(REFERAT ITB) Studi Potensi Dan Karakterisasi Cekungan Sichuan, Chongqing, China Sebagai Reservoir Shale Gas Berdasarkan Data Sumur Pengye-1, Muhammad Iqbal Ramadhan, 12017041
(REFERAT ITB) Studi Potensi Dan Karakterisasi Cekungan Sichuan, Chongqing, China Sebagai Reservoir Shale Gas Berdasarkan Data Sumur Pengye-1, Muhammad Iqbal Ramadhan, 12017041
REFERAT
Oleh
NIM : 12017041
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah referat yang berujudul “Studi
Potensial dan Karakterisasi Cekungan Sichuan , Chongqing , China sebagai
Reservoir Shale Gas Berdasarkan Data Sumur Pengye-1” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah referat ini adalah memenuhi tugas mata
kuliah Referat semester genap tahun akademik 2019/2020. Selain itu, makalah
referat ini bertujuan untuk menambah wawasan geologi khususnya pada bidang
minyak dan gas bumi bagi pembaca dan juga penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah referat ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat terbuka untuk kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
SARI......................................................................................................................... i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI ............................................................. vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
iv
Bab IV Kesimpulan ............................................................................................ 27
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI
Gambar 2.1 Geologi regional dan lapangan shale gas utama pada Formasi
Longamxi Shale, Cekungan sichuan. ( Haikuan dkk.,2017). ........... 4
Gambar 2.2 Peta litofasies paleogeografis Formasi Longmaxi Shale, Cekungan
Sichuan dan daerah sekitarnya. (dimodifikasi dari X.S Guo, 2014). 5
Gambar 2.3 Peta geologi dan lokasi Sumur Pengye-1 di Formasi Longmaxi Shale,
Chongqing ,China. ............................................................................ 6
Gambar 2.4 (a) kolom stratigrafi Formasi Longmaxi Shale (Fan dkk.,2018) (b)
kolom stratigrafi dan fasies Formasi Longmaxi Shale . ................... 7
Gambar 2.5 ilustrasi sistem petroleum konvensional dan nonkonvensional
(source: EIA) .................................................................................... 8
Gambar 2.6 formula perhitungan Ro (Reflektansi Vitrinit) ............................... 10
Gambar 2.7 Formula perhitungan porositas total ............................................... 11
Gambar 2.8 Formula perhitungan porositas organik. ......................................... 11
Gambar 2.9 Formula perhitungan kandungan gas bebas.................................... 12
Gambar 3.1 Plot carbonate, quartz, dan clay dalam diagram turner menunjukkan
Formasi Longmaxi Shale memiliki karakteristik yang sama dengan
Barnett Shale (Modifikasi dari Passey,2012). (merah) Formasi
Longmaxi Shale bagian atas, (Kuning) Formasi Longmaxi Shale
bagian tengah, dan (hijau) Formasi Longmaxi Shale bagian bawah.
........................................................................................................ 19
Gambar 3.2 Plot komposisi QFM, carbonate, dan clay pada diagram terner
menunjukkan Formasi Longmaxi Shale bagian atas bertipe mixed
mudstone, argilaceous/siliceous mudstone, dan silica-rich mudstone.
Bagian tengah bertipe argilaceous/siliceous mudstone dan silica-rich
argilaceous mudstone. Bagian bawah bertipe clay-rich siliceous
mudstone (modifikasi dari Gamero-Diaz 2013. (merah) Formasi
Longmaxi Shale bagian atas, (Kuning) Formasi Longmaxi Shale
bagian tengah, dan (hijau) Formasi Longmaxi Shale bagian bawah.
........................................................................................................ 20
Gambar 3.3 Hubungan antara kandungan TOC dan porositas pada Sumur Pengye-
1 ...................................................................................................... 22
Gambar 3.4 Hubungan antara kandungan TOC dan luas area spesifik pada Sumur
Pengye-1 ......................................................................................... 23
Gambar 3.5 Hubungan antara kandungan TOC dan kandungan gas adsorpsi pada
Sumur Pengye-1 ............................................................................. 26
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi kadar TOC oleh Peters dan Cassa ,1994. ............................. 9
Tabel 2.2 Klasifikasi tipe kerogen berdasarkan isotop13C dan kandungan maseral
(Huang dkk.,1984;Wang dkk.,2000). ..................................................... 9
Tabel 2.3 (a) perhitungan indeks kegetasan (b) klasifikasi indeks kegetasan (Perez
dan Marfurt,2013) ................................................................................. 11
Tabel 3.1 Data Sumur Pengye-1 yang berisikan litologi, fasies, gas logging,
kandungan TOC, kandungan mineralogi, porositas, dan konten gas. .. 14
Tabel 3.2 (a) analisis kualitas kerogen Formasi Longmaxi Shale bagian atas dengan
range poor-fair (b) analisis kualitas kerogen Formasi Longmaxi Shale
bagian tengah dengan range poor-good (c) analisis kualitas kerogen
Formasi Longmaxi Shale bagian bawah dengan range good-very good..
.............................................................................................................. 16
Tabel 3.3 Data komposisi organik (komponen utama), komponen sekunder,
mineral bitumen, kandungan mineral, dan reflektansi vitrinit.............. 17
Tabel 3.4 Hasil analisis indeks kegetasan dengan perhitungan jarvie dkk., 2007;
Wang dan Gale,2009;Li, 2013;Jin dkk.,2014.. ..................................... 18
Tabel 3.5 Hasil analisis porositas organik, porositas anorganik, dan area permukaan
spesifik. ................................................................................................. 21
Tabel 3.6 Hasil analisis kandungan TOC, gas sorption capacity, dan moisture pada
Sumur Pengye-1. .................................................................................. 24
Tabel 3.7 Analisis perhitungan kandungan gas pada Sumur Pengye 1 ................ 25
viii
BAB I
PENDAHULUAN
China memiliki salah satu sumber daya shale gas terbesar di dunia dengan jumlah
estimasi perkiraan cadangan mencapai 2.81 tcm (trillion cubic metre) diantaranya
60 % berada di fasies marine , 23 % berada di fasies transisi , dan 17 % berada di
fasies lacustrine (Ministry of Land Resources , 2015). Sebagian besar kegiatan
ekplorasi dan eksploitasi shale gas dilakukan di Provinsi Chongqing. Salah satu
cekungan yang memiliki potensi reservoir shale gas adalah Cekungan Sichuan
pada daerah Chongqing bagian tenggara dengan luas area sebesar 180.000 km2 (
Chen dkk.,2017). Pada Cekungan Sichuan terdapat Formasi Longmaxi Shale yang
disebut sebagai reservoir shale gas (Chen dkk.,2017).
1
Makalah ini membahas mengenai studi potensial dan karakterisasi pada Formasi
Longmaxi Shale, Cekungan Sichuan, Provinsi Chongqing, China menggunakan
analisis geokimia berupa konten organik total (TOC ) , tingkat kematangan, jenis
tipe kerogen, Analisis mineralogi berupa XRD- analisis, Analisis petrofisik berupa
porositas, dan analisis konten gas berupa gas logging, pengukuran kadar gas bebas
dan kadar adsorpsi, dan adsorpsi isotermal (kapasitas serapan gas).
2
mengidentifikasi potensi shale gas pada reservoir dengan menggunakan analisis
geokimia, mineralogi, petrofisik, dan konten gas.
1.5 Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penulisan makalah ini yaitu studi literatur dengan
referensi utama berjudul Shale Gas Reservoir Characterization : A Typical Case
in the Southeast Chongqing of Sichuan Basin, China yang diperoleh dari PLOS
ONE 13 (6) (2018) ditulis oleh Fangwen Chen, Shuangfang Lu, Xue Ding, dan
Xipeng He (2018).
3
BAB II
DASAR TEORI
Gambar 2.1 Geologi regional dan lapangan shale gas utama pada Formasi Longamxi Shale, Cekungan
sichuan. ( Haikuan dkk.,2017).
4
China dan memliki luas 1.980.000 km2 (Chen dkk.,2017). Wilayah Chongqing
Tenggara, strata Paleozoikum yang tersisa antara lain berasal dari zaman
Cambiran, Ordovician , dan Silurian (Chen dkk.,2017 ; Chen dkk., 2018).
Selama Periode Ordovician akhir- Siluarian Awal , Cekungan Sichuan beralih dari
passive continental margin ke foreland basin . Sebagai hasilnya sebuah rak
dengan pembukaan yang berkembang ke arah utara menyebabkan tiga aktivitas
tektonik berupa pengangkatan yang membatasi depresi. Tiga pengangkatan
tersebut antara lain Qianzhong Uplift di bagian selatan, Chuanzhong Uplift di
bagian barat, dan Xuefeng Uplift di bagian timur (Zhang,2007). Pada periode
Ordovician Tengah pembukaan tersebut telat dibatasi oleh pengangkatan
disekitarnya dan terdapat suplai dari laut terbuka yang menyebabkan lingkungan
pengendapan berubah dari daratan menjadi laut dangkal (Gambar 2.2). Pada
periode Ordovician Akhir- Silurian Awal , terjadinya mekanisme transgresi
Gambar 2.2 Peta litofasies paleogeografis Formasi Longmaxi Shale, Cekungan Sichuan dan daerah
sekitarnya. (dimodifikasi dari X.S Guo, 2014).
5
dimana hal tersebut menyebabkan perubahan lingkungan pengendapan menjadi
laut dalam (Deep marine) dan litologi shale yang berkemban menjadi Formasi
Longmaxi Shale , Cekungan Sichuan dan daerah sekitarnya akibat proses
sedimentasi yang terus menerus.
Gambar 2.3 Peta geologi dan lokasi Sumur Pengye-1 di Formasi Longmaxi Shale, Chongqing ,China.
6
Koefisien tekanan di Formasi Longmaxi Shale , sumur Pengye-1 adalah 1 , yaitu
tekanan reservoir yangg sama dengan tekanan hidrostatik (sekitar 21Mpa). Target
untuk suhu reservoir berkisar antara 59-61 ˚C yang dilakukan melalui temperature
logging.
Gambar 2.4 (a) kolom stratigrafi Formasi Longmaxi Shale (Fan dkk.,2018) (b) kolom stratigrafi dan fasies
Formasi Longmaxi Shale .
Shale gas adalah gas alam yang terperangkap dalam formasi dengan litologi shale
dan dianggap sebagai sumber daya gas nonkonvensional (Beckwith,2011) . Dalam
sistem petroleum konsvensional , shale berperan sebagai caprock (batu penudung)
yang berfungsi untuk perangkap hidrokarbon dan mencegah air bawah tanah
memasuki sistem petroleum tersebut dikarenakan sifat fisik dari shale yang
memiliki permeabilitas rendah(Gambar2.5). Ketika gas bumi yang dihasilkan oleh
organic rich shale sudah mencapai tingkat kematangan yang tepat maka,gas bumi
7
tersebut akan mengalami migrasi ke batuan dengan permeabilitas yang baik seperti
batupasir atau karbonat untuk membentuk suatu reservoir gas konvensional . Akan
tetapi , gas yang telah terakumulasi pada reservoir tersebut hanya berupa kurang
dari 50% dari total hidrokarbon yang telah matang dan lebih dari 50% dari total
hidrokarbon tetap terjebak dan tidak dapat bermigrasi dalam pori berskala nano
dan microfractures yang terdapat di source rock sehingga membentuk suatu
reservoir dari shale gas (Zou , 2013) . Dalam sistem petroleum nonkonvensional ,
shale berperan sebagai source rock (batuan induk) dan reservoir rock (batuan
reservoir). Shale gas dapat dihasilkan di setiap tahapan evolusi dari bahan organik
dimana gas biogeneik , gas termogenik, gas pirolisis, dan gas sejenisnya terbentuk.
Dengan komponen kimia didominasi oleh metana , sebagian besar shale gas
umumnya bertipe dry gas dan hanya sedikit yang bertipe wet gas (Zou,2013).
Gambar 2.5 ilustrasi sistem petroleum konvensional dan nonkonvensional (source: EIA)
8
dihasilkan dari suatu formasi yang mengandung shale gas. Faktor utama yang
menentukan volume gas yang dihasilkan antara lain , TOC (total organic carbon),
jenis kerogen, dan tingkat kematangan (kematangan thermal).
Total Organic Carbon adalah jumlah material organik yang terdapat disuatu batuan.
Analisis TOC mewakili kandungan material organik sebagai indikator kemampuan
pada batuan sedimen untuk membentuk hidokarbon sehingga dapat menentukan
apakah dari suatu source rock berpotensi menghasilkan hidrokarbon atau tidak.
TOC dinyatakan sebagai persentase berat bahan organik dari sampel dry rock.
Dalam analisis kandungan TOC ,Penulis menggunakan klasifikasi Peters dan Cassa
(1994).
Tabel 2.1 Klasifikasi kadar TOC oleh Peters dan Cassa ,1994.
Tabel 2.2 Klasifikasi tipe kerogen berdasarkan isotop 13C dan kandungan maseral (Huang
dkk.,1984;Wang dkk.,2000)
9
2.3.3 Tingkat Kematangan
10
Tabel 2.3 (a) perhitungan indeks kegetasan (b) klasifikasi indeks kegetasan (Perez dan Marfurt
,2013).
Dalam analisis petrofisik dalam suatu reservoir shale gas , parameter utamanya
yaitu total porositas. Pada penelitian ini menggunakan protokol pengukuran
porositas standar industri energi Gas Research Institute (Kuila dkk., 2014; Luffel
dkk.,1992). Total porositas dihitung dengan rumus sebagai berikut:
dimana ρg adalah densitas butiran dan ρb adalalah densitas bulk. Porositas organik
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
dimana Фorganik adalah porositas organik serpih (%), w(TOC0) adalah persentase
berat dari TOC (%), IH0 adalah perekahan hidrokarbon orisinal dari kualitas
kandungan organik (mg/g), F(R0) adalah rasio transformasi minyak dan gas yang
dihasilkan dari bahan organik(%) yang berkorelasi dengan kematangan, ρrock
adalah densitas serpih (g/cm3), ρkerogen adalah densitas kerogen sekitar 1,2 g/cm3
dan C adalah koefisien koreksi pada porositas organik.
Jumlah konten gas adalah parameter utama untuk analisis kandungan shale gas
didalam reservoir. Pada penelitian ini menggunakan tiga metode untuk
mengevaluasi jumlah dan kapasitas penyimpanan shale gas antara lain gas logging,
pengukuran kadar gas bebas dan kadar adsorpsi, dan adsorpsi isotermal (kapasitas
serapan gas).
11
Gas logging dapat menggunakan untuk mengevaluasi secara kualitatif dari
karakteristik gas yang terdapat di reservoir shale gas. Teknologi ini menggunakan
degasser, memperoleh gas yang dibawa oleh lumpur pengeboran. Degasser
medeteksi kompisisi dan kandungan gas, terutama total gas logging hidrokarbon
dan gas logging metana. Secara umum, nilai logging metana yang lebih tinggi
menunjukkan jumlah shale gas yang lebih besar.
Eksperimen adosrpsi isotermal dapat mengevaluasi kapasitas gas serapan dari shale
gas sebagai fungsi tekanan dan suhu berdasarkan penyerapan monolayer.
Percobaan tersebut dilakukan pada suhu dan tekanan reservoir shale gas. Parameter
isoterm yang digunakan pada penelitian ini adalah volume Langmuir (VL) dan
tekanan Langmuir (PL) .
Dimana Vf (m3/t) adalah kandungan gas bebas per satuan massa serpih, Va (m3/t)
adalah kandungan gas yang diadsorpsi per unit massa serpih, Pr (MPa) adalah
tekanan reservoir yang sama dengan tekanan hidrostatik, Ps (MPa) adalah tekanan
pada kondisi standar, Tr (K) adalah suhu reservoir yang yang berkisar 59˚C-61 ˚C,
12
Ts (K) adalah suhu pada kondisi standar, ρr (g/cm3) adalah kerapatan curah sampel
serpih, ρs (g/cm3) adalah kerapatan shale gas pada suhu dan suhu standar, ρa
(g/cm3) adalah kerapatan fase teradsorpsi yaitu 0,421 (g/cm3), Ф adalah volume
pori per satuan volume serpih, Sw adalah saturasi air pada sampel serpih.
13
BAB III
Tabel 3.1 Data Sumur Pengye-1 yang berisikan litologi, fasies, gas logging, kandungan TOC, kandungan
mineralogi, porositas, dan konten gas.
14
(1994) hasil pada Formasi Longmaxi Shale bagian atas berada pada skala Poor –
fair, pada bagian tengah berada pada skala Poor - Good, dan pada bagian bawah
berada pada skala Good – Very Good (Tabel3.2). Kandungan TOC menurun dari
Formasi Longmaxi Shale bagian bawah ke bagian atas dengan kualitas yang terbaik
sebagai source rock adalah Formasi Longmaxi Shale bagian bawah (kedalaman
2160 m – 2122 m).
Longmaxi Shale (Atas)
NO. Kedalaman (m) TOC % Tipe
1 2027,28 0,17 Poor
2 2076,9 0,94 Fair
3 2028,6 0,19 Poor
4 2031,41 0,11 Poor
5 2031,65 0,11 Poor
6 2034,45 0,11 Poor
15
Longmaxi Shale (Bawah)
NO. Kedalaman (m) TOC % Tipe
27 2126,73 1,12 Good
28 2127,55 1,12 Good
29 2129,21 1,49 Good
30 2131,79 1,64 Good
31 2131,8 1,64 Good
32 2132,6 1,66 Good
33 2133,95 1,51 Good
34 2135,65 2,74 Very Good
35 2138,13 2,38 Very Good
36 2139,85 2,38 Very Good
37 2140,55 3,08 Very Good
38 2141,92 2,59 Very Good
39 2146,13 3,32 Very Good
40 2147,87 3,28 Very Good
41 2148,37 3,57 Very Good
42 2149,6 3,9 Very Good
43 2150,84 3,81 Very Good
44 2153,42 3,58 Very Good
45 2154,68 3,58 Very Good
46 2155,14 4,12 Very Good
47 2156,55 4,12 Very Good
48 2157,12 2,52 Very Good
49 2157,75 2,52 Very Good
Tabel 3.2 (a) analisis kualitas kerogen Formasi Longmaxi Shale bagian atas dengan range poor-fair (b)
analisis kualitas kerogen Formasi Longmaxi Shale bagian tengah dengan range poor-good (c) analisis
kualitas kerogen Formasi Longmaxi Shale bagian bawah dengan range good-very good.
16
dkk.,2017) pada suatu tingkat kematangan yang lewat matang, batuan induk
utamanya menghasilkan gas kering disertai dengan sejumlah kecil gas kondensat.
Tabel 3.3 Data komposisi organik (komponen utama), komponen sekunder, mineral bitumen, kandungan
mineral, dan reflektansi vitrinit.
17
komposisi organik maseral digunakan 13 sampel yang berada pada kedalaman
2080.42 m – 2157.76 m (Formasi Longmaxi Shale bagian bawah).komposisi
organik maseral memiliki kandungan utama yaitu bahan organik hewani berupa
Graptolite dan Cinitinozoa yang merupakan organisme laut dalam
(Dembicky,2016) ,komponen sekunder berupa bitumen padat dan mikrinit , matrik
mineral bitumen (Tabel 3.3).
Tabel 3.4 Hasil analisis indeks kegetasan dengan perhitungan jarvie dkk., 2007; Wang dan Gale,2009;Li,
2013;Jin dkk.,2014.
18
penentuan indeks kegetasan dilakukan analisis terhadap 49 sampel yang
ditunjukkan pada tabel 3.4.
Gambar 3.1 Plot carbonate, quartz, dan clay dalam diagram turner menunjukkan Formasi Longmaxi Shale
memiliki karakteristik yang sama dengan Barnett Shale (Modifikasi dari Passey,2012). (merah) Formasi
Longmaxi Shale bagian atas, (Kuning) Formasi Longmaxi Shale bagian tengah, dan (hijau) Formasi Longmaxi
Shale bagian bawah.
19
Longmaxi Shale bagian bawah berada pada skala 50%-82,18% dan rata-rata
bernilai 69,2%. Berdasarkan klasifikasi Perez dan Marfurt (2013), Formasi
Longmaxi Shale bagian atas berada pada skala less brittle – brittle dengan dominasi
brittle, Formasi Longmaxi Shale bagian tengah berada pada skala less brittle –
brittle dengan dominasi brittle, dan Formasi Longmaxi Shale bagian bawah berada
pada skala brittle.
Gambar 3.2 Plot komposisi QFM, carbonate, dan clay pada diagram terner menunjukkan Formasi Longmaxi
Shale bagian atas bertipe mixed mudstone, argilaceous/siliceous mudstone, dan silica-rich mudstone. Bagian
tengah bertipe argilaceous/siliceous mudstone dan silica-rich argilaceous mudstone. Bagian bawah bertipe clay-
rich siliceous mudstone (modifikasi dari Gamero-Diaz 2013. (merah) Formasi Longmaxi Shale bagian atas,
(Kuning) Formasi Longmaxi Shale bagian tengah, dan (hijau) Formasi Longmaxi Shale bagian bawah.
Untuk pengkarakterisasian lebih lanjut dilakukan plot data pada diagram terner
yang digunakan sebagai perbandingan Formasi Longmaxi Shale dengan reservoir
shale gas yang sudah berproduksi (Gambar3.1 dan Gambar3.2). Pada Formasi
Longmaxi Shale bagian atas memiliki kandungan yang didominasi oleh mixed
mudstone , argilaceous/siliceous mudstone, dan silica-rich argilaceous mudstone.
Pada Formasi Longmaxi Shale bagian tengah memiliki kandungan yang didominasi
oleh argilaceous/siliceous mudstone dan silica-rich argilaceous mudstone. Pada
Formasi Longmaxi Shale bagian bawah memiliki kandungan yang didominasi oleh
clay-rich siliceous mudstone. Berdasarkan plot diagram terner , menunjukkan
bahwa Formasi Longmaxi Shale memiliki kemiripan dengan kualitas perekahan
dengan Barnett Shale, Amerika.
20
Mineral lempung memiliki peranan penting dalam indeks kegetasan untuk
mengevaluasi suatu reservoir shale gas. Mineral lempung yang terkandung di
Formasi Longmaxi Shale berupa Ilit, klorit, campuran ilit-smektit. Ilit memiliki
kandungan mineral lempung tertinggi dengan nilai berkisar 7,7% - 23,18% dan rata-
rata bernilai 15,01%. Klorit memiliki nilai berkisar 1,16% - 9,78% dan rata-rata
bernilai 3,98%. Ilit-smektit memiliki nilai berkisar 5,22% - 25,19% dan rata-rata
bernilai 14,3%. Dalam sumur Pengye-1, kandungan mineral lempung yang bersifat
brittle meningkat dengan meningkatnya kedalaman. Data membuktikan tingkat
kegetasan pada Formasi Longmaxi Shale bagian bawah didominasi oleh sifat brittle
baik kandungan mineral lempung maupun mineral lainnya (kuarsa, feldspar,
karbonat) .
Tabel 3.5 Hasil analisis porositas organik, porositas anorganik, dan area permukaan spesifik.
21
ditunjukkan pada tabel 3.5.berdasarkan perhitungan, didapatkan porositas organik
dan anorganik dari sampel tersebut berkisar 0,08% - 2,73% dan 0,06% - 2,65%
dengan rata-rata bernilai 1,10% dan 1,76%.total porositas merupakan penjumlahan
dari porositas organik , porositas anorganik, dan juga volume pori yang terhubung
maupun tidak terhubung. Porositas anorganik memliki probabilitas yang lebih
tinggi untuk menjadi bagian dari jaringan keefektifitasan suatu pori dibandingkan
porositas organik, dikarenakan porositas anorganik adalah pori-pori interparticle
utama dan porositas organik adalah pori-pori intraparticle utama. Dari analisis
tersebut, porositas pada reservoir Formasi Longmaxi Shale berkurang dengan
mingkatnya kedalaman yang disebabkan oleh proses kompaksi (Overburden). Akan
tetapi, porositas pada reservoir Formasi Longmaxi Shale memiliki korelasi positif
dengan kandungan TOC yang ditunjukkan pada Gambar 3.3 dan tidak ada korelasi
yang signifikan dengan kandungan mineral seperti mineral lempung, kuarsa ,
feldspar, dan karbonat. Hal ini disebabkan oleh porositas anorganik dengan
kandungan TOC yang berbeda memiliki nilai yang cenderung serupa, sedangkan
porositas organik dengan kandungan TOC meningkat seiring peningkatan
kandungan TOC.
Gambar 3.3 Hubungan antara kandungan TOC dan porositas pada Sumur Pengye-1
22
Perhitungan area permukaan spesifik pada sampel dihitung dengan mengunakan
model Langmuir dan Brunauer Emette Teller (BET). Luas wilayah area permukaan
spesifik Langmuir dan BET berada dalam kisaran 7,3m2/g – 31,5 m2/g dan 5,4 m2/g
– 23,3 m2/g dan rata-rata bernilai 18,7 m2/g dan 13,8 m2/g. Kedua area memiliki
korelasi positif dengan kandungan TOC ,hal tersebut menunjukkan bahwa pori-pori
organik memainkan kontribusi yang signifikan pada area permukaan spesifik dalam
sampel (Gambar 3.4).
Gambar 3.4 Hubungan antara kandungan TOC dan luas area spesifik pada Sumur Pengye-1
23
bernilai 1,53% dan 1,1%. Pada Formasi Longmaxi Shale bagian bawah nilai gas
yang terkandung berada di kisaran 0,14%-0,57% dan 0,13%-0,52% dan rata-rata
bernilai 0,28% dan 0,21%.
Tabel 3.6 Hasil analisis kandungan TOC, gas sorption capacity, dan moisture pada Sumur Pengye-1
24
3.4.3 Kandungan Gas Adsorpsi dan Gas Bebas
Perhitungan kandungan gas adsorpsi digunakan 20 sampel dari sumur Pengye-1
yang ditjunkkan pada tabel 3.7. Perhitungan meliputi kandungan gas yang hilang
(Lost Gas Content), gas desorpsi (Desorbed Gas Content), gas residu (Residual
Gas), dan gas adsorpsi (Adsorbed Gas Content) dari sampel core dengan diameter
110 m yang berkisar 0,46 cm3/g – 2,24 cm3/g dan rata-rata bernilai 1,38 cm3/g .
Pada Formasi Longmaxi Shale bagian bawah, kandungan gas dari 9 sampel berkisar
0,9 cm3/g – 2,24 cm3/g dan rata-rata bernilai 1,8 cm3/g. Pada Formasi Longmaxi
Shale bagian tengah, kandungan gas dari 9 sampel berkisar 0,5 cm3/g – 1,7 cm3/g
dan rata-rata bernilai 1,15 cm3/g. Pada Formasi Longmaxi Shale bagian atas,
kandungan gas dari 2 sampel berkisar 0,46 cm3/g – 0,59 cm3/g dan rata-rata bernilai
0,53 cm3/g. Hasilnya menunjukkan Formasi Longmaxi Shale memiliki kandungan
gas tertinggi di bagian bawah dan kandungan gas berkurang dari bagian bawah ke
bagian atas pada Formasi Longmaxi Shale di sumur Pengye-1. Perhitungan gas
bebas menggunakan 6 sampel berkisar 0,45 cm3/g – 0,84 cm3/g dan rata-rata
bernilai 0,68 cm3/g. Kandungan gas bebas merupakan 24,4% - 49,7% dari total gas
dan rata-rata bernilai 37,5%. Data tersebut menunjukkan bahwa shale gas yang
tergandung didalam reservoir di Formasi Longmaxi Shale Sumur Pengye -1
25
didominasi oleh gas adsorpsi dengan persentase sekitar 50,3% - 75,6% dari total
gas.
Gambar 3.5 Hubungan antara kandungan TOC dan kandungan gas adsorpsi pada Sumur Pengye-1
26
BAB IV
Kesimpulan
Indeks kegetasan pada reservoir Formasi Longmaxi Shale memiliki nilai berkisar
antara 43,18% - 52,27 % dan rata-rata bernilai 49,24% pada bagian atas (skala less
brittle – brittle), 41,82%-77,27% dan rata-rata bernilai 54,67% pada bagian tengah
(skala less brittle – brittle), 50%-82,18% dan rata-rata bernilai 69,2% pada bagian
bawah (skala brittle). Nilai kegetasan meningkat seiring peningkatan kedalam dan
Formasi Longmaxi Shale bagian bawah merupakan bagian pada formasi tersebut
yang memiliki indeks kegetasan yang paling baik dan kandungan mineral yang
didominasi oleh clay-rich siliceous mudstone. Kandungan mineral lempung Illit
merupakan kandungan tertinggi dengan nilai berkisar 7,7% - 23,18% dan rata-rata
bernilai 15,01% .Berdasarkan plot diagram terner , menunjukkan bahwa Formasi
Longmaxi Shale memiliki kemiripan dengan kualitas perekahan dengan Barnett
Shale, Amerika.
Porositas anorganik adalah tipe porositas yang dominan dengan nilai didapatkan
0,06% - 2,65% dan rata-rata bernilai 1,76%. Porositas anorganik dengan
kandungan TOC yang berbeda memiliki nilai yang cenderung serupa, sedangkan
27
porositas organik dengan kandungan TOC meningkat seiring peningkatan
kandungan TOC.
Formasi Longmaxi Shale bagian bawah adalah target utama untuk kegiatan
eksplorasi shale gas dengan kandungan TOC, indeks kegetasan , porositas, dan
kandungan gas yang tinggi pada bagian tersebut. Dibandingkan dengan reservoir
shale gas di Amerika, Formasi Longmaxi Shale berumur Silurian yang berasal dari
endapan sedimen lebih tua dibandingkan yang lainnya mengakibatkan tingkat
kematangan jauh lebih tinggi dan telah mengalami beberapa aktivitas tekntonik
yang intens.
28
Daftar Pustaka
Baskin DK. Atomic H/C Ratio of Kerogen as an Estimate of Thermal Maturity and
Organic Matter Conversion. AAPG Bulletin. 1997; 81:1437–1450.
Beckwith, R. [2011] Shale Gas: Promising Prospects Worldwide. doi:
10.2118/0711-0037-JPT
Chelini V, Muttoni A, Mele M, Rossi E, Galimberti R, Ortenzi A. Gas shale
reservoir characterization: a north Africa case. Journal of Limnology. 2010;
69:33–44
Chen FW, Lu SF, Ding X, He XP, Xing HL. The splicing of backscattered scanning
electron microscopy method used on evaluation of microscopic pore
characteristics in shale sample and compared with results from other
methods. Journal of Petroleum Science and Engineering. 2018; 160:207–
218.
Chen FW, Lu SF, Ding X, He XP, Xing HL. Evaluation of the Adsorbed Gas
Amount in a Shale Reservoir Using the Three Compositions Adsorbing
Methane (TCAM) Method: A Case from the Longmaxi Shale in Southeast
Chongqing, China. Energy & Fuels. 2017; 31:11523–11531.
Chen SB, Zhu YM, Wang HY, Liu HL, Wei W, Fang JH. Shale gas reservoir
characterisation: A typical case in the southern Sichuan Basin of China.
Energy. 2011; 36:6609–6616.
Dembicky H. Practical Petroleum Geochemistry for Exploration and Production.
Elsevier.2016
Diamond WP, Schatzel SJ. Measuring the gas content of coal: A review.
International Journal of Coal Geology. 1998; 35:311–331.
Fitzgerald JE, Pan Z, Sudibandriyo M, Robinson JRL, Gasem KAM, Reeves S.
Adsorption of methane, nitrogen, carbon dioxide and their mixtures on wet
Tiffany coal. Fuel. 2005; 84:2351–2363
Huang DF, Li JC, Zhang DJ. Kerogen types and study on effectiveness, limitation
and interrelation of their indentification parameters. Acta Sedimentologica
Sinica. 1984; 2:18–33.
Jacob H. Classification, structure, genesis and practical importance of natural solid
bitumen. International Journal of Coal Geology. 1989; 11:65–79
Jarvie D.M., Hill R.J., Ruble T.E., et al. [2007] Unconventional Shale-gas systems:
The Mississippian Barnett Shale of North-Central Texas as One Model for
Thermogenic Shale Gas Assessment. AAPG Bulletin 91(4): 475–499.
Jin X.C., Shah S.N., Roegiers J.C., et al. [2014] Fracability Evaluation in Shale
Reservoirs – An Integrated Petrophysics and Geomechanics Approach. In:
SPE hydraulic fracturing technology.
Katz BJ. Limitations of ‘Rock-Eval’ pyrolysis for typing organic matter. Organic
Geochemistry. 1983; 4:195–199
Kuila U, McCarty DK, Arkadiusz D, Fischer TB, Prasad M. Total porosity
measurement in gas shales by the water immersion porosimetry (WIP)
method. Fuel. 2014; 117:1115–1129.
Li, J.Y. [2013] Analysis on mineral components and frangibility of shales in
Dongying Depression. Acta Sedimentologica Sinica 31(4): 616– 620. (in
Chinese with English abstract).
29
Luffel DL, Guidry FK. New core analysis methods for measuring reservoir rock
properties of Devonian shale. Journal of Petroleum Technology. 1992;
44:1184–1190.
30
LAMPIRAN
31
32