PPK Demam Tifoid Dewasa

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN DEMAM TIFOID

PRAKTIK KLINIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman

………………… ………………….. 1/1


Tanggal terbit Ditetapkan Direktur,
RSUD SUNGAI RUMBAI

………………….
dr. SUJITO
NIP. 197908212008041001
Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang
PENGERTIAN
disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella typhi atau
Salmonella partatypi
Demam naik secara bertangga pada hari hingga
ANAMNESIS
minggu pertama lalu demam menetap (kontinyu) atau
reminten hingga minggu kedua. Demam terutama
sore/malam hari, disertai nyeri kepala, nyeri otot,
anorexia, mual, muntah, obstipasi atau diare
1. Febris
PEMERIKSAAN 2. 2. Bradikardia relatif (peningkatan suhu 10 C
FISIK tidak diikuti peningkatan denyut nadi 8x/mnt)
3. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepi dan
ujung merah, serta tremor)
4. Kadang didapatkan :
a. Hepatomegali
b. Splenomegali
c. Nyeri Abdomen
d. Roseolae
- Demam
KRITERIA - Gejala seperti diatas
DIAGNOSIS - Laboratorium :
- Darah lengkap : Lekopeni, lekositosis, atau
lekosit normal, atau aneosinofilia, limfopenia,
peningkatan LED, anemia ringan,
trombositopenia, gangguan fungsi hati.
- Peningkatan titer Uji Widal tunggal dengan titer
antibodi O 1/320 atau H I/ 640 disertai
gambaran klinis khas menyokong diagnosis.

Hepatitis Tifosa
Bila memenuhi 3 atau lebih kriteria Khosla (1990):
hepatomegali, ikterik, kelainan laboratorium (antara
lain : peningkatan Bilirubin, peningkatan
SGOT/SGPT, penurunan indeks PT)

Tifoid Karier
Ditemukannya kuman Salmonella typhi dalam biakan
feses atau urin pada seseorang tanpa tanda klinis
infeksi atau pada seseorang setelah 1 tahun pasca-
demam tifoid

DIAGNOSIS KERJA Demam Tifoid


1. Malaria
DIAGNOSIS
2. Salmonellosis
BANDING
3. Sepsis akibat infeksi lain (Infeksi saluran kemih,
pneumonia, dsb)
Darah perifer lengkap, tes fungsi hati, serologi widal
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Nonfarmakologis :
Tirah baring, makanan lunak rendah serat, mobilisasi
bertahap

Farmakologis :
- Simtomatis
- Antimikroba:
Pilihan utama : Kloramfenikol 4 x 500 mg
sampai dengan 7 hari bebas demam.

TERAPI Alternatif lain :


- Tiamfenikol 4 x 500 mg (komplikasi
hematologi lebih rendah dibandingkan
kloramfenikol)
- Kotrimoksazol 2 x 960mg selama 2 minggu
- Ampisilin dan amoksisilin 50-150 mg/kgBB
selama 2 minggu
- Sefalosporin generasi III ; yang terbukti
efektif adalah seftriakson 3-4 gram dalam
dekstrosa 100 cc selama ½ jam per- infus
sekali sehari, selama 3-5 hari. Dapat pula
diberikan sefotaksim 2-3 x 1 gram,
sefoperazon 2x1 gram
- Fluorokuinolon (demam umumnya lisis pada
hari III atau menjelang hari IV):
- Norfloksasin 2 x 400 mg/hari selama 14
hari
- Siprofloksasin 2 x 500 mg/hari selama 6
hari
- Ofloksasin 2 x 400 mg/hari selama 7 hari
- Pefloksasin 1 x 400 mg/hari selama 7
hari
- Fleroksasin 1 x 400 mg/hari selama 7
hari
Kasus Kegawatan :
 Pada kasus toksis tifoid (demam tifoid disertai
gangguan kesadaran dengan atau tanpa
kelainan neurologis lainnya dan hasil
pemeriksaan cairan otak masih dalam batas
normal) langsung diberikan kombinasi
kloramfenikol 4 x 500 mg dengan ampisilin 4x1
gram dan deksametason 3 x 5 mg.
 Kombinasi antibiotika hanya diindikasikan pada
toksis tifoid, peritonitis atau perforasi, renjatan
septik.
 Steroid hanya diindikasikan pada toksis tifoid
atau demam tifoid yang mengalami renjatan
septik dengan dosis 3 x 5 mg
Kasus Tifod Karier:
 Tanpa kolelitiasis  regimen terapi selama 3
bulan :
- Ampisilin 100 mg/kgBB/hari +
Probenesid 30 mg/kgBB/hari
- Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari +
Probenesid 30 mg/kgBB/hari
- Kotrimoksazol 2 x 2 tablet/hari
 Dengan Kolelitiasis  kolesistektomi + regimen
tersebut di atas selama 28 hari atau
koleksistektomi + salah satu rejimen berikut :
- Siprofloksasin 2 x 750 mg/hari
- Norfloksasin 2 x 400 mg/hari
Dengan infeksi Schistosoma haematobium
pada traktus urinarius  eradikasi
Shictosoma haematobium :
Prazikuantel 40 mg/kgBB dosis tunggal,
atau Metrifonat 7,5-10 mg/kgBB bila
perlu diberikan 3 dosis, interval 2 minggu
Setelah eradikasi berhasil, diberikan
rejimen terapi untuk tifoid karier seperti
di atas
Pada kehamilan:
 Flourokuinolon dan kotrimoksazol tidak boleh
digunakan
 Kloramfenikol tidak dianjurkan pada trimester
III.
 Tiamfenikol tidak dianjurkan pada trimester I.
 Obat yang dianjurkan golongan beta laktam:
ampisilin, amoksisilin, dan sefalosporin generasi
III (Seftriakson)
1. Mencegah terjadinya demam tifoid dengan
kewaspadaan terhadap jalur penyebaran kuman
EDUKASI melalui makanan dan air, sanitasi
2. Pendidikan kesehatan
3. Preventif dan kontrol penularan
Quo ad vitam : dubia ad bonam
PROGNOSIS Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam

Diagnosis : I / II/ III/ IV (referensi no 1-4)


TINGKAT EVIDENS
Terapi : I / II/ III/ IV (referensi no 1-4)
PANDUAN
PRAKTIK KLINIS DEMAM TIFOID

No. Dokumen No. Revisi Halaman

………………… ………………….. 1/2


Perbaikan secara klinis, nafsu makan membaik, bebas
demam 24 jam tanpa antipiretik, stabil, tidak dijumpai
INDIKATOR MEDIS
komplikasi. 80% Pasien Demam Tifoid teratasi dalam
7 hari perawatan
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 8
KEPUSTAKAAN

DIREKTUR RSUD SUNGAI RUMBAI

dr. SUJITO
NIP. 197908212008041001

Anda mungkin juga menyukai