Anda di halaman 1dari 10

90

BAB X
TUGAS KHUSUS
Multitubular Fixed Bed Reactor

Reaktor kimia dirancang untuk mereaksikan bahan-bahan kimia, atau juga


sering disebut sebagai tempat untuk mengonversi bahan baku menjadi produk, ada
juga yang menyebutkan bahwa reaktor kimia merupakan jantungnya proses kimia.
Desain reaktor kimia dengan kandungan bahan kimia yang cukup banyak akan
disintesis pada skala komersial tergantung pada beberapa aspek kimia. Karena hal
tersebut sangat vital mencakup secara keseluruhan desain untuk proses, desainer
harus memastikan bahwa proses reaksi dengan efisiensi tinggi pada produk
keluaran yang diinginkan, menghasilkan yield tinggi dengan biaya yang paling
efektif (Levenspiel, 1999).
Reaktor kimia adalah sebuah alat dalam industri kimia tempat terjadinya
satu atau lebih reaksi kimia dari bahan mentah menjadi hasil jadi atau setengah
jadi sehingga diperoleh nilai tambah. Pemilihan reaktor yang tepat bertujuan
untuk :
1) Mendapatkan keuntungan besar yang besar
2) Biaya produksi yang rendah
3) Modal kecil
4) Operasinya sederhana dan murah
5) Keselamatan kerja terjamin
6) Polusi terhadap sekelilingnya dijaga sekecil-kecilnya
Sumber data yang diperlukan pada perancangan sebuah reaktor dapat
diperoleh dengan jalan melakukan :
a. Percobaan dengan reaktor kecil di laboratorium.
Biasanya percobaan dilakukan pada suhu konstan dengan mengubah
variabel-variabel konsentrasi zat pereaksi, perbandingan zat pereaksi dan suhu
untuk reaktor batch, atau dengan mengubah variabel kecepatan aliran dan
suhu jika dipakai reaktor aliran pipa. Dari data-data yang diperoleh diharapkan
dan dapat diinterpretasikan untuk menentukan kecepatan reaksi, harga
91

konstanta kecepatan reaksi dan hubungan antara konstanta kecepatan reaksi


dan suhu.
b. Pilot Plant
Pada tahap ini dipakai reaktor yang ukurannya lebih besar dibandingkan yang
dipakai di laboratorium. Percobaan dijalankan dengan jenis reaktor yang sama
pada suhu, tekanan, konsentrasi, kecepatan aliran, dan perpindahan panas
yang sama dengan kondisi operasi reaktor kimia yang dirancang.
c. Mempelajari data operasi yang diperoleh dari data industri yang sejenis
Kinetika kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang kecepatan reaksi kimia
dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi tersebut. Jumlah
tempat berlangsungnya reaksi tergantung pada jenis reaksinya, dimana reaksi
kimia dapat dibedakan menjadi :

1) Reaksi homogen (homogeneous reaction)


Adalah reaksi kimia yang berlangsung pada satu fase campuran reaksi.
Jenis reaktor homogen yaitu Reaktor batch, semi batch, Reaktor Alir
Tangki Berpengaduk (RATB), Reaktor Alir Pipa (RAP)
2) Reaksi heterogen (heterogeneous reaction)
Adalah reaksi kimia yang berlangsung atau melibatkan sedikitnya dua fase
campuran reaksi. Jenis reaktor Heterogen meliputi Reaktor Fixed bed,
Fluidized Bed, Bubble, dan Slurry

1. Tipe – Tipe Reaktor


Pemilihan reactor untuk reaksi homogen dapat dibagi dengan cara sebagai
berikut:
a. Berdasarkan bentuknya :
1) Reaktor tangki
Sebuah reaktor disebut reaktor tanki ideal jika pengadukan didalam
reaktor itu sangat sempurna, sehingga komposisi dan suhu didalam reaktor
setiap saat selalu uniform. Reaktor tanki dapat dipakai untuk proses batch,
semi batch, dan continuous.
2) Reaktor pipa
92

Reaktor bentuk pipa biasanya dipakai untuk proses alir tanpa


pengaduk, maka disebut reaktor alir pipa. Reaktor alir pipa disebut ideal jika
zat pereaksi yang berupa gas atau cairan mengalir didalam pipa dengan arah
sejajar dengan sumbu pipa, pola kecepatan zat alir dalam pipa datar dan
dianggap tidak ada difusi axial maupun pencampuran balik.

b. Berdasarkan prosesnya
1) Proses Batch
Proses batch merupakan sebuah proses dimana semua reaktan dimasukan
bersamasama pada awal proses dan produk dikeluarkan pada akhir proses.
Dalam proses ini, semua reagen ditambahkan di awal proses dan tidak
penambahan atau pengeluaran ketika proses berlangsung. Proses batch
cocok untuk produksi skala kecil (Fogler, 1986).

Gambar 10.1. Reaktor Batch


Sumber: (Fogler,1986)

Reaktor batch biasanya digunakan untuk reaksi fase cair terutama


jika kapasitas produksi kecil. Keuntungan penggunaan reaktor batch:
a) Ditinjau dari segi biaya, reactor batch lebih murah daripada reactor alir,
sehingga untuk industri yang kapasitasnya kecil atau proses baru yang
masih dalam masa percobaan lebih baik dipakai reactor batch.
93

b) Lebih menguntungkan untuk kapasitas kecil sebab biaya operasi juga


kecil.
c) Selain itu, lebih mudah dalam memulai dan menghentikan operasinya,
dan lebih mudah dikontrol dibandingkan reactor alir.

Kerugian penggunaan reaktor batch:


a) Banyak waktu terbuang untuk pengisian, pemanasan zat pereaksi sampai
suhu reaksi atau pendinginan zat hasil sampai suhu pengeluaran, dan
waktu pembersihan reactor.
b) Tidak baik untuk fase gas, mudah terjadi kebocoran pada lubang
pengaduk, sehingga packing harus kuat.

2) Proses Kontinyu
Proses kontinu merupakan sebuah proses dimana reaktan yang
diumpankan ke dalam reaktor dan produk atau produk sampingan
dikeluarkan ketika proses masih berlangsung secara berkelanjutan. Sebagai
contoh Haber Proses untuk pembuatan amonia. Biasanya biaya produksi
pada proses kontinu lebih hemat dan murah dibandingkan dengan proses
batch. Proses ini lebih cocok digunakan industri skala besar. (Fogler, 1986)

Gambar 10.2. Reaktor Fixed Batch


Sumber: (Fogler,1986)
3) Semi batch
Proses semi batch merupakan proses yang berbeda dengan proses batch,
pada proses ini input dan output dioperasikan dengan baik secara
94

berkelanjutan. Dalam reaktor semi batch ini, beberapa reaktan dapat


ditambahkan atau beberapa produk dapat ditarik sebagai hasil reaksi secara
berkala (Catalano, 2012).

Gambar 10.3. Reaktor Semi Batch


Sumber: (EPIC SYSTEM, 2019)

c. Berdasarkan fasa fraksi


Reaktan yang diumpankan ke dalam reaktor dapat berupa padatan, cairan
ataupun gas. Fase tersebut tergantung dengan kondisi operasi yang berlangsung
di dalam reaktor. Setiap fase akan menentukan jenis dan tipe reaktor yang
cocok untuk digunakan, sehingga nanti bisa didapatkan hasil yang maksimal.
1) Homogen
Reaksi homogen adalah reaksi yang memiliki reaktan, produk, dan
katalis dalam fasa yang sama, misalnya gas, cairan ataupun padatan. Pada
reaksi homogen fasa gas operasi selalu berlangsung secara sinambung,
sedangkan untuk fasa cair kondisi operasi dapat berlangsung secara partaian
maupun sinambung.

2) Heterogen
Reaksi heterogen dapat memiliki dua fasa atau lebih dalam
pengaplikasiannya. Permasalahan yang mungkin terjadi adalah perpindahan
95

massa antar fasa yang berlangsung. Kombinasi fasa reaksi yang mungkin
terjadi adalah:
1) cair-cair: larutan yang saling campur,
2) cair-padat: cairan akan mengalami kontak dengan padatan, umumnya
padatan merupakan katalis,
3) cair-padat-gas: padatan umumnya merupakan katalis, dan
4) gas-padat: padatan dapat berupa reaktan atau katalis.

d. Keunggulan dan Kelemahan


Jenis-jenis reaktor yang digunakan memiliki beberapa keunggulan dan
kelemahan dalam pengaplikasiannya. Tabel 10.1 akan memperlihatkan
keunggulan dan kelemahan jenis-jenis reaktor yang biasa digunakan.

2. Fixed Bed Multitubular Reaktor


Reaktor fixed bed multitubular merupakan reaktor tipe fixed bed dengan
menggunakan banyak tube. Secara umum fixed bed nultitubular reaktor adalah
sebuah reaktor yang menggunakan katalis padatan dan memiliki banyak tube
yang dikumpulkan dalam satu bundle. Tube didalam reactor berfungsu sebagai
tempat beraksi dan tempat katalis.

Gambar 10.4. Tube Fixed Bed Multitubular


Sumber : (Fogler, 1986)
Untuk menopang bundle tube sekaligus menentukan aliran yang terbentuk
maka ditempatkanlah baffle didalamnya. Pada umumnya reaktan telah mengalami
mixing terlebih dahulu pada bagian pretreatment reaktan. Shell yang terdapat
pada reactor berfungsi sebagai penjaga temperature reaksi.
96

Gambar 10.5 Lay out tube dalam Reaktor Fixed Bed Multitubular

Gambar 10.6 Reaktor Fixed Bed Multitubular


Untuk penentuan katalisator yang akan digunakan, memiliki pertimbangan
sebagai berikut:
1) Sebaiknya dipakai katalisator yang berumur panjang dengan maksud untuk
menghemat dana untuk membeli katalisator baru, untuk mengurangi waktu
produksi dalam penggantian katalis
2) Memilih harga katalis yang murah untuk menghemat investasi operasi
3) Memilih katalis yang dapat diregenerasi tanpa merusak aktivitasnya untuk
mengurangi biaya pembelian katalis yang baru.
Bagian utama dari sebuah reaktor fixed bed multi tube adalah reaktor
vessel, reaktor internals, katalisator, inert dan graded katalisator.
1) Reaktor vessel
Reaktor vessel Merupakan bagian yang menyediakan tempat bagi katalis
yang diletakan didalam tube yang menjadi tempat terjadikan reaksi. Reaktor
97

vessel dirancang dengan dasar perancangan untuk reaksi yang bersifat eksotermis.
Kunci dari perancangan reaktor vessel ini adalah pemilihan material, allowable
working pressure, dimensi dan ketebalan dinding vessel. Reaktor fixed bed
multitubular biasanya digunakan untuk umpan (pereaktan) yang mempunyai
viskositas kecil.
2) Reaktor Internal
Selain reaktor vessel, struktur internal reaktor juga sangat menunjang
optimalnya kinerja dari sistem reaksi yang terjadi di dalam reaktor tersebut. Tube-
tube yang telah berisikan katalis sebagai media distribusi reaksi, distribusi umpan,
distribusi panas, fouling, dan juga temperatur reaksi merupakan beberapa hal yang
mewakili peran dari struktur internal reaktor tersebut. Secara umum, struktur
internal terdiri atas nozzle, grid support, scale gasket, distributor concentric cone,
collector ring, and inert ballast.
3) Katalisator
Katalisator merupakan salah satu hal vital dalam sistem reaksi di dalam
reaktor. Pasalnya, pada perancangan reaktor semua variabel proses ditentukan
oleh physical properties dan kebutuhan reaksi dari katalisator. Misalnya batasan
pressure drop untuk reaksi maupun regenerasi tidak boleh melebihi crushing
strength dari partikel katalisator. Begitu halnya dengan temperatur yang dibatasi
dengan melting point komponen penyusun katalisator.
4) Inert dan Catalytst Graded
Pada tube katalisator, inert ballast diletakkan di bagian atas dan bawah
katalisator. Di bagian atas katalisator, inert balls berfungsi meredam energi
tumbukan dari aliran umpan guna menjaga distribusi katalisator di dalam bed
katalisator. Di bagian bawah tube katalisator, inert ballast berfungsi sebagai
support untuk menopang katalisator dan juga menjaga agar katalisator tidak ikut
mengalir keluar tube katalisator bersama aliran umpan. Graded katalisator
merupakan partikel-partikel yang ditambahkan di atas ataupun di bawah
katalisator di dalam tube katalisator yang memiliki fungsi-fungsi tertentu sesuai
komposisinya. Fungsi graded katalisator antara lain sebagai treatment awal,
menahan deposit, menyerap logam, dan lain-lain. Beberapa jenis graded
98

katalisator ditambahkan ke dalam bed katalisator guna mengoptimalkan aktivitas


katalisator.

Kelebihan dan kekurangan Fixed Bed Multitubular Reaktor.


1) Kelebihan
a. Dapat digunakan untuk mereaksikan dua macam gas sekaligus
b. Kapasitas produksi cukup tinggi
c. Pemakaian tidak terbatas pada kondisi reaksi tertentu (eksoterm dan
endoterm) sehingga pemakaian fleksibel
d. Aliran fluida mendekati plug flow, sehingga dapat diperoleh konversi
yang tinggi
e. Pressure drop rendah
f. Kontrol temperature lebih baik

2) Kekurangan Fixed Bed Multitubular reactor


a. Rate transfer massa dan panas rendah
b. Pemindahan katalis yang sulit sehingga memerlukan shutdown untuk alat
c. Ada kemungkinan terjadi reaksi samping
d. Pressure drop tinggi

3. Langkah – langkah Menentukan Spisifikasi Reaktor Multitubular


Spesifikasi reaktor digunakan untuk menentukan ukuran reaktor baik secara
mekanikal agar mendapatakan data konstruksi untuk dilakukan pembuatan reaktor
tersebut. Tahapan untuk menentukan spesifikasi reaktor multitubular tube yaitu:
1. Mengumpulkan data-data reaktor seperti kondisi operasi dan data
physical untuk fluida yang akan direaksikan dan katalis yang digunakan.
2. Membuat neraca massa fluida yang akan masuk kedalam reaktor
3. Menghitung flowrate umpan dan konsentrasi umpan baik pereaksi
maupun reaktan.
4. Menghitung kinetika reaksi yang terjadi didalam reaktor, sehingga dari
kinetika reaksi ini akan mendapatkan volume reaktor yang akan menjadi
dasar untuk melakukan perhitungan desain konstruksi dari reaktor.
99

5. Menentukan desain ukuran tube reaktor, jumlah tube dan berat katalis
yang digunakan didalam tube.
6. Menentukan desain shell reaktor, tinggi head reaktor dan tinggi total
reaktor.
7. Tebal dinding reaktor ditentukan dengan menggunakan data tekanan
desain dan diameter reaktor.
8. Menghitung koefisien heat transfer pada tube dan shell
9. Perhitungan pressure drop.

Tabel 10.1. Keunggulan dan Kelemahan Jenis-Jenis Reaktor


Reaktor Keunggulan Kelemahan
Reaktor Tangki - Reaktor jenis ini dapat - Daya pengadukan
Berpengaduk digunakan untuk operasi tergantung kepada
partaian maupun derajat pencampuran
sinambung yang dibutuhkan di
- Ukuran dapat dalam reaktor
divariasikan sesuai - Ukuran koil atau jaket
kebutuhan. reaktor yang
dibutuhkan besar.

Reaktor Pipa - Cocok untuk operasi - Fleksibilitas rendah


dengan perpindahan - Pressure drop yang
panas yang tinggi terjadi cukup besar
Reaktor Unggun Diam - Cocok untuk reaksi - Pengendalian
dengan laju perpindahan temperatur sulit
panas yang tidak terlalu - Mungkin terjadi hot
besar spot
- Cocok untuk reaksi
berkatalis yang memiliki
jangka waktu regenerasi
cukup lama
Reaktor Unggun - Perpindahan panas bagus - Membutuhkan
Terfluidakan - Temperatur seragam regenerator untuk
- Cocok untuk reaksi regenerasi katalis.
berkatalis dengan usia
katalis yang singkat
(Sumber: Coulson, Chemical Engineering Design vol 6, Smith, C,hemical Process Design, 1995)

Anda mungkin juga menyukai