Negara A Negara B
Ekspor adalah penjualan barang ke luar negeri dengan menggunakan sistem pembayaran, kualitas,
kuantitas dan syarat penjualan lainnya yang telah disetujui oleh pihak eksportir dan importir. Proses
ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri
untuk memasukannya ke negara lain
Impor adalah proses pembelian barang atau jasa asing dari suatu negara ke negara lain. Impor barang
secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun
penerima.
Ada beberapa faktor yang mendorong semua negara di dunia melakukan perdagangan luar negeri.
Faktor-faktor pendorong tersebut terdiri atas hal-hal berikut ini.
Barang kebutuhan yang dapat dihasilkan oleh suatu negara tergantung pada sumber daya alam yang
dimiliki. Perbedaan sumber daya ini juga tergantung pada kondisi wilayah di negara tersebut. Misalnya
di Indonesia wilayah daratannya luas dan subur, sehingga sangat cocok untuk pertanian, yang sebagian
besar hasil produksinya berupa kelapa sawit, karet, kopi, dan sebagainya. Sedangkan negara Singapura
wilayah daratannya relatif sempit, sehingga kegiatan pertanian atau perkebunan cukup sedikit.
Singapura dikenal sebagai negara industri yang menghasilkan beraneka ragam barang, salah satunya
adalah alat-alat elektronik. Kebutuhan hasil-hasil pertanian dipenuh dengan cara mengimpor dari negara
lain.
b . Teknologi
Setiap negara memiliki teknologi yang berbeda, sehingga barang yang dihasilkannya juga berbeda.
Perbedaan-perbedaan inilah yang mendorong kegiatan pertukaran barang antarnegara. Perbedaan
teknologi tersebut memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih modern
dan mengimpor mesin-mesin atau alat-alat yang lebih modern untuk mewujudkan teknik dan cara
produksi yang lebih baik.
d . Perbedaan Selera
Manfaat Ekspor
a. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia
Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri.
Misalnya, pakaian batik merupakan salah satu produk Indonesia yang mulai dikenal oleh masyarakat
dunia. Apabila permintaan terhadap pakaian batik buatan Indonesia semakin meningkat, pendapatan
para produsen batik semakin besar.
Dengan demikian, kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.
Apabila kondisi keamanan suatu negara tidak stabil, seperti adanya peperangan, kerusuhan, dan lain
sebagainya, Negara-negara lain akan merasa takut untuk melakukan pedagangan. Akibatnya, mereka
akan beralih ke Negara yang lebih aman. Sebaliknya, apabila kondisi keamanan suatu Negara baik, maka
banyak Negara yang terdorong untuk melakukan transaksi perdagangan.
Setiap Negara memiliki kebijakan ekonomi yang berbeda-beda. Terkadang kebijakan yang diterapkan
tersebut menghambat proses perdagangan internasional. Contohnya adalah pembatasan jumlah impor.
Negara yang membatasi impor akan membuat Negara eksportir kehilangan sedikit peluangnya untuk
mendapatkan keuntungan. Selain itu, biaya pajak impor/ekspor yang tinggi, surat perijinan yang berbelit-
belit akan menghambat proses perdagangan internasional.
Kurs mata uang asing yang selalu berubah – ubah dapat menyulitkan para importir maupun eksportir
merasa kesulitan dalam menentukan harga valuta asing. Kesulitan tersebut akan berakibat pula terhadap
penentuan harga penawaran maupun permintaan barang sehingga para pedagang internasional merasa
kesulitan dalam melakukan kegiatan ekspor dan impor.
Negara-negara importir akan mengalami kesulitan dalam melakukan pembayaran ketika melakukan
kegiatan perdagangan internasional. Apabila model pembayaran dilakukan dengan tunai, maka negara
pengimpor membutuhkan biaya tambahan untuk melakukan pembayaran di Negara tujuan. Selain itu,
resiko yang diterima juga cukup besar, seperti perampokan, pembajakan, dan lain sebagainya. Oleh sebab
itu, pada umumnya Negara eksportir lebih memilih melakukan pembayaran melalui telegraphic transfer,
kliring internasional atau menggunakan L/C.
Bebasnya barang-barang yang masuk, membuat produk-produk Negara terancam. Hal ini dikarenakan
barang-barang impor memiliki kualitas yang lebih baik dan harga yang lebih murah, sehingga banyak
konsumen yang lebih tertarik menggunakan barang impor. Oleh karena itu, Negara harus melindungi hasil
produknya sendiri dengan cara menetapkan kebijakan untuk melindungi produksi dalam negeri. Salah
satunya adalah dengan menetapkan tarif impor yang tinggi.
5. Rendahnya Kualitas Sumber Daya
Sumber daya manusia dapat mempengaruhi perdagangan internasional. Apabila kualitas tenaga kerja
rendah, maka barang atau produk yang dihasikan akan memiliki kualitas yang rendah pula.
Oleh karena itu, negara yang memiliki produk yang kualitasnya rendah akan sulit dalam bersaing dengan
barang Negara lain yang memiliki kualitas lebih baik. Dengan demikian, hal ini menjadi penghambat
perdagangan internasional bagi suatu Negara.
Setiap Negara memiliki mata uang yang berbeda-beda. Pada umumnya, Negara eksportir akan meminta
pembayaran kepada Negara pengimpor menggunakan mata uang Negara pengekspor. Tentunya, jumlah
atau nilai mata uang setiap Negara berbeda-beda.
Organisasi perdagangan internasional, baik regional maupun internasional ibarat dua mata pisau. Di satu
sisi menimbulkan keuntungan, di sisi lain hambatan.
Negara-negara yang terdaftar sebagai anggota organisasi tersebut akan mendapatkan keuntungan
tertentu, sebaliknya, negara-negara yang bukan anggota akan mengalami hambatan. Contohnya adalah,
Negara yang bukan anggota akan menerima tarif pajak yang lebih tinggi.
Lapangan kerja yang sempit akan menimbulkan banyaknya pengangguran dan menurunnya produktivitas
dan kualitas barang dan jasa. Akibatnya, kemampuan masyarakat dalam membeli barang atau jasa akan
menurun. Akibatnya, suatu Negara akan mengalami kesulitan dalam melakukan perdagangan
internasional.