Anda di halaman 1dari 85

Child Abuse And Neglect

(CAN)
Tujuan pembelajaran

• Mahasiswa diharapkan mengetahui & memahami mengenai:

1.Jenis CAN terbanyak di Indonesia


2. Faktor risiko CAN
3. Definisi dan karakteristik tiap jenis CAN
4. Manifestasi klinis CAN
5. Tatalaksana CAN
5
Kekerasan Terhadap Anak
Korban Bullying di awal 2020??
Kasus Kejahatan Seksual
Quick Count ?
Prevalensi pada anak sekolah
Insidensi meningkat

Physical Emotional Sexual Child


Abuse Abuse Abuse Neglect

- Mencegah
Peran
Petugas - Mengenali Kasus
Kesehatan - Melaporkan
- Wajib melindungi
SULIT
Dokter
masih
banyak
yang luput
mengenali
DETEKSI gejala

Christian CW MD, FAAP, Committee On Child Abuse And Neglect.


The Evaluation of Suspected Child Physical Abuse.
Pediatr. 2015.
1,3%-15% Pasien datang
Luka fisik pada
datang ke lagi dengan
anak tidak
emergensi gejala lebih
teridentifikasi
karena abuse berat/kematian

Kellogg ND. Evaluation of suspected child physical abuse. Pediatrics 2007


prevalensi

Data CPS Kematian usia


(Child Protective Service)
=2 juta kasus <4 tahun

Semua ras dan


gol sosial
ekonomi

Christian CW, Committe on child abuse and neglect. The evaluation of suspected
child physical abuse. Pediatrics. 2015
Dasar Hukum
KONVENSI HAK ANAK (KHA)
UUD 1945 Hak atas kelangsungan hidup
(child survival);
Pasal 28B ayat 2 Hak untuk berkembang
(child development);
Pasal 28 Hkesehatan
ayat 1
Hak atas perlindungan (child protection)

Hak untuk berpartisipasi dlm kehidupan


UU No. 36 Th 2009 masyarakat (child participation)

tentang KESEHATAN
UU No. 35 Tahun 2014 tentang
•Pasal 131 ayat 1 Perubahan UU No.23 tahun 2002
•Pasal 131 ayat 3 tentang Perlindungan Anak,
•Pasal 133 ayat 1 • UU No. 21 thn 2007 ttg PTPPO
•Pasal 139 ayat 1 • Inpres no 4 tahun 2014 tentang GN AKSA

MENJADI SEHAT ADALAH “HAK ANAK”


“ANAK SEHAT” ADALAH INVESTASI
UUD 1945 pasal 28 B
Setiap orang berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.

UU KESEHATAN N0 36 TAHUN 2009


Jenis Kasus Kekerasan thd Anak

Persetubuhan 195
Persetubuhan
Pencabulan 92
Pencabulan
Fisik 18
10% 4% Fisik Psikis 13
5%
1%
Psikis Penelantaran
2% 43% Penelantaran Rumah Rumah Tangga 13
Tangga
6% Eksploitasi Eksploitasi 22
3% Trafiking
Traffiking 9
3% Diskriminasi 5
3% Diskriminasi

20%
Membawa Lari Anak
Membawa Lari Anak
dibawah Umur dibawah Umur 25
Penganiayaan
Penganiayaan 46
Kasus Lain Kasus Lain 20

Pelaku mayoritas orang terdekat: orangtua, saudara, guru,


teman, tetangga
Komposisi Korban Anak

31%

Perempuan
Laki-laki
69%

7%
15%
0 - 5 Tahun
6 - 11 Tahun
12 - 18 Tahun
78%
Kelompok usia pelaku kekerasan
300

250

200

Laki-laki
150
Perempuan

100

50

0
0 - 17 tahun 18 - 24 tahun 25 - 59 tahun 60 lebih
Pelaku kekerasan

600
Laki-laki Perempuan

500

400

300

200

100

0
Orang tua Keluarga Lainnya
Jenis Tindak kekerasan

450
400
350
300
250
200 Laki-laki
150 Perempuan

100
50
0
Data Pelayanan yang telah diberikan
bagi korban
600

500

400

300

200 Laki-laki
Perempuan
100

0
FAKTOR ANAK
Anak kebutuhan khusus, anomali kongenital,
disabilitas intelektual,adopsi, anak tiri

FAKTOR FAKTOR
MASYARAKAT ORANGTUA
Isolasi sosial, jauh Stres, ekonomi,
anggota keluarga, cerai,penyakit,
kebiasaan
pekerjaan
Faktor risiko kekerasan pada anak
• Anak dengan gangguan perilaku
• Anak dengan Penyakit kronis
Anak • Anak dengan Gangguan perkembangan
• Anak yang tidak diinginkan
• Anak dari kehamilan yang tidak direncanakan

• Tingkat percaya diri yang rendah


• Penggunaan alkohol,NAPZA dan keterlibatan dalam
kekerasan
Orangtua • Riwayat orangtua mengalami kekerasan pada masa anak
• Gangguan jiwa atau depresi
• Rendahnya pengetahuan tentang perkembangan anak
• Persepsi negatif terhadap kebiasaan anak yang normal

• Kemiskinan
Lingkungan • Tingkat Pengangguran yang tinggi
• Pendidikan yang rendah
• Kekerasan di rumah oleh pasangan

Christian CW MD, FAAP, Committee On Child Abuse And Neglect. The Evaluation of Suspected Child Physical Abuse. Pediatr. 2015.
Faktor Risiko
• Anak dengan ganguan tumbuh kembang akan rentan kekerasan
Anak • Bayi kecil termasuk bayi prematur dengan gangguan
perkembangan
• Cacat fisik

• Riwayat gangguan kesehatan mental seperti depresi, stres


yang berkepanjangan
Orangtua/ Situasi
• Orang tua tunggal
Keluarga
• Pendapatan keluarga yang rendah
• Mempunyai banyak anak balita

• Tingkat kriminal yang tinggi


• Pengaruh Pergeseran budaya
• Layanan sosial yang rendah
Masyarakat/ • Pola asuh yg salah dalam masyarakat
Sosial • Tradisi masyarakat dg hukuman badan
• Pengaruh media massa
Definisi Kekerasan terhadap Anak
• Merupakan semua bentuk tindakan/perlakuan
menyakitkan secara fisik ataupun emosional,
penyalahgunaan seksual, penelantaran, ekploitasi
komersial atau eksploitasi lainnya, yang
mengakibatkan cidera/kerugian nyata ataupun
potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan
hidup anak, tumbuh kembang anak atau martabat
anak, yang dilakukan dalam konteks hubungan
tanggung jawab
DEPKES RI, UNICEF. Pedoman rujukan kasus kekerasan terhadap anak. Jakarta:2007.
KEMENKES. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 68 tahun 2013. I
WHO. Child abuse and neglect by parents and other caregivers.WHO. 2015.
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Republik Indonesia. Peraturan menteri negara pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak REPUBLIK INDONESIA nomor 02 tahun 2011 tentang pedoman penanganan anak korban kekerasan. Jakarat: 2011.
KLASIFIKASI

Physical Sexual
abuse abuse

EXPLOITATION

Emotional
Neglect
abuse

AAP. Update guideline on child physical abuse. pediatrics. 2015., Aggarwal K, et all, for the child right and protection
program of indian academy of pediatrics. indian pediatrics. 2010
1.Kekerasan fisik (physical abuse)
• kekerasan diarahkan secara fisik kepada
anak sehingga anak merasa tidak
nyaman dengan tindakan tersebut.

Menjambak
Tendangan Pukulan Mendorong Mencekik Rambut

menyiram
Membenturkan
Meracuni Fisik Ke Tembok
dengan air Menenggelamkan
panas

DEPKES RI, UNICEF. Pedoman rujukan kasus kekerasan terhadap anak. Jakarta:2007.
KEMENKES. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 68 tahun 2013. I
WHO. Child abuse and neglect by parents and other caregivers.WHO. 2015.
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Republik Indonesia. Peraturan menteri negara pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
REPUBLIK INDONESIA nomor 02 tahun 2011 tentang pedoman penanganan anak korban kekerasan. Jakarat: 2011 .
2.Kekerasan seksual (Sexual abuse)
• Pelibatan anak dalam kegiatan seksual, di mana ia
sendiri tidak sepenuhnya memahami/tidak mampu
memberi persetujuan
• aktivitas seksual antara anak dengan orang dewasa
atau anak lain.
• ditujukan untuk memberikan kepuasan bagi pelaku

Prostitusi Pemaksaan
Melihat Stimulasi
Atau Kegiatan Pedofilia Perabaan
Pornografi Seksual
Seksual

Hubungan Perkosaan Incest Sodomi


Seksual
DEPKES RI, UNICEF. Pedoman rujukan kasus kekerasan terhadap anak. Jakarta:2007.
KEMENKES. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 68 tahun 2013. I
WHO. Child abuse and neglect by parents and other caregivers.WHO. 2015.
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Republik Indonesia. Peraturan menteri negara pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
REPUBLIK INDONESIA nomor 02 tahun 2011 tentang pedoman penanganan anak korban kekerasan. Jakarat: 2011 .
Sexual
Abuse

Non Non
Kontak
Kontak
Penetrasi Penetrasi

Menyentuh Exhibisionis, Memasukkan Bermesraan


Kelamin Anak penis,benda
Voyerism lainnya ke Ciuman Seksual
Menyentukan vagina,mulut,anus
kelamin pada Kekerasan
anak verbal
seksual Non
Pornografi Kontak
3.Kekerasan Emosional
(Emotional And Psychological Abuse)
•dapat diduga dengan ditemukannya
•riwayat kekerasan psikis
•perubahan emosi dan perilaku serta terhambatnya
•perkembangan fungsi fisik mental dan sosial
Pembatasan Meremehkan Memburukkan/ Mengkambinghitam
Gerak Anak Mencemarkan kan

Menakut- Mengejek Atau


Mengancam Mendiskriminasi
Nakuti Menertawakan

Penolakan
Yang Kasar
DEPKES RI, UNICEF. Pedoman rujukan kasus kekerasan terhadap anak. Jakarta:2007.
KEMENKES. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 68 tahun 2013. I
WHO. Child abuse and neglect by parents and other caregivers.WHO. 2015.
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Republik Indonesia. Peraturan menteri negara pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
REPUBLIK INDONESIA nomor 02 tahun 2011 tentang pedoman penanganan anak korban kekerasan. Jakarat: 2011 .
4. Neglect (kelalaian)

•Kegagalan dalam menyediakan segala sesuatu yang


dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya
•Layaknya dimiliki oleh keluarga atau pengasuh/
bukan disebabkan oleh karena keterbatasan sumber
daya

Kesehatan Pendidikan Fisik Emosional

DEPKES RI, UNICEF. Pedoman rujukan kasus kekerasan terhadap anak. Jakarta:2007.
KEMENKES. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 68 tahun 2013. I
WHO. Child abuse and neglect by parents and other caregivers.WHO. 2015.
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Republik Indonesia. Peraturan menteri negara pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
REPUBLIK INDONESIA nomor 02 tahun 2011 tentang pedoman penanganan anak korban kekerasan. Jakarat: 2011 .
Curiga jika....
• Anak yang gagal tumbuh tanpa alasan yang jelas.
• Anak yang tiba-tiba berubah tingkah lakunya,
menyendiri atau sangat takut dengan orang asing →
penganiayaan seksual.
• Pada anak yang lebih tua: menceritakan jejasnya,
tetapi kemudian mengubah uraiannya karena rasa
takut akan pembalasan atau untuk mencegah
pembalasan orang tua
Waspada jika...
Setiap cedera pada anak kecil, bayi yang belum dapat berjalan
yang meliputi memar, luka mulut, patah tulang atau cedera
perut

• Cedera pada berbagai sistem organ


• Cedera dengan berbagai fase penyembuhan luka yang
berbeda
• Cedera pada bagian tubuh non tulang atau lokasi lain yang
tidak biasa seperti badan, telinga, muka, leher atau lengan
atas
• Cedera yang tidak dapat dijelaskan secara signifikan
• Adanya bukti kelalaian terhadap anak

Christian CW MD, FAAP, Committee On Child Abuse And Neglect. The Evaluation of Suspected Child Physical Abuse. Pediatr. 2015.
CEDERA KULIT

memar luka robek luka bakar luka gigitan

Disengaja cenderung terjadi pada lokasi yang


jauh dari tonjolan tulang seperti leher, kepala,
pantat, batang tubuh, tangan dan leher

Kellogg ND MD, the Committee on Child Abuse and Neglect.


Evaluation of Suspected Child Physical Abuse. Peds. 2007.
Trauma
orofasial
Luka bakar
Luka Memar
Patah tulang
Bekas gigitan
Kelaparan
• Pertanyaan terbuka
Anamnesis • Cerita tak konsisten,tak jelas/detil
• Cerita berubah-ubah,tak masuk akal

Pemeriksaan Luka /trauma


Perawatan yang buruk
Fisik Gangguan tingkah laku pada anak
• Pemeriksaan perdarahan
Lab. • Kimia, Urinalisis
• Toksikologi
• Plain radiograph
Radiologi • CT-Scan
Kasus kekerasan fisik
Lissauer, 2001
Anak laki-laki usia 1 tahun, mengalami luka bakar
tersiram air panas oleh pengasuhnya. Terlihat
bekas luka di daerah paha atas, selangkangan, dan
daerah perut.
Bekas sundutan rokok.
Pedoman IDI, 2000
• Immersion Burn
KAPAN KITA CURIGA ???
INDIKATOR INDIKATOR TIAP CAN
Indikator kekerasan fisik

• Memar: pada wajah, bibir/mulut, punggung, bokong, paha


• Luka lecet dan loka robek
• Patah tulang: patah tulang pada anak dibawah 3 tahun, multipel
fraktur (patah tulang multipel)
• Luka bakar: bekas rokok, luka bakar akibat kontak dengan benda
panas dengan bentuk khas benda tersebut
• Cedera pada kepala
Indikator kekerasan seksual

• Penyakit hubungan seksual


• Infeksi vaginal yang rekuren pada anak dibawah 12 tahun
• Nyeri, perdarahan atau sekret dari vagina
• Kehamilan pada usia remaja
• Pakaian dalam robek atau bercak darah pada pakaian dalam
• Nyeri Buang Air Kecil
Indikator emotional abuse

• Tidak terlalu jelas


• Ekspresi wajah, gerak gerik bahasa tubuhnya menandakan adanya
kesedihan, keraguan, cemas, takut, amarah yang terpendam.
Indikator neglect

• Gagal tumbuh
• Malnutrisi (gangguan gizi) tanpa dasar organik
• Luka yang tidak diobati
• Pakaian lusuh dan kotor
• Kulit tidak terawat, rambut
• Keadaan umum yang lemah dan lelah berkepanjangan
LUKA MEMAR FRAKTUR LUKA
Gangguan BAKAR
Kecelakaan,vari
pembekuan an normal, Kecelakaan,
darah, Menelan fraktur Fotodermati
salisilat, Vaskulitis, patologis,
Henoch-
tis
osteogenesis
Schonlein purpura imperfekta, impetigo
Dampak CAN pada anak

Cemas
Marah

Gangguan
Rendah
Kebiasaan
diri
sexual
Depresi
STD

Keinginan Stress
bunuh diri Disorder
TATALAKSANA
GN AKSA (Gerakan Nasional Anti
Kejahatan Seksual Anak)
mengamanatkan partisipasi pihak untuk melakukan
pemberantasan kejahatan seksual secara serentak dengan
melibatkan:

• Pemerintah (Kementerian/Lembaga)
• Sektor Swasta
• Organisasi Perempuan (Dharma Pertiwi, Dharma Wanita)
• Organisasi Masyarakat
• Organisasi Profesi
• Sekolah (PAUD, TK, SD, SLTP dan SLTA)
• Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Mayarakat
• Keluarga
• Anak
• Media
Ketentuan Peraturan Perundangan

UU. No. 35/2014 tentang


Perubahan UU. No. 23/2002 Perlindungan Anak,

Pasal 72 mencantumkan:
(1) Masyarakat berperan serta dalam Perlindungan Anak, baik secara
perseorangan maupun kelompok

(2) Peran Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan


oleh orang perseorangan, lembaga perlindungan anak,
lembaga kesejahteraan sosial, lembaga pendidikan,
organisasi kemasyarakatan, media massa, dan dunia usaha
PERLINDUNGAN ANAK
PERLINDUNGAN ANAK
Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
anak & hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, & berpartisipasi,
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan,
serta mendapat perlindungan dari (tindak)
kekerasan,& diskriminasi, (eksploitasi, pelecehan
dan tindakan salah lainnya)

75
Perlindungan Anak
Sejak dalam kandungan s/d Anak usia 18 tahun

MELINDUNGI ANAK DARI:


Kejahatan, dan Penyakit,
Antara lain:
I. Dari bahaya ter – infeksi H I V
II. Dari bahaya P M S
III. Dari bahaya NARKOBA

• SIAPA WAJIB MELINDUNGI ANAK ?


• Bagaimana Cara Melindungi Anak?
Diperlukan

INTERVENSI TERINTEGRASI
Perlindungan Anak

KELUARGA ANAK
(ANAK HARUS TAHU CARA MEMBELA
(HARUS MERUBAH MINDSET,
DIRI KETIKA TERANCAM)
SEMAKIN PEKA DAN RAMAH PADA
ANAK)

MASYARAKAT
(HARUS RAMAH DAN LAYAK BAGI
TUMBUH KEMBANG ANAK)
TATALAKSANA

• Memahami kaharusan melaporkan tindakan kekerasan


• Mengerti faktor risiko yang berhubungan dengan child maltreatment
• MENDETEKSI TANDA FISIK Kekerasan pada anak teliti
• Mencari dan mengumpulkan data tambahan yang diperlukan
• Mengetahui kapan menggunakan pendekatan yang jelas untuk
mengambil keputusan

Andrea, Asnes, Leventhal JM. Managing child abuse: General principles.


Pediatrics in Review. 2010
...TATALAKSANA

• Mengetahui kapan dan bagaimana mencari bantuan


• Mempertimbangkan masuk rumah sakit
• Ingat bahwa anak mungkin mempunyai saudara
• Beritahukan orang tua ketika ada laporan
• Lanjutkan untuk melindungi anak dan keluarga
setelah pelaporan ke lembaga perlindungan anak

Andrea, Asnes, Leventhal JM. Managing child abuse: General principles. Pediatrics in Review. 2010
Penelantaran emosional

- paling sulit dikenali


- interaksi yang merusak yang terjadi berulang-ulang
- Konsultasi kesehatan mental
- Dilakukan edukasi, dan psikoterapi bagi orang tua
KEWAJIBAN PEMBERI LAYANAN KESEHATAN
MEMBERIKAN INFORMASI
DUGAAN KEKERASAN TERHADAP ANAK

Lihat...Permenkes No 68 tahun 2013


Korban kekerasan anak

Diantar Rujukan
Datang sendiri

PUSKESMAS
Registrasi
Tindakan kegawatdaruratan
Rujuk Pemeriksaan
Anamnesis Pulang
Pemeriksaan fisik & psikososial
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis
Tindakan medis
Konseling
Pencatatan dan Pelaporan
Rumah Sakit Rumah
Kunjungan rumah perlindungan
IGD,PKT/PPT Rujukan (shelter)
ICU/ICCU
Empat Area Terlarang
PENCEGAHAN

• Pencegahan primer untuk populasi berisiko


→ program Kemitraan Keluarga – Perawat

• Program bimbingan orang tua → mengurangi


angka kejadian kekerasan pada anak
KESIMPULAN

•Kekerasan & Penelantaran anak perlu


mendapat perhatian
•Dampak jangka pendek dan panjang
•Multidisipliner
•Implementasi UU Perlindungan Anak

Anda mungkin juga menyukai