Anda di halaman 1dari 15

Prinsip

Prinsip Pembentukan Gas Buang


Uraian
1. Apa itu sistem kontrol emisi?
Sistem kontrol emisi mengurangi emisi, yang
berbahaya bagi lingkungan dan manusia, yang
dihasilkan kendaraan bermotor.
2. Apa itu emisi?
Istilah gas emisi berarti bahan bakar yang
diuapkan dari tangki bahan bakar dan gas blow-
by, yang melewati antara piston dan dinding
cylinder, termasuk gas buang.
Gas emisi berbahaya bagi lingkungan dan
manusia karena gas ini mengandung zat-zat
berbahaya seperti CO (karbon monoksida), HC
(hidrokarbon), dan NOx (nitro oksida).
Kendaraan bermotor yang menggunakan mesin
diesel mengeluarkan gas ,bukan hanya gas-gas
seperti CO, HC, NOx tetapi juga pertikel karbon,
yang juga berdampak bagi lingkungan dan
manusia.

(1) CO (carbon monoxide)


• CO dihasilkan ketika jumlah oksigen yang
tidak mencukupi di ambil dari ruang
pembakaran (pembakaran tidak sempurna).
2C (carbon) + O2 (oxygen) → 2CO (carbon
monoxide)
• Apabila CO dihirup manusia, gas ini larut
dalam darah dan kemampuan darah untuk
membawa oksigen berkurang. Menghirup CO
dalam jumlah besar bisa menyebabkan
kematian.

(2) HC (hydrocarbon)
• HC dihasilkan selama pembakaran tidak
sempurna (sama seperti pada CO). HC juga
dihasilkan pada kasus-kasus berikut:
<1> Ketika suhu pada zona pendinginan
(quenching zone) rendah, ia tidak mencapai
suhu pembakaran.
<2> Gas intake berhembus ketika valve timing
overlap.
Semakin kaya campuran udara-bahan bakar, lebih
banyak HC dihasilkan. Semakin miskin
campurannya, lebih sedikit HC akan dihasilkan.
HC yang dihasilkan lebih besar karena ia tidak
dapat membakar ketika campuran udara-bahan
bakar terlalu kurus.
• Apabila HC dihirup, ia bisa menjadi penyebab
penyakit kanker. HC juga menyebabkan
photochemical smog.

Diagnosis Technician - Course 1 – Gasoline Engine – Emission Control 1


Prinsip
Prinsip Pembentukan Gas Buang
(3) Nox (nitrous oxides)
• NOx dihasilkan oleh nitrogen dan oksigen
pada udara dalam campuran udara-bahan
bakar. Ini terjadi ketika suhu ruang
pembakaran naik melewati nilai 1,800°C
(3,272°F). Semakin tinggi kenaikan suhu
pembakaran, semakin banyak NOx akan
dihasilkan.
Apabila campuran udara-bahan bakar miskin,
lebih banyak NOx dihasilkan karena rasio oksigen
di dalam campuran udara-bahan bakar terlalu
tinggi.
Ini berarti, NOx dihasilkan sesuai dengan dua
faktor: suhu pembakaran dan konsentrasi oksigen.
N2 (nitrogen) + O2 (oxygen) → 2NO (NO, NO2
or N2... NOx)
Bila NOx dihirup, ia menyebabkan iritasi hidung
dan tenggorokan. Ia juga menyebabkan
photochemical smog.

1. Exhaust gas
Exhaust gas dikeluarkan melalui pipa exhaust.
Menurut teori, hanya CO2 (karbon dioksid) dan
H2O (uap) dihasilkan ketika membakar bensin.
Tetapi, semua bensin tidak bereaksi sesuai dengan
teori karena faktor-faktor seperti rasio udara-
bahan bakar, N2 (nitrogen) di atmosfir, suhu
pembakaran, durasi pembakaran, dll.
Dengan cara seperti inilah unsur yang berbahaya
seperti CO, HC atau NOX dihasilkan.
2. Evaporated fuel
Bahan bakar diuapkan lalu dilepaskan ke atmosfir
setelah bahan bakar menguap dari tangki bahan
bakar, karburator dll. Komponen utamanya adalah
HC.
3. Blow-by gas
Gas blow-by mengalir dari celah antara piston
dan dinding silinder ke dalam crankcase.
Kebanyakan terdiri dari bahan bakar dari gas
yang tidak terbakar (HC).

Diagnosis Technician - Course 1 – Gasoline Engine – Emission Control 2


Prinsip
Prinsip Pembentukan Gas Buang
Perbandingan udara – bahan bakar secara
teoritis
Rasio ini adalah rasio bahan bakar dan udara
minimum (yang mengandung oksigen) yang
dibutuhkan untuk membakar bahan bakar secara
sempurna.
Bensin adalah campuran beberapa tipe
hidrokarbon dengan oktan yang paling dominan
(C8H18).
2C8H18 + 25O2 → 16CO2 + 18H2O
Agar 1 g oktan dapat menghasilkan air (H2O) dan
karbon dioksida (CO2) ketika terbakar,
dibutuhkan 15 g udara.
Bahan bakar yang sebenarnya bukan oktan murni,
tetapi oktan dan campuran bermacam-macam HC.
Oleh karena itu, rasio udara-bahan bakar teoritis
adalah sekitar 14,7.

Grafik Menunjukkkan Produksi CO/HC/NOx


Grafik di kiri menunjukkan rasio udara-bahan
bakar dan jumlah CO/HC/NOx yang dihasilkan.
1. Lebih kaya
CO/HC: Meningkat
NOx: Berkurang
2. Lebih tipis
CO: Berkurang
HC: Berkurang
Tetapi, akan berkurang karena tidak dapat starter
ketika rasio udara-bahan bakar terlalu tipis.
NOx: Jumlah yang dihasilkan paling banyak
ketika rasio udara-bahan bakar sebenarnya sedikit
lebih tipis di banding rasio teoritis.
Ketika rasio menjadi lebih tipis, jumlahnya
berkurang karena suhu pembakaran berkurang.
Jumlah CO/HC/NOx yang dihasilkan meningkat
di bawah kondisi berikut, kecuali untuk grafik di
sebelah kiri.
3. Pada saat mesin dingin
Jumlah CO/HC yang dihasilkan meningkat karena
suplai campuran udara-bahan bakar yang kaya.
4. Pada saat beban berat
Gas emisi meningkat karena bahan bakar dan
udara meningkat.
• Jumlah CO/HC yang dihasilkan meningkat
karena suplai campuran udara-bahan bakar
meningkat.
• Jumlah NOx yang dihasilkan meningkat
karena suhu pembakaran meningkat.

PETUNJUK:
PPM: Singkatan dari Parts Per Million.
Digunakan sebagai unit untuk mengindikasikan
konsentrasi atau isi.
Diagnosis Technician - Course 1 – Gasoline Engine – Emission Control 3
Standard Emisi
Uraian
Undang-undang tentang Kontrol Gas Buang
Ada berbagai peraturan di negara-negara di dunia
untuk mencegah polusi udara oleh gas buang.
Peraturan ini disebut Undang-undang mengenai
gas buang. Metode pengukuran dan nilai
standarnya berlainan untuk tiap-tiap negara.
Perbedaan mode pengukuran representatif
diberikan dibawah.

• U.S.A (LA#4 mode)


Ini mensimulasikan pola mengemudi yang rumit
di daerah pinggiran Los Angeles. Mode ini dekat
ke kondisi aktual dalam mengemudi.
• EU (EC mode)
Mode mengemudi ini telah ditambahkan untuk
mensimulasikan berkendara di jalan bebas
hambatan dimana NOx mendapatkan larangan
paling ketat.
• JAPAN (10.15 mode)
Ini adalah simulasi berkendara dalam kota dengan
lampu lalu lintas.

Pengukuran konsentrasi dan berat total


Ada dua metode untuk mengukur gas buangan.
• Mengukur konsentrasi
Ukur berapa prosentase dari CO/HC/NOx yang
diikutkan di dalam gas buangan untuk mengukur
konsentrasi.
• Pengukuran berat keseluruhan
Untuk mengukur berat total, simulasikan
pengendaraan aktual seperti dalam gambar dan
ukur banyaknya CO/HC/NOx yang dikeluarkan
selama tes.
Jumlah gas berbahaya yang dihasilkan kendaraan
lebih penting daripada prosentase gas berbahaya.

Diagnosis Technician - Course 1 – Gasoline Engine – Emission Control 4


Sistem Kontrol Emissi
Uraian
Dibutuhkan teknologi canggih agar berat total
Improvement of combustion
chamber
dari tiga zat (CO, HC and NOx) yang ada dalam
gas buang dapat disesuaikan dengan peraturan
Engine
Improvement of intake &
exhaust system
mengenai gas buang.
Untuk kendaraan sebenarnya, penting artinya
Improvement of fuel
system (EFI)
untuk tidak hanya mengurangi zat-zat ini tetapi
juga mematuhi standar secara menyeluruh untuk
Improvement of ignition system
(ESA, DLI) alat-alat dalam kendaraan dalam hal ketahanan,
Exhaust kehandalan, keamanan dan konsumsi bahan bakar.
Catalytic converters
gas
(TWC) Usaha untuk memurnikan gas buang ditunjukkan
pada tabel di sebelah kiri, tetapi peralatannya
Deceleration control
system berbeda pada tiap-tiap negara dan peraturan
Devices Deceleration fuel cut-off mengenai gas buang berbeda untuk tiap-tiap
system
wilayah.
Exhaust Gas Re-circulation (EGR) system
Internal EGR effect of DVVT system

Blow-by gas Positive Crankcase Ventilation


(PCV) system

Fuel Fuel Evaporative Emission Control


evaporative gas (EVAP) system

Penyempurnaan Mesin
Dari waktu ke waktu, mesin telah mengalami
banyak sekali penyempurnaan untuk mencegah
penurunan tingkat pemakaian bahan bakar dan
output mesin. Juga sedapat mungkin dapat
mencegah pembangkitan gas berbahaya. Materi
berikut tidak digunakan untuk semua jenis mesin.
Masing-masing mesin hanya menggunakan intem
yang paling sesuai saja..

1. konstruksi ruang bakar dan sistem


pemasukan udara
(1) Pengadopsian squish area
Squish area pada ruang bakar menghasilkan
turbulensi yang kuat mulai dari akhir langkah
kompresi hingga langkah pembakaran. Turbulensi
ini meningkatkan kecepatan pembakaran dan
membakar campuran udara-bahan bakar secara
lengkap, selain dapat mengurangi CO dan HC.
(2) Pembentukan kisaran angin (swirl)
Port intake yang berbentuk kurva menyebabkan
campuran udara-bahan bakar, yang dihisap
selama langkah hisap (intake stroke), membentuk
kisaran angin (swirl) menuju sisi luar ruang bakar.

Diagnosis Technician - Course 1 – Gasoline Engine – Emission Control 5


Sistem Kontrol Emissi
Kisaran angin ini berlanjut dari langkah kompresi
hingga langkah pembakaran, dan memberikan
efek yang sama seperti pada squish.
2. Pengadopsi EFI, ESA and DLI
Membakar campuran udara-bahan bakar dengan
sempurna dan mengurangi gas buang terkait
dengan pemakaian EFI (Electronic Fuel
Injection), yang selalu membuat campuran udara-
bahan bakar yang sempurna. Sementara ESA
(Electronic Spark Advance) dan DIS (Direct
Ignition System), mengatur timing pengapian
dengan baik sesuai dengan kondisi pengendaraan.

Catalytic Converters
1.Garis besar
Catalytic converter membuat gas berbahaya (CO,
HC, dan NOx) bereaksi kimia dengan gas tidak
berbahaya (H2O, CO2, N2) sesuai dengan gas
buang yang dilewatkan.
Pada umumnya, platinum, paladium, iridium dan
rodium, dll. digunakan sebagai katalis untuk
kendaraan bermotor.
(1) Tipe-tipe katalis
• Katalis katalis: Oksidasikan HC atau CO dan
bentuk H2O atau CO2 yang tidak polutan.
• Katalis deoksidasi: Memindahkan oksigen
dari NOx dan bentuk N2 yang tidak polutan.
• Katalis oksidasi/deoksidasi: Melakukan dua
fungsi di atas bersamaan.
(Katalis oksidasi/deoksidasi untuk kendaraan
bermotor disebut "Three-Way Catalytic Converter
(TWC)" karena tiga zat berbahaya, CO/HC/NOx,
dirubah menjadi non-polutan pada saat yang sama.
Katalis oksidasi/deoksidasi digunakan pada
kebanyakan kendaraan bermotor sekarang.)

(2) Pengoperasian katalis suhu


Untuk katalis, tingkat pemurnian berubah sesuai
suhu.
Sebagaimana tampak pada grafik, tingkat
pemurnian mendekati 100% dan memurnikan gas
buangan dengan efektif ketika suhu katalis naik
hingga 400°C.

PERHATIAN:
Kendaraan yang dilengkapi dengan catalytic
converter perlu menggunakan bensin bebas timbal,
karena timbal menempel pada permukaan katalis
dan sensor oksigen (O2 sensor), dan efek optimal
tidak bisa didapatkan bila menggunakan bensin
yang mengandung timbal.

Diagnosis Technician - Course 1 – Gasoline Engine – Emission Control 6


Sistem Kontrol Emissi
(3) Three-Way Catalyst (TWC) system
Sistem TWC adalah sistem yang
mengoksidasikan CO dan HC dalam gas buang
dan mendeoksidasikan NOx pada saat yang sama,
untuk memurnikan pulutan itu menjadi CO2, H2O
dan N2.
Baru-baru ini, tipe monolitik digunakan,
sebagaimana tampak dalam gambar.
Alumina atau zat katalis melapisi pola bergerigi
monolitik yang berlubang-lubang. Zat berbahaya
dimurnikan dengan dilewatkan melalui lubang-
lubang tersebut.
Ada dua tipe monolit; tipe keramik dan logam.
Semakin tipis geriginya, semakin bagus tingkat
pemurniannya.

TWC dapat lebih efektif di sekitar rasio udara-


bahan bakar teoritis. Oleh karenanya,
diperlukan sistem feedback rasio udara-bahan
bakar untuk menjaga rasio udara-bahan bakar di
sekitar rasio udara-bahan bakar teoritis.
Sistem feedback rasio udara-bahan bakar
mendeteksi oksigen dalam gas buang,
menggunakan sensor oksigen yang ditempelkan
pada exhaust manifold. Kemudian volume injeksi
bahan bakar disesuaikan oleh ECU mesin untuk
selalu mengontrol rasio udara-bahan bakar agar
TWC bekerja dengan baik.

Diagnosis Technician - Course 1 – Gasoline Engine – Emission Control 7


Sistem Kontrol Emissi
System Deselerasi Fuel Cut-off
1. Kebutuhan
Sistem ini menghentikan injeksi bahan bakar
sewaktu kendaraan mengurangi kecepatan
(deselerasi), dan mengurangi jumlah CO dan HC.
Sistem ini juga mencegah sisa pembakaran dalam
pipa exhaust, dan secara efektif mengurangi
jumlah bahan bakar yang digunakan selama
deselerasi.
2. Cara kerja
ECU mesin menghentikan injeksi bahan bakar ke
injektor sesuai dengan kecepatan mesin dan
bukaan katup throttle.

Sistem Exhaust Gas Re-circulation (EGR)


1. Kebutuhan
ECU mesin menghentikan injeksi bahan bakar ke
injektor sesuai dengan kecepatan mesin dan
bukaan katup throttle.
Penyebaran api menjadi lambat selama
pembakaran bila gas buang bercampur dengan
campuran udara-bahan bakar, karena kebanyakan
dari gas itu merupakan gas inert (tidak bisa
dibakar).
Selain itu, temperatur pembakaran turun untuk
mengurangi pembentukan NOx karena gas inert
itu menyerap panas yang dibangkitkan
pembakaran.

2. Cara kerja
• Tergantung pada kondisi cara kerja, sudut
pembukaan katup EGR diatur oleh ECU
mesin berdasarkan pada sinyal sensor suhu air
pendingin, manifold absolute pressure, intake
air temperature dan sudut pembukaan throttle
valve dan lain-lain.

Diagnosis Technician - Course 1 – Gasoline Engine – Emission Control 8


Sistem Kontrol Emissi
Mesin dingin
Katup EGR menutup penuh ketika mesin dingin.
Oleh karena itu gas buang tidak bisa
disirkulasikan kembali.
• Idling
Selama idling katup EGR menutup .
Oleh karena itu gas buang tidak bisa
disirkulasikan kembali.

• Kondisi Idling lain setelah mesin warmed-up


Berdasarkan pada sinyal suhu air pendingin,
manifold absolute pressure, intake air temperature
dan throttle valve opening angle dll. ECU mesin
mendeteksi kondisi beban mesin dan
mensirkulasikan kembali gas buang dengan
jumlah yang optimum.

Diagnosis Technician - Course 1 – Gasoline Engine – Emission Control 9


Sistem Kontrol Emissi
3. Effek Internal EGR pada Sistem DVVT
(Dynamic Variable Valve Timing) .
Sebagian gas buang masuk kembali ke intake
manifold pada saat terjadi katup overlap.
Gas buang yang masuk ke dalam intake manifold
kemudian masuk ke ruang bakar untuk dibakar
kembali.

Hal ini sama dengan karakter EGR yang


mengalirkan gas exhaust ke dalam ruang bakar
untuk dibakar kembali.
Sistem ini disebut internal EGR.

Sistem DVVT mengontrol banyaknya internal


EGR secara efektif dengan pengontrolan besarnya
overlap katup.
Sistem DVVT membuka intake valve dengan
cepat dan mengalirkan gas buang ke sisi intake
pada akhir langkah buang.

Sistem DVVT mengkontrol saat membuka atau


menutup dengan menggunakan ECU mesin.
Mengacu pada system control mesin untuk lebih
detail.

Positive Crankcase Ventilation (PCV) System


1. Kebutuhan
Blow-by gas merupakan gas yang tidak terbakar
dalam jumlah besar, yang bocor keluar dari celah
di antara ring piston dan dinding cylinder ke
dalam crankcase. Sistem PCV mengalirkan blow-
by gas ke dalam intake udara masuk dan
membakarnya kembali.
Blow–by gas mengalir ke dalam intake
manifold,berdasarkan kevacuuman.
Oleh karena itu ,PCV valve dipasang diantara
intake manifold dan cylinder head cover. Pada
umumnya volume blow-by gas menjadi lebih
besar ketika beban mesin besar (vacuum manifold
kecil ). Pada sisi lain, volume gas berkurang
ketika beban mesin kecil (vacuum pada manifold
besar).
2. Cara kerja
Celah valve menjadi sempit karena volume blow-
by gas yang dihasilkan berkurang ketika
kevacuuman pada manifold besar.

Diagnosis Technician - Course 1 – Gasoline Engine – Emission Control 10


Sistem Kontrol Emissi

(1) Mesin Mati:


Katup menutup karena gaya pegas.

(2) Mesin idling atau deselerasi:


Katup semakin tertarik ke dalam karena kekuatan
vakum.
Saluran vacuum menyempit dan banyaknya blow-
by gas yang mengalir kecil.

Diagnosis Technician - Course 1 – Gasoline Engine – Emission Control 11


Sistem Kontrol Emissi
(3) Cara kerja normal :
Saluran vacuum lebih lebar dibandingkan pada
saat pada saat idling atau deselerasi karena
vacuum normal.

(4) Akselerasi atau beban berat :


Katup terbuka dengan vakum kecil untuk
membuka saluran pada pembukaan penuh.
Sejumlah gas mengalir dari cylinder head cover
ke bagian depan dari throttle valve (sisi air
cleaner) ketika sejumlah gas yang dihasilkan lebih
besar dari gas yang melewati katup PCV.

Diagnosis Technician - Course 1 – Gasoline Engine – Emission Control 12


Sistem Kontrol Emissi
Sistem Fuel Evaporative Emission Control
(EVAP)
1. Kebutuhan
Fuel Evaporative Emission Control (EVAP)
untuk sementara menyerap gas yang diuapkan
dalam charcoal canister dan menyalurkannya ke
mesin untuk dibakar. Hal ini untuk mencegah
bahan bakar, yang menguap dari tangki bahan
bakar, keluar ke atmosfir.
2. Cara kerja
Uap gas yang dihasilkan pada fuel tank, akan
membuka check valve (1) dan mengalir ke dalam
canister.
Charcoal menyerap uap gas pada canister. Gas
yang diserap mengalir dari lubang pembersih
(purge port) pada throttle body masuk kedalam
cylinder untuk dibakar ketika mesin hidup.Pada
beberapa model ,ECU mesin mengontrol aliran
gas dengan mengontrol pembukaan VSV (for
EVAP).
Check valve (2) dan vacuum valve pada tutup fuel
tank membuka untuk mengalirkan udara luar
masuk kedalam tanki ketika bagian dalam tanki
menjadi vacuum (karena temperature luar rendah
dll).

Pemeriksaan dan Penyetelan CO/HC


1. Kebutuhan
• Menentukan kondisi mesin.
Dengan mengukur CO/HC, hal ini
memungkinkan untuk menentukan kondisi mesin,
termasuk keefektifan perbandingan udara –bahan
bakar, dan kerja sistem control emissi.
Mesin dan sistem kontrol emisi dianggap normal
bila CO dan HC masuk dalam nilai standar, dan
mesin bekerja dengan lembut.
Apabila mesin tidak bekerja dengan baik atau
level HC tinggi, kegagalan pengapian merupakan
kemungkinan penyebabnya.
Penyebab kegagalan pengapian pada mesin
adalah perbandingan udara – bensin yang tidak
sesuai , kompressi rendah, masalah pada system
pengapian, atau masalah pada system emission
control, dll.

2. Dengan TWC/sensor oxygen


• Tidak diperlukan penyetelan level CO karena
system kontrol mesin menambah dan
mengurangi volume injeksi bahan bakar yang
keluar dari injector untuk menyesuaikan rasio
udara-bahan bakar agar lebih mendekati rasio
Diagnosis Technician - Course 1 – Gasoline Engine – Emission Control 13
Sistem Kontrol Emissi
teoritis, dengan menggunakan sinyal sensor
oksigen.
• Kebanyakan CO dan HC dimurnikan oleh
TWC walaupun terjadi kegagalan pengapian.
• Ketika CO dan HC terdeteksi, berikut ini
merupakan kemungkinan penyebabnya: TWC
kurang pemanasan, campuran udara-bahan
bakar yang kaya, tingkat gagal pengapian
tinggi.

3. Tanpa TWC/sensor oxygen


• Perlu diadakan penyesuaian level CO agar
sesuai dengan nilai standar untuk memenuhi
peraturan dan menggunakan mesin dalam
kondisi yang bagus.
• Campuran udara-bahan bakar gemuk ketika
konsentrasi CO/HC tinggi dan mesin bekerja
dengan baik.
Konsentrasi CO perlu disesuaikan agar gas
buangan tetap bersih, walaupun mesin bekerja
dengan baik dan konsentrasi CO lebih tinggi dari
nilai standar.
• Apabila konsentrasi CO terlalu rendah,
konsentrasi HC tinggi dan mesin tidak bekerja
dengan baik, dan mengakibatkan terjadinya
gagal pengapian.
• Menggunakan SST untuk menyetel campuran
bahan bakar pada variable resister.
Memutar searah jarum jam, campuran menjadi
kurus.
Memutar berlawanan arah jarum jam , campuran
menjadi gemuk.

Diagnosis Technician - Course 1 – Gasoline Engine – Emission Control 14


Latihan

Pertanyaan - 1
Tentukan setiap pernyataan dibawah Benar atau
Salah.

No. Pertanyaan Benar atau salah Mengacu


Halaman

1 Sistem kontrol gas buang mengurangi gas-gas berbahaya yang Benar Salah
dikeluarkan kendaraan.

2 Squish area menyerap getaran dalam silinder sehingga campuran Benar Salah
udara-bahan bakar terbakar dengan baik.

3 Port ulir membelokkan port intake dan menghasilkan getaran dalam Benar Salah
campuran udara-bahan bakar agar campuran terbakar dengan baik.

4 Tabung arang menyerap sementara bahan bakar yang menguap dan Benar Salah
mengirimnya ke mesin dimana ia dibakar.

Pertanyaan - 2
Bagian kimiawi mana (CO, HC, NOx) pada tabel
dibawah yang sesuai dengan A, B dan C? Pilih
huruf pada tabel dibawah.

A dan B dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna ketika rasio udara-bahan bakar kaya.

B meningkat selama gagal starter ketika rasio udara-bahan bakar terlalu tipis

C mencapai nilai maksimum ketika rasio udara-bahan bakar sedikit lebih tipis dari campuran udara-
bahan bakar teoritis.

1 A: CO / B: HC / C: NOx
2 A: NOx / B: CO / C: HC
3 A: HC / B: NOx / C: CO
4 A: Nox / B: HC / C: CO

Diagnosis Technician - Course 1 – Gasoline Engine – Emission Control 15

Anda mungkin juga menyukai