Anda di halaman 1dari 76

Perencanaan dan Perancangan Resort Wisata dengan Pendekatan

Tektonika Arsitektur di Kawasan Geoprak Ciletuh Kabupaten


Sukabumi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar


sarjana Teknik Arsitektur

HADITYO PRAMONO SETO


03061381621060

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Tahun 2019
RINGKASAN

JUDUL TUGAS AKHIR


Karya tulis ilmiah berupa Laporan Tugas Akhir, tgl bulan tahun

Nama Mahasiswa; Dibimbing oleh Nama pembimbing I dan Nama Pembimbing II


Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
viii + xxx halaman, xx tabel, xx bagan, xx lampiran

RINGKASAN
Maksimum 300 kata. Gunakan fasilitas ‘word count’ pada Microsoft word untuk
membantu menghitung jumlah kata. Ringkasan dimulai dengan menjelaskan latar belakang
permasalahan yang dilanjutkan dengan tujuan perancangan, kenyataan kondisi yang ada,
dan konsep umum penyelesaiannya. Konsep umum bukan konsep desain yang telah
melalui proses analisis tetapi merupakan ide, tema, pendekatan atau gagasan awal dari
mahasiswa untuk menyelesaikan permasalahan desain yang dihadapinya. Contohnya:
mahasiswa merencanakan untuk membuat pusat pelatihan bagi penyandang kurang
penglihatan dan tuna netra maka ia mengajukan untuk menyelesaikan masalah desain
bangunan tersebut dengan konsep pendekatan perilaku penyandang tersebut. Pada dasarnya
ringkasan adalah isi sub bab pendahuluan yang diringkas menjadi beberapa kalimat. Secara
sederhana setiap paragraph pada subbab pendahuluan dapat menjadi satu kalimat untuk
ringkasan. Pada bagian akhir ringkasan diisi dengan hasil dari tugas akhir. Bagian ini
adalah ringkasan dari konsep perancangan yang telah ditulis pada bab 4. Ringkaslah setiap
paragraph pada keempat konsep, tapak, arsitektur, struktur, dan utilitas ke dalam 4-6
kalimat. Ringkasan hanya berisi satu paragrap. Tutuplah halaman ini dengan kata kunci.
Pilihlah tiga kata kunci yang memberikan gambaran umum dan paling mendekati proyek
tugas akhir. Kata kunci harus mengandung kata yang berkaitan dengan arsitektur bangunan.

Kata Kunci: Kaca kunci 1, Kaca kunci 2, Kaca kunci 3


Kepustakaan: XX jumlah (dari tahun xxxx-ke tahun xxxx)
SUMMARY

TITLE OF FINAL PROJECT


Scientific papers in the form of Final Project Reports, date month year

Student name; Promoted by Name of Promoter I and Name of Promoter II


Architectural Engineering, Faculty of Engineering, Sriwijaya University
viii + xxx-page, xx tabel, xx chart, xx attachment

SUMMARY
The summary must be in a maximum of 300 words. You can use the 'word count' facility on
Microsoft Word to help count the number of words. The summary begins with explaining
the background of the problem followed by the design goals, the fact, and the general
concept of solution. The general concept is not a design concept that has construct by the
analysis process but it is a theme, approach or initial idea of the student in solving the
design problems. For example, a student that plans to create a training center for people
with visual impairments and blind people so he proposes to solve the problem of building
design with the concept of the behavior approach. The beginning part of the summary
outlines the sub-chapter of the introduction in several sentences. In simple terms, each
paragraph in the introduction can be one sentence for the summary. At the ending part of
the summary is filled with the concept design of the final project. This part summarizes the
design concepts written in chapter 4. These are a resume of each paragraph on the four
concepts; site, architecture, structure, and utilities in 4-6 sentences. The summary contains
only one paragraph. Close this page with keywords. Choose three keywords that provide
an overview and correspond to the final project. Keywords must contain words related to
building architecture.

Keywords : Keywords 1, Keywords 2, Keywords 3


Literature : XX amount (from xxxx-to year xxxx)
HALAMAN PERNYATAAN INTEGRITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Hadityo Pramono Seto


NIM : 03061381621060
Judul : Perencanaan dan Perancangan Resort Wisata dengan Pendekatan
Tektonika Arsitektur di Kawasan Geoprak Ciletuh Kabupaten Sukabumi

Menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir saya merupakan hasil karya sendiri
didampingi tim pembimbing dan bukan hasil penjiplakan/plagiat. Apabila
ditemukan unsur penjiplakan/plagiat dalam Laporan tugas akhir ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik dari Universitas Sriwijaya sesuai aturan yang
berlaku.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan
dari siapapun.

Palembang, XX Desember 2019

Hadityo Pramono Seto


03061381621060
HALAMAN PENGESAHAN

Perencanaan dan Perancangan Resort Wisata dengan Pendekatan


Tektonika Arsitektur di Kawasan Geoprak Ciletuh Kabupaten
Sukabumi

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur

Palembang, XX Desember 2019 Palembang, XX Desember 2019


Pembimbing I Pembimbing II

Iwan Muraman Ibnu, S.T., M.T. Abdurrachman Arief, S.T., M.Sc


197003252002121002 198312262012121004

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil

Hadityo Pramono Seto


03061381621060
HALAMAN PERSETUJUAN MASUK STUDIO TUGAS AKHIR

Proposal dengan judul “Perencanaan dan Perancangan Resort Wisata dengan


Pendekatan Tektonika Arsitektur di Kawasan Geoprak Ciletuh Kabupaten
Sukabumi” telah diajukan di hadapan Tim Penguji Pra Tugas Akhir Program Studi
Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya pada Tanggal XX
Desember 2019. Laporan telah direvisi sesuai masukan dosen tim penguji dan
dinyatakan sah untuk melanjutkan masuk pada Studio Tugas Akhir.

Palembang, XX Desember 2019


Pembimbing Laporan ilmiah berupa Laporan Pra Tugas Akhir

Menyetujui,

Pembimbing I

Iwan Muraman Ibnu, S.T., M.T.


197003252002121002

Pembimbing II

Abdurrachman Arief, S.T., M.Sc


198312262012121004

Mengetahui,

Ketua Studio Tugas Akhir

Hadityo Pramono Seto


03061381621060
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya tulis ilmiah berupa Laporan Tugas Akhir ini dengan judul “Perencanaan dan
Perancangan Resort Wisata dengan Pendekatan Tektonika Arsitektur di Kawasan
Geoprak Ciletuh Kabupaten Sukabumi” telah dipertahankan di hadapan Tim
Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Sriwijaya pada tanggal XX Desember 2019.

Palembang, XX Desember 2019


Tim Penguji Karya tulis ilmiah berupa Laporan Tugas Akhir

Ketua :

Pembimbing I

Iwan Muraman Ibnu, S.T., M.T.


197003252002121002

Anggota :

Ketua Studio Tugas Akhir

Hadityo Pramono Seto


03061381621060
KATA PENGANTAR

Tata letak, format, dan setting pada pedoman penulisan tugas akhir ini
dapat langsung menjadi template bagi penulisan laporan Tugas Akhir
dengan menggunakan program microsoft words. Format pada setiap tulisan
dan keterangan lainnya sesuai dengan format bagi penulisan laporan. Untuk
itu, mahasiswa sebaiknya langsung membuat laporan dengan template
ini, bukan mencontoh dengan menyamakan format.
Semua judul halaman dan bab, ukuran huruf judul kata pengantar 14,
huruf kapital, tebal, dan spasi 1,5. Antara judul dengan kalimat pertama
dipisahkan 1,5 spasi. Tulisan pada kalimat menggunakan jenis huruf times
new roman, 12 dengan spasi 1,5. Antar kalimat diberi 1 spasi.
Pada halaman ini mahasiswa dapat menyatakan terima kasih kepada
pembimbing, orang, atau badan yang telah memberi bimbingan, nasihat,
saran dan kritik ataupun yang telah memberi bantuan pembiayaan, dan
sebagainya. Ucapan terima kasih sebaiknya dibatasi hanya yang berkaitan
secara keilmiahan dengan tugas akhir. Penulisan kata pengantar tidak harus
formal, tetapi sebaiknya tetap menggunakan kalimat yang baku.
1 Table of Contents
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................................... 5
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 8
BAB 1................................................................................................................................. 11
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 11
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 12
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 13
1.4 Ruang Lingkup ................................................................................................... 13
1.5 Sistematika Pembahasan ................................................................................. 13
BAB 2 ................................................................................................................................. 14
2.1 Pemahaman Proyek .......................................................................................... 14
2.1.1 Pengertian Resort ..................................................................................... 14
2.1.2 Klasifikasi Resort ....................................................................................... 15
2.1.3 Resort Wisata ............................................................................................ 16
2.1.4 Geopark Ciletuh ........................................................................................ 17
2.1.5 Tektonika Arsitektur.................................................................................. 18
2.1.6 Prinsip Bangunan Tahan Gempa ............................................................... 19
2.1.7 Lokasi......................................................................................................... 21
2.2 Tinjauan Fungsional .......................................................................................... 23
2.2.1 Aktivitas..................................................................................................... 23
2.2.2 Fasilitas ...................................................................................................... 24
2.3 Tinjauan Objek Sejenis ...................................................................................... 25
2.3.1 tinjauan Green Village ............................................................................... 25
2.3.2 St. Regis Bali .............................................................................................. 28
2.3.3 castaway resort ......................................................................................... 30
BAB III ................................................................................................................................ 32
3.1 Pencarian Masalah Perancangan ...................................................................... 32
3.1.1 Pengumpulan Data.................................................................................... 32
3.1.2 Perumusan Masalah.................................................................................. 32
3.1.3 Pendekatan Perancangan ......................................................................... 32
3.2 Analisis .............................................................................................................. 33
3.2.1 Fungsional ................................................................................................. 33
3.2.2 Spatial dan Kontekstual............................................................................. 34
3.2.3 Geometrid an Selubung ............................................................................ 34
3.3 Sintesis Perumusan Konsep .............................................................................. 34
3.4 Skematik Perancangan. ..................................................................................... 34

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri pariwisata adalah salah satu sektor yang digalakan pemerintah
sebagai sumber devisa dan meperkenalkan Negara Indonesia ke dunia. Ditahun
2015 sektor pariwisata menempati urutan keempat dalam menyumbang devisa
negara, berdasarkan data Kementerian Pariwisata pada tahun 2015 pencapaian
devisa dari sektor pariwisata mencapai US$.12,23 miliar atau setara Rp.169 triliun.
Di tahun 2019 ini devisa dari sektor pariwisata ini ditargetkan mencapai US$.20
miliar.
Jumlah wisatwan mancanegara yang terus menigkat setiap tahun
memberikan kepercayaan diri bagi Kementrian Pariwisata Republik Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia pada tahun 2017 jumlah
wisatawan mancanegara yang atag ke Indonesia mencapai 14 juta wisatawan
ditahun sebelum nya jumlah wisatawan macanegara mencapai 11 juta wisatawan.
Jumlah lonjakan wisatawan dari tahun 2016 ke 2017 ini enjadi lompatan terbesar
sejak 10 tahun sebelumnya. wisatawan lokal juga mengalami peningkatan, pada
tahun 2016 jumlah wisatawan nusantara mencapai 264 juta sedangkan di tahun
sebelumnya jumlah wisatawn mencapai 256 juta wisatawan. Peningkatan jumlah
wisatwan ini juga harus diimbangi dengan fasilitas akomodasi pariwisata yang
berkualitas, guna mencapai target wisatwan di tahun-tahun selanjutnya. Hal
membuktikan betapa vitalnya sektor pariwisata unutk terus dikembangkan dan di
perbaharui.
Indonesia dengan segala keindahan alamnya menyimpan sejuta potensi
pariwisata didalamnya, salah satunya Geopark Internasional Ciletuh kabupaten
Sukabumi. Ditahun 2018 Geopark Intenasional Ciletuh ini mendapatkan pengakuan
UNECO dan menjadi destinasi pariwisata dunia. Kawasan Geopark ini bisa menjadi
media untuk memperkenalkan Indonesia ke dunia. Wisata yang dikembangkan
dikawasan ini dinataranya wisata pantai, air terjun agrowisata dan wisata budaya.
Kawasan Geopark ini tersebar di 8 kecaatan di kabupaten sukabumi dengan
Ciletuh sebagai pusatnya Setidaknya terdapat 29 destinasi wisata yang tersebar di
geopark ciletuh, mulai dari wisata pantai, air terjun dan wisata budaya. Sayangnya
di kawasan geopark ini belum ada fasilitas akomodasi yang memadai dan
mencerminkan kawasan Geopark Ciletuh. Dikawasan ini sendiri hanya terdapat 20
penginapan sederhana yang sebagai sarana penginapan dikawasan ini. berdasarakan
data sukabumi dalam angka jumlah wisatawan yang datang ke kabupaten sukabumi
mencapai 3,7 juta wisatawan dengan jumlah wisatawan yang menginap 1,5 juta
wisatawan. Jawa Barat Sendiri menempati urutan keempat sebagai pintu masuk
wisatawan mananegara ke destinasi wisata di Indonesia
Adapun kendala lain dari Kawasan Geopark Ciletuh ini adalah kontur tanah
yang ekstrem kondisi dan kodisi tanah yang labil mengingat letak geografis
Kawasan Geopark ini berada di gugus cincin api Eurasia dan Indo-Australi,
sehingga menyebabkan potensi longsor dan gempa bumi.
Dari pemasalahan diatas diperlukan sebuah resort berkualitas yang
mencerminkan perkembangan wisata di geopark sukabumi. Dengan pertimbangan
kondisi alam dan kuatnya adat dan budaya di kawasan geopark Ciletuh Sukabumi,
resort ini akan menggunakan pendekatan tektonika arsitektur.
Dengan adanya fasilitas yang berkualitas unutk menunjang kegiatan
pariwisata di Geopark Sukabumi diharapkan mampu meningkatkan jumah
wisatawan dan memperkenalkan Geopark ke para wisatawan khususnya wisatawan
mancanegara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perencanaan dan perancangan resort wisata dengan
pendekatan Tektonika Arsitektur dan prinsip-prinsip bangunan tahan
gempa.
2. Bagaimana konsep perancangan bangunan resort dengan Struktur
Konstruksi beserta sambungan yang benar dan ringan sehingga mampu
ditampilkan secara jujur sebagai estetika bangunan.
1.3 Tujuan
1. Menghasilkan sebuah rancangan Resort Wisata di kawasan Geopark Ciletuh
yang menjadi fasilitas utama penginapan saat berwisata di kawsan Geopark
Ciletuh Sukabumi.
2. Mengahsilkan rancangan resort wisata dengan perancangan stuktur
konstruksi yang benar dan ringan di lahan berkontur.
3. Menghasilkan sebuah rancangan struktur yang ditampilkan secara jujur
sebagai estetika bangunan.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup pada “Resort Wisata dengan Pendekatan Tektonika Arsitektur
di Kawasan Geoprak Ciletuh Kabupaten Sukabumi” yaitu sebuah bangunan yang
mampu mengakomodasi kegiatan menginap dan berwisata di bagi para wisatawan
lokal maupun wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kawasan Geopark
Sukabumi, dengan pendekatan Tektonika Arsitektur.

1.5 Sistematika Pembahasan


Secara garis besar sistematika pemabahasan dapat lihat sebagai berikut.
BAB 1 PEDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang, permasalahan dan tujuan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tinjauan-tinjaua pustaka berupa leteratur umum tentang resort,
tektonikak, lokasi,fungsi dan aktivitas resort.
BAB III METODE PERANCANGAN
Bab ini berisikan pengumpulan data penunjang perancangan dan analisa dasar
sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan atau tema rancangan yang
digunakan, serta sebagai pendekatan penerapan pada rancangan.
BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Bab ini berisi tentang analisa-analisa pelaku, aktivitas, fungsi, dan kondisi
lokasi perencanaan dan perancangan.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Bab ini berisikan konsep dan sintesa secara keseluruhan dari hasil analisa dari
bab sebelumnya. Berisikan konsep tapak, arsitetural, structural, dan utilitas
2 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemahaman Proyek

2.1.1 Pengertian Resort


Berikut ini merupaka pengertian resort dari beberapa sumber:
 Resort adalah suatu perubahan sementara tempat tinggal seseorang di luar
tempat tinggal aslinya dengan tujuan untuk mendapatkan kesegaran jiwa
dan raga serta keinginan untuk mengetahui sesuatu. Memiliki kepentingan
yang berhubungan dengan kesehatan, olahraga, keagamaan, konvensi serta
keperluan usaha lainnya . Dirjen Pariwisata (1988:13).
 Resort adalah sebuah tempat untuk menginap yang mempunyai fasilitas
khusus untuk kegiatan olahraga dan bersantai seperti golf, tennis, jogging,
tracking dan spa. Para concierge yang berpengalaman dan sangat
mengetahui lingkungan resort, bila ada tamu yang mau hitch-hiking
berkeliling resort sambil menikmati keindahan alam sekitar. (Pendit,
1999).
 Resort adalah sebuah kawasan yang terencana bukan hanya sebagai tempat
menginap tetapi untuk rekreasi dan istirahat. Chuck Y. Gee, Resort
Development and Management, (Watson – Guptil Publication, 1988).
 Resort adalah jasa pariwisata yang memenuhi lima jenis pelayanan yaitu,
akomodasi, fasilitas rekreasi, outlet penjualan, hiburan dan pelayanan
makanan dan minuman (O Shannesy : 2001)
 Resort adalah hotel yang lokasinya berada didaerah pegunungan, ditepi
aliran sungai, ditepi pantai, atau ditepi danau.
Setelah melihat beberapa pengertian resort diatas dapat disimpulkan
definisi resort merupakan sebuah tempat menginap yang memiliki potensi alam
yang indah, menawarkan rekreasi dan memberikan pelayanan yang khusus.
2.1.2 Klasifikasi Resort
Menurut Endy Marlina dalam bukunya yang berjudul Panduan Perancangan
Bangunan Komersial, jenis-jenis resort terbagi menjadi dua berdasarkan orientasi
view lokasi dan kelengkapan atrkasi wisata.
Berikut ini merupakan jenis-jenis resort berdasarkan letak orientasi view
(Marlina,2008)
a. Mountain resort
Mountain resort merupakan resort yang berlokasi dipegunungan dan
memiliki view yang indah. Mountain resort juga memiliki potensi wisata
alam dan budaya. Atraksi di resort ini juga ditekankan kepada rekreasi yang
bersifat natural dan kultural.
b. Beach Resort
Beach resort merupakan sebuah resort yang berada di pinggiran pantai dan
memiliki view yang langsung mengarah ke pantai. Pertimbangan utama
rekreasi di resort ini adalah olahraga air.
c. Lake resort
Resort ini berada di tepi danau dan menjadikan danau sebagai view utama
dari arah resort.
d. Hill Resort
Resort ini berada di puncak gunung dan menekankan kepada tema keunikan
etnik lokal segabai data Tarik. Aktivitas di resort ini mengikuti aktivitas
kebudayaan masyarakat lokal dan meninggalkan gaya hidup modern.
e. Forest Resort
Resort ini terletak di sebuah hutan yang memiliki karakteristik dan
keanekaragaman floradan fauna yang beragam. Wisatawan di resort ini pada
umumnya menikmati pemandangan alam dan mempelajari segala sesuatu
yang ada di dalam hutan.
f. Marina Resort
Resort ini berada di area pelabuhan dengan fasilitas dermaga yang berfungsi
sebagai sarana pendukung rekreasi air sebagai potensi utama di resort ini.

Berikut ini adalah jenis-jenis Resort berdasarkan lokasi dan kelengkapan


Atraksi Wisata. (Marlina,2008).
a. Resort Gabungan
Resort Gabungan (Integrated Resort) merupakan sebuah resort yang
direncakan khusus. Resort ini diorientasikan pada kesitimewaan alam,
sepert pantai, laut, lereng, pemandangan gunung dan taman nasional.
Keistimewaan lain di resort ini adalah letak daerah dengan arkelogi dan
sejarah, iklim yang menyehatkan lapangan golf atau fasilitas olahraga lain
atau kombinasi diantaranya.
b. Resort Perkotaan
Resort ini menggabungkan penggunaan lahan dan aktivitas komunitas
perkotaan. Secara ekonomi aktivitas di resirt ini merupakan sarana
akomodasi penginapan dengan fasilitas pelayanan wisata. Salah satu contoh
resort ini adalah spa resort di perkotaan jepang.
c. Resort Retreat
Resort ini merupakan resort dengan jumlah kamar yang sedikit, skitar 25-
50 kamar dan direncanakan dengan kualitas yang tinggi. Resort ini umunya
berada di daerah yang sulit dijangkau dan membutuhkan saran khusus pda
pencapaianya.

2.1.3 Resort Wisata


Resort wisata adalah resort yang dibangun di tempat-tempat wisata sebagai
fasilitas akomodasi dari suatu aktivitas wisata. (Pendit,1999). Karakteristik
yang mebedaka resort wisata dengan hotel-hotel lainya antara lain :
a. Segmen Pasar
Rancangan resort yang baik harus dapat merespon kebutuhan dengan
dilengkapi berbagai fasilitas yang memungkinkan konsumen untuk
bersenang-senang, refreshing, dan mendapatkan hiburan.
b. Lokasi
Resort wisata berada di lokasi yang mempunyai pontensi wisata yang
baik karena kedekatan dengan atraksi utama dan hubungan dengan
kegiatan rekreasi merupakan tuntunan utama pasar yang berpengaruh
terhadap nilai jual dengan pemanfaatan potensi-potensi alam dan
kondisi lingkungan yang lebih optimal pada rancangan.
c. Fasilitas
Secara umum fasilitas yang disediakan pada resort wisata terdiri dari 2
kategori, yaitu : Fasilitas umum yang menyediakan kebutuhan umum
seperti akomodasi, pelayanan, hiburan, relaksasi dan fasilitas tambahan
yang disediakan pada lokasi dengan memnfaatkan kekayaan alam yang
ada.
d. Arsitektur dan Suasana
Wisatawan yang berkunjung cendrung mencari suasana dan arsitektur
yang berbeda dengan resort wisata lainnya.

2.1.4 Geopark Ciletuh


Taman Bumi Nasional Ciletuh adalah sebuah konsep manajemen
pengelolaan kawasan yang menyerasikan keragaman geologi, hayati, dan budaya,
melalui prinsip konservasi, edukasi, dan pembangunan yang berkelanjutan di 8
kecamatan di kawasan wilayah Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia.
Salah satu pengembangan dikawasan ini adalah pengembangan pariwisata
diantaranya wisata pantai/laut, air terjun, agrowisata dan wisata budaya(Geopark,
Geologi, & Padjadjaran, n.d.). Setidaknya terdapat 29 Destinasi Wisata taman
alam di Kawasan Geopark ini, mulai dari pantai, bukit, air terjun dan Desa budaya
Ciptagelar. Geopark ini terbentang di delapan kecamatan di Kabupaten Sukabumi,
dengan Ciletuh sebagai Pusatnya.
Kawasan Ciletuh merupakan wilayah yang memiliki potensi keunikan
geologi yang dapat dikembangkan sebagai tujuan wisata lengkap yang memiliki
keunggulan komparatif dan kompetitif. Kawasan ini memiliki potensi alam yang
sangat berbeda dan variatif yang tidak banyak dimiliki oleh daerah lainnya di
Indonesia. Keunggulan tersebut terletak pada keindahan alamnya yang luar biasa,
perpaduan antara bentang alam pantai dan perbukitan, air terjun, dan keunikan
batuan geologi serta keanekaragaman flora dan fauna yang sulit ditemukan di
wilayah lainnya. Tidak berlebihan jika kawasan ini dijuluki sebagai pinggiran surga
di Jawa Barat.(Yanuar et al., 2018) dalam jurnal Palabuhan Ratu Dalam Perspektif
Infrastruktur Sustainable Development of Geopark National Ciletuh-Palabuhanratu
in the Infrastructure Perspective.
2.1.5 Tektonika Arsitektur
Secara harfiah tektonika berarti pertukangan kayu (tekton) dalam Bahasa
yunani. Adolf Heinrich Borbein juga menjelaskan tektonika merupakan seni dari
pertemuan atau sambungan. Sehingga tektonika bukan hanya bagian dari sebuah
bangunan tetapi juga suatu objek karya seni. (Frampton, 1995:4). Framton juga
menjelaskan tektonika erat hubunganya dengan material,struktur, konstruksi dan
bangunan. Tektonika juga merupakan sebuah estetika yang dihasilkan oleh suatu
system struktur atau suatu ekspresi konstruksi pada sisi keteknikanya.(Leevianto,
2017)
Dalam buku karya karya Karl Otfried Muller berjudul “Handbuch der
Archeologie der Kunst (Handbook of the Archeology of Art) 1830 (Frampton,
1995:4). Puncak dari rangkaian tektonika adalah arsitektur. Tektonika merupakan
penerapan pada suatu karya seni seperti peralatan, pemukiman dan tempat
pertemuan yang dikuatkan paada sisi penerapanya untuk menguatkan ekspresi dan
pengertian buah pikiran seni.
Menurut Gottfried Semper (mahatmoto, 1999:5) tektonika adalah
keterampilan menyusun dan membuat sesuatu menggunakan bahan ringan sebagai
lawan dari bahan berat yang digologkan sebagai stereotomic. Menjalin, merajut,
menganyam dari bahan-bahan ringan seperti rumput, alang-alang, rotan dan lain-
lain, meskipuun bobotnya berat, apabila disusun dan dirangkai menjadi struktur
dapat digolongkan sebagai karya tektonika.
Aspek-aspek dalam tektonika didifinisikan sebagai berikut:
a. Joint
b. Detail
c. Material
d. Object
e. Struktur
f. Konstruksi
g. Interaksi.
Bedasarakan jurnal Sustinable Tectonic : a conceptual framework to formulate
formal structure of sustainable designs.karya Nezamedin Anbari Ruzbahani dkk.
(Ruzbahani, Shemirani, & Ekhlasi, 2016) aspek-aspek ini memiliki keterkaitan
dengan struktur formal dalam desain keberlanjutan.

2.1.6 Prinsip Bangunan Tahan Gempa


Pengertian bangunan tahan gempa adalah sebuah bangunan yang dapat
mencegah terjadinya korban dan memperkecil kerugian harta benda (Teddy, 2009).
Dengan point-point sebgai berikut:
a. Bangunan tidak mengalami kerusakan baik pada struktur maupun non
struktur saat gempa ringan.
b. Bangunan boleh mengalami kerusakan pada komponen non-struktural
seperti runtuh plafond dan retak dinding). Saat terjadi gempa ringan.
c. Bangunan boleh mengalami kerusakan pada komponen struktur maupun
non-struktur, tetapi jiwa penghuni bangunan tetap selamat, saat terjadi
gempa besar.
Prinsip-prinsip taha gempa dijelaskan dalam pedoman Dinas Pekerjaan
Umum SNI 03-1726-2002, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Bangunan da RSNI T-02-2003, Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia,
prinsip utama dalam konstruksri tahan gempa meliputi:
a. Denah yang sederhana dan simetris.
b. Bahan material yang seringan mungkin.
c. System konstruksi yang memadai
Berikut ini merupakan panduan pembangunan konstruksi tahan gempa pada rumah
kayu:
a. Pondasi umpak

b. Pondasi Setempat Beton Bertulang


c. Balok

d. Kolom dan Ikatanya

Detail

e. Kuda-kuda Atap
2.1.7 Lokasi

Gambar 2-1 green village balli


(sumber: google maps)

Lokasi perancangan resort berada di Jalan Cimarinjung, Ciletuh Pelabuhan ratu.


Lokasi berdekatan dengan Curug Cimarinjung. Dan memiliki view yang luas ke
Teluk Ciletuh.
Gambar 2-2 Lokasi perancangan
(sumber: google maps)

Gambar 2-3 Curug Cimarinjung


(sumber: https://mixedupalready.com/entering-beauty-curug-cimarinjung/)
Gambar 2-4 Teluk Ciletuh
(sumber: https://lifestyle.okezone.com/read/2018/04/18/406/1888337/keren-
geopark-ciletuh-dapat-predikat-ugg-dari-unesco)

2.2 Tinjauan Fungsional


2.2.1 Aktivitas
a. Kelompok Aktivitas Utama
aktivitas utama didalam sebuah resot adalah jasa penginapan dengan
fasilitas dan rekreasinya. Salah satu rekreasi yang tawarkan di resort wisata
ini adalah wisata budaya dan agrowisata sesuai dengan pengembangan
wisata Geopark Ciletuh.
b. Kelompok Aktivitas Pendukung
Aktivitas pendukung ini merupakan aktivitas yang mendukung
aktivitas utama. Pelaku dari aktivitas pendukung ini adalah para staff resort,
dengan kegiatan administrasi, servis, dan maintance.
c. Kelompok Aktivitas Pelayanan
aktivitas ini merupakan aktivitas pelayanan terhadap tamu, diantara lain:
 Perawatan, persiapan, dan pembersihan unit-unit kamar.
 Pengontrolan akomodasi dan kegiatan resort
 Rekreasi dan komersial seperti pelayanan makanan, pertunjukan
seni budaya, olahraga dan lain sebgainya.
d. Kelompok Aktivitas Tamu Resort
 Aktivitas sosial seperti berkumpul dengan sesama pengunjung
resort, makan bersama, dan lain-lain
 Aktiitas rekreasi wisata yang diadakan diselenggarakan resort
maupun aktivitas rekreasi di luar resort.
2.2.2 Fasilitas
1. Fasilitas Menginap (privat)
Fasilitas ini merupakan fasilitas kamar tidur dan kelengkapanya, yang
terbagi menjadi single room, double room, standar room dan suite room.
1. Fasilitas Publik
Fasilitas ini merupakan sebuah ruang yang disediakan untuk pengunaan
bersama-sama. Diantaranya;
ruang pertemuan : lobby dan meeting room.
ruang makan dan minum ; terbagi menjadi dua yaitu :
formal : banquet room (ruang penjamuan)
dan informal : coffee shop, bar, dan lounge
3. Fasilitas Rekreasi
Fasilitas ini merupakan fasilitas hiburan bagi pengunjung resort. Fasilitas
ini diantaranya adalah fasilitas : theater kesinian budaya dan agrowisata.
4. Fasilitas check in dan check out
Ruang di fasilitas ini adalah lobby, front office dan lounge
5. Fasilitas Pelayanan Khusus
Fasilitas ini mencakup pelayanan kesehatan, informasi bidang jasa wisata,
keuangan, shooping, dan lavatory. Adapun ruang yang diperlukan adalah
klinik untuk tamu, atm, money charger, travel agent, butik, salon, dan
souvenir shop.
6. Fasilitas Parkir Kendaraan
Fasilitas parkir merupaka sebuah kbutuhan yang harus memenuhi standar,
baik dalam ukuran maupun daya tampung.
7. Fasilitas Peayanan Umum
Fasilitas ini digunakan untuk menunjang berlangsungnya kegiatan di resort
dan melayani tamu resort. Diantaranya:
 Kegiatan pelayanan Restoran
 Kegiatan housekeeping
 Kegiatan pengelolaan hote
 Kegiatan operasional hotel
 Kegiatan keamanan hotel

2.3 Tinjauan Objek Sejenis


2.3.1 tinjauan Green Village
Terletak di sungai ayung yang suci di bali green village ini mennggunakan
prinsip keberlajutan menciptakan ruang yang terhubung dengan alam,
bangunan ini memanfaatkan bamboo sebagai material dan memmberikan
kejujuran terhadap struktur bangunan sehingga memberikan kesan estetika
tersendiri bagi para pengunjungnya.
Gambar 2-1 green village balli
(sumber: https://www.archdaily.com/search/all?q=green%20village)

Green Village ini merupakan villa yang disediakan oleh green school
untuk para orangtua yang menyekolahakan anaknya disana. Berikut ini
merpakan villa yang terdapat di green village

River House

Gambar 2-2 green village balli


(sumber: https://www.archdaily.com/search/all?q=green%20village)
A Stunning Green Village
Gambar 2-3 green village balli
(sumber: https://www.archdaily.com/search/all?q=green%20village)

Palm Villa

Gambar 2-4 green village balli


(sumber: https://www.archdaily.com/search/all?q=green%20village)

Villa Kelapa
Gambar 2-4 green village balli
(sumber: https://www.archdaily.com/search/all?q=green%20village)

Penerapan aspek tektonika pada the green village bali sangat terlihat dari kejujuran
konstruksi material bamboo yang digunakan struktur dan konstruksi bamboo ini
juga sangat jelas menjad elemen estetika pada bangunan.

2.3.2 St. Regis Bali


St regis bali merupakan sebuah resort yang berada di kawsan wisata Nusa
Dua Bali. Resort ini memiliki 41 villa yang terbagi menjadi 8 kategori.

Gambar 2-4 green village balli


(sumber: https://www.archdaily.com/search/all?q=green%20village)
Diantaraya :
St. Regis Orchid Suite d. St. Regis Suite Pool
Fasilitas di villa ini adalah satu Fasilitas di villa ini satu kama
kamar tidur besar, pemandangan ukuran besar dan kolam plunge
resort dan balcony e. St. Regis Ocean View
a. Lagoon Villa Fasilitas di villa ini satu kamar
Fasilitas di resort ini adalah kamar studio, satu kamar ukuran besar,
tidur dan kolam renang pribadi. Villa pemandangan menhadap laut dan
lagon ini memiliki dua variasi kamar balcon
dengan jumlah kamar yang berbeda f. Gardenia Villa
b. The Stand Residence Villa Fasilitas di villa ini adalah satu
Fasilitas villa ini adalah kamar kamar ukuran besar dengan
tidur dan kolam renang pribadi, pemandangan kebun dan kolam
mengadap kearah laut. Villa ini renang pribadi.
memiliki 2 variasi kamar dengan g. Suite Grand Astor
jumlah kamar yang berbeda. Villa ini merupaka presidensial
c. St. Regis Suite Studio suite dengan dua presidencial
Fasilitas di villa ini adalah satu bedroom dua kamar ukuran besar dan
kamr studio dan balcony balcony.
Villa-villa di resort ini memberikan pilihan bagi wisatawan untuk menginap sesuai
dengan kebutuhanya.

Gambar 2-4 green village balli


(sumber: https://www.archdaily.com/search/all?q=green%20village)
Selain fasilitas kamar villa ini juga memiliki tujuh resoran, fasilitas spa dan fitness
kebugaran, fasilitas rapat, dan fasilitas pernikahan. Resort ini juga menyediakan
jasa wisata perjalanan.

Gambar 2-4 green village balli


(sumber: https://www.archdaily.com/search/all?q=green%20village)

Gambar 2-4 green village balli


(sumber: https://www.archdaily.com/search/all?q=green%20village)

Aktivitas di resort ini memberikan berbagai atraksi dan relaksai bagi para
wisatawan yang hadir di resort ini. pejalanan wisata di resort ini menjadi aktivitas
yang mengakomodasi wisatawan untuk menjelajahi pulau dewata.

2.3.3 castaway resort


Terletak di Kepulauan Cat Ba Vietnam resot ini menawarkan dapat
menampung 160 wisatawan resort berdiri di atas pantai seluas 3000m2 dan
dikelilingi perbukitan yang indah.
Gambar 2-5 castaway resort Cat Ba Vietnam
(sumber: https://www.archdaily.com/913051/castaway-island-resort-vtn-
architects?ad_source=search&ad_medium=search_result_all)

Gambar 2-6 castaway resort Cat Ba Vietnam


(sumber: https://www.archdaily.com/913051/castaway-island-resort-vtn-
architects?ad_source=search&ad_medium=search_result_all)

Menggunakan struktur bamboo yang diekspose resort ini meningkatkan


kesan bagi para pengunjung yang datang ke resort ini. penggunaan struktur bamboo
ini juga menjadi aspek ramah lingkungan pada resort ini.

Gambar 2-5 castaway resort Cat Ba Vietnam


(sumber: https://www.archdaily.com/913051/castaway-island-resort-vtn-
architects?ad_source=search&ad_medium=search_result_all)
3 BAB III
METODE PERANCANGAN

3.1 Pencarian Masalah Perancangan


Perumusan masalah perancangaan menggunakan skema dari Donna Duerk
yang menjabarkan perumusan permasalah perancangan dari Resort Wisata di
Geopark Ciletuh Kabupaten Sukabumi. Perumusan masalah perancangan
membahas tahapan dari tujuan perancangan, data-data yang mendukung proses
perancangan, kebutuhan atau standar target minimal dalam perancangan,
pendekatan konsep dalam pencapaian tujuan yang berujung pada perumusan
masalah perancangan.
3.1.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada tahapan pencarian fakta-fakta lapangan
yang mendukung tujuan dan membantu dalam perumusan masalah. Fakta-fakta
berupa data-data otentik dan berasal dari sumber terpercaya yaitu BPS
Kabupaten sukabumi dalam buku Sukabumi dalam Angka, diantaranya:
a. Data jumlah wisatawan lokal dan mancanegara.
b. Data wisatawan yang menginap
c. Jumlah penginapan di kabupaten sukabumi.
d. Data-data lain
Data-data ini bertujuan untuk mendukung perancangan dan menghitung
daya tampung dari usulan proyek.
3.1.2 Perumusan Masalah
Tahapan perumusan masalah memperhatikan bagaimana agar bangunan resort
tetap mengedepankan fungsi utamanya sebagai sarana akomodasi kegiatan
wisata namun tetap memperhatikan fakta-fakta yang ada dilapangan seperti;
kondisi tanah yang labil dan berada dikawasan cincin api. Dengan demikian
perumusan masalah bersifat spesifik dan unik.
3.1.3 Pendekatan Perancangan
Pendekatan perancangan dibagi atas tiga pendekatan ruang, berdasarkan teori
Markus Zhan, yaitu:
• Ruang sebagai program, pendekatan ini lebih mengutamakan
persepsi ruang terkait dengan
(a) fungsional ruang atau terkait dengan
(b) lokasi ruang itu;
(c) wujud ruangnya.
Pendekatan ini difokuskan pada penyelesaian masalah perancangan
melalui penyelesaian fungsional ruang itu sendiri.
• Ruang sebagai visualisasi, pendekatan ini lebih mengutamakan
persepsi visual yaitu terfokus pada
(a) batasan ruang dalam dan ruang luar dan juga pada sequensial
space atau urutan ruang.
(b) Pendekatan visualisasi adalah pendekatan yang memfokuskan
pada bentukan dan tampilan ruang serta korelasinya dengan
ruang-ruang lain.
• Ruang sebagai susunan, pendekatan ini lebih mengutamakan
persepsi susunan ruang yang terstruktur. Pendekatan ini terbagi
menjadi:
(a) aturan ruang
(b) tata ruang.
Pendekatan ini mengutamakan hirarki dan tatanan ruang yang
sistematis dan terbagi berdasarkan ‘strata’ruangnya.
Dengan dasar itu maka pada laporan ini pendekatan yang dipilih sesuai
dengan tujuan dan fungsi bangunan adalah pendekatan tektonika
arsitektur dengan alasan
3.2 Analisis
Setelah pengumpulan data selanjutnya dilakukan proses analisi data
berdasarkan aspek-aspek berkut

3.2.1 Fungsional
Analisis fungsional lebih menganalisis aktivitas dari pelaku didalam bangunan
resort. Analisis ini mengelompokan aktivitas-aktivitas pengunjung resort.
Berdasarkan sifat aktivitasnya.
Hasil akhir dari analisis fungsional adalah besaran ruang dan hubungan ruang
secara skematik atau sering disebut dengan bubble diagram.

3.2.2 Spatial dan Kontekstual


Analisis spasial adalah analisis yang melanjutkan analisis fungsional pada
bangunan resort yang dirancang. Analisis ini menghasilkan a hubungan ruang dan
zonasi ruang terukur. Analisis spasial berkaitan erat dengan analisis kontektual
yang sering juga disebut dengan analisis tapak. Hubungan ruang dan zonasi ruang
mempunyai keterkaitan erat dengan keberadaan tapak.

3.2.3 Geometrid an Selubung


Pada analisis fungsional dan analisis spasial hingga kontekstual
menghasilkan skematik dua dimensi, maka pada analisis geometri dan selubung
seluruh aktivitas yang telah dianalisis akan diberi ‘ruang 3 dimensional’. Analisis
geometri lebih mengarahkan pada ‘tampilan luar’ dari bangunan, sedangkan
analisis selubung mengarah pada ‘pelingkup’dari aktivitas atau dengan kata lain
meruangkan aktivitas.

3.3 Sintesis Perumusan Konsep


Sintesis perumasan konsep merupakan rangkaian dari analisis-analisis
sebelumnya yang dirumuskan dalam satu rumusan. Konsep ini juga menjadi
jawaban atas perumusan masalah pada tahap pemprogaman awal.

Konsep ini terdiri dari :

a. Konsep tapak

b. Konsep arsitektur

c. Konsep struktur

d. Konsep utilitas

Konsep ini berbentuk sketsa racangan yang akan digunakan saat proses desain.

3.4 Skematik Perancangan.


Secara garis besar langkah-langkah perancangan dapat diskematikan sebagai
berikut:
Gambar 3-1 Skematik Metode perancangan dalam arsitektur (Sumber Duerk,
1993; Hershberger, 1999)
Analisis perancangan
Analisa Fungsional
Secara fungsional, kelompok kegiatan dalam bangunan Resort wisata ini terdiri atas
kegiatan utama, kegiatan pendukung dan kegiatan pelengkap. Kegiatan utama
meliputi, kegiatan menginap. Sedangkan, kegiatan pendukung meliputi kegiatan
administratif, hiburan, rekreasi, olahraga, relaksasi dan komersial. Sedangkan
kegiatan pelengkap meliputi pengelolaan, servis, dan amenitas. Berikut analisa
kegiatan dalam perencanaan hotel resort.
Analisa Pelaku
Pelaku kegiatan di resort ini terbagi menjadi 2 yaitu pengunjung resort dan
pengelola bangunan.
A. Pengunjung Resort
Pengunjung resort dibagi menjadi 2 berdasarkan tujuan dari masing-masing
pegunjung.
1. Tamu menginap
Pengunjung yang datang untuk menggunakan fasilitas resort ,
mendapatkan akomodasi lengkap dan rekreasi dan suasana yang ada.
2. Tamu tidak menginap
Pengunjung yang datang untuk sementara (tidak menginap) dimana
kunjungannya ada yang bersifat formal (mengadakan diskusi, rapat
kerja seminar, dan lain – lain). Pelayanan tamu yang langsung
berhubungan dengan tamu misalnya dalam kegiatan – kegiatan di front
office, restoran bar, coffee shop, dan lain – lain.
B. Pengelola bangunan
1. Pengelola bangunan resort terdiri dari :
 General Manager
 Room division manager
 Food and beverage manager
 Chief Accountant
 Sales & Marketing
 Chief Enginer
2. Karyawan (worker) resort terdiri dari :
 Receptionis
 Waiters
 Greeters
 Room boy/maid
 Houseman/Maid/Guard
 Attendant
 Gardener
 Steward
 Koki
 Bartender,exct.
Analisa Kegiatan
Jenis aktifitas pada hotel resort dapat dibedakan antara pengelola dan tamu
resort :
A. Aktifitas tamu
 Aktifitas sosial (berkumpul, berbincang-bincang antara sesama tamu
resort, makan, minum, membaca, bermain, dan lain-lain.
 Berekreasi di alam terbuka dan beberapa lokasi wisata pada kawasan
tersebut.
 Mengikuti acara-acara pada waktu tertentu, baik yang diadakan oleh
pihak pengelola atau acara dari tamu/pengunjung resort itu sendiri.
B. Aktifitas pengelola
 Pengelola melakukan kewajibannya sesuai dengan tugasnya masing-
masing dan kegiatan koordinasi.
 Staf melakukan tugasnya masing-masing meliputi:
a. Operasional akomodasi seperti mempersiapkan guest room,
mencuci, membersihkan, dan merawat unit-unit guest room.
b. Operasional administrasi, seperti mengatur penjadwalan
penggunaan akomodasi, mengatur pelaksanaan program
pertukaran liburan, mengontrol kegiatan resort dalam manajerial.
c. Operasional rekreasi dan komersial, seperti pelayanan makanan,
pelayanan kesehatan, pertunjukan seni dan budaya, rekreasi,
olahraga dan lain-lain.
Berikut ini merupakan alur kegiatan pelaku pada bangunan resort:
Kegiatan dan Pelaku Analisis Karakter Ruang
Kebutuhan
No. Rincian Karakter Non
Pelaku Karakter Fisik Ruang
Kegiatan Fisik
Kegiatan utama: Menginap
Non formal,
Check in, masuk
santai, privat,
ke kamar -
nyaman
meletakkan
Tamu Resort tenang,
barang -
1. Yang Istirahat pandangan Kamar Tidur
mengganti
menginap kearah potensi
pakaian/membersi
dengan
hkan diri,
bukaan yang
istirahat/tidur
lebar
Duduk – mebaca
menu – memesan
makanan –
menunggu Formal, non
Tamu Resort
Makan & hidangan formal, semi Restoran Hotel,
2. Tidak
Minum (mengobrol/mem privat, rutin, lounge
menginap
baca/lain-lain) – nyaman
makanan datang,
menyantap
makanan
Kegiatan Pendukung
Mencari dan
Administrasi
memberi
Resepsionis (pembayaran,
informasi antara
(2-3 orang) mencari
resepsionis dan Publik,
informasi,
pengunjung – informative, Lobby/Pusat
4. Tamu resort kegiatan check
kegiatan informal, Informasai
(menginap in-check out,
pendataan dan ramai, teratur
atau tidak menitipkan
administrasi,
menginap) barang,
kegiatan
menunggu)
berkumpul,
menunggu,
membaca
Terbuka, non
formal,
Datang –
nyaman, Lounge
Interaksi bersantai/duduk/
5. Tamu resort santai,
social minum/mengobro
pandangan
l – keluar
terbuka ke
berbagai arah
Pengada
Mengadakan
acara – tamu Formal/inform
resepsi Menyiapkan
undangan al, ramai,
pernikahan, ruangan, Gedung
6. (50-100 teratur,
ulang tahun, melangsungkan Serbaguna
orang) nyaman,
dan acara- acara/kegiatan
komuikatif
acara lainnya
Staf acara
Kolam renang,
ruang ganti,
ruang bilas,
ruang servis

Tempat
Suasana
Datang – fasilitas/penyew
Tamu resort olahraga dan
melakukan aan olahraga
(menginap rekreasi
persiapan pantai(banana
atau tidak menyenangka
olahraga/rekreasi/ boat,
menginap) n, atraktif,
Olahraga/ relaksasi – snorkeling,
energik
7. rekreasi/relaks melakukan speedboat)
Pegawai
asi kegiatan
fasilitas Suasana
olahraga/rekreasi/ Ruang fitness
rekreasi/olah relaksasi,
relaksasi – dan yoga, ruang
raga/relaksas tenang,
membersihkan ganti, ruang
i menyenangka
diri – keluar bilas, ruang
n
servis.

Ruang spa dan


sauna, ruang
ganti, ruang
servis
Pengunjung
Datang – Nonformal,
resort Transaksis
8. melakukan privasai, Atm center
perbankana
transaksi – keluar terjaga
Security
Pengunjung Datang – memilih
Minimarket,
resort Kegiatan barang –
Nonformal, toko
9. komersial melakukan
public cindramata/souv
Pegawai penunjang pembayaran –
enir, apotek
resort keluar
Kegiatan pelengkap: pengelolaan operasional
Masuk ruangan – Kantor
Memimpin melakukan Semi privat, Pengelola
General
10. resort dan aktivitas bekerja terorganisir,
manager
karyawan diselingi istirahat rutin Ruang Arsip
– pulang
Membantu Masuk ruangan – Semi privat, Ruang Rapat
Asisten
11. manager melakukan terorganisir,
manager
utama aktivitas bekerja rutin Pantry
mengurus diselingi istirahat
operasional – pulang Toilet
resort
Masuk ruangan –
Mengurus melakukan Semi privat,
12. Sekretaris surat dan aktivitas bekerja terorganisir,
dokumen diselingi istirahat rutin
– pulang
Mengurus
Manager Masuk ruangan –
pemasaran
pemasaran melakukan Semi privat,
resort,
13. aktivitas bekerja terorganisir,
promosi,
Staf diselingi istirahat rutin
penyelenggara
pemasaran – pulang
n event
Manager
Mengurus
operasional Masuk ruangan –
bahan
dan teknik melakukan Semi privat,
makanan,
14. aktivitas bekerja terorganisir,
ruangan,
Staf diselingi istirahat rutin
perawatan
operasional – pulang
bangunan
dan teknik
Manager Masuk ruangan –
personalia Mengurus melakukan Semi privat,
15. tenaga kerja aktivitas bekerja terorganisir,
Staf resort diselingi istirahat rutin
personalia – pulang
Manager Masuk ruangan –
administras Mengurus melakukan Semi privat,
16. administrasi aktivitas bekerja terorganisir,
Staf tamu resort diselingi istirahat rutin
administrasi – pulang
Manager tata Masuk ruangan –
graha Mengelola, melakukan Semi privat,
17. mengurus tata aktivitas bekerja terorganisir,
Staf tata graha diselingi istirahat rutin
graha – pulang
datang –
Semi privat,
Semua Menyimpan menyimpan/meng
18. terorganisir,
karyawan berkas ambil berkas –
terorganisir
keluar
Menyiapkan
ruangan –
Melakukan
mempersilahkan Tidak rutin,
19. Pengelola pertemuan,
anggota permuan semi privat
rapat
masuk – rapat
dimulai
Kegiatan pelengkap: servis dan pemeliharaan bangunan
Mengambil
pakaian kotor dari
Pekerja kamar tamu –
laundry Kegiatan mencuci –
Rutin, semi Ruang laundry
20. (house laundry dry mengeringkan dan
public dan linen
keeping)(8- cleaner menstrika –
9orang) mengantar
pakaian ke kamar
tamu
Masuk –
Menyimpan/m
menyimpan/mera
House erapikan Privat, rutin, Ruang
21. pikan kasur,
keeping kasur, bantal, tertutup penyimpanan
bantal, selimut,
selimut
keluar
Masuk –
menyimpan/meng
Menyimpan ambil peralatan
peralatan pembersih –
Janitor
House pembersih keluar Privat, rutin,
22.
keeping tertutup
Gudang
Penyimpanan Masuk –
barang/alat menyimpan/meng
ambil barang/alat
– keluar
Melakukan
Menjaga,
kegiatan bersih-
memelihara,
bersih di kamar
merawat
tamu(ketika tamu
kebersihan
House tidak ada) – Rutin, semi Ruang pegawai
23. dan keindahan
keeping membersihkan privat servis
yang ada di
ruang
dalam maupun
koridor/lobby/ka
di luar
mar
ruangan
mandi/taman/dll
House Mengumpulkan
keeping dan mengelola
Mengumpulka Rutin, semi
24. sampah – Garbage room
n sampah privat
Petugas membuang
sampah sampah
Memantau
Mengkondisik kelistrikan –
an jaringan menghidupkan
listrik dan mematikan
Ruang panel
Mengkondisik genset –
an jaringan air menghidupkan Nonformal
25. Teknisi Ruang genset
hangat atau pompa – mengisi semi privat
dingin tiap tendon air –
Ruang pompa
ruangan. mematikan pompa
Pengaturan – memperbaiki
genset bila ada
kerusakan
Memantau
kondisi resort dari
rekaman cctv –
Memantau Rutin, semi
26. Security melaporkan bila Ruang cctv
cctv privat
ada kejanggalan
atau masalah yang
terekam cctv
Memantau
kondisi keamanan
Mengontrol resort – Pos satpam
Rutin, semi
27. Security keamanan melakukan patroli
privat, aman
bangunan – bertindak bila Ruang security
ada masalah atau
kejahatan di resort
Pengontrolan Memantau Rutin, semi
28. Security Guard tower
area pantai kondisi keamanan privat
pantai –
melakukan patrol
– melakukan
penyelamatan bila
ada pengunjung
yang terancam
bahaya di area
pantai
House Menerima barang
Penerimaan Nonformal,
29. keeping – memasukkan ke Loading dock
barang semi privat
Security dalam bangunan
Amenitas
Melakukan
aktivitas
mengolah
makanan –
mengambil bahan
dasar dari gudang
makanan –
Dapur
Menyiapkan membersihkan
Koki dan Rutin, semi
30. makanan dan bahan –
asisten privat Gudang bahan
minuman mempersiapkan
makanan
peralatan –
memasak
makanan –
menyiapkan
makanan ke ruang
saji – mengantar
makanan
Masuk –
makan/membuat
Seluruh
Istirahat kerja, makanan –
31. pegawai Rutin, privat Pantry
makan, dll istirahat,
resort
mengobrol –
keluar
Masuk –
Mengganti
mengganti
pakaian dan
Seluruh pakaian – Ruang ganti
menyimpan
32. pegawai menyimpan/meng Rutin, privat
barang
resort ambil barang Loker karyawan
bawaan
bawaan di loker –
pegawai
keluar
Mushola umum
Tamu resort Datang –
mengambil Mushola khusus
Tenang,
33. Pengelola Beribadah wudhu – pegawai
nyaman
beribadah –
Pegawai keluar Mushola khusus
pengelola
Toilet/wc umum
Toilet/wc
Seluruh
Buang air Masuk – buang khusus
34. penghuni Privat, tertutup
kecil/besar air - keluar pengelola
resort
Toilet/wc
khusus pegawai
Sirkulasi/ pencapaian ke bangunan
Entrance/drop
off
Area parkir
Datang – drop off
pengunjung
Seluruh Sirkulasi/penc – Public, semi
Area parkir
35. penghuni apaian ke memarkir/menga puublik,
khusus
resort bangunan mbil kendaraan – terbuka
pengelola/pega
pergi
wai
Area parkir
khusus servis
Tabel 4.1. Tabel Analisis Kegiatan
Sumber : Analisis Pribadi (2019)

Analisis Spasial / Ruang


Adapun tujuan dan dasar pertimbangan dalam melakukan analisa spasial pada
perancangan resort, sebagai berikut:
a. Tujuan Adapun tujuan dalam analisa spasial adalah untuk mendapatkan
program ruang-ruang yang dibutuhkan dalam perancangan resort. Kemudian
menentukan besaran pada tiap-tiap ruang tersebut. Serta mendapatkan
hubungan atau organisasi ruang-ruang yang ada.
b. Dasar Pertimbangan Dalam analisa spasial, terdapat beberapa dasar
pertimbangan untuk menemukan dan memperoleh kebutuhan ruang terkait
perencanaan dan perancangan Resort. Dasar pertimbangan tersebut, antara lain
fungsi dan kegiatan dalam bangunan, yang meliputi kegiatan utama
(menginap) dan kegiatan penunjang (administratif, komersial, rekreasi,
persiapan, pegelolaan, dan amenities) serta kebutuhan fasilitas lain dalam
bangunan.
4.2.1 Besaran Ruang
Kapasitas Perkiraan
Perabotan dan Sumber Total
No. Nama Ruang Tampung kebutuhan luasan
Peralatan ref. (𝑚2 )
Ruang (𝑚2 )
Kamr tidur =
Kamar PPBK
24𝑚2
tidur+kamar
Private terrace = Unit
mandi (untuk
Superior 1.25𝑚2 x2orang + ruang 35
1. 2 orang 2 orang) =
room (sirkulasi 30%) = x 28 =
24𝑚2
3.25𝑚2 980𝑚2
Private terrace
Luas Total =
1.25𝑚2 /orang NAD
27.25𝑚2 = 28𝑚2
Kamar Kamar Tidur: =26
PPBK
tidur+kamar m²
mandi(2 Private terrace Unit
orang) = 26𝑚2 =1.25 m²x 2 orang ruang 20
2. Deluxe room 2 orang
+ (sirkulasi 30%) x 30 =
= 3.25 m² Luas 600𝑚2
Private terrace total =29.25 m² =
NAD
1.25𝑚2 /orang 30 m²
Kamar Tidur+
Kamar Mandi +
Kamar Ruang Keluarga:
PPBK
tidur+kamar =48 m²
mandi+ruang
keluarga: Dapur = 5.4 m²
48𝑚2
Unit
Private terrace
2 NAD ruang 4 x
3. Suite room 3 orang Dapur: 5.4𝑚 =1.25 m²x 3 orang
67 =
+ (sirkulasi 30%)
268𝑚2
Private terrace = 5.35 m²
NAD
1.25𝑚2 /orang
Private Pool = 8
Private pool: m²
AS
8𝑚2
Luas total =66.75
m² = 67 m²
Kamar Tidur: =72
2 kamar m²
tidur+kamar
PPBK
mandi+ruang Ruang Tamu 1.25
keluarga: m²x4+(sirkulasi
48𝑚2 +24𝑚2 = 30%) = 6.5 m²
72𝑚2
Dapur = 5.4 m²
NAD Unit
Ruang tamu
ruang 1 x
4. Penthouse 4 orang 1.25/orang Private terrace
100 =
=1.25 m²x 4 orang
NAD 100𝑚2
Dapur 5.4𝑚2 + (sirkulasi 30%)
= 6.5 m²
Private terrace
NAD
1.25/orang Private Pool = 10

Private pool =
10𝑚2 Luas total: =100
NAD

Jumlah total = jumlah + sirkulasi 30% (1948+584.4 = 2.532,4)
Besaran ruang pendukung: Fasilitas Penerima
50 orang Min 100𝑚2 100𝑚2 PPBK

3 orang Resepsionis 3𝑚2 +(sirkulasi NAD


1𝑚2 /orang 30%) = 4𝑚2

Wanita (2 wc)
Toilet/wc (2x2.04)+(1x1 ,5)
5. Lobi utama 4 orang umum 1wc = + (sirkulasi 30%) 123.5
2.04𝑚2 = 8𝑚2 NAD
1 urinoir = Pria (2 wc)
1.6𝑚2 (2x2.04)+(2 x1,6)
1 washtafel = + (1x1,5) +
1.5𝑚2 (sirkulasi 30%) =
11.5𝑚2

1.25 m²/ org


187.5 m² +
Ruang santai (ukuran pada
6. 150 orang (sirkulasi 30%) = NAD 243.75
(lounge) kursi jok/
243.75𝑚2
sofa)
Mushola
34𝑚2 + (sirkulasi
umum 40 orang 0.85𝑚2 /orang AS
30%) = 44.2𝑚2
7. 54.2
2
10𝑚
Ruang 10 orang 1𝑚2 /orang AS
wudhu
Jumlah total = jumlah + sirkulasi 30% (421.45+126.435 = 547.885)
Besaran ruang pendukung: fasilitas gedung serbaguna
Free 43.75𝑚2 +
8. function 50 orang 0.8𝑚2 /orang (sirkulasi 30%) = NAD 57
room 57𝑚2
602𝑚2 +
0.86𝑚2 /orang
9. Ballroom 700 orang (sirkulasi 30%) = NAD 782.6
sambil duduk
782.6𝑚2
0.87𝑚 /orang 3.48𝑚2 +
2
Ruang
10. 4 orang duduk pada (sirkulasi 30%) = NAD 4.5
control
kursi kerja 4.5𝑚2
2
11. Stage - 200𝑚 200𝑚2 TSS 200
17.2𝑚2 +
2
12. VIP room 20 orang 0.86𝑚 /orang (sirkulasi 30%) = NAD 22.36
22.36𝑚2
Wanita (4 wc)
(4x2.04)+(4x1 ,5)
2 + (sirkulasi 30%)
1wc = 2.04𝑚
= 18.4𝑚2
1 urinoir =
13. Lavatory 8 orang 1.6𝑚2 NAD 40
Pria (4 wc)
1 washtafel =
(4x2.04)+(3 x1,6)
1.5𝑚2
+ (2x1,5) +
(sirkulasi 30%)
=20.7𝑚2
4.2𝑚2 +
14. Ruang servis 6 orang 2
0.86𝑚 /orang (sirkulasi30%) = NAD 5.5
5.5𝑚2
15. Gudang - 10𝑚2 /ruang 10𝑚2 TSS 10
Jumlah total = jumlah + sirkulasi 30% (1121.96+336.588 = 1458.548)
Besaran ruang pendukung: Fasilitas kolam renang
Kolam
16. - 500-1200𝑚2 500𝑚2 NAD 500
renang
Wanita (4 ruang)
2.04𝑚2 x 4+
(sirkulasi 30%) =
10.6 m²
Ruang ganti
17. 8 orang 2.04𝑚2 /orang NAD 21.2
dan bilas
Pria (4 ruang)
2.04 m² x 4+
(sirkulasi 30%) =
10.6 m²
1wc = 2.04𝑚2 Wanita (4 wc)
1 urinoir = (4x2.04)+(4x1 ,5)
18. Toilet 8 orang 1.6𝑚2 + (sirkulasi 30%) NAD 40
1 washtafel = = 18.4𝑚2
1.5𝑚2
Pria (4 wc)
(4x2.04)+(3 x1,6)
+ (2x1,5) +
(sirkulasi 30%)
=20.7𝑚2
Besaran ruang pendukung: fasilitas rekreasi dan olahraga pantai
0.8 m² x 3 +
Tempat
(sirkulasi 30%) =
pendaftaran
3 orang 0.8𝑚2 /orang 3.12 m²
dan
19. NAD 5.5
penyewaan
2 lemari 0.9𝑚2 /lemari 0.9 m² x 2+
alat olahraga
(sirkulasi 30%) =
pantai
2.34 m²
Tempat 0.87𝑚2 /orang 3.48 m² +
20. penjaga 4 orang dalam posisi (sirkulasi 30%) = NAD 4.5
pantai duduk 4.5 m²
Besaran ruang pendukung: fasilitas gym, fitness, yoga
Lobby/resep 8.7 m² + (sirkulasi
21. 10 orang 0.87𝑚2 /orang NAD 11.31
sionis 30%) = 11.31 m²
200𝑚2 / 40
Ruang
22. 40 orang orang beserta 200𝑚2 NAD 200
fitness
alat fitness
2𝑚2 /orang
40𝑚2 + (sirkulasi
23. Ruang yoga 20 orang dalam posisi NAD 52
30%) = 52𝑚2
terlentang
2.23𝑚2 /area
Ruang 2.23 m² x 5+
kerja dengan
24. pengelola/pe 5 orang (sirkulasi 30%) = NAD 14.5
meja dan kursi
latih 14.5 m²
putar
Wanita (4 ruang)
2.04 m² x 4+
(sirkulasi 30%) =
10.6 m²
25. Ruang ganti 8 orang 2.04𝑚2 /ruang NAD 21.2
Pria (4 ruang)
2.04 m² x 4+
(sirkulasi 30%) =
10.6 m²
Wanita (4 wc)
(4x2.04)+(4x1 ,5)
+ (sirkulasi 30%)
1 wc = 2.04
= 18.4 m²
m² 1 urinoir =
26. Toilet 8 orang 1,6 m² 1 NAD 40
Pria (4 wc)
wastafel = 1,5
(4x2.04)+(3 x1,6)

+ (2x1,5) +
(sirkulasi 30%)
=20.7 m²
30 m²+ (sirkulasi
Area
27. 30 orang 1𝑚2 /orang 30%) = 39 m² = NAD 40
Istirahat
40 m²
Besaran ruang pendukung: fasilitas billiard dan bar
8.7 m² + (sirkulasi
28. Resepsionis 10 orang 0.87𝑚2 /orang NAD 11.3
30%) = 11.31 m²
2
2.16𝑚 /orang
29. Bar 20 orang 43.2 m² TSS 43.2
tipe lurus
12.6𝑚2 / meja
30. Area Billiard 8 orang 100.8𝑚2 TSS 100.8
biliard
Wanita (4 wc)
(4x2.04)+(4x1 ,5)
+ (sirkulasi 30%)
1 wc = 2.04
= 18.4 m²
m² 1 urinoir =
31. Toilet 8 orang 1,6 m² 1 NAD 40
Pria (4 wc)
wastafel = 1,5
(4x2.04)+(3 x1,6)

+ (2x1,5) +
(sirkulasi 30%)
=20.7 m²
4.2 m²+ (sirkulasi
32. Ruang servis 6 orang 0.86𝑚2 /orang NAD 5.5
30%) = 5.5 m²
Besaran ruang pendukung: fasilitas salon dan spa
Lobby/resep 8.7 m² + (sirkulasi
33. 10 orang 0.87𝑚2 /orang NAD 11.31
sionis 30%) = 11.31 m²
2.7 m²x10+
2.7𝑚2 /area
34. Ruang salon 10 orang (sirkulasi 30%) = TSS 35.1
kerja
35.1 m²
2.68 m² x 4+
2.68𝑚2 untuk
35. Ruang sauna 12 orang (sirkulasi 30%) = NAD 14
1-3orang
14 m²
7 m² x 10 +
6-8𝑚2 /
36. Ruang pijat 10 orang (sirkulasi 30%) = NAD 91
bangku pijat
91 m²
Wanita (4 ruang)
2.04 m² x 4+
(sirkulasi 30%) =
10.6 m²
Ruang ganti/
37. 8 orang 2.04𝑚2 / ruang NAD 21.2
bilas
Pria (4 ruang)
2.04 m² x 4+
(sirkulasi 30%) =
10.6 m²
Wanita (4 wc)
(4x2.04)+(4x1 ,5)
+ (sirkulasi 30%)
1 wc = 2.04
= 18.4 m²
m² 1 urinoir =
38. Toilet 8 orang 1,6 m² 1 NAD 40
Pria (4 wc)
wastafel = 1,5
(4x2.04)+(3 x1,6)

+ (2x1,5) +
(sirkulasi 30%)
=20.7 m²
Ruang
15 m²+ (sirkulasi
39. istirahat 15 orang 1 𝑚2 / orang NAD 19.5
30%) = 19.5 m²
karyawan
40. Gudang - 10 𝑚2 / ruang 10𝑚2 TSS 10
Jumlah total = Jumlah + sirkulasi antar ruang 30% (1346.4 + 403.92 = 1750.32)
Besaran ruang pendukung: fasilitas restorant hotel resort
2.61 𝑚2 +
Resepsionis/ 2
41. 3 orang 0.87𝑚 / orang (sirkulasi 30%) = NAD 3.4
kasir
3.4𝑚2
200 x 1.5𝑚2 +
1.5𝑚2 /tempat
42. Area makan 200 orang (sirkulasi 30%) = PPBK 390
duduk
390𝑚2
2.61𝑚2 +
Area cuci 2
43. 3 wastafel 0.87𝑚 / orang (sirkulasi 30%) = NAD 3.4
tangan
3.4𝑚2
Wanita (2 wc)
(2x2.04)+(1x1 ,5)
+ (sirkulasi 30%)
1 wc = 2.04
= 8 m²
m² 1 urinoir =
44. Toilet 4 orang 1,6 m² 1 NAD 19.5
Pria (2 wc)
wastafel = 1,5
(2x2.04)+(2 x1,6)

+ (1x1,5) +
(sirkulasi 30%) =
11.5 m²
1.125𝑚2 /oran
6x1.125 m²+
g ukuran
45. Dapur basah 6 orang (sirkulasi 30%) = NAD 8.77
dengan berdiri
8.77m²
meja
1.125𝑚2 /oran
10x1.125 m²+
Dapur g ukuran
46. 10 orang (sirkulasi 30%) = NAD 14.62
kering dengan berdiri
14.62m²
meja
7,5 + (2m² x5)
7.5𝑚2 / ruang
Ruang =17,5 m2+
47. 5 orang (10 loker) NAD 22.75
karyawan (sirkulasi 30%) =
2𝑚2 / orang
22.75 m²
Gudang
48. bahan - 3.5𝑚2 /ruang 3.5𝑚2 NAD 3.5
makanan
Besaran ruang pendukung: Fasilitass restoran seafood
1.74𝑚2 +
2
49. Kasir 2 orang 0.87𝑚 /orang (sirkulasi 30%) = NAD 2.26
2.26𝑚2
100 x 1.5𝑚2 +
1.5𝑚2 / tempat
50. Area makan 100 orang (sirkulasi 30%) = PPBK 195
duduk
195𝑚2
Area cuci 2.61𝑚2 + (sirkulasi
51. 3 wastafel 0.87𝑚2 /orang NAD 3.4
tangan 30%) = 3.4𝑚2
Wanita (2 wc)
(2x2.04)+(1x1 ,5)
+ (sirkulasi 30%)
1 wc = 2.04
= 8 m²
m² 1 urinoir =
52. Unit toilet 4 orang 1,6 m² 1 NAD 19.5
Pria (2 wc)
wastafel = 1,5
(2x2.04)+(2 x1,6)

+ (1x1,5) +
(sirkulasi 30%) =
11.5 m²
1.125𝑚2 /oran
5x1.125𝑚2 +
g ukuran
53. Dapur Basah 5 orang (sirkulasi 30%) = NAD 7.3
dengan berdiri
7.3𝑚2
meja
1.125𝑚2 /oran
8x1.125𝑚2 +
Dapur g ukuran
54. 8 orang (sirkulasi 30%) = NAD 11.7
Kering dengan berdiri
11.7𝑚2
meja
7.55𝑚2 /ruang 7.5+ (2𝑚2 x5+
Ruang
55. 5 orang (10 loker) (sirkulasi 30%))= NAD 20.5
Karyawan
2𝑚2 /orang 20.5𝑚2
Gudang
56. - 3.5𝑚2 /ruang 3.5𝑚2 NAD 3.5
bahan
Besaran ruang pendukung: fasilitas restorant western
1.74𝑚2 +
2
57. Kasir 2 orang 0.87𝑚 /orang (sirkulasi 30%) = NAD 2.26
2.26𝑚2
100 x 1.5𝑚2 +
1.5𝑚2 / tempat
58. Area makan 100 orang (sirkulasi 30%) = PPBK 195
duduk
195𝑚2
Area cuci 2.61𝑚2 + (sirkulasi
59. 3 wastafel 0.87𝑚2 /orang NAD 3.4
tangan 30%) = 3.4𝑚2
Wanita (2 wc)
(2x2.04)+(1x1 ,5)
+ (sirkulasi 30%)
1 wc = 2.04
= 8 m²
m² 1 urinoir =
60. Unit toilet 4 orang 1,6 m² 1 NAD 19.5
Pria (2 wc)
wastafel = 1,5
(2x2.04)+(2 x1,6)

+ (1x1,5) +
(sirkulasi 30%) =
11.5 m²
1.125𝑚2 /oran
5x1.125𝑚2 +
g ukuran
61. Dapur Basah 5 orang (sirkulasi 30%) = NAD 7.3
dengan berdiri
7.3𝑚2
meja
1.125𝑚2 /oran
8x1.125𝑚2 +
Dapur g ukuran
62. 8 orang (sirkulasi 30%) = NAD 11.7
Kering dengan berdiri
11.7𝑚2
meja
7.55𝑚2 /ruang 7.5+ (2𝑚2 x5+
Ruang
63. 5 orang (10 loker) (sirkulasi 30%))= NAD 20.5
Karyawan
2𝑚2 /orang 20.5𝑚2
Gudang
64. - 3.5𝑚2 /ruang 3.5𝑚2 NAD 3.5
bahan
Besaran ruang pendukung: fasilitas minimarket dan toko obat
1.74 m² +
65. Kasir 2 orang 0.87 m²/ org (sirkulasi 30%) = NAD 2.26
2.26 m²
2.8 m²x 10 +
Area
66. 10 shelf 2.8 m²/ shelf (sirkulasi 30%) = TSS 36.4
penjualan
36.4 m
67. Gudang - 10 m²/ruang 10 m² TSS 10
68. Toilet 1 ruang 2.04 m² 2.04 m² NAD 2.04
Besaran ruang pendukung: fasilitas penjualan cinderamata
1.74 m² +
69. Kasir 2 orang 0.87 m²/ org (sirkulasi 30%) = NAD 2.26
2.26 m²
2.8 m²x 6 +
Area
70. 6 shelf 2.8 m²/ shelf (sirkulasi 30%) = TSS 21.8
penjualan
21.8 m
71. Gudang - 10 m²/ruang 10 m² TSS 10
72. Toilet 1 ruang 2.04 m² 2.04 m² NAD 2.04
Besaran ruang pendukung: fasilitas perbankan
10.8 m²+
73. Atm center 10 mesin 0.8 m²/mesin (sirkulasi 30%) = NAD 10.4
10.4 m²
Jumlah Total = jumlah + sirkulasi antar ruang 30% (1.089,46 + 326,838 = 1416,298)
Besaran ruang pengelola: Fasilitas pengelolaan operasional
13.40 m²/org
Ruang termasuk alat 1x 13.40 m²+
74. General 1 orang bantu kantor (sirkulasi 30%) = NAD 17.42
manager dan ruang 17.42 m²
pelayanan
9.30 m²/org
Ruang termasuk alat 1x9.30 m² +
75. Asisten 1 orang bantu kantor (sirkulasi 30%) = NAD 12.09
Manager dan ruang 12.09 m²
pelayanan
6.70 m²/org
termasuk alat 1x6.70 m² +
Ruang
76. 1 orang bantu kantor (sirkulasi 30%) = NAD 8.71
sekretaris
dan ruang 8.71 m²
pelayanan
Pimpinan:
Pimpinan: 1
9.30 m²/org
x9.30 m²/org +
(sirkulasi 30%) =
Staff: 4.46
1 pimpinan 12.09 m²
Ruang m²/org
77. 2 orang NAD 23.7
pemasaran
staff Staff: 2x 4.46
(termasuk alat
m²/org +
bantu kantor
(sirkulasi 30%) =
dan ruang
11.6 m²
pelayanan)
Pimpinan:
Pimpinan: 1
9.30 m²/org
x9.30 m²/org +
(sirkulasi 30%) =
Staff: 4.46
Ruang 12.09 m²
1 pimpinan m²/org
78. operasional NAD 23.7
2 staff
dan teknik Staff: 2x 4.46
(termasuk alat
m²/org +
bantu kantor
(sirkulasi 30%) =
dan ruang
11.6 m²
pelayanan)
Pimpinan:
Pimpinan: 1
9.30 m²/org
x9.30 m²/org +
(sirkulasi 30%) =
Staff: 4.46
12.09 m²
Ruang 1 pimpinan m²/org
79. NAD 23.7
personalia 2 staff
Staff: 2x 4.46
(termasuk alat
m²/org +
bantu kantor
(sirkulasi 30%) =
dan ruang
11.6 m²
pelayanan)
Pimpinan: 1
Pimpinan:
x9.30 m²/org +
9.30 m²/org
(sirkulasi 30%) =
Ruang 1 pimpinan
80. 12.09 m² NAD 23.7
administrasi 2 staff Staff: 4.46
m²/org
Staff: 2x 4.46
m²/org +
(termasuk alat (sirkulasi 30%) =
bantu kantor 11.6 m²
dan ruang
pelayanan)
Pimpinan:
Pimpinan: 1
9.30 m²/org
x9.30 m²/org +
(sirkulasi 30%) =
Ruang Staff: 4.46
12.09 m²
pengelola 1 pimpinan m²/org
81. NAD 23.7
dan tata 2 staff
Staff: 2x 4.46
graha (termasuk alat
m²/org +
bantu kantor
(sirkulasi 30%) =
dan ruang
11.6 m²
pelayanan)
9.30 m²/org
termasuk alat 1x9.30 m²+
82. Ruang chef 1 orang bantu kantor (sirkulasi 30%) = NAD 12.09
dan ruang 12.09 m²
pelayanan
3.6 m²
(kombinasi
arsip berdiri
2 x 3.6m² +
dan
83. Ruang arsip 2 orang (sirkulasi 30%) = NAD 9.36
menggantun g
9.36 m
pada map
pengumpul
dalam rak
2x20 m² +
Ruang rapat
84. 20 orang 2 m² / orang (sirkulasi 30%) = NAD 52
pengelola
52 m²
Mushola
0,85 m² / 8.5 m²+ (sirkulasi
85. khusus 10 orang AS 11.05
orang 30%) = 11.05 m²
pengelola
Ruang
86. 4 orang 1 m² / orang 4 m² AS 4
wudhu
Wanita (2 wc)
(2x2.04)+(1x1 ,5)
+ (sirkulasi 30%)
1 wc = 2.04
= 8 m²
Toilet/wc m² 1 urinoir =
87. khusus 4 orang 1,6 m² 1 NAD 19.5
Pria (2 wc)
pegawai wastafel = 1,5
(2x2.04)+(2 x1,6)

+ (1x1,5) +
(sirkulasi 30%) =
11.5 m²
1.25 m²/ org
Ruang 12.5 m² +
(ukuran pada
88. istirahat 10 orang (sirkulasi 30%) = NAD 16.25
kursi jok/
pengelola 16.25 m²
sofa)
Besaran ruang pengelola: fasilitas pengelolaan servis dan pemeliharan bangunan
Ruang 0.65 m² /
89. - 39 m² TSS 39
Laundry jumlah kamar
1.4 m²/
peralatan
Ruang 28 m² + (sirkulasi
90. 20 setrika (meja NAD 36.4
setrika 30%) = 36.4 m²
setrika dan
kursi)
91. Ruang linen - 10 m²/ruang 10 m² TSS 10
Ruang
92. penyimpana - 10 m²
n
93. Gudang
94. Janitor 1 1 m²/unit 1 m² AS 1
Ruang
pegawai 7,5 m²/ ruang 7,5 + (2m² x10+
95. servis dan 10 orang (10 loker) (sirkulasi 30%)) = NAD 33.5
housekeepin 2 m² / org 33.5 m²
g
Garbage 0.07 m²x 60 =4.2
96. - 0.07m²/kamar TSS 4.2
room m²
20 m²+ (sirkulasi
97. Ruang AHU 2 orang 20 m² / unit NAD 26
30%) = 26 m²
98. Ruang Panel 2 orang 6 m² / ruang 6 m² TSS 6
Ruang
99. 2 orang 10 m² / ruang 10 m² TSS 10
pompa
Ruang
100. 2 orang 16 m² / ruang 16 m² TSS 16
genset
101. Trafo 2 orang 16 m² / ruang 16 m² TSS 16
0,9- 1 m²/
Ruang 1 m² x 6+
orang Ukuran
102. CCTV dan 6 orang (sirkulasi 30%) = NAD 7.8
duduk pada
security 7.8 m²
meja kecil
1 m² x 2+
0,9- 1 m²/
103. Guard tower 2 orang (sirkulasi 30%) = NAD 2.6
orang
2.6 m²
0,9- 1 m²/
1 m² x 2+
Pos orang Ukuran
104. 2 orang (sirkulasi 30%) = NAD 2.6
keamanan duduk pada
2.6 m²
meja kecil
17.5 m²x 2+
Loading 2
105. 17.5 m²/ mobil (sirkulasi 30%) AS 45.5
dock kendaraan
=45.5 m²
Jumlah total = jumlah + sirkulasi antar ruang 30% (775.13+232.53 = 1007.66)
Besaran ruang Amenitas: Fasilitas amenitas
22.5 m²+
Pantry dan
106. 10 orang 2.25 m²/ orang (sirkulasi 30%) = TSS 29.25
area makan
29.25 m²
Ruang ganti 7,5 m²/ ruang 7.5+ (2 m²x10+
107. dan loker 10 orang (10 loker) (sirkulasi 30%)) = NAD 33.5
karyawan 2 m² / orang 33.5 m²
Mushola
8.5 m² + (sirkulasi
108. khusus 10 orang 0,85 m² / org AS 11.05
30%) =11.05 m²
karyawan
Ruang
109. 4 orang 1 m² / org 4 m² AS 4
wudhu
Wanita (2 wc)
(2x2.04)+(1x1 ,5)
1 wc = 2.04
+ (sirkulasi 30%)
Toilet/ wc m² 1 urinoir =
= 8 m²
110. khusus 4 orang 1,6 m² 1 NAD 19.5
pegawai wastafel = 1,5
Pria (2 wc)

(2x2.04)+(2 x1,6)
+ (1x1,5) +
(sirkulasi 30%) =
11.5 m²
Jumlah total = jumlah + sirkulasi 30% (97.3+29.19 = 126.5)
a. Tabel 4.2. Tabel Besaran Ruang
b. Sumber : Analisis Pribadi (2019)

No. Keterangan/ Referensi Besaran Ruang


1. NAD Neufert Architect Data
2. DMRI Dimensi Manusia dan Ruang Interior
3. TSS Time Sarver Standart
4. Asumsi Asumsi
c. Tabel 4.3. Tabel Referensi Sumber Besaran Ruang
d. Sumber : Analisis Pribadi (2019)

Fasilitas Total Luas (m²)


Fasilitas Hunian 2.532,4
Fasilitas Penerima 547,885
Fasilitas Gedung Serbaguna 1.458,548
Fasilitas Olahraga, Rekreasi, dan Relaksasi 1.750,32
Fasilitas Komersial 1.416,298
Fasilitas Pengelolaan 1.007,66
Fasilitas Amenitas 126,5
Total Luas Keseluruhan Bangunan 8.839,611
e. Tabel 4.4. Tabel Total Luasan Keseluruhan
f. Sumber : Analisis Pribadi (2019)

4.2.2 Perhitugan Luas Parkir


1. Pengunjung Hotel Resort dan Fasilitas Rekreasi
Menurut standar parkir untuk bangunan hotel menggunakan perbandingan 1:4 yaitu
satu slot parkir untuk setiap 4 kamar hunian dan diasumsikan 10% parkir motor dari
jumlah kamar, sehingga dibutuhkan parkir sebanyak:
Mobil = ¼ x 60 kamar = 15 unit
Standar luas parkir = 15 x 12.5 m² = 187.5 m²
Sirkulasi 30% = 187.5 m² + 56.25 m²
Total Luasan = 243.75 m²

Motor – diasumsikan 10% dari jumlah kamar


10% x 60 kamar = 6 unit
Standar luas parkir = 6 x 2 m² = 12 m²
Sirkulasi 30% = 12 m² + 3.6 m²
Total Luasan = 15.6 m²
Diasumsikan pengunjung rekreasi menggunakan mobil, motor, dan bus memiliki
perbandingan 5 : 3 : 2 dari jumlah wisatawan umum per hari.
Jumlah wisatawan umum = 123 orang/ hari
50% Pengendara Mobil Perhitungan = 50 % x 123 orang = 61.5 orang
Asumsi kenaikan jumlah wisatawan = 100 unit parkir
Standar luas parkir = 100 x 12.5 m² = 1250 m²
Sirkulasi 30% = 1250 m² + 375 m²
Total Luasan = 1625 m²
30% Pengendara Motor
Perhitungan = 30 % x 123 orang = 36.9 orang
Asumsi kenaikan jumlah wisatawan = 50 unit parkir
Standar luas parkir = 50 x 2 m² = 100 m²
Sirkulasi 30% = 100 m² + 30 m²
Total Luasan = 130 m²
20% Pengguna Bus
Perhitungan = 20 % x 123 orang = 24.6 orang
Kapasitas bus 40 orang/ bus = 1 bus
Asumsi kenaikan jumlah wisatawan = 2 bus
Standar luas parkir = 2 x 35 m² = 70 m²
Sirkulasi 30% = 70 m² + 21 m²
Total Luasan = 91 m²

Total Luasan Parkir Hotel Resort dan Rekreasi


= 243.75 m² + 15.6 m² + 1625 m² + 130 m² + 91 m² = 2105.35 m²

2. Pengunjung Gedung serbaguna Pengguna Mobil


Berdasarkan standar parkir yang diperoleh dari buku “Panduan Sistem Bangunan
Tinggi”, standar parkir 1 (satu) mobil untuk fungsi gedung pertemuan adalah setiap
10 m² lantai bruto.
Standar = 10 m²/ 1 unit parkir mobil
Luas Gedung serbaguna keseluruhan = 1458.6 m²
Perhitungan = 1458.6 m² : 10 m² = 145.86
Total jumlah unit = 146 unit
Standar luas parkir = 146 x 12,5 m² = 1825 m2
Sirkulasi 30% = 1825 m² + 547.5 m²
Total luasan = 2372.5 m² parkir mobil
Pengguna Motor
Diasumsikan pengguna motor 10% dari kapasitas gedung pertemuan.
Kapasitas = 700 orang
Pengguna Motor = 10% x 700 = 70 unit
Standar parkir = 2m² x 70 = 140 m²
Sirkulasi 30% = 140 m² + 42 m²
Total Luasan = 182 m² parkir motor
Total Luasan Parkir Gedung serbaguna = 2372.5 m² + 182 m² = 2554.5 m²

3. Pengelola dan Servis


Jika diasumsikan: 50% pengelola menggunakan mobil 50% pengelola
menggunakan motor Jumlah pengelola = 162 orang
Mobil
Jumlah pengelola = 162 orang
Jumlah pengguna mobil = 50% x 162 orang = 81 orang
Total jumlah unit parkir = 81 unit
Standar luas parkir = 81 x 12,5 m² = 1012.5 m²
Sirkulasi 30% = 1012.5 m² + 303.75 m²
Total luasan = 1316.25 m²
Motor
Jumlah pengelola = 162 orang
Jumlah pengguna mobil = 50% x 162 orang = 81 orang
Total jumlah unit parkir = 81 unit
Standar luas parkir = 81 x 2 m² = 162 m²
Sirkulasi 30% = 162 m² + 48.6 m²
Total luasan = 210.6 m²
Kendaraan servis
Asumsi kendaraan service = 5 truk barang
Standar luas parkir = 5 x 17.5 m² = 87.5 m²
Sirkulasi 30% = 87.5 m² + 26.25 m²
Total luasan = 113.75 m²
Total Luasan Parkir Pengelola dan Servis = 1316.25 m² + 210.6 m² 113.75 m² =
1640.6 m²

4. Total Seluruh Luas Parkir = Parkir hotel resort dan rekreasi + Parkir Conention
Hall + Parkir Pengelola dan Servis = 2105.35 m² + 2554.5 m² + 1640.6 m² =
6300.45 m²

5. Total Luas Perancangan = Luas Bangunan + Luas Parkir = 9180.98 m² + 6300.45


m² = 15481.43 m²
Analisa Kontekstual
Dasar-dasar Pertimbangan tapak terpilih.
Lokasi dan site yang terpilih juga harus memenuhi kriteria-kriteria
sebagai berikut, yaitu :
a. Kesesuaian dengan kebutuhan Resort Wisata.
Resort Wisata merupakan resort yang dibangun di tempat-tempat wisata
sebagai fasilitas akomodasi dari suatu aktivitas wisata sehingga tempat
harus berada di objek wisata dengan view yang sangat baik dan menjual.
b. Kesesuaian dengan Rencana Kabupaten/ RUTRW
Lokasi harus sesuai dengan tata guna lahan yang terdapat pada RUTRW
Pagar Alam dan untuk beberapa tahun mendatang memiliki prioritas cukup
tinggi dalam pengembangan kawasan.
c. Tingkat aksesibilitas atau pencapaian.
d. Faktor pendukung Resort Wisata.
Faktor pendukung ini dapat berupa pemandangan yang sangat baik, suasana
yang masih alami dan asri ditengah perkebunan teh Dempo. Dan sangat
dekat dengan titik awal pendakian Gunung Dempo
e. Luas lahan yang dibutuhkan.
Dasar pertimbangan : Sesuai dengan perhitungan besaran ruang pada sub
bab sebelumnya, maka diperlukan perluasan lahan untuk mencukupi
kebutuhan ruang yang direncanakan.
Analisa Kontekstual Dan Tautan Dengan Lingkungan.
Lokasi tapak resort wisata berada di jalan cimarunjang

A
C
SITE A. PANTAI CILETUH

CURUG CIMARUNJUNG AKSES JALAN CIMARUNJUNG

berikut ini merupakan informasi-informasi terkait tautan tapak dan lingkungan nya.
1. Lokasi terletak di wilayah yang asri dan kaya akan suasana yang alami.
2. Lokasi eksisting merupakan lahan garapan sawah yang dikeliingi oleh lahan
yang alami.
3. Lokasi berada di jalan Cimarunjang yang merupakan jalan utama di geoprak
block Ciletuh. Jalan ini juga menjadi akses utama menuju ibukota kabupaten
sukabumi.
4. Lokasi bersebelahan dengan curug cimarunjang
5. Jarak antara lokasi menuju pantai ciletuh lebih kurang 5 menit
Tapak ini dibatasi oleh :
1. Utara : Sungai Cimarunjang - lahan konservasi
2. Selatan : Jalan Cimarunjang - perkampungan
3. Barat : Jalan lokal menuju curug cimarunjang- curug cimarunjang
4. Timur : pesawahan- pantai ciletuh
Respon
1. Mengorientasikan bangunan kearah view out yang bagus
2. Memberikan signage entrance yang jelas bagi pengunjung resort
3. Bentuk bangunan harus memberikan kesan khusus, sehingga dapat
menghasilkan bangunan yang memilik ciri dari keadaan sekitar tapak.
4. Bangunan dapat memanfaatkan kondisi iklim setempat, seperti
memanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan dan energi listrik
cadangan.
Analisa Peraturan dan Regulasi
Pembangunan Geopark harus memerhatikan aspek:
1. perlindungan dan pelestarian Keragaman Geologi (Geodiversity), Warisan
Geologi (Geoheritage), Keanekaragaman Hayati (Biodiversity), dan
Keragaman Budaya (Cultural Diversity);
2. pengembangan edukasi dan pengkayaan ilmu pengetahuan;
3. pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat;
4. keterkaitan antara Keragaman Geologi (Geodiversity), Warisan Geologi
(Geoheritage), Keanekaragaman Hayati (Biodiversity), dan Keragaman
Budaya (Cultural Diversity) sebagai satu kesatuan utuh sumberdaya; dan
5. Penunjukan dan penetapan fungsi kawasan yang telah ada.
Analisa Aksesibilitas dan sirkulasi
Akses pencapaian ke lokasi kebanyakan menggunakan kendaraan pribadi
seperti mobil dan motor dikarenakan tapak terletak pada jalan utama Ciletuh-
Palabuhan Ratu.

jalan pada panah ini


merupakan jalan
lokal yang
merupakan jalan
akses menuju curug
cimarunjang

Jalan merupakan jalan utama. Dengan system dua arah

Jala cimarunjang ini menjadi jalan uatama masuk kawasa


resort
Respon
Titik ini merupak
respon sebagai
akses dari dalam
resort menuju
curug cimarunjang

Titik ini merupakan


akses utama in/out
resort

Entarance dibuat 2 titik


di ujung ujung tapak
sebagai, untuk
memudahkan
pengunjung dari dua
arah

Analisa klimatologi

1. pada sisi timur tapak tertutupi oleh tebing yang tinggi, pada sisi barat tapak
menghadap kearah matahari terbenam.
2. Intensitas angin datang dari barat pada siang hari dan dari timur pada malam
hari.
3. Kondisi suhu di lokasi tapak senag cenderung panas. Dan kondisi angina
laut yang cukup kencang
Respon
1. Mendesain bukaan yang mampu mereduksi sinar matahari langsung, namun
tetap mendapatkan view sunset.
2. Mendesain bukaan angin yang yang ideal untuk merespon angin siang dan
angin malam.
3. Penggunaan vegetasi-vegetasi sebagai pegatur arah angin
Analisa Panca Indra

Sumber suara alam(+)

View air terjun (+)

Sumber kebisingan
kendaraan (-)

Respon
1. Mengunakan tanaman buffer pada jalan utama
2. Meletakan zonasi penginapan di dekat dengan air terjun
Analisa Vegetasi
area pohon eksisting

Pepohonan di area site tidak di tebang melainkan dipadukan dengan desain resort.
Respon
1. Menjadikan pohon eksisting sebagai objek yang satu kesatuan dengan alam.
2. Menempatkan area vegetasi sebagai runag terbuka
3. Menjadikan vegetasi sebagai perimeter dan signage pada bangunan maupun
tapak.
Analisa Topografi

Curug
cimarunjang

Ketinggia per garis


kontir 2 meter Tapak

Kondisi tanah merupakan tanah yang sudah digunakan sebagai lahan perkebunan
dan persawahan, perkerasan di lokasi merupakan perkerasan terasering alami.
Respon
1. Pemilihan struktur yang sesuai dengan kondisi tanah.
2. Bentuk bangunan menyesuaikan dengan keadaan kontur.
3. Menempatkan zona dengan keadaan kontur.
Analisa Geometrid dan Eclosure

Analisa Pola Tata Masa


Dasar Pertimbangan
1. Hubungan antar kelompok kegiatan.
2. Kemudahan pengelompokan kegiatan dan sirkulasi.
3. Karakter kagiatan didalam massa.
4. Sistem pola tata massa yang sesuai dengan prinsip-prinsip bangunan tahan
gempa.
5. Pola tata massa yang mendukung orientasi bangunan.
6. System pola tata massa menunjukan karakter yang akan ditampilkan
sehingga mendukung suasana resort yang ingin di tampilkan.
Analisa
Komposisi massa merupakan pendekatan pola tata massa yang dipakai dalam
merancang resort di geopark ciletuh.
Alternative Karakter analisa
System tata 1. Massa bangunan 1. Pencapaian ke antar
massa menyebar terpisah dan bangunan cukup sulit
menyebar. 2. Orientasi view
2. Sirkulasi dan berbeda-beda setiap
hubungan antar massa
massa kurang baik 3. Interksi antar pelak
3. Kurang mewadahi cendureng lebih sulit.
interkasi sosial antar
pelaku kegiatan.
4. Memiliki view yang
lebih bebas.
Sistem tata 1. Sirkulasi di luar 1. Kurang tercapainya
massa tunggal bangunan lebih suasana privat di bagi
bebas dan dinamis pengunjung.
2. Interaksi sosial lebih 2. Minim interkasi antara
terfokus di dalam pengunjung dengan
bangunan saja. lingkungan sekitar
3. Karakter bangunan 3. View out bangunan
cenderung kaku terbatas.
System tata 1. Massa bangunan 1. Pemisahan bangunan
massa gabungan terpisah dan memberikan
dihubungkan dengan keleluasaan bagi
pedestrian sehingga pengunjung resort.
terkesan akrab dan 2. Massa-massa
kompak memberikan suasana
2. massa-massa tunggal keakraban antara
menjadi massa yang pelaku kegitan.
berfungsi sebagai 3. Ruang-ruang transisi
ruang-ruang memberikan interkasi
komunal. antar pelaku
3. terdapat ruang-ruang 4. Memberikan arah
transisi. orientasi yang
4. Nilai adaptasi terhubung.
dengan potensi
lingkunagan tinggi.

System tata massa bangunan tahan gempa

Berdasarkan perinsip-prinsip bangunan tahan gempa, tata letak massa bangunan


harus memperhatikan hal-hal berikut (Cholis,2104):
1. Lokasi bangunan sekitar
2. Kemiringan tanah.
3. Akses evakuasi ke luar dan
4. Pertolongan ke dalam bagunan

Sintesa
Berdasaran analisa tata massa diatas, pola tata massa yang memungkinkan untuk
perancangan resort di geopark ciletuh adalah pola tata massa gabungan.
1. Sistem massa gabungan ini sesuai untuk kondisi site yang berkontur dan
mendukung tebentuknya keakraban dengan sirkulasi/ pencapaian yang
berada di luar massa bangunan, pedestrian yang menguatkan suasana
dinamis dan berkesan ramah. Selain itu juga memilik bentuk yang
mendukung interaksi sosial yang dapat diolah dengan potensi alam sekitar
(landscape). Dimana bangunan dengan tata massa ini memiliiki view ke luar
dan ke dalam. Pola tata massa bangunan ini juga sesuai dengan prinsip-
prinsip bangunan than gempa.
2. Pada sistem massa gabungan nuansa keakraban diperoleh dari adanya
ruang-ruang pertemuan atau transisi antar massa. Nuansa kedinamisan
diperoleh dengan kebebasan menempatkan massa. Nuansa keterbukaan
ditampilkan dengan memberikan orientasi yang berbeda yang bebas dan
luas untuk mengamati lingkungan sekitar. Nuansa ketenangan didapatkan
dengan menempatkan massa yang membutuhkan privacy pada daerah yang
jauh dari sumber kebisingan.

Organisasi Massa
Dasar Perimbangan
1. Sifat / Hubungan Antar kelompok kegiatan.
2. Kemudahan pengelompokan kegiatan dan sirkulasi.
Analisa
Bentuk pola massa Karakter Kelebihan
1. Terpusat  Suatu ruang sentral dan  Komposisi stabil,
dominan, yang dikelilingi terkonsentrasi.
oleh sejumlah ruang sekunder
yang dikelompokkan.
 Umumnya berbentuk teratur.
Pola sirkulasi dan pergerakan
bias berbentuk radial, bolak-
balik, atau spiral.
2. Linear  Sebuah sekuen linear ruang-  Fleksibel dan
ruang yang berulang. mampu merespon
 Biasanya terdiri dari ruang- beragam kondisi
ruang berulang yang ukuran, tapak.
bentuk dan fungsinya serupa.
 Mengekspresikan suatu arah  Dapat dihubungkan
dan menekankan suatu dengan bentuk lain
pergerakan. di dalam
 Dapat dihubungkan dengan lingkungannya.
bentuk lain di dalam
lingkungannya.

3. Radial  Sebuah ruang terpusat yang


 Dapat meluas
menjadi sentral organisasi-
keluar lingkupnya
organisasi linear ruang yang
 Berbentuk teratur
memanjang secara stabil.
 Kombinasi organisasi linear dan
terpusat.
 Ruang pusat sebuah organisasi
radial umumnya berbentuk
teratur.
4. Grid  Ruang-ruang yang diorganisir di  Dapat dikurangi,
dalam area sebuah grid struktur ditambah, atau
atau rangka kerja tiga dimensi dilapisi, dan tetap
lainnya. mampu
 Tercipta oleh dua (biasanya mempertahankan
saling tegak lurus) buah identitasnya sebagai
rangkaian garis sejajar yang grid
menghasilkan suatu pola titik
yan teratur.
 Terdiri dari unit-unit ruang yang
modular dan berulang.
5. Cluster  Ruang-ruang yang  Bersifat fleksibel dan
dikelompokkan melalui dapat menerima
kedekatan atau pembagian suatu pertumbuhan dan
tanda pengenal atau hubungan perubahan langsung
visual bersama. tanpa mempengaruhi
karakternya.
 Didalam komposisinya,  Sumbu simetris atau
organisasi terklaster dapat aksial untuk
menerima ruang-ruang yang memperkuat,
tidak serupa ukuran, bentuk, dan menyatukan dan
fungsinya namun tetap menegaskan bagian-
terhubung satu sama lain. bagian organisasi
 Fleksibel dan senantiasa dan pentingnya suatu
menerima pertumbuhan serta ruang atau kelompok
perubahan. ruang.
 Diatur mengelilingi sebuah titik
akses masuk.

Terdapat unit-unit yang memiliki bergam kegiatan dengan tingkat privasi


yang berbeda-beda. Oleh karena iu diperlukan penataan massa yang mampu
menggabungkan serta mempermudahhubungan antar kelompok.
Sintesa
Dengan adanya dasar pertimbangan diatas maka perletakan massa
menggunakan pola cluster karena pada dasarnya bangunan resort wisata memiliki
karakter privasi yang sangat kuat dan area bersama yang difungsikan sebagai area
untuk bersosialisasi secara bersama-sama. Oleh sebab itu penggunaan pola cluster
sangat relevan dan selaras dengan design bangunan resort wisata ciletuh.

Bentuk bangunan
Bentuk bangunan harus mampu mencerminkan fungsi dari massa bangunan
Resort Wisata, selain itu juga diharapkan agar massa bangunan yang terbentuk
mampu menarik dan merespon keindahan alam yang ditawarkan bagi para
pengunjung dan masyarakat luar, sehingga dapat memberikan kesan ketenangan,
kenyamanan, keindahan serta kedamaian bagi mereka para pengunjung dan
masyarakat luas.
A. Dasar Pertimbangan.
1. Karakter bangunan yang jujur, yang mampu menarik dan merespon
keindahan alam yang ditawarkan.
2. Bangunan dapat serasi dengan alam
3. Nyaman, tenang, indah, dan damai.
4. Efisiensi, efektif, dan fleksibelitas.
5. Kesesuaian dengan bentuk tapak.
Analisa
Bentuk keterangan
 Mempunyai kekuatan visual, tidak dapat
disederhanakan.
 Karakter tidak formal, mengalir, dan kompak.
 Bentuk tidak kaku, mempunyai nilai estetis yang
lebih terutama untuk memberikan kesan informal .
 Ekspresif, stabil, dinamis dan seimbang, titik
pandang cenderung jatuh pada satu posisi.
 Mudah dalam mengelola pola sirkulasi.
 Kesan statis, stabil, formal, mengarah ke monoton
dan massif (solid)
 Mempunyai bentuk yang murni dan rasionalistis,
statis, netral, dan tidak mempunyai arah tertentu,
stabil.
 Memiliki kesulitan dalam pengembangan design.
 Kesan aktif, energik, tajam, serta mengarah

Sintesa
Bentuk dasar massa bangunan yaitu pengembangan dari bentuk lingkaran
(Dinamis) serta persegi panjang (geometris) yang dapat memberikan kesan
sederhana (tenang, bentuk yang akrab dengan lingkungan), mudah diatur, memiliki
optimasi ruang yang besar serta terkesan lapang (terbuka).

Eksplorasi material
1. Bambu
Sebagai material konstruksi, bambu yang merupakan bahan bangunan yang
dapat diperbarui (renewable), sudah dikenal sejak nenek moyang kita dengan
potensi yang belimpah dan belum maksimal dimanfaatkan. Sampai saat ini bambu
hanya dipakai sebagai alat rumah tangga, perabotan dapur dan konstruksi bangunan
(rumah, jembatan) dll. Untuk bahan konstruksi, bambu digunakan secara utuh
dalam bentuk bulat dengan sistem sambungan konvensional (pasak dan alang-
alang) tetapi sekarang bambu diolah terlebih dahulu menjadi bahan jadi seperti,
panel bambu, balok bambu, bambu lapis, dll, sehingga bentuk lebih modern dan
pemakaiannya lebih praktis. Kelebihan konstruksi tradional bambu sebetulnya
sudah dibuktikan pada konstruksi rumah di daerah gempa, dimana pasca bencana
(gempa) konstruksi rumah dengan sistem rangka bambu atau kayu masih utuh
berdiri sedangkan bangunan dengan konstruksi pasangan bata atau rangka beton
banyak yang runtuh berarti, konstruksi ini sangat cocok dipakai di daerah-daerah
berpotensi gempa di Indonesia karena lebih elastis terhadap gempa. (Nur Hafid,
2011:3)
Kelebihan material bamboo
1. Mudah didapatkan, dilokasi perancangan
2. Sifat elastis dan mudah dibentuk
3. Memiliki daya tahan yang baik.
2. Kayu
Kayu merupakan salah satu bahan material struktur yang sudah lama
dikenal oleh masyarakat luas. Kayu sebagai hasil utama hutan akan tetap terjaga
keberadaannya selama hutan dikelola secara lestari dan berkesinambungan. Bila
dibandingkan dengan material struktur lain, material kayu memiliki berat jenis yang
ringan dan proses pengerjaannya dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana
dan ringan. Sebagai bahan dari alam, kayu dapat terurai secara sempurna sehingga
tidak ada istilah limbah pada konstruksi kayu (environmental friendly).

3. Alang-alang
Atap Alang Alang, adalah Atap yang menggunakan Alang Alang sebagai
bahan utamanya, dan tentunya penggunaan alang alang sebagai atap bangunan ini
adalah untuk memenuhi keinginan membuat sebuah bangunan yang bisa
memberikan kesan natural atau alami.
Atap alang alang sangat cocok dipasang pada bangunan, dimana Anda ingin
bangunan tersebut bisa memberikan penampilan yang berbeda dari bangunan
lainnya serta memberikan kesan yang unik, natural, serta nuansa alam pedesaan
yang bisa dinikmati oleh orang-orang yang berada di dalam bangunan tersebut.
Dalam Prakteknya, atap alang alang sangat banyak banyak di pasang pada
bangunan yang diperuntukkan secara komersial seperti restoran, villa, hotel, dan
bangunan-bangunan lainnya, dimana diharapkan dengan pemasangan atap alang
alang tersebut bisa memberikan kenyamanan pada setiap orang yang berada di
ruangan atau bangunan beratap alang alang tersebut.
Pengunaan atap alang-alang ini sesuai dengan pendekatan tektonika yang
menggunakan dan memaksimalkan material dari alam, dimana alang - alang yang
biasa dianggap tumbuhan hama, bisa menjadi material yang baik dan jangka
tumbuh yang cepat.

Sintesa
Berdasarkan analisa diatas, bangunan nantinya diharapkan dapat
membentuk citra bangunan yang memiliki nilai yang jujur dengan penggunaan
material yang ramah akan lingkungan dan datang dari alam. Dengan bambu dan
kayu yang memenuhi bangunan sebagai material utama yang menjadi estitika
bangunan, dengan harapan bangunan nantinya mampu menyatu dengan alam
disekitar lingkungan, namun tetap berpengaruh dengan nilai budaya setempat.

Struktur dan Konstruksi


Kriteria Struktur dan Konstruksi
Berdasarkan tinjauan tektonika arsitektur, didapatlah beberapa kriteria
struktur konstruksi sebagai penyelesaian fenomena atau permasalahan eksisting di
lapangan:
 Struktur konstruksi benar dan wajar seperti rangka tubuh manusia
 Struktur konstruksi sebagai pembentuk bangunan, pencipta ruang, citra juga
suasana dan identitas ruang
 Struktur konstruksi menyelesaikan permasalahan site, ruang dan material
 Struktur bekerja dengan benar, efisien dan diperlihatkan dengan jujur
 Penyelesaian sambungan struktur benar dan diperlihatkan dengan jujur
 Struktur menanggapi keadaan sekitar baik kontur, jenis tanah, iklim lokal
dan gempa bumi
 Struktur konstruksi dengan system kesan dan material ringan
 Struktur konstruksi dibangun dari pengembangan material lokal dan
teknologi membangun lingkungan.
Analisa Konstruksi Tahan Gempa
Menurut Y.B Mangunwijaya (1980:80) beberapa catatan praktis yang sangat
menentukan ketahanan gedung ada dua hal yaitu bahan yang dipakai dan struktur
yang dipilih, beberapa catatan lebih detail sebagai berikut:
 Bangunan dengan kerangka material yang elastis baik untuk menanggapi
goncangan, seperti kayu dan bambu namun tetap membutuhkan pengkaku-
pengkaku silang.
 Pondasi titik dari tiang-tiang penopang tanpa pembebanan dinding lebih
elastis menghadapi guncangan gempa
 Pasangan batu bata direkatkan dengan perekat PC-kapur-pasir dan diberi
perkuatan tulangan
 Bangunan bawah dibangun lebih berat dibanding bangunan atas. Atap
ringan dengan perkuatan kolom masiif lebih stabil menghadapi gempa.
Berikut ini merupakan prinsip struktur tahan gempa (Cholis Idham, 2014):

 Kesederhanaan struktur

Gambar 3-2 Skematik Metode perancangan dalam arsitektur (Sumber Duerk,


1993; Hershberger, 1999)
 Kesederhaan denah dan bentuk bangunan

Gambar 3-3 Skematik Metode perancangan dalam arsitektur (Sumber Duerk,


1993; Hershberger, 1999)

 Pengkakuan horizontal dan torsial

Gambar 3-4 Skematik Metode perancangan dalam arsitektur (Sumber Duerk,


1993; Hershberger, 1999)

 Pengkakuan plat lantai

Gambar 3-5 Skematik Metode perancangan dalam arsitektur (Sumber Duerk,


1993; Hershberger, 1999)
Sintesa
Berdasarkan pertimbangan diatas, pengunaan struktur konstruksi pada rancangan
resort wisata akan menggunakan struktur yang sesuai dengan kajian kajian yang
ada. Penggunaan material ringan dan pengestetisan pada struktur dan konstruksi
sesuai dengan konsep tektonika.

Analisa Selubung
Penggunaan matrial bamboo dan kayu sebagai struktur dan Konstruksi pada
bangunan manjadikan struktur sebagai bagian dari pembentuk ruang, citra, suasana
dan identitas pada bangunan. Hal ini merupakan prinsip-prinsip tektonika
arsitektur.

Analisa Utilitas
Sistem Elektrikal
Sistem elektrikal menggunakan sumber utama dari PLN, dengan tambahan
penyediaan listrik secara mandiri melalui genset, ketika pasokan dari PLN terhenti.
Pertimbangan pemilihan sistem elektrikal antara lain :
 Kapasitas yang memadai
 Kestabilan arus listrik
 Keamanan, keselamatan bangunan dan penghuninya jika terjadi
korsleting atau hubungan pendek arus listrik
 Kemudahan dan perawatan
Keterangan :
ATS : Automatic Transfer Switch, yaitu alat untuk mentransfer aliran listrik secara
otomatis dari aliran PLN ke aliran genset sehingga genset menjadi sumber tenaga
listrik pada saat aliran dari PLN terputus.
EMD : Electrical Main Distribution, pusat distribusi aliran listrik, dari sini aliran
listrik dialirkan ke unit ruang dan unit bangunan yang membutuhkan.
Sistem Jaringan Air
A. Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari air tanah yang ditampung pada bak
penampungan kemudan di distribukan menggunakan pipa-pipa ke dalam
bangunan
B. Air Limbah
Jaringan air kotor serta limbah pada Resort Wisata yang direncanakan
adalah menggunakan sistem DEWATS (Desentralized Waste Water
Treatment System), yaitu dimana pengelolaan limbah dengan metode
alamiah yang berlangsung terus-menerus secara continue tanpa
menggunakan energi dengan memanfaatkan vegetasi dan bakteri sebagai
alat penetrailisir limbah.
Adapun kelebihan dari sistem DEWATS adalah :
 Tidak membutuhkan energi seperti listrik dalam operasionalnnya Hasil
akhir pengolahan limbah mampu digunakan lagi, seperti untuk
penyiraman tanaman.
 Bisa digunakan untuk netralisasi berbagai limbah cair.
 Mampu menetralisasi limbah sampai volume 1000 m3/hari.
 Tidak dibutuhkan teknologi yang mahal dan canggih dalam
pengerjaannya.
 Hemat biaya dalam perawatannya

C. Air Hujan
Jaringan drainase mengusahakan agar air hujan yang turun dapat
semaksimal mungkin dapat meresap ke dalam tanah, dan tidak terjadi
genangan, hal ini untuk menghindarkan dari penyakit dengan cara
meminimalisir perkerasan pada tapak.

Anda mungkin juga menyukai