Anda di halaman 1dari 17

12

BAB 12 PETA GEOLOGI

Peta Geologi

12.1. Pendahuluan
Peta geologi pada dasarnya merupakan suatu sarana untuk menggambarkan tubuh batuan,
penyebaran batuan, kedudukan unsur struktur geologi dan hubungan antar satuan batuan serta
merangkum berbagai data lainnya. Peta geologi juga merupakan gambaran teknis dari permukaan
bumi dan sebagian bawah permukaan yang mempunyai arah, unsur-unsurnya yang merupakan
gambaran geologi, dinyatakan sebagai garis yang mempunyai kedudukan yang pasti.

Pada dasarnya peta geologi merupakan rangkaian dari hasil berbagai kajian lapangan. Hal ini pula
yang menyebabkan mengapa pemetaan geologi diartikan sama dengan geologi lapangan. Peta
geologi umumnya dibuat diatas suatu peta dasar (peta topografi/rupabumi) dengan cara memplot
singkapan-singkapan batuan beserta unsur struktur geologinya diatas peta dasar tersebut.
Pengukuran kedudukan batuan dan struktur di lapangan dilakukan dengan menggunakan kompas
geologi. Kemudian dengan menerapkan hukum-hukum geologi dapat ditarik batas dan sebaran
batuan atau satuan batuan serta unsur unsur strukturnya sehingga menghasilkan suatu peta geologi
yang lengkap.

Peta geologi dibuat berlandaskan dasar dan tujuan ilmiah dimana memanfaatan lahan, air dan
sumberdaya ditentukan atas dasar peta geologi. Peta geologi menyajikan sebaran dari batuan dan
tanah di permukaan atau dekat permukaan bumi, yang merupakan penyajian ilmiah yang paling
baik yang menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan untuk
mengidentifikasi dan mencegah sumberdaya yang bernilai dari resiko bencana alam dan
menetapkan kebijakan dalam pemanfaatan lahan.

12.2. Peta Geologi


12.2.1. Definisi

1. Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah/wilayah
/kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala.
2. Peta geologi menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur,
stratigrafi, stuktur, tektonika, fisiografi dan sumberdaya mineral serta energi.
3. Peta geologi disajikan berupa gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan
ketiganya. Penjelasan berisi informasi, misalnya situasi daerah, tafsiran dan rekaan
geologi, dapat diterangkan dalam bentuk keterangan pinggir.

Pengantar Geologi 303


BAB 12 PETA GEOLOGI

12.2.2. Pengertian

1. Skala peta merupakan skala perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya yang
dinyatakan dengan angka atau garis atau gabungan keduanya.
2. Peta geologi berskala 1:250.000 dan yang lebih besar (1:100.000; 1:50.000 dan
seterusnya) disebut peta geologi skala besar, bertujuan menyediakan informasi geologi.
3. Peta geologi berskala 1:50.000 menyajikan informasi yang lebih rinci dari peta geologi
berskala 1:100.000 dan seterusnya.
4. Peta geologi berskala 1:500.000 dan yang lebih kecil (1:1.000.000; 1:2.000.000 dan
1:5.000.000) disebut peta geologi berskala kecil, bertujuan menyajikan tataan geologi
regional dan sintesisnya.
5. Kualitas peta geologi dapat dibedakan atas peta geologi standar dan peta geologi tinjau/
permulaan .
6. Peta geologi standar adalah peta geologi yang dalam penyajiannya memenuhi seperti
persyaratan teknis yang tercantum dalam uraian 2 dengan proses pembuatan mengikuti
seperti dalam unsur tambahan utama uraian 3.
7. Peta geologi tinjau/permulaan adalah peta geologi yang dalam penyajian dan
pembuatannya belum seluruhnya mengikuti kaidah-kaidah peta geologi standar.
8. Peta geologi dibedakan atas peta geologi sistematik dan peta geologi tematik.
9. Peta geologi sistematik adalah peta geologi yang menyajikan data dasar geologi dengan
nama dan nomor lembarnya mengacu pada SK Ketua Bakosurtanal No. 019.2.2/1/1975
atau SK Penggantinya.
10. Peta geologi tematik adalah peta geologi yang menyajikan data geologi untuk tujuan
tertentu, misalnya peta geologi teknik, peta geologi kuarter.
11. Seluruh wilayah daratan Indonesia tercakup dalam peta geologi sistematik dari berbagai
skala sebagai berikut :
a. 1007 lembar peta geologi skala 1:100.000.
b. 198 lembar peta geologi skala 1:250.000.
c. 76 lembar peta geologi skala 1:500.000.
d. 16 lembar peta geologi skala 1:1.000.000.
e. 2 lembar peta geologi skala 1:2.000.000.
f. 1 lembar peta geologi skala 1:5.000.000.
12. Peta geologi diterbitkan oleh instansi pemerintah atau badan usaha yang ditunjuk
pemerintah. Instansi yang berwenang menerbitkan peta geologi sistematik adalah Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi (disingkat P3G), Direktorat Jenderal Geologi dan
Sumberdaya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia.

12.2.3. Pemetaan Geologi

Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang bersifat interpretasi dan dapat menghasilkan
berbagai jenis peta untuk berbagai macam tujuan, termasuk misalnya untuk penilaian kualitas air
bawah tanah dan resiko pencemaran, memprediksi bencana longsor, gempabumi, erupsi
gunungapi, karakteristik sumberdaya mineral dan energi, manajemen lahan dan perencanaan
tataguna lahan, dan lain sebagainya. Informasi yang ada pada peta geologi sangat dibutuhkan bagi
para pengambil kepurtusan, baik untuk keperluan sektor publik maupun swasta, seperti misalnya
dalam penentuan rencana rute suatu jalan, sistem “cut and fill” pada pembutan jalan di medan
yang berbukit-bukit. Peta geologi juga dipakai dalam “benefit-cost analysis” untuk memperkecil
ketidak pastian dan potensi penambahan biaya.

Dalam pemetaan geologi, seorang ahli geologi harus mengetahui susunan dan komposisi batuan
serta struktur geologi, baik yang tersingkap di permukaan bumi maupun yang berada di bawah

Pengantar Geologi 304


BAB 12 PETA GEOLOGI

permukaan melalui pengukuran kedudukan batuan dan unsur struktur geologi dengan
menggunakan kompas geologi serta melakukan penafsiran geologi, baik secara induksi dan
deduksi yang disajikan diatas peta dengan menggunakan simbol atau warna. Seiring dengan
berkembangnya teknologi informasi, seperti Sistem Informasi Geografi (SIG) maka aspek
pemetaan geologi mengalami perubahan, yaitu dengan tersedianya piranti lunak (software) sebagai
alat bantu yang memungkinkan ukuran (geometri) dan karakteristik dari suatu tubuh batuan dan
kenampakan geologi lainnya disimpan secara elektronik (dalam format digital), ditelusuri,
dianalisa, dan disajikan untuk berbagai keperluan. Dengan memanfaatkan teknologi SIG,
memungkinkan para ahli melakukan analisa spasial, misalnya dalam mencari sebaran polusi yang
mungkin terjadi disekitar suatu sumur bor didasarkan atas sifat sifat batuannya (porositas dan
permeabiliatas), penentuan rute rencana jalan dengan menghindari wilayah wilayah yang rawan
longsor dan daerah daerah yang lerengnya tidak stabil. SIG juga menyediakan peta-peta geologi
dan fasilitas untuk keperluan analisa geologi bagi para pengguna, baik akhli geologi maupun yang
bukan.

12.2.4. Metoda Pemetaan Geologi Lapangan

Pada dasarnya tahapan kerja pemetaan geologi lapangan dapat dibagi menjadi 4 (empat) tahap
yaitu: 1). Tahap Persiapan; 2). Tahap Penelitian Lapangan; 3). Tahap Kegiatan Studio dan 4).
Tahap Pelaporan. Pada gambar 12-1 diperlihatkan bagan diagram alir dari kegiatan pemetaan
geologi, yaitu dimulai dari kegiatan persiapan yang meliputi penafsiran citra indraja/potret udara,
analisa peta topografi, pola aliran sungai, mempersiapkan perlengkapan lapangan dan studi
literatur. Pada tahap ini akan menghasilkan Peta Interpretasi Citra Indraja/Potret Udara, Peta Dasar
Kerja Lapangan dan Perlengkapan lapangan yang sesuai dengan kondisi medan. Tahap penelitian
lapangan terdiri dari pengamatan geologi disepanjang sungai atau jalan setapak dimana singkapan-
singkapan batuan tersingkap, melakukan pengumpulan dan perekaman data geologi, pengambilan
contoh dan pengeplotan pada peta dasar. Pada tahap ini akan dihasilkan Peta Geologi Sementara,
Peta Lokasi Data, Peta Lokasi Contoh dan Contoh Batuan. Tahap kegiatan studio meliputi
penelitian laboratorium terhadap contoh batuan yaitu petrologi, sedimentologi, geokimia,
paleontologi, pentarikhan radiometri, analisa struktur geologi dan verifikasi hasil penafsiran citra
dengan data lapangan. Hasil dari kegiatan studio berupa database yang sudah diverifikasi. Tahap
pelaporan menghasilkan peta geologi dengan penjelasannya.

Gambar 12-1 Tahapan kerja kegiatan pemetaan geologi

Pengantar Geologi 305


BAB 12 PETA GEOLOGI

Pemetaan geologi lapangan secara tradisi dilakukan dilapangan dan peralatan untuk pekerjaan
lapangan meliputi antara lain: buku catatan lapangan, peta topografi (peta dasar), kompas geologi,
lensa stereoskop, palu geologi, kamera, serta peralatan tulis lainnya.

Gambar 12-2 Kompas Geologi merk “Brunton” yang umum digunakan dalam pemetaan

Pekerjaan pemetaan geologi lapangan mencakup observasi dan pengamatan singkapan batuan
pada lintasan yang dilalui, mengukur kedudukan batuan, mengukur unsur struktur geologi,
pengambilan sampel batuan, membuat catatan pada buku lapangan dan mem-plot data geologi
hasil pengukuran keatas peta topografi (peta dasar). Catatan hasil observasi lapangan biasanya
dibuat dengan menggunakan terminologi deskripsi batuan yang baku terutama dalam penamaan
batuan. Tatanama batuan dan pengelompokkan satuan batuan harus mengikuti aturan Sandi
Stratigrafi. Penentuan lokasi singkapan dengan menggunakan kompas serta membuat sketsa
singkapan dan mendokumentasikan melalui kamera. Pada dasarnya, peta geologi disusun dan
diolah di lapangan melalui kegiatan lapangan, kemudian disempurnakan setelah dibantu dengan
hasil analisa di laboratorium (petrologi / petrografi, paleontologi, radiometri dsb), analisa struktur
dan studi literatur dan data sekunder.

Setiap unsur geologi dianggap sebagai bentuk bentuk yang sederhana, batas satuan batuan, sesar,
diperlakukan sebagai bidang-bidang teratur yang dapat diukur kedudukannya dan digambarkan
dalam peta. Peta geologi pada hakekatnya merupakan gambar teknik yang memperlihatkan
sebaran satuan satuan batuan dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Berkat
perkembangan teknologi saat ini, memungkinkan pemanfaatan GPS (Global Positioning System)
untuk penentuan lokasi dari obyek-obyek geologi secara akurat serta penggunaan Computer Note-
book (Lap Top) dan PDA (Personal Digital Assistant) untuk mencatat dan merekam data geologi
langsung di lapangan.

Pada pemetaan geologi, para ahli geologi tidak saja melakukan observasi dan pencatatan akan
tetapi juga melakukan analisa dan penfsiran di lapangan, seperti menentukan jenis sesar, hubungan
antar satuan batuan dan lain sebagainya. Semua hasil pekerjaan lapangan yang berupa hasil
pengukuran kedudukan batuan, lokasi-lokasi singkapan batuan dan unsur-unsur geologi lainnya
harus diplot pada peta dasar dan pekerjaaan analisis terhadap hubungan antar batuan atau satuan
batuan juga harus dilakukan dan dipecahkan di lapangan. Hal-hal yang tidak dapat dikerjakan dan
dilakukan di lapangan, seperti misalnya analisa paleontologi, analisa petrografi, maupun analisa
sedimentologi, maka diperlukan pengambilan contoh batuan guna keperluan analisis di
laboratorium. Hasil akhir dari suatu pemetaan geologi lapangan adalah suatu peta geologi beserta
penampang geologinya yang mencakup uraian dan penjelasan dari bentuk bentuk bentangalam

Pengantar Geologi 306


BAB 12 PETA GEOLOGI

atau satuan geomorfologinya, susunan batuan atau stratigrafinya, struktur geologi yang
berkembang beserta gaya yang bekerja dan waktu pembentukannya dan sejarah geologinya.

Pada gambar 12-3; 12-4; 12-5 dan 12-6 diperlihatkan aktivitas yang dilakukan pada proses
pemetaan geologi lapangan yang meliputi antara lain: melakukan pengamatan / observasi
singkapan batuan, mendiskripsi batuan pada singkapan-singkapan yang dijumpai di lapangan,
melakukan pengukuran kedudukan batuan, pengukuran unsur unsur struktur geologi, dan unsur-
unsur geologi lainnya, mencatat hasil pengamatan kedalam buku catatan lapangan, dan
menentukan lokasi singkapan-singkapan batuan di lapangan. Penentuan lokasi singkapan-
singkapan batuan dapat dilakukan dengan KOMPAS maupun dengan alat navigasi yang dikenal
sebagai GPS.

Gambar 12-3 Observasi dan pemerian batuan dilapangan

Gambar 12-4 Pengukuran Jurus dan Kemiringan Lapisan Batuan


dengan menggunakan kompas

Pengantar Geologi 307


BAB 12 PETA GEOLOGI

Gambar 12-5 Pengukuran dan pencatatan dalam buku


catatan lapangan

Gambar 12-6 Penentuan lokasi dari singkapan batuan


dilapangan dengan menggunakan GPS

12.2.5. Penyebaran Batuan pada Peta

Peta geologi dihasilkan dari pengamatan dan pengukuran singkapan di lapangan yang kemudian
di-plot pada peta dasar (peta topografi). Untuk dapat menggambarkan keadaan geologi pada suatu
peta dasar, dipakai beberapa aturan teknis, antara lain untuk perbedaan jenis batuan dan struktur
geologi digambarkan berupa garis. Penyebaran batuan beku akan mengikuti aturan bentuk tubuh
batuan beku seperti misalnya sill, dike, stock, batholit dsb, sedangkan penyebaran batuan sedimen
akan tergantung pada jurus dan kemiringannya (kedudukan batuannya).

Pengantar Geologi 308


BAB 12 PETA GEOLOGI

12.2.6. Jurus dan Kemiringan Lapisan Batuan

Jurus dan kemiringan adalah besaran untuk menerangkan kedudukan perlapisan suatu batuan
sedimen. Pada suatu singkapan batuan berlapis, jurus dinyatakan sebagai garis arah dan
kemiringan sebagai besaran sudut (gambar 12-7).

Gambar 12-7 Unsur-unsur “Struktur Perlapisan Batuan” yang harus diukur dengan
menggunakan Kompas Geologi adalah: Strike (Jurus Perlapisan
Batuan), Direction of dip (Arah Kemiringan Lapisan Batuan), dan
Angle of dip ( Besaran Kemiringan Lapisan Batuan).

Secara geometris jurus dapat dinyatakan sebagai perpotongan antara bidang miring (perlapisan
batuan) dengan bidang horisontal yang dinyatakan sebagai besaran sudut, diukur dari Utara atau
Selatan. Kemiringan adalah besaran sudut vertikal yag dibentuk oleh bidang miring tersebut
dengan bidang horizontal. Dalam hal ini diambil yang maksimum, yaitu pada arah yang tegak
lurus jurus lapisan batuan (gambar 12-8).

Gambar 12-8 Geometri jurus dan kemiringan suatu lapisan batuan

Jurus umumnya diambil pada selang ketinggian yang pasti, misalnya jurus pada ketinggian 100 m,

Pengantar Geologi 309


BAB 12 PETA GEOLOGI

200 m, 300 m, dan seterusnya. Pada tampak peta (proyeksi pada bidang horizontal), dengan
sendirinya garis-garis jurus merupakan garis-garis yang sejajar dengan spasi yang tetap. Pada
suatu satuan batuan yang mempunyai ketebalan tertentu dapat dibatasi adanya jurus lapisan bagian
atas (top) dan jurus lapisan bagian bawah (bottom) pada ketinggian yang sama. Dari sini dapat
ditentukan ketebalan tiap satuan, apabila penyebaran atau jurus top dan bottomnya dapat diketahui
(Gambar. 12-9).

Gambar 12-9 Penentuan ketebalan lapisan dengan metoda orthografi

12.2.7. Hubungan Kedudukan Lapisan dan Topografi

Penyebaran singkapan batuan akan tergantung bentuk permukaan bumi. Suatu urutan perlapisan
batuan yang miring, pada permukaan yang datar akan terlihat sebagai lapisan-lapisan yang sejajar.
Akan tetapi pada permukaan bergelombang, batas-batas lapisan akan mengikuti aturan sesuai
dengan kedudukan lapisan terhadap peta topografi. Aturan yang dipakai adalah, bahwa suatu
batuan akan tersingkap sebagai titik, dimana titik tersebut merupakan perpotongan antara

Pengantar Geologi 310


BAB 12 PETA GEOLOGI

ketinggian (dalam hal ini dapat dipakai kerangka garis kontur) dengan lapisan batuan (dalam hal
ini dipakai kerangka garis jurus) pada ketinggian yang sama (Gambar 12-10).

Gambar 12-10 Hubungan jurus lapisan batuan, topografi dan penyebaran singkapan

Aturan ini dapat dipakai untuk menggambarkan penyebaran batuan dipermukaan dengan mencari
titik-titik tersebut, apabila jurus-jurus untuk beberapa ketinggian dapat ditentukan. Sebaliknya,
dari suatu penyebaran singkapan dapat pula ditentukan kedudukan lapisan dengan mencari
jurusjurusnya. Sehubungan dengan ini terdapat suatu keteraturan antara bentuk topografi,

Pengantar Geologi 311


BAB 12 PETA GEOLOGI

penyebaran singkapan dan kedudukan lapisan. Pada suatu bentuk torehan lembah, keteraturan ini
mengikuti Hukum V (Gambar 12-11).

Gambar 12-11. Pola singkapan menurut hukum V

12.2.8. Cara Penulisan Kedudukan Lapisan Batuan

Kedudukan lapisan batuan diukur dengan kompas geologi di lapangan. Oleh karena itu kerangka
yang dipakai umumnya arah Utara atau Selatan. Dikenal dua jenis skala kompas yaitu skala
azimut (00 -3600) dan skala kwadran (00 -900).

Suatu lapisan mempunyai kemiringan berarah Selatan Barat, dituliskan sebagai berikut :

Skala azimuth N 1200 E/45 SW atau

Skala kwadran S 600 E/45 SW

Pengantar Geologi 312


BAB 12 PETA GEOLOGI

Gambar 12-12 Cara penggambaran kedudukan lapisan secara skala Azimut dan Kwadran

Lazimnya lebih sering dipakai skala azimuth karena lebih praktis karena selalu ditulis N.... 0 E
untuk arah jurusnya, sehingga kadang-kadang tidak dicantumkan pada kwadran arah kemiringan
dicantumkan.

12.2.9. Simbol pada Peta dan Tanda Litologi

Peta geologi menggunakan tanda-tanda yang menunjukkan jenis batuan, kedudukan, serta struktur
geologi yang ada pada daerah tersebut. Beberapa simbol yang umum dipakai ditunjukkan pada
gambar 12-13 Disamping tanda (simbol) litologi, juga sering dipakai warna, untuk membedakan
jenis satuan (gambar 12-14).

Gambar 12-13 Simbol pada peta geologi

Pengantar Geologi 313


BAB 12 PETA GEOLOGI

Gambar 12-14 Simbol dan warna batuan

12.2.10. Peta Geologi dan Penampang Geologi

Peta geologi selalu dilengkapi dengan penampang geologi, yang merupakan gambaran bawah
permukaan dari keadaan yang tertera pada peta geologi. Keadaan bawah permukaan harus dapat
ditafsirkan dari data geologi permukaan dengan menggunakan prinsip dan pengertian geologi
yang telah dibahas sebelumnya.

Untuk dapat lebih jelas menunjukkan gambaran bahwa permukaan penampang dibuat sedemikian
rupa sehingga akan mencakup hal-hal yang penting, misalnya; memotong seluruh satuan yang ada
struktur geologi dan sebagainya. Untuk menggambarkan kedudukan lapisan pada penampang,
dapat dilakukan penggambaran dengan bantuan garis jurus (Gambar 12-15), yaitu dengan
memproyeksikan titik perpotongan antara garis penampang dengan jurus lapisan pada ketinggian
sebenarnya.

Apabila penampang yang dibuat tegak lurus pada jurus lapisan, maka kemiringan lapisan yang
nampak pada penampang merupakan kemiringan lapisan sebenarnya, sehingga kemiringan lapisan
dapat langsung diukur pada penampang, akan tetapi bila tidak tegak lurus jurus, kemiringan
lapisan yang tampak merupakan kemiringan semu, sehingga harus dikoreksi terlebih dahulu
dengan menggunakan tabel koreksi atau secara grafis.

Pengantar Geologi 314


BAB 12 PETA GEOLOGI

Gambar 12-15 Cara membuat penampang dengan bantuan garis jurus

Pengantar Geologi 315


BAB 12 PETA GEOLOGI

Adapun Tata Letak Keterangan pada Peta Geologi secara umum diberikan seperti pada gambar 12-
16 dibawah.

Gambar 12-16 Tata Letak Keterangan Pinggir pada Peta Geologi

12.3. Basisdata Peta Geologi


Tujuan utama dari kebanyakan survei geologi adalah menghasilkan suatu peta geologi. Pada masa
sekarang survei geologi tidak saja untuk menghasilkan peta geologi, akan tetapi menyimpannya
menjadi suatu basisdata dari berbagai jenis peta geologi maupun peta geologi teknik. Kebutuhan
terhadap rancangan “model data” untuk basisdata peta geologi menjadi sesuatu yang penting,
terutama yang berkaitan dengan konsep 3 dimensi terutama hubungan antar satuan batuan,
patahan/sesar, dan obyek geologi lainnya di peta. Hal ini menjadi tantangan kedepan mengingat
piranti lunak untuk mengelola basisdata bersifat dinamis dan perancangan basisdata juga
berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi.

Dengan teknologi informasi memungkinkan data geologi dapat saling dipertukarkan diantara
lembaga/instansi dan atau antar pengguna. Pertukaran data geologi dapat dilakukan dalam
berbagai format. Pada masa sekarang, seorang ahli geologi harus melakukan re-evaluasi
bagaimana mengelola informasi di lapangan, informasi apa saja yang perlu dikumpulkan dan
untuk keperluan apa serta tambahan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh suatu peta. Basisdata
peta dalam format digital dapat dengan mudah di update jika ada tambahan informasi baru.

Pengantar Geologi 316


BAB 12 PETA GEOLOGI

Gambar 12-17 Contoh Peta Geologi Teknik Untuk Rencana Tata Ruang
Kota Banda Aceh, Propinsi Nangroe Aceh Darussalam.

12.4. Penelusuran Data Geologi


Untuk mendapatkan peta saat ini orang tidak perlu lagi mencarinya ke toko toko atau kantor-
kantor yang menyediakan peta. Melalui SIG dan internet memungkinkan orang mendapatkan peta
yang diinginkan. Peta dan Basisdata saat ini tersedia di internet dalam berbagai format. Beberapa
format seperti Adope @, atau format PDF dirancang untuk penyajian visual dari suatu peta dan
untuk hal tersebut tidak memerlukan piranti lunak khusus. Menyediaan akses ke publik seperti
untuk analisa tanpa harus membeli piranti lunaknya. Sejumlah agen dan vendor sudah
berpengalaman dengan piranti lunak yang memungkinkan pengguna untuk melihat peta melalui
query yang dikirimkan dan melihat hasilnya melalui suatu Web browser.

Teknologi internet saat ini telah berkembang secara luas dan membuktikan bahwa cara ini lebih
efektif dan efisien, karena:
1. Meningkatnya ketersediaan informasi geologi dalam bentuk digital
2. Standarisasi struktur basisdata dan pertukaran format data
3. Meningkatnya bandwidth internet, memungkinkan download data yang besar secara cepat.
4. Kemajuan dalam piranti lunak untuk melayani data peta.

Pengantar Geologi 317


BAB 12 PETA GEOLOGI

Perkembangan baru dalam pemetaan dan penyiapan produk peta dimungkinkan karena
perkembangan teknologi informasi dan SIG, namun demikian perkembangan teknologi informasi
tidak merubah dasar dasar pengetahuan geologi itu sendiri, akan tetapi hanya mencakup perubahan
pada teknik pengorganisasian data, pemeliharaan, dan analisis data peta serta meningkatkan
pemanfaatan oleh masyarakat maupun ilmuwan.

12.5. Manfaat dan Kegunaan Peta Geologi


Data geologi umumnya disajikan dalam bentuk berbagai jenis peta, antara lain: Peta Geohidrologi,
Peta Geologi Teknik, Penampang Geologi, Laporan Geologi dsb. Peta geologi sebagai peta yang
menggambarkan sebaran berbagai jenis batuan dan struktur geologi dalam suatu peta dan
merupakan sumber informasi geologi dari suatu wilayah akan bermanfaat bagi para perencana
maupun pelaksana dalam bidang:

1. Keteknikan (Pembangunan Pondasi Bendungan, Jalan Raya, Daya Dukung Lahan, Daerah
Rawan Longsor, Daerah Rawan Banjir, dll)
2. Perencanaan Wilayah dan Kota (Perencanaan Tata Ruang)
3. Pertambangan (Potensi Bahan Galian Ekonomis)
4. Perminyakan (Potensi Sumberdaya Gas dan Minyakbumi)
5. Industri (Potensi Sumberdaya Air dan Mineral).

Pengantar Geologi 318


BAB 12 PETA GEOLOGI

RINGKASAN

Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian unsur permukaan
bumi yang digambar dalam skala tertentu.

Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang bersifat interpretasi dan dapat
menghasilkan berbagai jenis peta untuk berbagai macam tujuan, termasuk misalnya untuk
penilaian kualitas air bawah tanah dan resiko pencemaran, memprediksi bencana longsor,
gempabumi, erupsi gunungapi, karakteristik sumberdaya mineral dan energi, manajemen
lahan dan perencanaan tataguna lahan, dan lain sebagainya

Peta geologi pada dasarnya merupakan suatu sarana untuk menggambarkan tubuh batuan,
penyebaran batuan, kedudukan unsur struktur geologi dan hubungan antar satuan batuan
serta merangkum berbagai data lainnya dan juga merupakan gambaran teknis dari
permukaan bumi dan sebagian bawah permukaan yang mempunyai arah, unsur-unsurnya
yang merupakan gambaran geologi, dinyatakan sebagai garis yang mempunyai kedudukan
yang pasti.

Kegunaan Peta Geologi:


a. Keteknikan (Pembangunan Pondasi Bendungan, Jalan Raya, Daya Dukung Lahan,
Daerah Rawan Longsor, Daerah Rawan Banjir, dll)
b. Perencanaan Wilayah dan Kota (Perencanaan Tata Ruang)
c. Pertambangan (Potensi Bahan Galian Ekonomis)
d. Perminyakan (Potensi Sumberdaya Gas dan Minyakbumi)
e. Industri (Potensi Sumberdaya Air dan Mineral).

PERTANYAAN ULANGAN

1. Jelaskan perbedaan antara peta topografi dan peta geologi ?


2. Informasi apa saja yang dapat diperoleh dari suatu peta geologi ?
3. Jelaskan pentingnya peta geologi bagi pekerjaan pembangunan pondasi bendungan ?
4. Jelaskan hubungan peta geologi dengan potensi sumberdaya mineral ?

Pengantar Geologi 319

Anda mungkin juga menyukai