PARIWISATA BUDAYA
-Potretnyata
Budaya Jawa (sebagai salah satu contoh)
Banyak orang jawa yang tidak mendiami rumah adat jawa, Orang jawa yang menjual
rumah adatnya untuk dibawa ke luar negeri, banyak orang jawa yang kurang memahami bahasa
jawa dan aksara jawa serta sastra jawa , kesenian jawa yang menghilang di tanah jawa sendiri,
yang lebih parah lagi adalah pemerintah daerah kurang peduli terhadap fenomena krisis yang
demikian. Berbanding terbalik dengan fenomena negara lain yang dapat dicontohkan disini
negara Korea antara lain : Pemerintah mewajibkan badan kerjasama KOICA untuk mengajarkan
Tulisan korea, bahasa korea, adat korea dan budaya Korea terlebih dahulu sebelum melangkah
pada kegiatan lain. Ini semua bermakna bahwa pemerintah setempat peduli terhadap budaya
Korea.
Potret lain juga muncul ketika sekumpulan para investor asing bertanya "kami kesulitan
untuk melihat rumah budaya jawa milik rakyat (maksudnya bukan keraton), sastra jawa, aksara
jawa dan kesenian jawa di tanah jawa, sementara kalau di Tanah Bali dan di beberapa negara,
kesemuanya itu mudah kami dapatkan).
Berangkat dari fenomena tersebut diatas, beberapa pemuda berinisiatif dan mengajak
orang tuanya untuk mendirikan suatu wahana yang syarat dengan fenomena budaya. Diawali
dengan membentuk tim kecil yang bertugas menyusun rencana dan sub tim kreatif. Dalam proses
pelaksanaan digunakan rujukan yang berorientasi pada sastra jawa, maka jadilah sebuah areal
yang berdiri beberapa bangunan yang mempunyai karakter budaya jawa berupa :
a. Rumah adat joglo, limasan, kampung dan graha.
b. Kesenian jawa (Java Orqestra) berupa gamelan
c. Kegiatan tari menari
d. Kegiatan wayangan
e. Benda-benda adat yang dipamerkan
Adanya inspirator/Pencetus ide pembangunan rumah budaya, ide tersebut dipolakan dan
diarahkan ( Ide berasal dari Generasi muda yang diarahkan oleh kedua orangtuanya). Foto
pencetus ide dan pengarah.
Proses lanjutan ide adalah penataan lahan sesuai konsep philosofi budaya jawa sehingga
menjadi lahan berundak yang membentuk tiga tingkatan (triloka) yakni : Bhurloka, Bwahloka
dan swar loka
Setelah bangunan rumah budaya berdiri dengan konsep philosofi jawa, maka bangunan tersebut
diisi dengan beberapa kegiatan budaya. Pendopo joglo digunakan untuk pagelaran wayang dan
pagelaran tari dll
Berangkat dari pemahaman awal tentang ekonomi kreatif maka dapat dikatakan bahwa
ekonomi kreatif landasan utamanya terletak pada inisiatf yang berangkat dari ide.
Menurut ahli ekonomi Paul Romer (1993), ide adalah barang ekonomi yang sangat
penting, lebih penting dari objek yang ditekankan di kebanyakan model-model ekonomi. Di
dunia dengan keterbatasan fisik ini, adanya penemuan ide-ide besar bersamaan dengan
penemuan jutaan ide-ide kecil-lah yang membuat ekonomi tetap tumbuh. Ide adalah instruksi
yang membuat kita mengkombinasikan sumber daya fisik yang penyusunannya terbatas menjadi
lebih bernilai. Romer juga berpendapat bahwa suatu negara miskin karena masyarakatnya tidak
mempunyai akses pada ide yang digunakan dalam perindustrian nasional untuk menghasilkan
nilai ekonomi.
Intellectuals (Intelektual),
Business (Bisnis), dan
Government (Pemerintah) sebagai para aktor utama penggerak industri kreatif.
1. Intellectual, kaum intelektual yang berada pada institusi pendidikan formal,
informal dan non formal yang berperan sebagai pendorong lahirnya ilmu dan ide yang
merupakan sumber kreativitas dan lahirnya potensi kreativitas insan Indonesia.
2. Business, pelaku usaha yang mampu mentransformasi kreativitas menjadi bernilai
ekonomis
3. Government, pemerintah selaku fasilitator dan regulator agar industri kreatif
dapat tumbuh dan berkembang
Tiga komponen ini yang dirasa masih kurang sentuhan perhatiannya justru di
pemerintahan/Government. Harapan masyarakat kepada pemerintah Pusat maupun daerah,
hendaklah menjadi fasilitator dan protector yang membawa terselenggaranya kesejahteraan
masyarakat yang digerakkan oleh ekonomi kreatif, khususnya terkait dengan kelestarian budaya
yang dapat dijadikan sebagai destinasi wisata.
Puri Agung dengan seluruh jajarannya bertindak sebagai intellectual dan business menyajikan
ide ekonomi kreatif yang dituangkan dalam resort budaya jawa yang dapat digunakan sebagai
destinasi wisata budaya yang ternyata juga bisa berperan dalam merekunstruksi kegiatan budaya
sekaligus mengobatk kerinduan orang jawa terhadap budayanya, bagaimana dengan pemerintah
khususnya pemerintah daerah. Harapan masyarakat agar Pemerintah daerah menyentuh, agar
timbul intelektual-intelektual serta pembisnis yang lain.