Anda di halaman 1dari 2

3.

Implikasi Hukum dan Kaidah-kaidahnya


a. Dilalah muradif

Kaidah yang berkaitan dengan muradif, jumhur ulama’ menyatakan bahwa mendudukkan dua mmiradif
pada tempat yang lain diperbolehkan selama hal itu tidak dicegah oleh syari’. Kaidahnya adalah sebagai
beikut :

‫ايقاع المترادفين فى مكان الخار يجوز اذا لم يقم عليه مانع شرعى‬

“mendudukkan dua muradif pada tempat yang sama diperbolehkan jika tidak ada mani’ syar’iy.”

Al-Quran adalah mukjizat baik dari sudut lafadh maupun artinya.Oleh karena itu tidak diperbolehkan
mengubahnya. Bagi Malikiyah mengatakan bahwa takbir dalam shalat tidak diperbolehkan kecuali
“Allahu Akbar”, sedang Syafi’iyah hanya memperbolehkan “Allahu Akbar” atau “Allahul Akbar”
sedangkan Hanafiyah memperbolehkan semua lafadh yang semisal dengannya, seperti “Allahul A’dhom”,
“Allahul Ajal” dan sebagainya

b. Dilalah musytarak

Dalam pnggunaan lafadh musytarak, jumhur ulama’ dari golongan Syafi’iyah, Abu Bakar dan Abu ‘Ali al-
Jaba’I memperbolehkan penggunaan musytarak menurut arti yang dikehendaki, atau berbagai
makna.Kaidahnya :

‫استعمال المشترك فى معنييه او معا نيه يجوز‬

“Menggunakan (lafadh) musytarak menurut dua atau beberapa arti itu diperbolehkan.”

Alasan mereka berdasarkan pada surah al-Hajj : 18 sebagaimana berikut :

‫س حوحكثثيرر حح ق‬
‫ق‬ ‫ب حوحكثثيرر ثمحن القنا ث‬ ‫س حواللقححمرر حوالنبرجورم حواللثجحبارل حوالقشحجرر حوالقدحوا ب‬
‫ض حوالقشلم ر‬ ‫أحلحلم تححر أحقن ق‬
‫اح يحلسرجرد لحهر حملن ثفيِ القسحماحوا ث‬
‫ت حوحملن ثفيِ اللر ث‬
‫ار فححما لحهر ثملن رملكثرمم إثقن ق‬
‫اح يحلفحعرل حما يححشارء‬ ‫ب حوحملن يرثهثن ق‬‫حعلحليثه اللحعحذا ر‬

“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari,
bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada
manusia?dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. dan Barangsiapa yang
dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia
kehendaki.”

Lafadh yasjudu bisa diartikan menempelkan dahi ke bumi, bias diartikan tunduk. Dan seperti pada surah
al-Ahzab : 56 sebagaimana berikut :

‫إن ا وملئاكته يصلون على النبيِ ياأيها الذين أمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما‬

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Arti lafadh yushalluuna bila datang dari Allah berarti memberikan rahmat, bila dating dari malaikat
berarti memintakan ampunan (istighfar) dan bila dari manusia biasa berarti do'a

Sedangkan menurut ulama’ Hanafiyah, Abu Hasyim, Abu Hasan al-Bashri dan ulama’ lainnya
berpendapat sebaliknya.Yakni pemakaian lafadh musytarak untuk dua atau beberapa maknanya itu tidak
diperbolehkan

Anda mungkin juga menyukai