Anda di halaman 1dari 4

Nama : Susi Susanti

Nim : 70200118096

Jurusan : Kesehatan Masyarakat

TUGAS REVIEW JURNAL (1)

“Analisis Kadar Protein Tempe Kemasan Plastik Dan Daun Pisang”

Tempe merupakan makana favorit bangsa indonesia. Tempe yang disukai


atau telah biasa dikomsusmsi adalah salah satu jenis makanan yang terbuat dari
kacang kedelai. Kacang kedelai ini difermentasikan dengan menggunakan kapang
Rhizopus oligasporus. Hasil fermentasi ini mengandung protein yang mudah
dicerna oleh tubuh manusia sehingga menjadikan tempe sebagai salah satu
makana yang sangat dianjurkan untuk di komsusmsi dalam rangka pemenuhan
gizi setiap individu.

Protein adalah salah satu kebutuhan manusia yang penting dalam menjaga
stabilitas tubuh. Salah satu sumber protein pada makanan adalah tempe. Tempe
mengandung berbagai nutrisi yang diperlukan oleh tubuh seperti protein, lemak,
karbohidrat, mineral dan isoflavon.

Dan adapun kemasan yang umum dipakai oleh produsen tempe ada dua
jenis yaitu tempe yang dibungkus denga dau pisang dan tempe yang dibungkus
dengan plastik. Diantara kedua bungkus tersebut tempe yang dibungkus daun
pisang lebih diminati dibandingkan tempe yang dibungkus plastik karena rasanya
lebih enak dan masa simpangnya lebih lama. Kemasan dau pisang lmemberikan
kondisi tetap hangat namun lembab sehingga kebutuhan kapang akan oksigen
dapat teratasi dengan baik atau dengan kata lain tidak terjadi kondensasi uap air
dan panas secara berlebihan selama pertumbuhan, sehingga pembentukan miselia
jamur lebih baik. Sementara itu pengemasan tempe dengan plastik dilakukan
dengan cara memberi lubang lubang kecil agar bagian dalam substrat cukup
memperoleh udara. Kapang tempe membutuhkan banyak udara selama proses
fermentasi. peggunaan kemasan dalam dalam fermentasi akan mempengaruhi
kadar protei tempe kedelai yang dihasilakan.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
kadar protein tempe kemasan plastik dan daun pisang memiliki perbedaan.
Berdasarkan hasil pengukuran absorbansi larutan protei dari tempe letak
perbedaanya mengatakan bahwa kadar protein dari tempe kemasan daun pisang
sebesar 4,912 µg/mL sedangka tempe kemasan plastik sebesar 3,739 µg/mL.
TUGAS REVIEW JURNAL (2)

“Hubungan Asupan Energi dan Protein Dengan Status Gizi Balita Di


Kelurahan Tamamaung”

Indonesia sebagai negara berkembang menghadapi tantangan yang lebih


besar memasuki era globalisasi karena harus bersaing dengan negara negara lain
dalam berbagai bidang. Untuk menghadapai tantangan tersebut dibutuhkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Banyak faktor yang harus diprthatiakn
dalam menciptaka sumber daya manusia yang berkualitas, salah satunya yaitu
aspek kesehatan. Salah asatu komponen dari aspek kesehatan ialah ilmu gizi.

Masalah gizi dapat dialami semua kelompok umur. Masalah gizi pada
balita dapat memberi dampak terhadap sumber daya manusia. Sehingga jika tidak
diatasi dapat menyebaban lost generation. Menurut UNICEF (1998) masalah gizi
dipengaruhi oleh 2 faktor yakni faktor langsung dan faktor tidak lansung. Dimana
faktor langsung berhubungan dengan asupan makanan dan penyakit infeksi yang
saling berkaitan. Dan faktor tidak langsung berhubungan dengan ketersedian
pangan, pola asuh anak, lingkungan dana pelayanan kesehatan serta tingkat
pendidikan dan pengetahuan ibu.

Komsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status


gizi baik terjadi jika tubuh memperoleh cukup zat gizi yang digunakan secara
efisien, sehingga membantu pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan
kerja dan lain lain. Sedangkan untuk status gizi kurang terjadi apabila tubuh
mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial. Dan status gizi lebih
terjadi bila tubuh memperoleh asupan gizi yang berebihan sehingga menimbulkan
efek kronis dan membahayakan.

Penilain status gizi balita pada penelitian ini menggunakan indikataor


tinggi badan (TB) menurut umur dan berat badan(BB) menurut tinggi badan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan denga menggunakan metode chi square
diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara asupan energi dan status gizi
menurut indikator Tinggi badan menurut umur. Hal ini berarti bahwa balita
dengan asupan energi yang baik ˃ 77 %dari kebutuhna memiliki peluang lebih
besar berstatus gizi normal. Sedangkan pada indikator BB/TB menunjukan tidak
terdapat hubungan antara asupan energi dengan status gizi, yang artinya balita
dengan asupan energi yang baik maupun berisiko kurang memilki kemungkinann
yang sama berstatus kurus atau sangat kurus.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakuakan maka dapat diambil


kesimpulan bahwa dengan hasil uji chi square diperoleh bahwa tidak terdapat
hubungan antara asupan protein dengan status gizi balita menurut indikataor
TB/U dan BB/TB. Sebanyak 97%atau hampir keseluruhan balita memiliki asupan
protein yang baik sehingga dalam hala ini dapat diartikan bahwa asupan protein
tidak memberikan konstribusi terhadap malnutrisi.

Anda mungkin juga menyukai