Anda di halaman 1dari 1

Tanggal 5 november merupakan peringatan hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, tahun ini

merupakan tahun yang ke 18 semenjak digelar pertama kali pada tahun 1993 berdasarkan
Kepres Nomor 4 tahun 1993 yang ditandatangani oleh Presiden RI, Soeharto. Peringatan ini
bertujuan untuk meningkatkan kepedulian, perlindungan, pelestarian puspa dan satwa nasional
serta untuk menumbuhkan dan mengingatkan akan pentingnya puspa dan satwa dalam
kehidupan kita.

Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional dimulai pertama kali pada tahun 1993
berdasarkan Kepres Nomor 4 tahun 1993 yang ditandatangani langsung oleh Presiden RI kala
itu, Soeharto. Keberadaan keanekaragaman hayati harus dijaga dan dimanfaatkan secara
berkesinambungan. Manfaatnya, antara lain :

(1) sebagai sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan, jasa ekosistem (contoh: ekosistem
hutan sebagai pengatur tata air, penyerap CO2 dan pengatur iklim mikro) serta kebutuhan
hidup yang lain;

(2) merupakan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi;

(3) mengembangkan sosial budaya umat manusia;

(4) membangkitkan nuansa keindahan yang merefleksikan penciptanya. Puspa dan satwa
sebagai bagian dari keanekaragaman hayati merupakan modal penting bagi pemenuhan
kebutuhan dasar manusia serta penjaga keseimbangan ekosistem.

pada tahun 2011 ini Bunga Tetepok (Nymphoides indica (L.) ditetapkan sebagai Puspa
Nasional 2011 dan Katak Api (Leptophyre kruentata tschudi) sebagai Satwa Nasional 2011

Bunga Tetepok merupakan tumbuhan air yang patut dibudidayakan dan masih famili dengan
teratai. Keunikannya membuat tumbuhan ini hanya dapat berkembang di habitat tertentu yang
dikhawatirkan kepunahannya. Bunga Tetepok diperkenalkan sebagai salah satu tanaman air di
perkotaan selain Lotus dan Teratai. Di Kebun Raya Bogor, Bunga Tetepok yang dikembangkan
berasal dari wilayah Sumatera dan Jawa.

Pemilihan Katak Api sebagai satwa nasional 2011 adalah dikarenakan peranannya yang sangat
penting sebagai indikator pencemaran lingkungan. Tingkat pencemaran lingkungan pada suatu
daerah dapat dilihat dari jumlah populasi katak yang dapat ditemukan di daerah tersebut.
Pengurangan jumlah katak dalam rantai makanan menyebabkan terganggunya dinamika
pertumbuhan predator katak. Hal yang lebih perlu diperhatikan lagi adalah penggunaan
pestisida di sawah yang merusak telur-telur berudu katak dan semakin berkurangnya habitat
katak.

Jadi…Karena begitu pentingnya manfaat dari hayati ini maka kita harus menjaga dan
melestarikannya. Bukan hanya sekedar memperingatinya saja ya..

Anda mungkin juga menyukai