Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANAJEMEN NYERI

Mata Kuliah :Keperawatan Maternitas


Dosen Pembimbing : Ns. Desy Ayu Wardani, M.Kep., Sp.Kep.Mat

Disusun Oleh :
KELOMPOK 9

Ahmad Fuady P1908069


Amir Maaruf P1908071
Bela Novela Sari P1908075
Dwi Ayu Ramadhani P1908142
Evalina Prastika Putri P1908086
Irayani Ingan P1908094
Maria Kristiana P1908101
Sulistiawati P1908126
Widya Ashariana P1908131

PROGRAM PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANAJEMEN NYERI

Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri

Sub Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri non pharmacologis

Sasaran : Pasien dan Keluarga

Tempat : Ruang Mawar Ginekologi Rumas Sakit Abdul Wahab


Sjahranie

Hari / Tanggal : Sabtu, 22 Februari 2020

Waktu : 30 Menit

Pelaksana : Kelompok 9 Proefesi Ners ITKES Wiyata Husada Samarinda

I. Tujuan Instruksional

a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mendapatkan penyuluhan selama 1 x 30 menit, pasien dan keluarga
memahami dan mampu menjelaskan tentang Manajemen Nyeri

b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu :
1. Menyebutkan pengertian Nyeri
2. Menyebutkan tujuan Manajemen Nyeri non pharmacologis
3. Menyebutkan cara-cara sederhana mengatasi nyeri
4. Mendemontrasikan cara – cara mengatasi nyeri

II. Metode dan Media


a. Ceramah dan Tanya jawab
b. Leaflet
III. Kegiatan
Langkah –
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
langkah
1 Pendahuluan 5 menit  Memberi salam dan  Menjawab salam
memperkenalkan diri
 Menjelaskan maksud dan  Mendengarkan
tujuan penyuluhan
 Melakukan Evaluasi  Menjawab
Validasi pertanyaan
2 Penyajian 15 menit Menjelaskan materi
penyuluhan mengenai :  Mendengarkan
 Pengertian nyeri dengan seksama
 Tujuan manajemen nyeri
non pharmacologis
 Cara – cara sederhana
mengatasi nyeri
 Mendemontrasikan cara –  Mengajukan
cara mengatasi nyeri pertanyaan
3 Evaluasi 5 menit  Memberikan pertanyaan  Menjawab
akhir sebagai evaluasi  mendemonstrasikan
4 Penutup 5 menit  menyimpulkan bersama-  mendengarkan
sama hasil kegiatan
penyuluhan
 menutup penyuluhan dan  menjawab salam
mengucapkan salam

IV. PENGORGANISASIAN
1) Moderator : Amir Ma’Ruf
2) Penyaji : Sulistiawati
3) Fasilitator : Irayani Ingan, Maria Kristiana, Dwi Ayu Ramadani
4) Dokumentasi : Evalina Prastika Putri, Bela Novela Sari
5) Observaser : Widya Ashariana, Ahmad Fua’dy
V. LAYOUT

VI. Materi
a. Pengertian
1. Nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat
2. Nyeri merupakan suatu ketidaknyamanan yang meningkat dan sensasinya
sangat subyektif, serta menimbulkan gangguan dan perubahan aktifitas fisik,
psikis yang meliputi emosi, pola fikir dan sebagainya. (Helwiyah Ropi, SKP.,
MCPN, 2013)

b. Tujuan manajemen nyeri Non Pharmacologis


1. Menangani nyeri akut atau kronis
2. Memberikan rasa nyaman
3. Mengurangi ketergantungan pasien pada obat-obatan penghilang rasa sakit.
(Helwiyah Ropi, SKP., MCPN, 2013)
c. Cara sederhana mengatasi nyeri
1. Distraksi (Pengalihan pada hal-hal lain sehingga lupa terhadap nyeri yang
sedang dirasakan)
Contoh :
 Membayangkan hal-hal yang indah
 Membaca buku, Koran sesuai yang di sukai
 Mendengarkan musik, radio, dan lain-lain. (Istichomah, 2012)

2. Relaksasi
Teknik relaksasi didasarkan kepada keyakinan bahwa tubuh berespon pada
ansietas yang merangsang pikiran karena nyeri atau kondisi penyakitnya.
Teknik relaksasi dapat menurunkan ketegangan fisiologis. Teknik ini dapat
dilakukan dengan kepala ditopang dalam posisi berbaring atau duduk dikursi.
Hal utama yang dibutuhkan dalam pelaksanaan teknik relaksasi adalah klien
dengan posisi yang nyaman, klien dengan pikiran yang beristirahat, dan
lingkungan yang tenang. Teknik relaksasi banyak jenisnya, salah satunya
adalah relaksasi autogenic. Relaksasi ini mudah dilakukan dan tidak berisiko.
Tiga hal penting dalam relaksasi adalah (Istichomah, 2012) :
a. Posisi yang tepat
b. Pikiran tenang
c. Lingkungan tenang

Teknik relaksasi:

a. Menarik nafas dalam


b. Keluarkan perlahan-lahan dan rasakan
c. Nafas beberapa kali dengan irama yang normal
d. Ulangi nafas dalam dengan konsentrasi pikiran
e. Setelah rileks, nafas pelan

3. Stimulasi Kulit
Strategi penghilang nyeri tanpa obat yang sederhana, yaitu dengan
menggosok kulit. Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum,
sering dipusatkan pada punggung dan bahu. Masase dapat membuat pasien
lebih nyaman karena masase membuat relaksasi otot. (Istichomah, 2012)

4. Therapy musik.

Therapy musik adalah proses interpersonal yang digunakan untuk


mempengaruhi keadaan fisik, emosional, mental, estetik dan spiritual, untuk
membantu klien meningkatkan atau mempertahankan kesehatannya.
Therapy musik digunakan oleh individu dari bermacam rentang usia dan
dengan beragam kondisi; gangguan kejiwaan, masalah kesehatan, kecacatan
fisik, kerusakan sensorik, gangguan perkembangan, penyalahgunaan zat,
masalah interpersonal dan penuaan. Therapy ini juga digunakan untuk
mendukung proses pembelajaran, membangun rasa percaya diri, mengurangi
stress, mendukung latihan fisik dan memfasilitasi berbagai macam aktivitas
yang berkaitan dengan kesehatan. (Istichomah, 2012)

5. Massage atau pijatan

Merupakan manipulasi yang dilakukan pada jaringan lunak yang bertujuan


untuk mengatasi masalah fisik, fungsional atau terkadang psikologi. Pijatan
dilakukan dengan penekanan terhadap jaringan lunak baik secara terstruktur
ataupun tidak, gerakan-gerakan atau getaran, dilakukan menggunakan
bantuan media ataupun tidak. Tujuan nya : Mengurangi ketegangan otot ,
Meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis , Mengkaji kondisi kulit ,
Meningkatkan sirkulasi/peredaran darah pada area yang dimassase.
(Istichomah, 2012)

Beberapa teknik massage yang dapat dilakukan untuk distraksi adalah


sebagai berikut;

a. Remasan. Usap otot bahu dan remas secara bersamaan.


b. Selang-seling tangan. Memijat punggung dengan tekanan pendek, cepat
dan bergantian tangan.
c. Gesekan. Memijat punggung dengan ibu jari, gerakannya memutar
sepanjang tulang punggung dari sacrum ke bahu.
d. Eflurasi. Memijat punggung dengan kedua tangan, tekanan lebih halus
dengan gerakan ke atas untuk membantu aliran balik vena.
e. Petriasi. Menekan punggung secara horizontal. Pindah tangan anda
dengan arah yang berlawanan, menggunakan gerakan meremas.
f. Tekanan menyikat. Secara halus, tekan punggung dengan ujung-ujung
jari untuk mengakhiri pijatan.

6. Terapi es dan panas


Terapi es (dingin) dan panas dapat menjadi strategi pereda nyeri yang efektif
pada beberapa keadaan, namun begitu, keefektifannya dan mekanisme
kerjanya memerlukan studi lebih lanjut. Diduga bahwa terapi es dan panas
bekerja dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri (non-noniseptor) dalam
reseptor yang sama seperti pada cedera.
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin, yang memperkuat sensivitas
reseptor nyeri dan subkutan lain [ada tempat cedera dengan menghambat
proses inflamasi. Agar efektif, es harus diletakkan pada tempat cedera segera
setelah cedera terjadi.
Penggunaan panas mempunyai keuntungan meningkatakan aliran darah ke
suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan
mempercepat penyembuhan. Namun demikian, menggunakan panas kering
dengan lampu pemanas tampak tidak seefektif penggunaan es. Baik terapi
panas kering dan lembab kemungkinan memberi analgesia tetapi penelitian
tambahan diperlukan untuk memahami mekanisme kerjanya dan indikasi
penggunaannya yang sesuai. Baik terapi es maupun panas harus digunakan
dengan hati-hati dan dipantau dengan cermat untuk menghindari cedera kulit.
(Istichomah, 2012)

VII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
b. Alat dan tempat siap
c. Sudah dibentuk struktur organisasi atau pembagian peran
d. Perencanaan pendidikan kesehatan yang sesuai dan tepat
e. Penyuluh dan peserta siap

2. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat dapat untuk digunakan sesuai rencana
b. Peserta mau atau bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah direncanakan

3. Evaluasi Hasil
a. 75% peserta dapat menyebutkan pengertian nyeri
b. 75% peserta dapat menyebutkan tujuan manajemen nyeri
c. 75% peserta dapat menyebutkan minimal 3 cara sederhana mengatari nyeri
d. 75% peserta dapat mendemonstrasikan cara-cara mengatasi nyeri
Penyuluh dapat melaksanakan tugas sesuai peran.
DAFTAR PUSTAKA

Istichomah, 2012. Pengaruh Teknik Pemberian Kompres Terhadap Perubahan Skala Nyeri
Pada Klien Kontusio di RSUD Sleman. Akses pada tanggal 8 Oktober 2013
Helwiyah Ropi, SKP., MCPN, Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri. Akses pada tanggal 8
Oktober 2013

Anda mungkin juga menyukai