Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN PADA PROGRAM MAKASSAR

HOME CARE (DOTTORO’TA) DI KOTA MAKASSAR

A. Latar Belakang

Pada alinea keempat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disingkat menjadi UUDNRI Tahun 1945) “…Pemerintah

Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,…” 1. Prinsip kesejahteraan menurut Prof.

Dr. H. Muhammad Tahir Azhary,S.H. dalam nomokrasi Islam bertujuan mewujudkan keadilan

sosial dan keadilan ekonomi bagi seluruh anggota masyarakat atau rakyat, serta negara wajib

menyediakan jaminan sosial untuk mereka yang kurang atau tidak mampu 2. Maka berdasarkan

amanat dari UUDNRI Tahun 1945 tersebut pemerintah berkewajiban untuk mewujudkan suatu

kesejahteraan bagi anggota masyarakat atau rakyatnya, untuk itu dalam rangka mewujudkan

suatu kesejahteraan bagi rakyatnya, pemerintah yang dalam hal ini Walikota Makassar yakni Ir.

H. Moh. Ramdhan Pomanto memiliki misi yang point pertama dalam misinya yakni

“Merekonstruksi nasib rakyat menjadi masyarakat sejahtera standar dunia”.3

Secara keseluruhan Walikota Makassar memiliki visi “mewujudkan kota dunia untuk

semua, tata lorong bangun kota dunia” dan memiliki misi yakni “merekonstruksi nasib rakyat

menjadi masyarakat sejahtera standar dunia, merestorasi tata ruang kota menjadi kota nyaman

1
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2
Prof. Dr. H. Muhammad Tahir Azhary, S.H., 2015, Negara Hukum Suatu Studi tentang Prinsip-prinsipnya Dilihat
Dari Segi Hukum Islam Implementasinya Pada Periode Negara Madinah Dan Masa Kini, Prenada Media Group,
Jakarta, hlm.150.
3
Profil Walikota dan Wakil Walikota Makassar, (http://makassarkota.go.id/profilpimpinan.html, di akses pada tgl 9
Agustus 2018)
kelas dunia, dan mereformasi tata pemerintahan menjadi pelayanan publik kelas dunia bebas

korupsi” yang di uraikan sebagai berikut4:

 Masyarakat Sejahtera Standar Dunia

 Menuju bebas pengangguran

 Jaminan sosial keluarga serba guna untuk semua

 Pelayanan kesehatan darurat gratis ke rumah 24 jam

 Deposito pendidikan gratis semua bisa sekolah

 Sampah kita DIA tukar beras

 Training keterampilan gratis dan dana bergulir tanpa agunan

 Rumah kota murah untuk rakyat kecil

 Hidup hijau dengan kebun kota

 Kota Nyaman Kelas Dunia

 Atasi macet, banjir, sampah, dan masalah perkotaan lainnya

 Bentuk badan pengendali pembangunan kota

 Bangun Waterfront City selamatkan pesisir dan pulau-pulau Makassar

 Bangun sistem transportasi publik kelas dunia

 Lengkapi infrastruktur kota berkelas dunia

 Bangun Birringkanal city dan delapan ikon kota baru lainnya

 Bangun taman tematik

 Tata total lorong

 Pelayanan Publik Kelas Dunia Bebas Korupsi

4
Ibid,
 Menuju PAD Rp 1 triliun

 Insentif progresif semua aparat RT dan RW Rp 1 juta per bulan

 Kuota anggaran kelurahan Rp 2 miliar per kelurahan per tahun

 Pelayanan publik langsung ke rumah

 Fasilitas pelayanan publik terpusat terpadu di kecamatan

 Pembayaran pajak dan retribusi tahunan online terpadu

 Bebas bayar internet di ruang publik kota "Makassar Cyber City"

 Bentuk Makassar Incoorporated dan Bank of Makassar.

Pada tesis ini penulis akan membahas mengenai misi Walikota Makassar yang pertama

yaitu mewujudkan masyarakat sejahtera strandar dunia yang pada point ketiga yaitu “pelayanan

kesehatan darurat gratis ke rumah 24 jam” misi ini diaplikasikan dalam suatu kebijakan, program

kebijakan ini disebut sebagai Makassar Home Care (Dottoro’ta). Adapun program ini

berdasarkan amanat dari UUDNRI tahun 1945 Pasal 28H ayat (1) bahwa “Setiap orang berhak

hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik

dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”5.

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu daerah sebab jika kesehatan

suatu daerah rendah maka akan berdampak terhadap tingkat produktifitas yang rendah yang akan

menyebabkan kemiskinan dan rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat oleh karena itu

pemerintah wajib meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Pembuat kebijakan

publik adalah para pejabat-pejabat publik, termasuk para pegawai senior pemerintah (public

5
Lihat Pasal 28H ayat (1) UUDNRI tahun 1945.
bureaucrats), yang tugasnya tidak lain untuk memikirkan dan memberikan pelayanan demi

kebaikan publik/kemaslahatan umum (public good)6.

Dalam Pasal 1 poin ke 8 Peraturan Walikota Makassar No.6 tahun 2016 tentang

pelayanan kunjungan rumah 24 jam (Home Care) di Kota Makassar menyebutkan bahwa

“Pelayanan kunjungan rumah 24 jam yang selanjutnya disebut pelayanan home care adalah

pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu

dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan,

atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit tanpa

dipungut biaya”.

Program Makassar Home Care ini merupakan pelayanan kesehatan yang mendekatkan

layanan kesehatan ke masyarakat, karena dengan adanya petugas medis yang mendatangi secara

langsung kerumah-rumah pasien yang membutuhkan dengan menggunakan mobil yang berlabel

“dottoro’ta” dan perlengkapan medis yang standar untuk kondisi darurat serta selalu siap 24 jam

melayani masyarakat kota makassar yang notabene pasien dengan kegawatdaruratan medik.

Program ini meraih penghargaan Top 35 Inovasi Pelayanan Publik 2016 oleh Pemkot

Makassar. Penghargaan diserahkan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, yang didampingi Menpan

RB Yuddy Chrisnandy pada Wali Kota Makassar Ramdhan Pomanto, di ruang Bhirawa hotel

Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis, (26/05)

Dalam pelaksanaannya program ini


6
Prof. Dr. H. Solichin Abdul Wahab, M.A., 2012, Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Penyusunan Model-Model
Implementasi Kebijakan Publik, Bumi Aksara, Jakarta, hlm.111.
Program ini dikenal sebagai produk kampanye calon Walikota Makassar Ir. H. Moh.

Ramdhan Pomanto pada tahun 2014 yang mana pada saat itu masyarakat belum begitu mengenal

BPJS yang resmi beroperasi pada tanggal 1 januari 2014 juga belum adanya Kartu Indonesia

Sehat (KIS) yang juga merupakan produk kampanye calon Presiden Republik Indonesia tahun

2014 Joko Widodo, yang baru beroperasi pada tanggal 1 maret 2015 maka sangat besar animo

masyarakat terhadap adanya program Home Care ini yang tidak dipungut biaya sama sekali

namun saat ini dengan adanya Kartu Indonesia Sehat bagi masyarakat miskin yang dibagikan

tanpa dipungut biaya merupakan program pemerintah pusat penulis menilai Program Makassar

Home Care ini tidak lagi relevan sebab tidak sejalan dengan Program KIS yang mana kita

ketahui bahwa program Pemerintah Daerah tidak boleh bertentangan dengan program

Pemerintah Pusat karena dengan adanya program makassar home care ini masyarakat akan

merasa tidak perlu lagi menggunakan Kartu Indonesia Sehat sebab program home care lebih

mudah penggunaanya

Tetapi bagaimana jika program ini dibuat hanya sebagai alat politik untuk mendapatkan

dukungan suara dari masyarakat saat pemilihan kepala daerah dalam hal ini yakni walikota?

Apakah program ini benar-benar bermanfaat bagi masyarakat ataukah lebih banyak mudharat

yang di peroleh dari program ini misalnya hanya menghambur-hamburkan dana APBD yang

seharusnya di pergunakan untuk program lain yang lebih bermanfaat misalnya peningkatan

kualitas pendidikan dll.


Proyek ini akan jadi percontohan nasional, di mana Kementerian Kesehatan akan

mencontoh program yang telah dijalankan Pemkot Makassar. Ke depannya, bukan tidak

mungkin program Home Care Dotorotta akan dapa ditemukan di kota lain dengan nama yang

berbeda. Hal ini tentu akan dapat mendorong kesejahteraan bangsa agar menjadi semakin maju

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka penelitian ini

difokuskan pada dua hal yakni :

1. Bagaimana penerapan pelayanan kesehatan pada program Makassar Home Care

(Dottoro’ta) di Kota Makassar?

2. Faktor apa saja yang menghambat penerapan pelayanan kesehatan pada program

Makassar Home Care (Dottoro’ta) di Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan permasalahan tersebut diatas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui dan mengkaji penerapan serta dampak dari adanya kebijakan

pelayanan kesehatan pada program Makassar Home Care (Dottoro’ta) di Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang menghambat penerapan

pelayanan kesehatan pada Program Makassar Home Care (Dottoro’ta) di Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh dari penelitian hukum ini, yakni:

1. Secara akademik

Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu

pengetahuan hukum pada umumnya dan Hukum Administrasi Negara pada khususnya dalam

hal ini yang berkaitan dengan penerapan kebijakan pemerintah terkait pelayanan kesehatan

pada program Makassar Home Care di kota Makassar.

2. Secara praktis

Secara umum hasil kajian ini dapat memberi kontribusi pemikiran dan bahan

pertimbangan bagi daerah-daerah otonom lain di Indonesia dalam pembuatan kebijakan yang

lebih baik dari Kota Makasar.

Secara khusus hasil-hasil kajian ini diharapkan menjadi masukan bagi pemerintah daerah

yang terkait dalam pelaksanaan kebijakan layanan kesehatan. Manfaat lain dari hasil

penelitian ini adalah dapat menjadi referensi tambahan atau rujukan bagi peneliti-peneliti

lain, terutama bagi peneliti yang berminat meneliti mengenai kebijakan pada sektor publik

terutama dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

E. Keaslian Penelitian

Anda mungkin juga menyukai