PENDAHULUAN
Dengan Perubahan zaman penyakit dan kasus kelebihan berat badan atau
obesitas dari waktu ke waktu di negara-negara maju semakin meningkat.
Berdasarkan kajian kesehatan dasar tahun ke-4 kelebihan berat badan pada remaja
usia 16 sampai 18 tahun tahun di Indonesia meningkat,kelebihan berat badan
karena seringnya konsumsi junk food yang tinggi, dimana rata-rata remaja sering
mengkonsumsi junk food dalam 3 kali sehari dan makanan ringan hingga 4 kali
sehari, makanan ringan atau cepat saji makanan identik dengan makanan berkalori
tinggi dan Kekurangan zat gizi mikro seperti vitamin, mineral, asam asam amino
dan serat. Jenis makanan lain yang sering dikonsumsi adalah makanan lokal
seperti tahu, bakso, cilok, jajanan jamur krispi, martabak, dan gorengan, makanan
yang digoreng adalah makanan lokal memberikan lebih banyak energi
dibandingkan junk food,Tingkat konsumsi gorengan di masyarakat cukup tinggi
Alasannya karena rasa gorengan yang sangat lezat dan menarik dapat dinikmati
saat melakukan pekerjaan rumah.Gorengan juga merupakan jajanan yang paling
1
2
mudah ditemukan di kantin atau di tempat sekitar kampus atau sekolah. Harganya
juga relatif murah, Alasan remaja banyak mengkonsumsi junk food. Junk food
identik dengan makanan yang tinggi kalori dan Kekurangan zat gizi mikro seperti
vitamin, mineral, asam amino(Septiana, P., Nugroho, F. A., & Wilujeng, C. S.
(2018).
Manfaat utama dari kedelai yaitu berasal dari bijinya. Kedelai sangat kaya
protein dan lemak serta beberapa nutrisi penting lainnya, seperti vitamin (asam
fitat). Manfaat kedelai dalam mengendalikan penyakit seperti
Hipertensi,kolesterol,diabetes,kanker dan penyakit lainnya telah banyak
digunakan. Hal ini disebabkan oleh Kedelai kaya akan nutrisi seperti protein,
asam amino esensial, dan lemak. Kedelai bertindak sebagai menurunkan
kolesterol darah sehingga memiliki sifat penghambat hipertensi dan penyakit
jantung koroner. Dalam mengendalikan diabetes,kedelai dapat mengurangi kadar
gula darah,Kedelai mempunyai peran yaitu Menghambat perkembangbiakan sel
kanker dan mengurangi peradangan sehingga mengurangi resiko kanker Usus
besar. Berkat komposisi kedelai yang kaya bahan gizi seperti protein dan asam
amino, lemak nabati, vitamin dan mineral. Besar sekali manfaat dari kedelai
dalam menguranginya Resiko penyakit degeneratif,dan banyak juga olahan
kedelai yang dapat dijadikan makanan sehat dalam menu makanan sehari-
hari( Triandita, N., & Putri, N. E. (2019).
Keakuratan varietas, kemurnian benih, potensi hidup dan bebas hama (Mugnisjah
1994).
selama periode tertentu dalam penyimpanan atau selama periode distribusi hingga
sampai ke tangan petani. Perubahan kadar air pada proses invigorasi dan saat
benih dikeringkan kembali untuk disimpan diduga akan berpengaruh pula
terhadap daya simpannya. Pemilihan metode invigorasi yang tepat perlu dilakukan
tidak hanya untuk memperbaiki perkecambahan tetapi juga untuk meningkatkan
daya simpan benih karena perbedaan metode invigorasi menyebabkan perbedaan
peningkatan kadar air (Chiu et al. 2002; Erinnovita et al. 2008).
makanan jika memiliki struktur yang cenderung padat (Ruan, R., Ye, X., Chen,
P., Doona, C. J., Taub, I., & Center, N. S. (2001).
4.1. Manfaat
4.1.1. Bagi Mahasiswa
Manfaat kegiatan PKL bagi mahasiswa untuk memperluas
wawasan,pengetahuan,kemampuan,keterampilan serta pengalaman
mahasiswa dalam dunia kerja
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
berukuran kecil dengan bobot 100 benih antara 7 hingga 10g, diperlukan sekitar
35-40 kg benih per hektar. Sedangkan untuk benih kedelai berukuran sedang
dengan bobot 100 benih antara 11 hingga 15g, diperlukan sekitar 40-45 kg benih
per hektar. Untuk benih yang berukuran besar dengan bobot di atas 15g,
diperlukan sekitar 45-50 kg benih per hektar. Waktu matangnya kedelai berkisar
antara 75 hingga 110 hari, dan jika mencapai 75-85 hari, dianggap sebagai kedelai
berumur genjah (Karim, 2015).
Keberhasilan dalam budidaya kedelai sangat bergantung pada kualitas
benih yang digunakan. Menurut Adisarwanto (2005), ciri-ciri benih kedelai yang
berkualitas secara fisik meliputi: a) warna biji yang cerah, berkilau, dan tidak
kusam; b) ukuran biji yang seragam dan penuh benih murni; c) tidak ada
kontaminasi dengan kotoran atau benda lain; d) tidak dicampur dengan benih
varietas lain; e) benih yang utuh, tidak pecah, dan tidak memiliki bercak.
Beberapa patogen yang dapat dibawa oleh benih kedelai meliputi Aspergillus
spp., Fusarium spp., dan Colletotrichum spp.
2.2 Mutu Benih Kedelai
Kedelai memiliki tinggi kandungan protein sehingga sering digunakan
dalam berbagai industri, termasuk pangan dan peternakan. Kedelai merupakan
tanaman semusim yang memiliki ciri-ciri seperti cabang yang rendah, daun
dengan tiga helai, berbulu, dan polong biji dengan kepadatan yang relatif rendah.
Tanaman ini memiliki siklus hidup sekitar 72 hingga 90 hari (Adie dan
Krisnawati, 2007). Mutu benih yang menurun adalah proses yang tidak dapat
dibalik karena perubahan fisiologis dalam benih. Benih dengan mutu rendah akan
mengurangi kualitas perkecambahan dan nilai produksi benih. Namun, benih yang
mengalami kemunduran mutunya masih bisa ditingkatkan dengan perlakuan yang
tepat (Utami et al., 2013).
Pengemasan memiliki peran penting dalam melindungi bahan yang ada di
dalamnya dari pengaruh lingkungan luar yang dapat merusaknya seiring
berjalannya waktu. Tujuan pengemasan benih adalah menciptakan lingkungan
yang optimal untuk menjaga benih dari pengaruh luar selama penyimpanan.
Prinsip utama dalam pengemasan adalah mempertahankan tingkat respirasi dan
9
TINJAUAN INSTITUSI
3.1. 2 Misi
1. Memberikan dukungan teknis dan administrasi serta analisis yang
cepat, akurat dan responsif, kepada Presiden dan Wakil Presiden
dalam menyelenggarakan penelitian, pengembangan, pengkajian
dan penerapan, serta invensi dan inovasi, penyelenggaraan
ketenaganukliran, dan penyelenggaraan keantariksaan secara
nasional yang terintegrasi serta melakukan monitoring
pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi
BRIDA
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan prasarana
riset dan inovasi penyelenggaraan ketenaganukliran, dan
keantariksaan secara nasional yang terintegrasi dan pembinaan
terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi BRIDA
2. Menyelenggarakan pelayanan yang efektif dan efisien di
bidang pengawasan, administrasi umum, informasi, dan
hubungan kelembagaan
3. 2 Tujuan
1. Terwujudnya temuan, terobosan dan pembaharuan ilmu pengetahuan
dari hasil penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan, serta
invensi dan inovasi, penyelenggaraan ketenaganukliran, dan
11
12
8. Rabu, 30 Agustus 2023 Zoom meeting bersama pak diang dan pak pradeka
15
16
11. Senin, 4 September 2023 Uji kadar air dalam benih kedelai
12. Selasa, 5 September 2023 Mempelajari viabilitas dan vigoritas benih kedelai
13. Rabu, 6 September 2023 Cek tekstur dan menghitung kadar air benih kedelai
15. Jum’at, 8 September 2023 Senam pagi dan opsi di halaman brin
18. Rabu, 13 September 2023 Zoom membahas tentang jamur dan mikroba
2023
1) Germinator
a) Bersuhu konstan (20, 25 atau 30) ± 2°C (20 ± 2°C selama 16 jam dan 30±
2°C selama 8 jam dengan perpindahan suhu tidak lebih dari 3 jam).
b) Untuk menjamin kelembaban digunakan germinator yang memiliki
kelembaban tinggi atau media perkecambahan dalam boks tertutup atau
kantong plastik transparan.
c) Tersedia sumber cahaya, baik alami maupun buatan.
c) Media pasir dengan butiran berukuran seragam dan partikel berbentuk bulat.
Disyaratkan 90 % partikel lolos pada saringan berukuran 2,0 mm.
d) Media yang akan digunakan harus bebas dari benih, cendawan, bakteri atau
bahan beracun yang dapat mempengaruhi perkecambahan benih,
pertumbuhan atau evaluasi kecambah.
e) Media pertumbuhan harus mempunyai nilai pH antara 6.0 – 7.5 dan harus
memiliki tingkat salinitas yang tidak lebih dari 40 ms/m. Atau apabila media
sudah terbukti tidak bersifat toksik berdasarkan hasil uji fitotoksisitas.
Dormansi
Perlakuan
Atur benihTidak
pada media
Tabung
Elektroda
Sensor Suhu
Data Logger
Voltase
listrik, seperti tegangan AC, sehingga arus listrik dapat diterapkan pada
bahan melalui tabung.
c) Data logger dalam konteks ohmic heating adalah perangkat atau sistem
yang digunakan untuk mencatat dan merekam data terkait dengan proses
ohmic heating.
d) Sensor suhu dalam sistem ohmic heating adalah komponen penting yang
digunakan untuk mengukur suhu bahan yang dipanaskan selama proses.
Pengukuran suhu yang akurat sangat krusial dalam mengendalikan dan
memantau proses ohmic heating.
e) Voltase dalam proses ohmic heating adalah tegangan listrik yang
diterapkan pada bahan yang akan dipanaskan melalui elektroda ohmic
heating. Voltase ini memainkan peran kunci dalam mengatur intensitas
arus listrik dan, sebagai hasilnya, tingkat pemanasan dalam bahan tersebut.
a) Ohmic heating dapat memanaskan bahan dengan cepat dan merata. Arus
listrik melewati bahan dengan hambatan listrik yang menyebabkan panas
dihasilkan secara merata. Ini memungkinkan pemanasan yang seragam dan
konsisten.
b) Salah satu keunggulan utama dari ohmic heating adalah kemampuannya
untuk mengontrol suhu dengan sangat presisi. Ini memungkinkan
pengguna untuk mencapai suhu yang diinginkan dengan tepat.
c) Ohmic heating sering digunakan dalam industri makanan dan minuman
karena kemampuannya untuk mempertahankan kualitas produk. Proses ini
memasarkan produk dengan cepat, sehingga nutrisi dan karakteristik
organoleptik dapat dipertahankan.
d) Ohmic heating memiliki efisiensi energi yang baik. Sebagian besar energi
listrik yang digunakan diubah menjadi panas dalam bahan, sehingga
meminimalkan kerugian energi.
23
f) Suatu sistem kontrol suhu dapat digunakan untuk memantau dan mengatur
suhu bahan selama proses ohmic heating. Ini memungkinkan pengguna
untuk memastikan bahwa suhu tetap dalam batas yang diinginkan.
g) Data logger dapat digunakan untuk mencatat suhu dan parameter lainnya
selama proses ohmic heating. Ini membantu dalam pemantauan dan
dokumentasi proses.
h) Selama proses ohmic heating, operator dapat memantau suhu dan waktu
untuk memastikan bahwa produk dipanaskan dengan benar untuk
mencapai tujuan pasteurisasi. Ini juga dapat memantau kualitas produk
yang dihasilkan.
Bagian-bagian inkubator :
a) kontrol suhu, Inkubator ini harus dilengkapi dengan pengatur suhu yang
akurat dan stabil. Suhu yang tepat sangat penting untuk menguji daya
kecambah benih dengan benar, karena suhu dapat mempengaruhi proses
kecambahan.
b) Kontrol Kelembaban untuk mengatur dan memantau tingkat kelembaban
dalam inkubator penting, karena kelembaban juga memainkan peran kunci
dalam kecambahan benih.
26
c) Rak ini adalah tempat benih ditempatkan untuk menguji daya kecambah.
Benih biasanya ditempatkan pada substrat atau kertas penyaring yang
disimpan di rak-rak khusus di dalam inkubator.
d) Pergantian Udara, Inkubator ini mungkin memiliki sistem penggantian
udara atau ventilasi yang memungkinkan sirkulasi udara yang baik di
dalamnya. Hal ini penting untuk menjaga kondisi yang optimal bagi benih
yang diuji.
e) Sistem alarm sering digunakan untuk memberitahu operator jika suhu atau
kelembaban keluar dari rentang yang diinginkan atau jika ada masalah lain
yang dapat mempengaruhi pengujian benih.
f) Inkubator uji daya kecambah benih modern biasanya dilengkapi dengan
pengendali digital yang memudahkan pengaturan dan pemantauan suhu
dan kelembaban.
g) Pintu inkubator mungkin transparan atau dilengkapi dengan jendela untuk
memungkinkan pengamatan tanpa membuka pintu, yang dapat
mempengaruhi kondisi di dalamnya.
Fungsi inkubator :
Benih nya tidak tumbuh hingga hari ke 7,karena kondisi benih yang tidak baik.
BAB V
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa Benih yang tidak baik dan pasir yang tidak steril dapat
mempengaruhi benih nya tidak tumbuh.
5.2. Saran
1) Mencari sumber benih yang baik (bersertifikat).
2) Harus dilakukan pengujian mutu benih awal untuk mengetahui kondisi
awal benih.
3) Harus memakai pasir steril.
28
DAFTAR PUSTAKA
Septiana, P., Nugroho, F. A., & Wilujeng, C. S. (2018). Konsumsi junk food dan
serat pada remaja putri overweight dan obesitas yang indekos. Jurnal
Kedokteran Brawijaya, 61-67.
Yulyatin, A., & Diratmaja, I. A. (2016). Pengaruh ukuran benih kedelai terhadap
kualitas benih. Jurnal Pertanian Agros, 17(2), 166-172.
Chiu, K. Y., Chen, C. L., & Sung, J. M. (2002). Effect of priming temperature on
storability of primed sh‐2 sweet corn seed. Crop Science, 42(6), 1996-
2003.
Ruan, R., Ye, X., Chen, P., Doona, C. J., Taub, I., & Center, N. S. (2001). Ohmic
heating. Thermal technologies in food processing, 165-241.
Alkanan, Z. T., Altemimi, A. B., Al-Hilphy, A. R., Watson, D. G., & Pratap-
Singh, A. (2021). Ohmic heating in the food industry: Developments in
concepts and applications during 2013–2020. Applied sciences, 11(6),
2507.
29
30
A., A. M. (2016). Keragaan Hasil dan Komponen Hasil Biji Kedelai Pada
Berbagai Agroekologi. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman
Aneka Kacang dan Umbi. Malang: Pemulia Kedelai Balitkabi.
Sharma, O. (1993). Plant Taxonomy. New Delhi: Tata McGraw Hill Publishing
Company.
RIWAYAT HIDUP
NPM : 2168900005
Status : Mahasiswa
No.Telpon : 089676369215
Riwayat Pendidikan
31
32
Vina Umaya
LAMPIRAN GAMBAR
33
34
35