D. Ismuwiranto
Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta (AMY)
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Pengeboran lepas pantai ada 3 (tiga) jenis dan 3 (tig) jenis
peralatan atau “kendaraan” yang disebut drilling rig dengan jenis Swamp
Rig, untuk laut kedalaman 2,5 – 5 m (laut dangkal) digunakan driling rig
dengan jenis Swamp Rig, untuk laut kedalaman 5 – 85 m digunakan
drilling rig jenis Jack-up Rig, sedangkan untuk laut dengan kedalaman
lebih dari 85 m digunakan Drillships (floater) atau Semi-submersible.
Rig adalah serangkaian peralatan khusus yang digunakan untuk
mengebor sumur atau mengakses sumur, baik sumur baru, cabang
sumur baru maupun memperdalam sumur lama. Ciri-ciri utama pada
sebuah rig adalah memiliki menara yang tinggi yang terbuat dari baja
yang dipergunakan untuk menaik-turunkan pipa-pipa tubular ke sumur.
Di sini penulis akan membahas salah satu jenis teknik mobilisasi/
pemindahan rig yaitu pada Swamp Rig saja.
20
BAHARI Jogja Vol.IX No.15/2009 Juli 2009
21
BAHARI Jogja Vol.IX No.15/2009 Juli 2009
SMALL MARINE
Armada untuk mendukung mobilitas Rig Mover serta personil
lainnya, dioperasikan oleh Small Marine. Small Marine memiliki 2(dua)
type Boat yaitu Speedboats (1 engine) dan Seatrucks (2 engine).
Speedboat hanya dioperasikan di areal sungai ( not permitted outside
the river areas). Sedangkan Seatruck dioperasikan sampai ke laut tapi
tidak boleh lebih dari 4 mil laut dari garis pantai (to limit of 4 nautical
miles from shoreline). Speedboats dapat memuat 6 orang penumpang,
sedangkan Seatrucks dapat memuat 12 orang penumpang. Perlengkapan
yang harus dimiliki Speedboats maupun Seatrucks adalah Lifejackets
untuk semua penumpang, ring-buoys, Marine VHF Radio, Fire
Extinguishers, Search Light, Chart, Class, Registery & Seaworthness
Certification. Procedur keselamatan untuk mengkontrol Small Marine
Craft harus dilakukan oleh Contractors/Pemilik Boat. Procedur
keselamatan tersebut antara lain harus diawaki oleh 2 orang (driver +
helper) untuk Seatrucks, kecepatan maximum 20 knots pada siang hari
dan 16 knots pada malam hari (dipasang GPS yang diprogram dengan
alarm), semua penumpang harus mengenakan lifejacket, tidak transmit
22
BAHARI Jogja Vol.IX No.15/2009 Juli 2009
BIG MARINE
Armada untuk mendukung mobilisasi Swamp Rigs, Coil
Tubing Barges, Supporting Barges dll. adalah Tugboats yang
dioperasikan oleh Big Marine. Tugboats yang beroperasi di Areal
Perairan Pengeboran Laut Dangkal diatur dengan berbagai persyaratan,
diantaranya harus memiliki Twin Screw (berbaling-baling ganda),
Maximum Draft 2.5m, mempunyai tenaga mesin minimum 2 X 500
HP, Type Pusher Tug (dilengkapi Pusher Knees), Top Control Stand,
dilengkapi dengan Perlengkapan Navigasi minimum : Compas Magnit,
Marine VHF Radio, Radar, Echo sounder, Whistle/horn, Searchlight,
GPS, Peta Laut dsb. Juga harus dilengkapi Safety Equipments sesuai
SOLAS Regulation : Liferaft for 100% crew, Lifejackets for 125% crew,
work vest, hard hat, boots for deck crew, fire pump & hose, portable
extinguishers dan alrm list serta dokumen kapal seperti seawothiness,
loadline, hull and machinery certificate, dan diawaki sesuai dengan yang
disyaratkan sebagai kapal yang laik-laut.
23
BAHARI Jogja Vol.IX No.15/2009 Juli 2009
24
BAHARI Jogja Vol.IX No.15/2009 Juli 2009
25
BAHARI Jogja Vol.IX No.15/2009 Juli 2009
26
BAHARI Jogja Vol.IX No.15/2009 Juli 2009
27
BAHARI Jogja Vol.IX No.15/2009 Juli 2009
28
BAHARI Jogja Vol.IX No.15/2009 Juli 2009
KESIMPULAN
Dari ulasan yang penulis paparkan disini, dapat disimpulkan
bahwa Pemindahan Swamp Rig dari lokasi sumur ke lokasi sumur yang
lain, di Pengeboran Lepas Pantai Perairan Dangkal, memerlukan Tehnik
yang cermat dengan ke-hati2an yang tinggi disertai Planning yang
matang serta Kerjasama Team yang baik.
Tehnik yang cermat dengan ke-hati2an yang tinggi diperlukan
saat mengolah-gerak keluar dari sumur, dan terutama saat mendekati
masuk (positioning to enter) ke sumur yang baru, apalagi bila sumur
dinyatakan sebagai very-very sensitive karena pada kondisi active atau live
production. Perhitungan terhadap arah dan kekuatan arus tidak boleh
meleset, demikian juga terhadap pengaruh angin. Benturan yang keras
terhadap konstruksi sumur harus dihindari karena dapat mengakibatkan
bencana yang dahsyat.
Planning yang matang diperlukan, karena pada saat persiapan rig
move melibatkan berbagai pihak dengan jarak tempuh yang tidak dekat.
Persiapan tug-boat pendukung, team survey lengkap dengan survey-
boat beserta perlengkapannya (echosounder & DGPS), security boat
dan lain sebagainya.
Sedangkan Kerjasama Team yang baik diperlukan pada
sepanjang perjalanan, sejak mulai Rig keluar dari sumur yang lama
sampai Rig positioning di sumur yang baru. Kerjasama Team tersebut
perlu dilakukan antara Rig Mover dengan para Nakhoda Tug Boat, Rig
Mover dengan Team Survey, serta Rig Mover dengan Barge Master saat
keluar dari lokasi sumur lama dan masuk ke lokasi sumur yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
29