Anda di halaman 1dari 8

METODE PELAKSANAAN

1. Uraian Umum Kegiatan

Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi biaya pelaksanaan, dimana
Kontraktor harus dapat merealisasikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, biaya yang telah
dianggarkan dan kualitas pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan pihak pengguna anggaran, sebagai upaya untuk
terlaksananya rencana proyek tersebut, maka berikut ini kami susun Metode Pelaksanaan.
Demi kelancaran, keamanan, mobilisasi alat, bahan serta staff dan pekerja yang akan memasuki lahan
harus mendapat ijin, sesuai peraturan yang berlaku serta berkoordinasi dengan keamanan setempat.
Metode pelaksanaan mengacu pada prinsip bahwa target pembangunan harus dapat diselesaikan tepat
waktu yaitu selama 120 hari kalender, tepat biaya sesuai dengan SPH dan tepat mutu sesuai dengan RKS +
Spesifikasi teknis. Proyek ini merupakan proyek paket pekerjaan Sipil, dimana pelaksanaan mengikuti pekerjaan
pengurugan dan pemadatan serta pasangan batu.
Dengan menyikapi dan mentaati Peraturan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan maka pekerjaan
konstruksi sangat penting terutama dalam rangka memberi jaminan kelangsungan suatu pekerjaan hingga selesai.
Untuk menyelesaikan suatu pekerjaan perlu ditata secara baik dan benar terutama jangka waktu penyelesaian dan
kualitas atau mutu suatu pekerjaan. Manajemen yang baik dan benar maksudnya adalah :
 Memenuhi ketentuan-ketentuan keteknikan
 Memenuhi standar konstruksi
 Memenuhi kaidah efesiensi
Menjalankan suatu manajemen dilapangan seorang Direktur mendelegasikan wewenangnya kepada anggota
organisasi Proyek/Pekerjaan dalam bentuk :
 Penetapan tugas organisasi proyek dengan jelas dan tepat.
 Pemilihan orang yang benar-benar memiliki kemampuan sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan.
 Pembuatan job description yang tepat
 Pemberian dukungan moril terhadap tim pelaksana lapangan
 Evaluasi hasil pelaksanaan di lapangan

Rencana Anggaran Pelaksanaan Pekerjaan merupakan kunci utama, apabila perusahaan menginginkan
proyek/pekerjaan berjalan dengan teratur, tertib dan dapat diketahui kesalahan-kesalahan yang timbul sehingga
dengan cepat dapat diperbaiki dan dicegah untuk tidak mengganggu jalannya pekerjaan selanjutnya.
Peranan metode Konstruksi adalah untuk menyusun cara-cara kerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan
dan suatu cara untuk memenuhi sarana-sarana pekerjaan yang akan mendukung terlaksananya pekerjaan dimaksud,
misalnya dalam memilih peralatan bantu yang digunakan harus sesuai dan efektif.
Cara kerja juga dapat membantu dalam menentukan urutan pekerjaan, menyusun jadwalnya sehingga
dapat menentukan penyelesaian pekerjaan yang dimaksud. Peranan metode pelaksanaan akan mempengaruhi
rencana pembangunan antara lain;
 Jadwal pelaksanaan
 Jadwal tenaga kerja
 Jadwal pendropingan bahan
 Jadwal peralatan dan penggunaannya
Dalam rencana metode pelaksanaan pekerjaan, perusahaan kami akan melibatkan berbagai pihak yang ahli
dalam bidangnya seperti:
 Mengetahui sumber material lokal
 Mengerti bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan
 Menguasai masalah administrasi dan keuangan

RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 1


CV. Trimitra Binatama
Metode pelaksanaan item pekerjaan di lapangan adalah sebagai berikut :

PEKERJAAN PERSIAPAN

a. Urutan pekerjaan : Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi, wajib menyusun daftar/tata urut pekerjaan
berdasarkan pertimbangan efisiensi dalam pelaksanaan yang disetujui oleh Direksi.
Urutan pekerjaan harus diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi kerusakan atas bagian pekerjaan terdahulu
yang mengakibatkan pemborosan waktu dan biaya.
b. Selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari setelah surat perintah kerja (SPK) ditanda tangani/dikeluarkan, sudah
harus mulai dengan kegiatan nyata di lapangan.
c. Membuat Papan Nama Proyek dan dipasang di Lokasi Pekerjaan dilengkapi dengan tulisan warna hitam
dasar di atas dasar warna putih dengan menggunakan bahan dan ukuran yang telah ditentukan dalam
spesifikasi teknis.
d. Membuat los kerja/direksi keet sesuai dengan keperluan.

2. PEKERJAAN TANAH

a. Galian Tanah : Yang termasuk dalam pekerjaan galian tanah ini adalah semua kebutuhan yang ada
hubungannya dengan pekerjaan pembuatan lubang di tanah untuk pondasi.
b. Galian tanah untuk semua lubang pondasi baru boleh dimulai setelah dipasang papan bowplank dengan
diberi tanda As yang diketahui dan disetujui oleh Direksi.
c. Dalam galian dan lebar galian pondasi disesuaikan dengan gambar rencana kerja dan spesifikasi teknis atau
atas petunjuk Direksi.

3. PEKERJAAN URUGAN

a. Yang termasuk dalam pekerjaan urugan tanah semua pekerjaan penimbunan/urugan pemadatan dan
pemerataan kembali baik dengan tanah maupun pasir urug sampai mencapai suatu permukaan baru yang
ditentukan.
b. Menggunakan tanah yang baik untuk urugan tanah yang tidak mengandung bahan organis dan dipadatkan
lapis demi lapis dengan ketebalan dan kepadatan sesuai dengan yang telah ditentukan dalam spesifikasi
teknik atau atas petunjuk Direksi. Begitu pula dengan pekerjaan urugan pasir, apabila urugan pasir berada
dibawah konstruksi maka ketebalan urugan tersebut 5 Cm atau yang ditentukan dalam gambar rencana dan
spesifikasi.

4. PEKERJAAN PONDASI

a. Galian lubang pondasi disesuaikan dengan gambar rencana; jika galiannya melebihi dari yang disyaratkan,
maka akan menimbunnya kembali dan dipadatkan.
b. Pasangan pondasi menggunakan batu karang/batu kali dengan adukan 1 pc : 5 psr.material yang digunakan
harus bebes dari bahan organik (tanah, lumpur, zat asam dsb.),semen yang dipakai adalah semen portland
yang memenuhi SII, serta untuk ukuran batu kali/karang tidak melebihi 20 x 20 cm. Sebelum pasang
pondasi, terdahulu dipasang aanstamping dari batu karang/kali setinggi 20 cm dan urugan pasir setebal 10
cm.
c. Untuk galian pondasi foot plat dimensi galian mengikuti yang ditentukan dalam gambar rencana atau atas
petunjuk direksi
d. Semua tanah hasil galian harus di buang sekurang-kurangnya 1m dari tempat galian.

RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 2


CV. Trimitra Binatama
5. PEKERJAAN BETON BERTULANG

a. Semen
Semen yang dipakai harus dari jenis portland semen yang telah disahkan / disetujui oleh yang berwenang
( SII ) dan dalam segala hal memenuhi syarat sesuai yang dikehendaki oleh Peraturan Beton Bertulang
Indonesia 1991 ( SK SNI T-15-1919 – 03 ). Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan, semen
harus diserah terimakan dalam zak ( kantong ) asli dari pabriknya yang tertutup rapat dan terlindung dari air,
disimpan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Zak–zak semen tersebut tidak boleh
ditumpuk melebihi 2 m tingginya, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud
agar pemakaian semen yang mulai membatu ( rusak ) tidak boleh digunakan / dipakai.

b. Pasir
Bahan– bahan yang boleh dipakai.
Pasir harus yang bermutu baik, bersifat kekal dan bersih dan tidak boleh mengandung bahan–bahan yang
merusak, seperti umpamanya merusak bentuk atau kualitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan,
termasuk daya tahannya terhadap karat baja tulangan. Pasir dalam segala hal harus memenuhi yang
dikehendaki (ketentuan – ketentuan ) PBI 1971.
Pasir harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi
pencampuran satu sama lain atau pengotoran.

c. Air
Air untuk adukan dan merawat beton harus bersih, bebas dari bahan–bahan yang merusak atau campuran–
campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.

d. Baja tulangan
Jenis baja tulangan, baja tulangan harus dari baja lunak dengan mutu baja jenis U 24. bahan tersebut
dalam segala hal harus memenuhi ketentuan– ketentuan PBI 1971.

e. Kerikil
Kerikil harus bersih dan bermutu baik

Penyimpanan
Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka
untuk jangka waktu yang lama.

f. Pemasangan
Sebelum beton dicor, baja tulangan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat, sisik baja atau bahan –
bahan lain yang merusak. Semua tulangan harus dipasang dengan baik, diikat kuat dan tepat hingga tidak
dapat berubah atau bergeser pada waktu adukan beton dipadatkan. Tebal selimut beton harus tepat, untuk
maksud mana penggunaan beton decking yang telah disetujui dapat dipakai.

g. Cetakan ( begisting )

* Bahan
Cetakan harus dibuat dari papan–papan yang bermutu baik. Tebalnya tergantung dari kualitas jarak
rangka penguat cetakan tersebut.

* Konstruksi
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat dicegah getaran–getaran yang
merusak atau lendutan akibat tekanan adukan beton yang cair atau padat. Cetakan harus dibuat
sedemikian rupa, hingga mempermudah pembongkaran tanpa merusak konstruksi.

* Perlengkapan untuk pembersihan


RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 3
CV. Trimitra Binatama
Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan– perlengkapan untuk
membersihkan kotoran, serbuk gergaji, potongan– potongan kawat pengikat dan lain–lain.

* Pelapis cetakan
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan, pelapis cetakan dari merk yang telah disetujui dapat
dipakai. Minyak pelumas baik yang sudah dipakai / yang belum dipakai, tidak boleh digunakan untuk ini.

h. Adukan beton

* Rencana adukan
Jenis adukan beton harus diberi agregat kasar atau halus yang banyaknya memenuhi persyaratan beton
minimal campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl

* Bahan campuran tambahan ( additive )


Hanya jika disetujui oleh pemberi tugas secara khusus dan tertulis, tetapi sejauh mungkin penggunaan
additive dihindarkan.

* Pengadukan
Semua pengadukan beton menggunakan mesin pengaduk (beton molen) yang berkapasitas tidak kurang
dari 350 liter.

i. Pemberitahuan tentang pelaksanaan pengecoran

Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian–bagian utama, harus memberitahu
pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuan. Jika tidak ada pemberitahuan yang semestinya atau
persiapan pengecoran tidak disetujui oleh pemberi tugas, maka siap diperintahkan untuk menyingkirkan
beton yang baru dicor atas biaya sendiri.

* Perbandingan, pengadukan, pengangkutan, persiapan cetakan dan alat–alat dan pengecoran beton.

 Perbandingan
Untuk memperoleh perbandingan adukan yang benar, semua bahan harus ditakar, berdasarkan
volumenya atau beratnya.

 Pengadukan
- Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk ( beton molen ) sekurang–
kurangnya 5 menit setelah bahan–bahan dimasukkan kedalam molen. Adukan harus
memperlihatkan susunan dan warna yang merata / sama.
- Adukan beton sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan dengan air dimulai. Bila
adukan digerakkan secara terus menerus, jangka waktu ini dapat diperpanjang hingga 2 jam.

 Pengangkutan
Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa hingga dapat dicegah adanya pemisahan dari bagian–
bagian bahan dan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 m. Untuk kolom yang tinggi, “
lubang “ harus dibuat pada cetakan untuk mengurangi terlalu tinggi jatuhnya adukan.

 Persiapan cetakan dan alat–alat


Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus dibuang dari cetakan. Permukaan
cetakan dan pasangan–pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi
dengan air bersih sebelum dicor. Semua alat dan perkakas untuk pengecoran harus bersih dan tidak
ada adukan yang mengeras, minyak yang menempel dan sebagainya.
 Pengecoran beton

RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 4


CV. Trimitra Binatama
Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang dalam keadaan
normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus
dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan pemberi tugas. Tidak
boleh mengecor beton waktu hujan kecuali jika yg telah disetujui oleh pemberi tugas.

6 PEKERJAAN PASANGAN TEMBOK DAN PELESTERAN

a. Semen
Semen untuk pekerjaan pasangan harus sama kualitasnya dengan semen yang ditentukan untuk pekerjaan
beton.

b. Pasir
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus sama kualitasnya dengan pasir yang ditentukan untuk pekerjaan
beton.

c. Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi syarat–syarat dalam pekerjaan beton.

* Jenis adukan
Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipergunakan sesuai dengan yang diinstruksikan dalam gambar – gambar
atau dalam spesifikasi pekerjaan ini adalah 1 Pc : 5 Psr.

Mencampur
Adukan harus dicampur dalam alat tempat pencampur / mixer yang telah disetujui atau dicampur dengan
tangan, diatas permukaan yang bersih dan keras. Dilarang memakai adukan yang sudah mulai mengeras
atau membubuhkannya kembali untuk dipakai lagi.

* Bahan dinding atau tembok ( bataco )


Batu bataco yang dipakai harus memenuhi syarat–syarat sebagai berikut :

 Kualitas terbaik
 Sisi–sisi dengan permukaan rata, tegak lurus runcing
 Keras dan tidak mudah patah
 1 ukuran & kualitas (jika ada perbedaan tidak lebih dari 3 mm)
 Penyerahan ditempat pekerjaan hanya diizinkan maksimum 5 % yang patah

* Pelaksanaan
Dinding harus dipasang dan didirikan menurut masing–masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang
disyaratkan dalam gambar rencana dan memasang profil–profil dan sebagainya dan harus sudah
diperiksa kebenarannya baik secara vertikal maupun horizontal. Blok–blok / batu bata sebelum dipasang
harus direndam didalam air agar proses pengeringan lambat.
Blok–blok atau bata diletakkan diatas adukan datar dengan sambungan 10 mm, perletakannya sebaik
mungkin dan dengan sambungannya diisi penuh dengan adukan selama pekerjaan berjalan dan dalam
pemasangan tembok baru, pada saat yang bersamaan, pekerjaan tidak boleh melebihi tinggi 1 m diatas
pasangan yang lalu.

RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 5


CV. Trimitra Binatama
7. PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP DAN PENUTUP PLAFOND

a. Pekerjaan rangka atap / kap


Konstruksi rangka atap menggunakan Pipa GIP diperkuat dengan las.
Pelaksanaan dikerjakan dengan mengikuti bestek

b. Atap
* Bahan
Penutup atap menggunakan atap bahan asphalt
* Pemasangan
Semua pekerjaan dari atap harus dibuat dan dipasang dengan menurut standard yang paling baik.
Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak ada lekukan.

8. PEKERJAAN PAVING BLOCK

a. Untuk pekerjaan paving block digunakan bahan yang berkualitas baik, ukuran mengikuti bestek
dalam gambar

9. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

a. Umum
Semua pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan dikerjakan oleh perusahaan / instalatur yang memiliki
Surat Ijin ( SIKA ) dari PLN dan dapat dipercaya mempunyai reputasi yang baik dan mempunyai pekerja
yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya, serta perusahaan tersebut terdaftar sebagai instalatir
resmi PLN.
Seluruh pekerjaan instalasi dikerjakan menurut “ peraturan umum instalasi listrik di Indonesia / peraturan
PLN “ edisi yang terakhir sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan
memerlukan persetujuan pemberi tugas.

b. Luas pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk dalam keahlian ini meliputi penyediaan semua bahan yang diperlukan dan
instalasi penerangan lengkap, sistim penyaluran dalam, termasuk juga papan–papan sekering, pemutus–
pemutus arus utama dan sebagainya. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan instalasi titik lampu dan panel – panel
sampai pada pemasangan mata lampu dan pemasangan sekering.
Pekerjaan ini tidak termasuk pengadaan daya.

c. Gambar–gambar
Diagram dari instalasi listrik ditunjukkan dalam gambar kontrak dan hanya menunjukkan pekerjaan instalasi
yang akan dipasang aliran dan pengaturan saluran / jaringan, kawat–kawat, kedudukan saklar–saklar
( switch ), stop kontak–stop kontak, papan sekring (panel board ) dan sebagainya.
Dalam garis besarnya harus seperti yang ditentukan, dapat dirubah jika dikehendaki untuk
disesuaikan dengan keadaan bangunan, tapi tergantung kepada persetujuan Direksi atau yangmemberi
tugas.

10.PEKERJAAN PENGECATAN

a. Bahan, ketentuan – ketentuan umum


Semua bahan–bahan cat dari kualitas yang telah disetujui dan jika dikehendaki dapat memberikan
keterangan lengkap mengenai bahan tersebut dan prosesnya.

Semua cat dipergunakan dan dipulaskan sesuai dengan instruksi pabriknya. Juga plamir dan cat dasarnya
dikeluarkan oleh pabrik yang sama untuk masing–masing lapisan pemakaian.
RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 6
CV. Trimitra Binatama
b. Bahan, ketentuan – ketentuan khusus yaitu :
* Pekerjaan kayu
Cat yang akan dipakai untuk pekerjaan kayu petunjukan dalam spesifikasi, sebelum cat tersebut
dipergunakan.

* Dinding
Cat dinding luar dan dalam, kolom. Langit–langit dan sebagainya memakai cat yang berkualitas baik
sesuai yang ditentukan dalam spesifikasi.

c. Persiapan dan pengecatan dasar untuk kayu


Petak–petak, celah–celah dan lubang–lubang harus digosok, dicat dasar dan diperbaiki dengan jalan
menambal dengan dempul dan diratakan.
Dempul tersebut dari kualitas dan merk yang disetujui.

Mata kayu dipotong dan diganti dengan kayu yang mulus atau dipotong permukaannya diperbaiki dengan
tambalan.
Mata kayu yang kecil – kecil diberi 2 ( dua ) lapisan plamir yang tipis. Pekerjaan kayu halus yang sudah
digabungkan harus dicat dasar sintetis.

d. Persiapan dan pengecatan dasar plesteran


Plesteran diberi waktu secukup mungkin untuk mengering dan jangan dipulas (dicat) sebelum permukaan
benar – benar kering.
Semua pekerjaan plesteran atau semen yang cacat dipotong dan diperbaiki dengan plesteran dari jenis
sama.

Sebelum permukaan plesteran diberi satu lapisan cat dasar, debu–debu yang menempel pada permukaan–
permukaannya dibersihkan dengan lap yang kering lalu dilanjutkan dengan menyekanya memakai lap yang
dibasahi dengan air bersih lalu dikeringkan.
e. Lapisan cat akhir ( finishing )
Lapisan cat akhir dipulaskan sampai merata menurut ketentuan–ketentuan dalam spesifikasi
f. Pekerjaan kayu ( dicat )
Diberi 2 lapis cat dasar dan 3 lapis cat halus yang mengkilap kalau sudah kering
g. Pekerjaan kayu ( dipelitur )
Diberi 2 lapis pelituran yang mengkilap kalau sudah kering
h. Dinding, kolom dan langit–langit
Semua pengecatan dilakukan minimal 3 lapis sampai merata dan atas persetujuan direksi.

Sesudah pelaksanaan seluruh item pekerjaan yang tertulis didalam bestek/kontrak maka dilakukan pembersihan
akhir dan perapihan.
Semua jadwal diatas mengikat dengan jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan selama 120 (Seratus dua puluh) hari
kalender.
Didalam pelaksanaan pekerjaan pasti mengalami hambatan, terutama pengadaan bahan material lokal yang
berhubungan dengan pihak ketiga (semen, dan bahan lainnya) karenanya untuk mengantisipasi akan hal tersebut
kami pihak perusahaan melakukan pembelian dalam jumlah cukup banyak berupa Delivery Order/DO baik semen
maupun bahan lainnya sehingga begitu satuan kerja sementara sudah menerbitkan SPPJ untuk perusahaan, kami
secara menegemen sudah siap untuk mendatangkan bahan tersebut minimal sudah sampai digudang perusahaan.
RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 7
CV. Trimitra Binatama
Kalaupun terjadi hal-hal diluar kemampuan kami, maka perusahaan sudah siap dalam bentuk lembar kerja / daftar
simak yang menggamnbarkan sesuatu terlaksana dengan baik dan berkesinambungan dan wajib dituangkan lebih
rinci dalam Rencana Mutu Kontrak (RMK) saat PCM.
Guna mengukur/mengetahui tingkat kemajuan pelaksanaan pekerjaan maka dilakukan evaluasi terhadap kemajuan
pekerjaan dengan dasar laporan penyelesaian pekerjaan yang dibuat oleh pelaksana dan mengetaui direksi
pekerjaan, sehingga hasil pelaksanaan dapat diketahui tingkat kemajuan dan kelambatannya pada kegiatan apa?
Dan kegiatan itu selanjutnya dapat diselesaikan dengan memanfaatkan Rencana Mutu Kontrak (RMK) yang sudah
diajukan perusahaan yang mendapat persetujuan dari Pengguna Anggaran Program sebagai bahan acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

Demikian metode pelaksanaan pekerjaan ini kami buat dengan sesungguhnya dan menjadi bahan acuan dalam
menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas apabila perusahaan kami ditunjuk sebagai pelaksana
pekerjaan tersebut.

Kupang, 06 Agustus 2019


Penawar,
CV. SIAGA

ROEDY BASUKI
Direktur

RKS Pengembangan Gedung Kantor Bappeda 2005 8


CV. Trimitra Binatama

Anda mungkin juga menyukai