Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN HASIL OBSERVASI

“KESETARAAN SOSIAL”

Disusun Oleh XI IPS 1

1. Andito Dwi Setyo (07)


2. Arin febriana (11)
3. Berliana (14)
4. Rifat Maulana (28)

SMA NEGERI 2 SLEMAN

2018/2019
PENDAHULUAN

Diferensiasi sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat secara


horizontal, artinya pembedaan ini masih memiliki derajat atau tingkatan yang sama.
Sebagai contoh, pembedaan masyarakat yang didasarkan pada perbedaan ras,
etnis suku bangsa, agama, pekerjaan, dan jenis kelamin tidak ada yang lebih tinggi
atau lebih rendah antara satu dengan lainnya.

Menurut Soerjono Soekanto, hal ini merupakan bentuk dari variasi pekerjaan,
prestise, dan kekuasaan kelompok dalam masyarakat. Artinya, diferensiasi itu bisa
menunjukkan keragaman yang dimiliki suatu bangsa. Contohnya saja di Indonesia,
ada banyak keragaman yang sangat banyak dan bisa menjadi potensi dalam
pembangunan baik dari suku, adat-istiadat, bahasa, budaya, agama, dan lain
sebagainya. Sampai sini kita ketahui bahwa konsep ini lebih diartikan sebagai
keberagaman yang bersifat horizontal, bukan sebagai pembeda kelas yang bersifat
vertikal.

Dalam observasi kali ini, kelompok kami akan mengamati lingkungan sekitar tempat tinggal
kita dan mencari kegiatan yang menunjukkan adanya diferensiasi sosial.
ISI

Kesetaraan sosial dapat kita jumpai pada masyarakat pedesaan yang mayoritas
penduduknya masih menjunjung tinggi nilai-nilai gotong royong. Dan pada observasi
kelompok kami, kami mengamati desa Karang Mloko. Disana masih terdapat kegiatan-
kegiatan masyarakat yang menunjukkan kesetaraan sosial.
Kegiatan gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat karang mloko pada hari
minggu dengan tujuan untuk membersihkan desa agar bersih dan nyaman , semua warga
Karang Mloko terlibat dari kegitan itu, baik dari bapak – bapak, ibu – ibu, dan anak – anak.
Dalam kegiatan ini tidak memandang dari jenis kelamin, karena dalam kegiatan gotong
royong ini bisa mempererat tali persaudaraan antar warganya. Dari sinilah kami menganggap
bahwa kegiatan gotong royong termasuk kedalam kelompok kesetaraan sosial. Mengapa
kami menganggap gotong royong merupakan kesetaraan sosial? Karena saat mengikuti
kegiatan gotong royong tidak ada kelas sosial di dalamnya, semuanya sama baik laki – laki
maupun perempuan menjadi satu untuk melaksanakan program tersebut.
Kegiatan halal bihalal adalah contoh kegiatan kedua yang kami anggap sebagai
kelompok kesetaraan sosial. Halal bihalal merupakan sesuatu kegiatan yang sering dilakukan
oleh masyarakat Desa Karang Mloko setelah sholat idul fitri, biasanya masyarakat Karang
Mloko bertamu ke rumah orang yang lebih tua walaupun itu berbeda agama. Tujuannya dari
kegiatan tersebut untuk menjaga silatuhrahmi antar warganya. Kami menganggap halal bihal
termasuk kedalam kesetaraan sosial. Karena di dalam kegiatan tersebut tidak ada perbedaan
kelas sosial di dalamnya. Tidak ada pelapisan sosial yang menimbulkan perbedaan golongan
di dalamnya.
GAMBAR KEGIATAN
PENUTUP

Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Kesetaraan atau kesederajatan
menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau
tidak lebih rendah antara satu sama lain.

Setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan keragaman identitas yang disandang.
Kesetaraan merupakan hal yang inheren yang dimiliki manusia sejak lahir. Permasalahan
kesetaraan dalam kehidupan yaitu “Diskriminasi” adalah tindakan yang melakukan
pembedaan terhadap individu atau kelompok karena status, kelas ekonomi, dan kondisi fisik.
Dan untuk penanggulangannya yaitu dengan dikeluarkannya Undang – Undang yang
mengatur tentang problematika itu.

Sebagai manusia ciptaan Tuhan YME sebaiknya kita harus bisa menjaga kesetaraan atau
kesederajatan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih
tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama lain. Di hadapan Tuhan, semua manusia sama
derajatnya,kedudukan atau tingkatannya. Yang membedakan adalah tingkat ketakwaan
manusia tersebut terhadap Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai