Anda di halaman 1dari 7

REGENERASI SEL

 Proses Pengendalian Pertumbuhan dan Diferensiasi Sel


Masuknya sel baru ke dalam populasi jaringan ditentukan oleh kecepatan proliferasinya.
Namun, sel dapat meninggalkan populasinya karena kematian sel atau berdiferensiasi
menjadi sel lain.
Sel dibagi 3, yaitu :
a. Sel Labil
Sel ini terus membelah dan terus menerus mati.
b. Sel Stabil
Dalam keadaan normal, sel ini dianggap istirahat tetapi mampu membelah diri dengan
cepat dalam merespons cedera.
c. Sel Permanen.
Sel ini dianggap mengalami diferensiasi tahap akhir dan nonpoliperatif dalam kehidupan
pascakelahiran.

Proliferasi Sel Normal : Siklus Sel


Siklus sel terdiri dari 5 tahap yaitu G1, S, G2, M, dan Go

Masuk dan berkembangnya sel melalui siklus sel dikendalikan melalui kadar dan
aktivitas suatu protein yang disebut SIKLIN.
1. Tahap G1
Dalam tahap ini sel melalukan replikasi DNA. Untuk melakukan tahap ini siklin berikatan
dengan enzim CDK ( Cyclin Dependent Kinase ).
2. Tahap S
Tahap ini sel melakukan sintesis protein. Sebelum memasuki tahap ini siklin G1 akan
terdegradasi (terpecah). Kemudian disintesis siklin yang baru yang akan berikatan
dengan CDK.
3. Tahap G2
Di tahap G2, sel mempersiapkan diri untuk melanjutkan ke tahap mitosis. Di tahap ini
juga siklin yang dari tahap sebelumnya akan terdegradasi dan digantikan oleh siklin yg
baru. Siklin ini juga akan berikatan dengan CDK agar proses di tahap ini akan belajar.
4. Tahap M
Dalam tahap ini, sel melakukan pembelahan. Di sel tubuh disebut mitosis sedangkan di
sel kelamin disebut mieosis.
5. Tahap Go
Jika sel ini adalah sel labil maka, sel ini tidak akan melalui tahap ini. Namun, jika sel ini
sel stabil maka dia akan melalui fase ini. Tahap ini sel hanya beristirahat menunggu
datangnya rangsangan.
 Mediator yang Berperan
Pertumbuhan dan diferensiasi sel bergantung pada sinyal ekstrasel yang berasal dari
mediator terlarut dan matriks ECM ( matriks ekstraseluler). Faktor yang berperan
penting adalah faktor pertumbuhan polipeptida. Faktor pertumbuhan ini memiliki efek
pleitropik, yaitu selain merangsang proliferasi sel, faktor ini juga berperan dalam migrasi
dan diferensiasi sel, serta remodelling jaringan dalam tahap penyembuhan luka.
Faktor pertumbuhan menginduksi proliferasi sel dengan mempengaruhi pengeluaran
gen.
, yaitu :
a. Protoonkogen
Gen yang terlibat dalam jalur pengendalian pertumbuhan normal. Pengeluaran gen
ini diatur selama regenerasi dan pemulihan normal.
b. Onkogen
Gen yang berperan pada karakteristik pertumbuhan sel yang tidak terkendali pada
sel kanker.

Pemberian Sinyal oleh Mediator

Sel yang berdekatan melalui gap junction atau saluran hidofilik yang menghubungkan
kedua sitoplasma sel. Saluran tersebut memungkinkan pergerakan ion kecil, berbagai
metabolit, dan molekul second messenger tapi bukan makromolekul yang lebih besar.

Pemberian sinyal ada 4 bentuk, yaitu :

a. Autokrin
Sel memberikan sinyal ke target sel itu sendiri. Jalur ini penting dalam respons imun dan
regenerasi hati.
b. Parakrin
Sel memberikan sinyal ke sel disekitarnya. Jalur ini penting dalam proses pembentukan
sel.
c. Sinaptik
Sel yang memberikan sinyal berupa neutransmitter menuju sel target.
Contohnya adalah sel syaraf.
d. Endokrin
Sel memberikan sinyal berupa hormon yang dilepaskan dalam aliran darah dan bekerja
pada sel target yang berjauhan.
Untuk menerima sinyal, suatu sel membutuhkan reseptor. Terdapat 4 jenis reseptor yang
terdapat di permukaan sel, yaitu :

a. Reseptor Kanal Ion


Pengikatan ligan sehingga ion spesifik dapat melewatinya. Terjadi di penghubung syaraf
dan otot berupa reseptor asetilkolin.
b. Reseptor dengan Aktivitas Kinase Intrinsik
Reseptor dengan pengikatan ligan yang menyebabkan dimerisasi stabil dan fosforilasi.
Reseptor tersebut berikatan dengan protein.
c. Reseptor Protein G yang Berpasangan
Reseptor yang berikatan dengan ligannya setelah itu berhubungan dengan protein yang
menghidrolisis GTP intrasel ( itulah sebabnya dinamakan reseptor protein g ).
Contohnya reseptor untuk hormon epinefrin dan dan glukagon.
d. Reseptor Tanpa Aktivias Enzimatik Instrinsik
Pengikatan ligan yang berhubungan dengan protein intrasel dan mengaktifkannya. Hal
ini menimbulkan fosforilasi kompleks reseptor serta selanjutnya melibatkan JAK (Janus
Kinase) dan STAT (Sinyal Transducer and Activators of Transcription). Contohnya aktivasi
sitkin pada sistem imun.
Semua hasil dari keempat reseptor tersebut menyebabkan aktivasi faktor transkripsi inti,
menginisiasi sintesis DNA, dan pembelahan sel.

 Interaksi Matriks Ekstraseluler dan Sel Matriks


Matriks Ekstraseluler (ECM) adalah makromolekul remodelling secara dinamis dan konstan
yang disintesis secara lokal dan menyusun bagian penting pada jaringan.

ECM ( Matriks Ekstraseluler ) dibagi dalam 2 bentuk, yaitu :

1. Matriks Interstisial

Matriks ini disintesis oleh sel mesenkim. Penyusun utamanya adalah kolagen fibril dan non
fibril.

2. Membran Basalis

Terletak di bawah epitel dan disintesis oleh epitel di atasnya dan sel mesenkim dibawahnya.

Peranan Matriks Ekstraseluler

1. Penyokong mekanis untuk berlabuhnya sel. Tanpa adanya perlekatan, sebagian besar
jenis sel akan mati.

2. Pengendalian pertumbuhan sel. Semakin kuat perlekatan suatu sel, semakin proliferatif
sifatnya.

3. Pemeliharaan diferensiasi sel. ECM yang sama dapat memiliki efek yang berbeda,
tergantung konteks mekanis pada tempat terdapatnya ECM.
4. Scaffolding (dasar) untuk pembaharuan jaringan. Jika membran basalis rusak, sel
berproliferasi secara kacau sehingga menghasilkan jaringan yang tidak terorganisasi dan
nonfungsional.

5. Pembentukan lingkungan mikrojaringan. Membran basalis bertindak sebagai batas


antara epitel dan jaringan ikat.

Komponen Matriks Ekstraseluler

a. Kolagen
Protein struktural fibrosa yang memberikan kekuatan regang.
b. Elastin
Kemampuan jaringan untuk mengerut dan kembali ke struktur dasarnya setelah terjadi
tekanan fisik.
c. Proteoglikan dan Hialuronan
Proteoglikan berfungsi sebagai tempat penyimpanan bagi faktor pertumbuhan yang
disekresikan ke dalam ECM.
Hialuronan berfungsi untuk mengikat air menjadi suatu matriks kental menyerupai
gelatin.
d. Glikoprotein Adhesif
Berfungsi untuk melekatkan komponen ECM satu sama lain dan melekatkan ECM pada
sel melalui integrin permukraan sel.
e. Fibronektin
Suatu heterodimer yang dihubungkan oleh disulfida dan disintesis oleh fibroblas,
monosit, dan endotel serta berhubungan dengan permukaan sel membran basal.
f. Laminin
Laminin berfungsi untuk mengatur kelangsungan hidup, proliferasi, diferensiasi, dan
motilitas sel.
g. Integrin
Berfungsi melekatkan sel dengan ECM dan dapat mempengaruhi pergerakan, proliferasi,
dan diferensiasi sel.

Mekanisme Interaksi ECM

Integrin mengikat ECM dan berinteraksi dengan sitoskeleton pada kompleks adhesi lokal
( agregat protein yang terdiri dari vinkulin, alpha-aktinin, dan tolin ). Hal ini dapat secara
langsung memerantai sinyal nukleus. Reseptor permukaan sel untuk faktro pertumbuhan
juga mnginisiasi sinyal kedua. Secara bersama-sama, sel menghasilkan respons, yaitu
perubahan pada pertumbuhna, pergerakan, dan diferensiasi sel.

Anda mungkin juga menyukai