Anda di halaman 1dari 22

Strategi Integrasi

PUG dan PUHA


dalam
Program Pembangunan
di Kecamatan

Dr. Yuli Aslamawati, Dra., M.Pd., Psikolog

03/11/2021 Yuli Aslamawati


Program Pembangunan Program Pembangunan
atau membangun tanpa atau membangun tanpa
data berkualitas, sulit pemahaman konsep
atau hampir tidak dan strategi, sulit atau
mungkin. hampir tidak mungkin.

03/11/2021 Yuli Aslamawati


1. Peningkatan Pemberdayaan
5 Arahan Perempuan dalam Kewirausahaan
Presiden 2. Peningkatan Peran Ibu dalam
kepada Pendidikan Anak
Menteri 3. Penurunan Kekerasan terhadap
Perempuan dan Anak
KPPPA
4. Penurunan Pekerja Anak
Dipublikasikan Pada :
Senin, 12 Oktober 2020
5. Pencegahan Perkawinan Anak
(https://www.kemenpppa.go.id/inde
x.php/page/view/4)

03/11/2021 Yuli Aslamawati


Data kekerasan terhadap anak
Rima Suryani, dkk., Jurnal Human Care, Volume 6, No.1 (Februari, 2021): 13-19
Gambaran Tindakan Kekerasan Terhadap Anak
yang dialami Siswa SMP di Kabupaten Pasaman Tahun 2020

Rata - rata 50% atau Data Komisi Perlindungan Anak Jenis Kasus di KPAI
diperkirakan lebih dari 1 Indonesia (KPAI)
milyar anak - anak di dunia 2011 2.178 kasus 10.186 kasus anak berhadapan dengan hukum
berusia 2-17 tahun 2.845 kasus pornografi dan cybercrime
2012 3.512 kasus
mengalami kekerasan fisik,
seksual, emosional dan 2013 4.311 kasus 2.557 kasus kesehatan dan napza

penelantaran di 2014 5.066 kasus 1.956 kasus trafficking dan eksploitasi


kawasan Afrika, Asia dan
2015 4.309 kasus 1.394 kasus agama dan budaya
Amerika Utara dalam satu
tahun terakhir. 2016 4.622 kasus 1.390 kasus sosial dan anak dalam situasidarurat
Di Asia diperkirakan rata - 733 kasus hak sipil
2017 4.579 kasus
rata 64% anak mengalami
kekerasan (Hillis,2016). 2018 4.885 kasus

03/11/2021 Yuli Aslamawati


Beberapa PAUD di
Di Propinsi Sumatera Kabupaten Pasaman di Kecamatan Malalayang Kabupaten Bandung dan
Barat propinsi Sumatera Barat Kota Manado Kabupaten Bandung
Barat

Tahun 2017 : 658 kasus. Tahun 2017 : 12 kasus tahun 2016 di 6 SD Terdapat ragam bentuk
Tahun 2018 : 417 kasus dengan jumlah korban kelas 4 sampai kelas 6 Tindakan kekerasan yang
Tahun 2019 : 398 kasus sebanyak 15 orang. kekerasan pada dialami anak baik oleh
Tahun 2018 : 17 kasus anak dialami oleh 99,7% teman dan juga guru
dengan korban responden, seperti memukul,
sebanyak 18 orang. perempuan (53,8%), menjewer, menghina, dan
Tahun 2019 : 18 kasus tingkat ekonomi Mengabaikan
dengan korban menengah (40%) (Agustin dkk, 2016).
sebanyak 32 orang. kekerasan fisik dialami
responden (97,8%)
(Radja dkk, 2016).

03/11/2021 Yuli Aslamawati


Siswa SMP di Kabupaten Pasaman Sumbar
Tahun 2020

03/11/2021 Yuli Aslamawati


Dampak Kekerasan Orang-Tua
terhadap Fisik dan Psikologis Anak
Dampak Kekerasan Fisik Dampak Kekerasan Psikis

• Anak akan menjadi sangat agresif, dan • Anak yang sering dimarahi oleh orang tuanya,
setelah menjadi orang tua akan berlaku apalagi diikuti dengan tindakan penyiksaan,
agresif kepada anak-anaknya. cenderung meniru perilaku buruk (coping
• Semua jenis gangguan mental mechanism) dan dimasa datang berpotensi
berhubungan dengan perlakuan buruk
menjadi pelaku kekerasan kepada anaknya,
yang diterima ketika kecil.
kurangnya rasa percaya diri, kesulitan
• Kekerasan fisik yang berlangsung
membina persahabatan, perilaku merusak,
berulang-ulang dalam jangka waktu lama
akan menimbulkan cedera serius selalu menarik diri dari lingkungan, kecanduan
terhadap anak. alkohol dan obat-obatan terlarang, dan memiliki
dorongan yang lebih besar untuk bunuh diri.
03/11/2021 Yuli Aslamawati
• Kekerasan terhadap Perempuan :
• Kekerasan fisik (terlihat nyata di tubuh korban).
• Kekerasan psikis (perbuatan atau ucapan berupa hinaan,
ancaman atau pengekangan yang efeknya mempengaruhi
kejiwaan korban).
• Kekerasan sexual (berupa pemaksaan aktivitas sexual atau
menjauhkan dari kebutuhan sexual).
• Penelantaran Rumah Tangga (ketika seseorang mengabaikan
kewajibannya untuk memenuhi kebutuhan hidup anggota
keluarga).

• Kekerasan terhadap Perempuan berpeluang terjadinya :


• Kekerasan terhadap anak
• Anak terlantar
• Pekerja anak
• Perkawinan anak

03/11/2021 Yuli Aslamawati


Kurang rasa percaya diri,
kesulitan membina
persahabatan, perilaku
merusak, selalu menarik
diri dari lingkungan, Menjadi
kecanduan alkohol dan
obat-obatan, dan
memiliki dorongan yang
Korban
lebih besar untuk bunuh
diri.

Menjadi
Pelaku

03/11/2021 Yuli Aslamawati


Di sisi lain Perempuan memiliki
keunggulan :
• Dapat mengandung dan menyusui.
• Posisi sentral dalam keluarga. Mampu
membentuk keluarga dengan ketahanan
keluarga yang baik.
• Potensial dalam kewirausahaan : Mentri
Keuangan Sri Mulyani menyatakan
UMKM > 50% digeluti oleh perempuan.
UMKM berkontribusi 61% terhadap
Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
• Menduduki posisi strategis dalam politik,
dan pengambil keputusan yang baik
03/11/2021
(contoh ibu Kadis PPPA)
Yuli Aslamawati
Perempuan
Perempuan
Sehat
Perempuan
Dalam keadaan
Aman Berdayakan

03/11/2021 Yuli Aslamawati


Keluarga
pembentuk
Memiliki SDM yang
keluarga berkualitas dan
dengan produktif
Membentuk
Keluarga ketahanan
keluarga yang
Menikah baik

03/11/2021 Yuli Aslamawati


Perempuan sebagai Pembentuk
SDM yang Berkualitas dan Produktif (1)

1. Menikah setidaknya telah berusia 21 tahun (pasangannya minimal berusia 25 tahun).


2. Cegah malnutrisi pada anak dengan gizi yang memadai dan seimbang, serta pengetahuan
dan pembiasaan perilaku baik:
a) Cegah anemia pada anak dan bumil
b) Cegah stunting (gangguan pertumbuhan fisik dan kemampuan berpikir)
c) Cegah Wasting (bertubuh kurus)
d) Cegah obeseitas (kelebihan berat badan)

03/11/2021 Yuli Aslamawati


Perempuan sebagai Pembentuk
SDM yang Berkualitas dan Produktif (2)

3. Lindungi anak dari akses informasi dan kebiasaan buruk (pornografi, adiksi game).
4. Ramah disabilitas dengan kemampuan mengoptimalkan kemampauan.

03/11/2021 Yuli Aslamawati


Turunkan/hilangkan kekerasan terhadap
Perempuan dan Anak

Tingkatkan peran Ibu dalam Pendidikan


Anak

Berdayaan Perempuan dalam


Kewirausahaan

Penurunan Pekerja Anak

Pencegahan Perkawinan Anak

03/11/2021 Yuli Aslamawati


Strategi Integrasi PUG dan PUHA dalam Program
Pembangunan
di Kecamatan (1)

• Usia anak
• Data kekerasan terhadap • Jenis kelamin
• Pelaku
Perempuan dan Anak • Kapan terjadinya
• Apa penyebabnya
• Akibat yang ditimbulkannya

• Data fasilitas perempuan, anak, • Fasilitas perempuan, anak, disabilitas di lingkungan :


fasilitas umum, pasar, mall, salon, rumah ibadah,
disabilitas di lingkungan puskesmas/RS/Laboratorium, kantor, sekolah,
kecamatan daycare dsb (WC, Jalan, Bebas asap rokok)

03/11/2021 Yuli Aslamawati


Strategi Integrasi PUG dan PUHA dalam Program
Pembangunan
di Kecamatan (2)

• Buat program bumil dan busui • Cegah anemia pada anak dan bumil
sehat • Asupan gizi seimbang dan vitamin
• Asupan nutrisi ibu, 270 hari (masa kehamilan)
• 730 hari setelah anak lahir (ASI sebaiknya sampai 2
tahun)
• Stop tinggi gula dan garam
• Stop penyedap, pengawet, pewarna (bukan makanan)
• Bumil dan Busai tetap beraktivitas (dirumah)
• Hindari berada di keramaian (rentan dengan berbagai
penyakit akibat perubahan hormonal sehingga secara
otomatis daya tahan tubuh lebih rendah.
03/11/2021 Yuli Aslamawati
Strategi Integrasi PUG dan PUHA dalam Program
Pembangunan
di Kecamatan (3)

• Buat program peran Ibu dalam • Tingkatkan kesadaran ibu akan kewajiban
Pendidikan Anak mendidik anak. Karena bayarannya “cinta
dan kasih sayang murni dari anak”
(pertemuan rutin, webinar dari warga, tokoh
masyarakat, PPPA)

03/11/2021 Yuli Aslamawati


Strategi Integrasi PUG dan PUHA dalam Program
Pembangunan
di Kecamatan (4)

• Berdayakan Perempuan • Program ibu-ibu PKK


dalam Kewirausahaan • Bekerja sama dengan UMKM

03/11/2021 Yuli Aslamawati


Strategi Integrasi PUG dan PUHA dalam Program
Pembangunan
di Kecamatan (5)

• Stop Pekerja Anak • Tumbuh kembangkan kesadaran orang tua


akan hak anak (bukan anak tidak boleh
disuruh (bekerja ≠ disuruh)
• Fasilitasi “pengganti peran anak ekonomi
keluarga” (azas gotong royong, sodaqoh,
zakat)

03/11/2021 Yuli Aslamawati


Strategi Integrasi PUG dan PUHA dalam Program
Pembangunan
di Kecamatan (6)

• Stop Perkawinan Anak • Tumbuh kembangkan kesadaran bahwa


perkawinan anak bukan solusi untuk
menyelesaikan masalah ekonomi keluarga.
• Perkawinan anak rentan menghasilkan
keturunan yang lemah (SDM / generasi yang
lemah). Alat reproduksi belum siap untuk
menghasilkan anak-anak yang kuat).

03/11/2021 Yuli Aslamawati


03/11/2021 Yuli Aslamawati

Anda mungkin juga menyukai