Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penduduk Indonesia terbagi dalam 2 kelompok masyarakat yaitu masyarakat
Kota dan masyarakat Desa. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah
sebanyak 237.641.326 jiwa, yang mencangkup bertempat tinggal di daerah
perkotaan sebanyak 118.320.256 jiwa (49,795%) dan di daerah perdesaan sebanyak
119.321.070 jiwa (50,21%) (Badan pusat statistic 2010). Jumlah penduduk desa
yang lebih besar dibandingkan dengan penduduk perkotaan, Desa mempunyai
peranan penting dalam menghasilkan sumber daya alam yang digunakan untuk
bahan industri dan ekspor impor. Hal ini Desa mempunyai peranan penting dalam
sektor mata pencaharian terutama pada bidang pertanian, perkebunan, perhutanan,
dan lain-lain yang menjamin kesejahteraan warga Desa. Hal ini maka, Desa
mendapatkan perhatian serius untuk masa mendatang dalam pembangunan.
Pembangunan mengenai pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahnya.
Demokrasi di Indonesia mengacu pada landasan Idiil dan landasan
Konstitusional UUD 1945. Ladasan Idiil tercantum dalam pembukaan UUD 1945;
“Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan Rakyat berdasarkan kerakyatan,
permusyawaratan atau perwakilan”. Landasan Konstitusional yang tercantum
dalam UUD 1945 terdapat pada pasal 1 Ayat (2) “Kedaulatan Berada di tangan
Rakyat dan dilaksanakan menurut UUD”. Pencantuman Sistem yang dianut
Indonesia secara tertulis jelas kehidupan Negara harus sesuai dengan kaidah
Demokrasi. Pembuatan kebijakan harus sesuai dengan Rakyat. Aspirasi Mayoritas
Rakyat kekuaatan utama dalam Demokrasi. Negara yang Demokrasi yang di
Desentralisasi territorial mencakup daerah-daerah penyelanggaraan dilakukan oleh
Pemerintah daerah dan perwakilan Daerah. Penyelenggaraan desentralisasi efektif
dan efisien dengan rakyat sebagai penentu politik dalam daerahnya sendiri. Untuk
itu,desentralisasi menciptakan kewajiban bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam
Pemerintahan.
Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal usul adat istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan NKRI (Undang Undang No 32 Tahun 2004 Tentang pemerintahan
Desa pasal 1 ayat 12). Dalam Undang undang yang lebih khusus mengenai desa,
menegaskan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat desa yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintaan NKRI
(Undang undang No 6 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 1).
Pemerintah desa sebagai pemerintah terkecil dapat menjadi pertimbangan
pemerintah pusat. Penyelenggaraan pemerintah desa merupakan penunjang bagi
pemerintah pusat dalam mengambil keputusan secara nasional pada Negara. Rakyat
sebagai pengawas dan pengontrol dalam pelaksanaan pemerintah sedangkan
pemerintah pusat mempunyai tugas sebagai pengawas untuk pemerintah daerah
dalam mencapai kesejahteraan bersama. Dampak besar pemerintah desa dalam
mempengaruhi kebijakan pemerintahan daerah diatasnya dan pemerintahan pusat.
Hal ini pemerintah pusat melaksanakan kegiatan pemantauan penyelenggaraan
pemerintah desa dengan melaksanakan evaluasi yang berupa program lomba desa
dan kelurahan, tujuannya untuk mengetahui perkembangan pemerintah desa.
Evaluasi juga dapat dijadikan sebagai pembenahan pemerintah yang
mengutamakan kepentingan umum (rakyat) dibandingkan kepentingan pribadi.
Provinsi Jawa Barat mengadakan kegiatan penguatan akses permodalan dan
sinkronisasi penanggulangan kemiskinan, dilakukan melalui pemberian
penghargaan kepada Desa berbasis penilaian Indeks Desa Membangun serta sesuai
kategori yang ditentukan. Dalam rangka mendorong pembangunan perdesaan di
Daerah Provinsi Jawa Barat, maka pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan
Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor : 140/Kep.777-DPM-Desa/2019 tentang
Penetapan Desa Berprestasi Tahun 2019. Pentingnya penetapan Desa Berprestasi
dilakukan bagi perkembangan desa yang lebih baik juga berdampak positif bagi
pemerintah dan masyarakat untuk membangun pemerintahan desa. Adapun Desa
Berprestasi di daerah Provinsi Jawa Barat dilihat dari indikator penilaian dan
pemantauan dari pemerintah daerah.
Pada tanggal 30 Juli 2019 Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menetapkan
Desa Berprestasi, ukuran prestasinya ada di Dinas Desa yang berdasarkan kategori:
1. Desa berbatasan dengan Desa Provinsi lain;
2. Desa dengan status Desa Mandiri yang memiliki kenaikan Indeks Desa
Membangun (IDM) 2018-2019 tertinggi;
3. Desa Laboratorium Sinergitas menuju Desa Mandiri (DLS-DM);
4. Desa Juara lomba desa tingkat daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2019; dan
5. Desa yang memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) produktif.
Daerah Kabupaten Tasikmalaya memiliki desa yang termasuk kategori Desa
Laboratorium Sinergitas menuju Desa Mandiri (DLS-DM) salah satunya Desa
Papayan Kecamatan Jatiwaras. Dengan demikian Keputusan Gubernur jawa Barat
Nomor: 140/kep.965-DPM-DESA/2019 Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
melakukan upaya untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat di
Daerah Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan melalui program penghargaan
kepada Desa Berprestasi dalam bentuk Mobil Aspirasi Kampung Juara
(MASKARA).
Pengadaan MASKARA berawal dari suara masyarakat yang kerap kesulitan
akomodasi untuk mengangkut orang sakit menuju fasilitas pelayanan Kesehatan
hingga acara hiburan. Sebelumnya, DPM-Desa Jabar telah memberikan 120 Unit
MASKARA ke desa-desa di Jabar yang dinilai Berprestasi. Sebesar Rp
49.000.000.000 digulitrkan untuk pengadaan kendaraan ala robot Transforme itu
pada 2019.
MASKARA merupakan program yang dijalankan Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa (DPM-Desa) Jabar, yakni mobil multi fungsi untuk menunjang
dan mempermudah produktivitas di kampung-kampung, yang bisa dimanfaatkan
masyarakat untuk angkutan pertanian, angkut jenazah, sosialisasi, hingga hiburan
seperti layar tancap. MASKARA dilengkapi dengan seperangkat alat sound system,
layar proyektor, dua buah kursi, dan genset. Kedepannya, MASKARA akan
diberikan kepada desa-desa terpilih di Jabar, seperti Desa Mandiri, Desa Inovatif,
Desa Wisata, hingga pemenang Lomba Desa. Tujuan pemberian MASKARA
tersebut menurut Gubernur Jawa Barat yaitu untuk memicu desa lain naik kelas.
Desa Papayan adalah satu dari Sebelas Desa yang masuk dalam Administrasi
Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawabarat.
Berdasarkan hal di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Implementasi Kebijakan Program Mobil Aspirasi Kampung Juara
(MASKARA) di Desa Papayan Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya”.

1.2 Rumusan Masalah


Suatu masalah dapat diartikan secara formal sebagai kondisi atau situasi yang
menghasilkan kebutuhan-kebutuhan pada rakyat untuk perlu dicari bagaimana
penanggulangannya, maka perumusan masalah yang akan dikemukan:
“Bagaimanakah Implementasi Kebijakan Program Mobil Aspirasi Kampung Juara
(MASKARA) di Desa Papayan Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya?”

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1.3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dalam rangka untuk mengetahui serta menganalisis Implementasi
Kebijakan Program Mobil Aspirasi Kampung Juara (MASKARA) di Desa Papayan
Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini yaitu:
1. Kegunaan Teoritis: Menambah pengetahuan bagi penulis khususnya dalam
bidang Administrasi Negara.
2. Kegunaan Praktis:
 Pemerintah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya yang
berkaitan dengan pengimplentasian program Mobil Aspirasi Kampung
Juara (MASKARA) di Desa Papayan Kecamatan Jatiwaras Kabupaten
Tasikmalaya.
 Menambah bahan kepustakaan Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi YPPT Priatim Tasikmalaya terutama
dalam bidang kajian kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai