Asas Kedaulatan Rakya1
Asas Kedaulatan Rakya1
1
Titik Triwulan Titik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca-Amandemen UUD 1945,
(Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 81.
Konsep tradisional ini sering disebut juga dengan konsep kedaulatan yang
monistis.
Rousseau termasuk salah seorang pemikir besar tentang negara dan hukum
pada abad ke-18, pada zaman berkembangnya teori hukum alam dalam
pemikiran tentang asal mula negara. Para sarjana menganut teori hukum
alam yang mulai berkembang pada abad ke-17, berpendapat bahwa asal
mula terbentuknya negara adalah karena perjanjian masyarakat.
2
Rozikin Daman, Hukum Tata Negara (Suatu Pengantar), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1993), hlm. 149.
masyarakat telah menyerahkan hak-hak dan kekuasaannya, sehingga
setelah mengadakan perjanjian pembentukan negara, masyarakat langsung
menyerahkan haknya atau kemerdekaannya kepada penguasa atau raja.
Sehingga ajaran Thomas Hobbes yang juga berdasarkan perjanjian
masyarakat akan melahirkan monarchi absolut.
3
Ibid., hlm. 152.
abstrak, memperlihatkan arti jamak dalam keseluruhan dan kesatuannya.
Kata rakyat dipergunakan untuk menyebut keseluruhan penduduk yang
menjadi warga negara suatu negara. Ia dapat digunakan oleh seseorang
atau dikaitkan dengan seseorang sebagai bagian dari keseluruhan kesatuan.
Oleh karena itu kata rakyat tidak bisa diklaim oleh individu tanpa kaitan
dengan keseluruhannya. Tidaklah benar kiranya kalau seorang individu
mengatakan bahwa “saya adalah rakyat, saya mempunyai kedaulatan”.
Yang dimaksud rakyat oleh Rousseau “bukanlah penjumlahan dari
individu-individu dalam negara itu, melainkan adalah kesatuan yang
dibentuk oleh individu itu, dan yang mempunyai kehendak, kehendak yang
diperolehnya dari individu-individu itu, dan yang mempunyai kehendak,
kehendak yang diperolehnya dari individu-individu masyarakat, yang
disebut kehendak umum atau volonte generale, yang dianggap
mencerminkan kemauan atau kehendak umum.
4
Ibid., hlm.157.