Piroklastik
Piroklastik
PENDAHULUAN
Petrografi merupakan salah satu cabang dari ilmu geologi. Petrografi ini juga
merupakan tingkat lanjutan dari mata kuliah sebelumnya yaitu mineral optik. Dalam
yang terdapat pada sayatan tipis tersebut. Keseluruhan komponen yang telah di amati
Pada praktikum petrografi kali ini, sayatan tipis batuan yang di amati
amati beberapa komponen dasar pada batuan piroklastik, misalnya kandungan ash,
crystal, rock fragmen, dan lain – lain. Dari komponen – komponen tersebut nantinya
1.2.1 Maksud
Maksud dilakukan praktikum ini yaitu sebagai salah satu metode atau cara
1.2.2 Tujuan
1.3.1 Alat
1. Mikroskop polarisasi
2. Lap kasar
3. Lap halus
4. Penggaris
5. Penghapus
6. Pulpen
7. Pensil
8. Kertas A4
9. Buku penuntun praktikum
10. Buku Rocks and Mineral
11. Pensil warna, dan
12. LKP (Lembar Kerja Praktikum)
1.3.2 Bahan
sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Melengkapi alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum
tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Batuan piroklastik adalah suatu batuan yang berasal dari letusan gunungapi,
sehingga merupakan hasil pembatuan daripada bahan hamburan atau pecahan magma
yang dilontarkan dari dalam bumi ke permukaan. Itulah sebabnya dinamakan sebagai
piroklastika, yang berasal dari kata pyro berarti api (magma yang dihamburkan ke
permukaan hampir selalu membara, berpendar atau berapi), dan clast artinya
piroklastika adalah batuan beku luar yang bertekstur klastika. Hanya saja pada proses
pembentukan batuan sedimen. Misalnya diangkut oleh angin atau air dan membentuk
seperti batuan sedimen. Pada kenyataannya, setelah menjadi batuan, tidak selalu
mudah untuk menyatakan apakah batuan itu sebagai hasil kegiatan langsung dari
butir klastikanya, sebagai bahan lepas (endapan) dan setelah menjadi batuan
piroklastika.
struktur pendinginan yang terjadi pada saat magma dilontarkan dan membeku secara
cepat di udara atau air dan di permukaan bumi. Salah satu struktur yang sangat khas
adalah struktur kerak roti (bread crust structure). Bom ini pada umumnya
mempunyai bentuk membulat, tetapi hal ini sangat tergantung dari keenceran magma
pada saat dilontarkan. Semakin encer magma yang dilontarkan, maka material itu
juga terpengaruh efek puntiran pada saat dilontarkan, sehingga bentuknya dapat
bervariasi. Selain itu, karena adanya pengeluaran gas dari dalam material magmatik
panas tersebut serta pendinginan yang sangat cepat maka pada bom gunungapi juga
terbentuk struktur vesikuler serta tekstur gelasan dan kasar pada permukaannya. Bom
disebut batuapung (pumice). Batuapung ini umumnya berwarna putih terang atau
kekuningan, tetapi ada juga yang merah daging dan bahkan coklat sampai hitam.
Batuapung umumnya dihasilkan oleh letusan besar atau kuat suatu gunungapi dengan
magma berkomposisi asam hingga menengah, serta relatif kental. Bom gunungapi
yang juga berstruktur vesikuler tetapi di dalamnya tidak terdapat serat kaca, bentuk
lubang melingkar, elip atau seperti rumah lebah disebut scoria (scoria). Bom
gunungapi jenis ini warnanya merah, coklat sampai hitam, sifatnya lebih berat
daripada batuapung dan dihasilkan oleh letusan gunungapi lemah berkomposisi basa
serta relatif encer. Bom gunungapi berwarna hitam, struktur masif, sangat khas
bertekstur gelasan, kilap kaca, permukaan halus, pecahan konkoidal (seperti botol
pecah) dinamakan obsidian. Blok atau bongkah gunungapi dapat merupakan bom
dan tidak terlihat adanya struktur – struktur pendinginan. Dengan demikian blok
dapat merupakan pecahan daripada bom gunungapi, yang hancur pada saat jatuh di
permukaan tanah/batu. Bom dan blok gunungapi yang berasal dari pendinginan
magma secara langsung tersebut disebut bahan magmatik primer, material esensial
atau (juvenile). Blok juga dapat berasal dari pecahan batuan dinding (batuan
gunungapi yang telah terbentuk lebih dulu, sering disebut bahan aksesori), atau
fragmen non-gunungapi yang ikut terlontar pada saat letusan (bahan aksidental).
“Batuan – batuan piroklastik adalah batuan yang dihasilkan oleh proses litifikasi
bahan – bahan lepas yang dilemparkan dari pusat vulkanik selama erupsi yang
bersifat explosif. Bahan tersebut jatuh kemudian mengalami litifikasi baik sebelum di
Batuan piroklastik adalah batuan yang tersusun atas fragmen – fragmen hasil
erupsi vulkanik secara explosive, Williams, Turner and Guilbert (1954). Menurut
Heinrich (1956), batuan piroklastik terdiri atas bahan rombakan yang diletuskan dari
lubang vulkanik, diangkut melalui udara sebagai bahan maupun awan pijar,
kemudian diendapkan di atas tanah yang dalam kondisi kering ata dalam tubuh air.
Fisher (1961) lihat Carozi (1975), mengartikan batuan piroklastik sebagai bagian dari
batuan vulkanoklastik.
langsung ke darat yang kering melalui udara saja. Jikalau bahan tersebut
jatuh pada lereng kerucut gunung api yang curam, maka dapat terjad
Tipe III : Bahan-bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat vulkanik yang
“reworking”.
darat maupun di bawah muka laut/danau) jatuh langsung melalui air yang
aktif. Sebelum mengalami litifikasi, bahan-bahan tersebut mengalami
piroklastik.
Tipe V : Bahan-bahan piroklastik yang telah jatuh, kemudian sebelum litifikasi dia
diangkut dan kemudian diendapkan kembali di tempat lain oleh air (misal
c) Ignimbrit.
Ignimbrit menurut MacDonald (1972), adalah suatu batuan yang terbentuk dari aliran
abu panas, yang dalam sayatan tipis terlihat kristal-kristal yang rusak (broken crystal)
a) Aglomerat : menurut Fisher (1961) sebagai batuan yang terbentuk dari hasil
yang jumlah kandungan bom dan abu sebanding atau dominan terdiri atas abu
vulkanik.
b) Breksi piroklastik menurut Mac Donald (1972) dan Fisher (1958) diartikan
Donald (1972) sebagai batuan yang mengandung blok sebanding dengan dengan
kandungan lapilli – abu vulkanik hampir sama atau abu volkanik lebih dominan.
f) Tuff : batuan yang tersusu atas abu vulkanik (2mm), yang dapat dibagi lagi
RF RF
RF
Foto Rock fragmen pada tufa lapili.
- Matrix
Merupakan bahan detrital halus yang terendap bersama-sama dengan
1. Volcanic breccia
This breccia is composed of fragments of a variety of volcanic materials.
2. Spherulites in rhyolite
SiO2, and in this cross-polarized shot, appear as round objects with dark
crosses. Note the large phenocryst which forms the nucleus of one of the
spherulites at center-left.
3. Vitrophyre
account for the extremely large difference in grain size in this rock?
4. Poorly-welded tuff
In this sample, the glass shards are starting to get deformed. Note the
5. Lightly-compacted tuff
In this tuff, the irregularly-shaped glass shards are still relatively undeformed.
Also note the phenocryst of quartz (clear) and biotite (dark red) in this slide.
pettijohn (1975) banyak dipakai oleh para ahli geologi. Skala ukuran yang dipakai,
skala ukuran batuan sedimen yang dibuat oleh wentworth, hanya saja batas kisaran
sampai 32 mm.
Tufa kasar : fragmen-fragmen tersusun atas abu kasar dengan ukuran butir
yang terelaskan.
- Tufa pisolit, tersusun atas pisolit-pisolit abu gelas yang sangat halus.
2. Lithic tuff : tufa dengan penyusun utama fragmen batuan.Gelas dijumpai
dalam jumlah yang relatif sedikit. Fragmen biasa menyusun batuan ini
kristal. Gelas dijumpai dalam jumlah sedikit. Tufa kristal riolitik, kristal-
kristal terdiri dari kuarsa, sanidin, biotit, hornblende kadang dijumpai juga
Glass
Vitric tuf 50
50
3.1 Sampel 1
material yang terdapat pada sampel batuan ini antara lain kristal yang berupa kuarsa
Rata-Rata
Material I (%) II (%) III (%)
(%)
Kuarsa 90 95 85 90
Ash 10 5 15 10
Pada kenampakan mikroskopik dari batuan ini, hampir sebagian besar
disusun oleh gelas vulkanik, dengan bentuk umum euhedral - anhedral dan sebagian
magma pada suhu sekitar 375oC membentuk mineral kuarsa. Pada saat terjadi
letusan gunung berapi yang berupa letusan eksplosif material-material ini terlempar
material vulkanik ini terbentuk berdasarkan cara yang ketiga dimana material
vulkanik setelah dilemparkan dari pusat vulkanik jatuh langsung diatas darat atau di
dalam air yang tenang dan tidak mengalami percampuran dengan material-material
non vulkanik yang terdapat dalam cekungan tersebut. Hal ini dapat diamati pada
batuan ini tidak memperlihatkan / menunjukkan adanya gejala reworking oleh air.
Gelas vulkanik yang merupakan salah satu komponen penyusun batuan ini terbentuk
material yang terdapat pada sampel batuan ini antara lain kristal yang berupa
komponen penyusun batuan terdiri dari gelas vulkanik yaitu sekitar 65 %, selebihnya
disusun oleh kristal-kristal mineral yang ukurannya relatif kecil, dengan bentuk
umum euhedral - anhedral dan sebagian broken. Proses pembentukan batuan ini
dimulai dengan terjadinya pembekuan magma pada suhu sekitar 1000 oC - 1200oC
membentuk mineral Augite, disusul pembentukan Ortoklas pada suhu sekitar 500oC –
600oC.. Pada saat terjadi letusan gunung berapi yang berupa letusan eksplosif
yang ketiga dimana material vulkanik setelah dilemparkan dari pusat vulkanik jatuh
langsung diatas darat atau di dalam air yang tenang dan tidak mengalami
tersebut. Hal ini dapat diamati pada kenampakan mikroskopis nampak jelas bahwa
vulkanik yang telah terakumulasi tadi kemudian disemen oleh debu vulkanik
3.3 Sampel 3
material yang terdapat pada sampel batuan ini antara lain kristal yang berupa
Rata-Rata
Material I (%) II (%) III (%)
(%)
Piroksen 15 15 15 15
Ash 85 85 85 85
Pada kenampakan mikroskopik dari batuan ini, hampir sebagian besar
selebihnya disusun oleh kristal-kristal mineral yang ukurannya relatif kecil yaitu
sekitar 15%, dengan bentuk umum euhedral - anhedral dan sebagian broken. Proses
pembentukan batuan ini dimulai dengan terjadinya pembekuan magma pada suhu
sekitar 1000oC - 1200oC membentuk mineral Augit. Pada saat terjadi letusan
gunung berapi yang berupa letusan eksplosif material tersebut terlempar keluar dan
dilemparkan dari pusat vulkanik jatuh langsung diatas darat atau di dalam air yang
yang terdapat dalam cekungan tersebut. Hal ini dapat diamati pada kenampakan
vulkanik yang merupakan salah satu komponen penyusun batuan ini terbentuk dari
ash/debu vulkanik. Material-material vulkanik yang telah terakumulasi tadi
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
fragmen tetapi pada sampel pertama komposisi kristal yang dikandung sekitar
90% dan sisanya gelas vulkanik. Pad a sampel kedua komposisi gelas
4.2 Saran
Peralatan yang kurang memadai sebaiknya diganti dan yang masih bisa
09/batuan-beku-piroklastik.html