan awal (seharusnya nol) menjadi 0,2 m / s2 dan pada jarak terdapat
perbedaan 0,02 meter (dimungkinkan terjadi akibat kesalahan pengukuran)
Untuk Grafik 4.3 dan 4.4 dapat disimpulkan bahwa kecepatan sisa akan dianggap nol
pada t’ = (39,4/101,22) detik = 0,389 detik. Hasil ini sesuai dengan nilai t’ rata-rata percobaan
2 yaitu 0,4 detik.
BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil beberapa kesimpulan
antara lain :
1. Harga k hasil pengukuran (urut tabel) ialah : [0,088 ; 0,095 ; 0,089 ; 1,56 ; 1,63;
1,03] ms-2. Harga a hasil pengukuran (urut tabel) ialah : 0,176 ; 0,19; 0,178 ; 3,16;
3,26 ; 2,06.
2. Berdasar grafik pada percobaan I perbandingan antara a / k grafik dengan a / k
hitung = 1, sedangkan pada percobaan II a / k grafik banding a / k hitung = 8,8
3. Dari kedua percobaan maka kecepatan pada percobaan I lebih besar daripada
kecepatan percobaan II (kecepatan sisa).
4. Dengan memperhatikan adanya kesesuaian data dengan rumus/teori (walau tidak
100%) yang berlaku maka dapat disimpulkan bahwa metode Fletchers Trolley
sesuai untuk menganalisa pergerakan benda (khususnya pada kecepatan sisa).
DAFTAR PUSTAKA

1. Sears & Zemansky, “ FISIKA UNTUK UNIVERSITAS I”, edisi ke-2


Penerbit Erlangga, Jakarta, 1994
2. Dosen-dosen FMIPA ITS, “FISIKA DASAR I”, edisi 1997, penerbit Yayasan
Pembina Jurusan Fisika
3. Sutrisno, “SERI FISIKA DASAR”, edisi ke-5, penerbit ITB 1986

Anda mungkin juga menyukai