Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

MINI PROJECT
PROMOSI KESEHATAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADONGKO
TENTANG KONTRASEPSI

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Sebagaimana diketahui keluarga merupakan bagian terkecil dari
masyarakat yang dapat mencerminkan kualitas dari suatu negara. Keluarga yang
sejahtera, sehat, harmonis, berkualitas, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa merupakan idaman dari setiap keluarga, oleh karena itu program-program
Keluarga Berencana telah dirubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi
“Keluarga Berkualitas Tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga
yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Dari visi tersebut terlihat bahwa program Keluarga Berencana
memiliki andil yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk.
Keluarga berencana merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu
merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan keluarga
berencana.Perwujudan nyata dalam partisipasi program Keluarga Berencana
adalah dengan menggunakan kontrasepsi. Tetapi dilain pihak terdapat kendala
berupa banyaknya jenis kontrasepsi yang beredar dipasaran dan masyarakat hanya
mampu menyebut jenis alat atau obat kontrasepsi tersebut sedangkan informasi-
infomasi mengenai keuntungan, kekurangan, kontraindikasi maupun efek samping
dari kontrasepsi tersebut tidak mereka dapatkan, belum lagi adanya pandangan-
pandangan atau norma budaya lingkungan dan orang tua yang dapat membuat
pengguna (akseptor) menjadi ragu-ragu dalam menggunakan kontrasepsi tersebut.
Untuk itu diperlukan suatu layanan konseling agar dapat menjelaskan secara benar

1
setiap kontrasepsi dengan jelas mengenai keuntungan, kerugian, efek samping
maupun kontraindikasinya.
Penggunaan alat dan obat kontrasepsi memang tidak dapat lepas dari efek
samping dan risiko yang kadang-kadang dapat merugikan kesehatan, namun
demikian yang harus dipikirkan adalah benefit/ keuntungan dari penggunaan alat/
obat kontrasepsi tersebut yang lebih besar dibanding tidak menggunakan
kontrasepsi.
Adapun syarat metode kontrasepsi yang ideal adalah:
 Aman, artinya tidak menimbulkan komplikasi yang berat bila digunakan
 Berdaya guna, dalam arti bila digunakan sesuai dengan aturan akan dapat
mencegah kehamilan
 Dapat diterima, bukan hanya oleh akseptor tapi juga oleh lingkungan
budaya di masyarakat
 Terjangkau harganya oleh masyarakat
 Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, kesuburan akan segera
pulih, kecuali untuk kontrasepsi mantap.

I.2 Pernyataan Masalah


Pengguna program keluarga berencana di wilayah kerja Puskesmas
padongko masih belum tergolong tinggi. Sementara itu sebagian besar pengguna
lebih memilih menggunakan KB suntik dan pil dibanding metode kontrasepsi lain.
Padahal jika ditelusuri, banyak dari mereka telah merasakan efek samping dari
jenis kontrasepsi tersebut, termasuk siklus haid yang terganggu dan kegemukan.
Strategi pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan melalui
pendekatan masyarakat yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat
umum dan pendekatan individu beresiko tinggi yang dilakukan pada
individuuntuk menekan tingkat kelahiran di daerah padongko.

I.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada mini project ini, meliputi:
Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Padongko terhadap pemilihan kontrasepsi yang tepat sehingga

2
dapat dilakukan promosi kesehatan sebagai peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang penggunan alat kb.

I.4 Manfaat
1. Bagi penulis, mini project ini menjadi pengalaman yang berguna dalam
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh sebelum internsip.
2. Bagi masyarakat, promosi kesehatan ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan tentang pentingnya penggunaan serta pengetahuan tentang
pemilihan kontrasepsi yang tepat untuk tiap individu.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Keluarga Berencana


Definisi Keluarga Berencana Secara umum keluarga berencana adalah
suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga
bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang
bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari
kelahiran tersebut (Sastrawinata, 1980: 14).
Peserta keluarga berencana (akseptor KB) adalah pasangan usia subur
dimana salah seorang dari padanya menggunakan salah satu cara atau alat
kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun
non program (FEUI, 1981: 162). Peserta KB aktif adalah pasangan usia subur
yang pada saat pendataan masih menggunakan salah satu cara atau alat
kontrasepsi. Pasangan Usia subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang pada
saat ini hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun
tidak, dimana umur istrinya antara 15 tahun sampai 44 tahun.

II. 2. Tujuan Keluarga Berencana Menurut BKKBN


1. Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta
keluarga dan bangsa pada umumnya.
2. Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka
kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan
untuk meningkatkan reproduksi.

II.3. Alat Kontrasepsi


Kontrasepsi sesuai dengan makna asal katanya dapat didefinisikan sebagai
tindakan atau usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya konsepsi atau
pembuahan.
Pembuahan dapat terjadi bila beberapa syarat berikut terpenuhi yaitu
adanya sel telur dan sel sperma yang subur, kemudian cairan sperma harus ada di
dalam vagina, sehingga sel sperma yang ada di dalam vagina dapat berenang
menuju ke serviks kemudian ke rahim lalu ke saluran oviduk untuk membuahi sel

4
telur. Sel telur yang telah dibuahi harus mampu bergerak dan turun ke rahim yang
akan melakukan nidasi, endometrium atau dinding rahim harus dalam keadaan
siap untuk menerima nidasi .

Jenis-jenis Kontrasepsi
1. Senggama Terputus
Senggama terputus adalah cara mencegah kehamilan dengan
menarik penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi.Cara ini merupakan
cara kontrasepsi yang tertua dikenal manusia, dan mungkin masih
merupakan cara yang paling banyak dilakukan sampai
sekarang.Keuntungannya adalah cara ini tidak membutuhkan biaya dan
persiapan.Kekurangannya adalah memerlukan pengendalian diri yang
besar dari laki-laki, dan banyak laki-laki yang tidak bisa mengontrol
emosionalnya. Kegagalan dengan cara ini dapat disebabkan oleh:
a) Adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi yang dapat
mengandung sperma, apalagi pada koitus yang berulang.
b) Terlambatnya pengeluaran penis dari vagina
c) Pengeluaran semen dekat pada vulva dapat menyebabkan
kehamilan, misalnya karena adanya hubungan antara vulva dan
kanalis servikalis uteri oleh benang lendir serviks uteri yang pada
masa ovulasi mempunyai spinnbarkeit yang tinggi.

2. Pembilasan Pasca Senggama


Pembilasan pascasenggama dilakukan oleh perempuan dengan cara
membilas vagina dengan air biasa dengan atau tanpa larutan obat (cuka
atau obat lainnya) segera setelah berhubungan seks. Maksudnya untuk
mengeluarkan sperma secara mekanik dari vagina.

3. Pantang berkala/sistem kalender


Pantang berkala yang juga diistilahkan dengan sistem kalender
mula-mula diperkenalkan oleh Kyusaku Ogino dari Jepang dan Hermann
Knaus dari Jerman sekitar tahun 1931.Karena itu cara ini juga sering
disebut dengan cara Ogino- Knaus. Dasar pemikirannya adalah perempuan
hanya dapat hamil selama beberapa hari saja dalam tiap daur

5
haidnya.Masa tersebut disebut masa subur atau fase ovulasi itu dan terjadi
sekitar 14 hari (toleransinya sekitar 2 hari) sebelum hari pertama haid yang
akan datang.
Kendalanya adalah sulit bagi perempuan untuk menentukan masa
suburnya, terutama bagi mereka yang masa haidnya tidak teratur.Banyak
yang mengatakan cara ini adalah yang paling aman dan tidak mempunyai
efek samping.

Tabel. 2.1 Menentukan masa subur

Lamanya daur haid Hari pertama masa Lamanya daur haid


terpendek subur terpanjang

21 hari
21 hari hari ke-3

22 hari hari ke-4 22 hari

23 hari
23 hari hari ke-5

24 hari
24 hari hari ke-6

25 hari hari ke-7 25 hari

26 hari
26 hari hari ke-8

27 hari
27 hari hari ke-9

28 hari hari ke-10 28 hari

29 hari
29 hari hari ke-11

30 hari hari ke-12 30 hari

6
31 hari hari ke-13 31 hari

32 hari
32 hari hari ke-14

33 hari
33 hari hari ke-15

34 hari hari ke-17 34 hari

35 hari
35 hari hari ke-18

4. Kondom
Penggunaan kondom sudah dimulai sejak zaman Mesir kuno.Pada
1553, Gabrielle Fallopi melukiskan tentang penggunaan kantong sutera
diolesi dengan minyak yang dipasang menyelubungi penis sebelum
berhubungan seks dengan tujuan mencegah laki-laki dari penyakit
kelamin.

Keuntungan:
a) Bila digunakan secara tepat maka kondom dapat digunakan untuk
mencegah kehamilan dan penularan penyakit menular seksual
(PMS).
b) Kondom tidak mempengaruhi kesuburan jika digunakan dalam
jangka panjang
c) Kondom mudah didapat dan tersedia dengan harga yang
terjangkau.

Kekurangan:
a) Karena sangat tipis maka kondom mudah robek bila tidak
digunakan atau disimpan sesuai aturan
b) Beberapa pria tidak dapat mempertahankan ereksinya saat
menggunakan kondom.

7
c) Setelah terjadi ejakulasi, pria harus menarik penisnya dari vagina,
bila tidak, dapat terjadi resiko kehamilan atau penularan penyakit
menular seksual.

5. Cervical cap
Terbuat dari karet atau plastik dan berbentuk mangkuk yang
pinggirnya terbuat dari karet yang tebal.Ukurannya lebih kecil dari
diafragma vaginal.Alat ini mulai jarang dipergunakan untuk kontrasepsi.

Gambar 1.Diafragma Vagina Gambar 2. Cervical Cap

6. Spermatisida
Spermatisida yang dipakai untuk kontrasepsi terdiri atas dua
komponen yaitu zat kimiawi yang mampu mematikan spermatozoa dan
vechikulum yang dipakai untuk membuat tablet, krim, atau
jelly.Spermatisid berguna untuk mematikan sperma sebelum melewati
serviks.Cara kerjanya dengan merusak membran sel sperma dan
menurunkan mobilitas sperma serta kemampuan sperma di dalam
membuahi ovum. Spermatisida terdiri dari bermacam bentuk seperti
suppositorum, jelly atau krim, tablet busa dan tisu KB. Penggunanya
masih sangat sedikit.
Kini di pasaran terdapat banyak obat-obat spermatisida, antara lain
dalam bentuk:

8
 Suppositorium
 Jelly atau crème
 Tablet busa
 C-Film

7. Pil
Ada tiga macam pil kontrasepsi yaitu: mini pil, pil kombinasi,
danpil pascasenggama.Selain mencegah terjadinya ovulasi, pil
jugamempunyai efek lain terhadap traktus genitalis. Efeknya berupa
perubahan-perubahan pada lender serviks, sehingga menjadi kurang
banyak dan kental.Dengan demikian sperma tidak bisa memasuki rongga
rahim.Yang umum dipakai adalah pil kombinasi antara estrogen dan
progesteron.Pil terbuat dari hormon sintetik.Walau macamnya banyak
tersedia dipasaran dan tingkat efektivitasnya sangat tinggi, tidak semua
perempuan dapat menggunakan pil kombinasi untuk kontrasepsi.
Keadaan yang tidak diperbolehkan menggunakan pil KB adalah:
1. Perempuan yang mempunyai tumor yang dipengaruhi oleh
estrogen
2. Perempuan yang menderita penyakit hati yang aktif, baik akut
maupun menahun
3. Perempuan yang pernah menderita trombophlebitis, tromboemboli,
dan kelainan cerebro-vaskuler
4. Perempuan yang mempunyai penyakit diabetes mellitus
5. Perempuan yang mengalami depresi, migren, mioma uteri,
hipertensi, oligomenorea. (Khusus untuk kondisi ini bersifat relatif
dan pemberian pil kombinasi bagi perempuan yang mengalami
kelainan-kelainan ini harus di diawasi secara teratur, sedikitnya
sekali dalam tiga bulan).

Keuntungan :
1. Mengurangi resiko terkena kanker rahim dan kanker endometrium.

9
2. Mengurangi darah menstruasi dan kram saat menstruasi.
3. Dapat mengontrol waktu untuk terjadinya menstruasi.
4. Untuk pil tertentu dapat mengurangi timbulnya jerawat ataupun
hirsutism (rambut tumbuh menyerupai pria).
Kekurangan :
1. Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.
2. Harus rutin diminum setiap hari.
3. Saat pertama pemakaian dapat timbul pusing dan spotting.
4. Efek samping yang mungkin dirasakan adalah sakit kepala,
depresi, letih, perubahan mood dan menurunnya nafsu seksual
5. Kekurangan Untuk pil kb tertentu harganya bisa mahal dan
memerlukan resep dokter untuk pembeliannya.

8. Suntikan
Saat ini terdapat dua macam kontrasepsi suntikan.Pertama,
golongan progestin seperti depoprovera, depogeston, depoprogestin, dan
noristerat.Kedua, golongan progestin dengan campuran estrogen
propionat, seperti cycloprovera.Obat ini bekerja dengan jalan menekan
pembentukan hormon dari otak sehingga mencegah terjadinya
ovulasi.Obat suntikan ini sangat cocok diberikan pada ibu- ibu yang
sedang menyusui karena cara kerjanya tidak mengganggu laktasi.

Keuntungan:
1. Dapat digunakan oleh ibu yang menyusui.
2. Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum
melakukan hubungan seksual.
3. Darah menstruasi menjadi lebih sedikit dan membantu mengatasi
kram saat menstruasi.
Kekurangan :
1. Dapat mempengaruhi siklus mentruasi.
2. Kekurangan suntik kontrasepsi/kb suntik dapat
menyebabkankenaikan berat badan pada beberapa wanita.
3. Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.

10
9. Susuk/implant
Ada dua macam susuk yang biasa dipergunakan untuk kontrasepsi,
yaitu norplan dan implanon.Norplan merupakan metoda kontrasepsi
berjarak 5 tahun yang terdiri atas 6 kapsul silastik silikon berisi masing-
masing 36 mg levonorgestrel dan disisipkan dibawah kulit.Implanon hanya
berjarak 3 tahun dan berbentuk batang putih lentur dengan panjang 40 mm
dan diameter 2 mm dalam suatu jarum yang terpasang pada inserter
khusus.

Mekanisme kerja
1. Mengentalkan lendir serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi
sperma.
2. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga
tidak cocok untuk implantasi zygote.
3. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.

Keuntungan :
1. Dapat mencegah terjadinya kehamilan dalam jangka waktu 3
tahun.
2. Sama seperti suntik, dapat digunakan oleh wanita yang menyusui.
3. Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum
melakukan hubungan seksual.
Kekurangan :
1. Sama seperti kekurangan kontrasepsi suntik, Implan/Susuk dapat
mempengaruhi siklus mentruasi.
2. Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.
3. Dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita.

10. IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR)

11
Dari bahan bakunya IUD yang beredar terdiri dari tiga tipe.Ada
yang terbuat dari plastik, mengandung tembaga, dan ada yang
mengandung hormon steroid.Dari segi bentuknya, IUD terbagi ke dalam
bentuk yang terbuka dan tertutup seperti cincin.Yang banyak dipergunakan
dalam program KB masional adalah IUD jenis Lippes loop. Dibandingkan
dengan alat dan obat kontrasepsi yang lain, IUD mempunyai keunggulan
karena hanya memerlukan satu kali pemasangan, tidak menimbulkan efek
sistemik, ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara masal,
efektivitasnya cukup tinggi, dan mudah dilepas jika menginginkan anak
(reversibel). Namun demikian, IUD bisa menimbulkan efek samping
seperti pendarahan, rasa nyeri, kejang perut, dan gangguan atau
ketidaknyamanan pada suami.Bahkan bisa menimbulkan infeksi pelvik
dan endometritis.
Keuntungan :
1. Merupakan metode kontrasepsi yang sangat efektif.
2. Bagi wanita yang tidak tahan terhadap hormon dapat menggunakan
IUD dengan lilitan tembaga.
3. IUS dapat membuat menstruasi menjadi lebih sedikit.
Kekurangan :
1. Pada 4 bulan pertama pemakaian dapat terjadi resiko infeksi.
2. Kekurangan IUD/IUS alatnya dapat keluar tanpa disadari.
3. Tembaga pada IUD dapat meningkatkan darah menstruasi dan
kram menstruasi. Walaupun jarang terjadi, IUD/IUS dapat
menancap ke dalam rahim.

11. Sterilisasi (tubektomi dan vasektomi)


Dalam prakteknya, sterilisasi dibedakan menjadi dua, yakni
vasektomi dan tubektomi. Tubektomi merupakan upaya sterilisasi yang
dilakukan terhadap perempuan dengan jalan menutup atau memotong
indung telur dengan cara tertentu sehingga yang bersangkutan tidak dapat
hamil lagi. Vasektomi adalah tindakan pengikatan atau pemotongan pada
saluran sperma (vas deferens) yang mengakibatkan seorang laki-laki tidak

12
bisa menghamili lawan jenisnya.Keunggulan sterlisasi ini diantaranya
adalah efektivitasnya hampir 100 persen, tidak mempengaruhi libido seks,
dan kegagalan dari pihak pasien hampir tidak ada.

Cara kerja dari alat kontrasepsi adalah untuk :


1) Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi.
2) Melumpuhkan sperma.
3) Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.

II.4 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui
dalam ber KB. Jika seorang ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang arti,
manfaat dan jenis-jenis kontrasepsi maka tindakan untuk ber KB akan berjalan
dengan baik. Akan tetapi, apabila seorang ibu tidak memilki pengetahuan yang
baik tentang arti, manfaat, dan jenis-jenis kontrasepsi maka tindakan untuk ber
KB tidak akan berjalan dengan baik.

BAB III
METODE MINI PROJECT

13
III.1 Rancangan Mini Project
Mini project ini dilakukan dengan pengumpulan data melalui wawancara
terstruktur kemudian edukasi secara individual terutama pada subjek yang tidak
mengerti tentang manfaat penggunaan kb. Pada mini poject ini ditujukan sebagai
sarana mengaplikasikan pemilihan penggunaan alat kb yang tepat.

III.2 Waktu dan Tempat Mini Project


Mini project ini dilaksanakan pada bulan Juli 2015 di ruang KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak) Puskesmas Padongko, Kabupaten Barru.

III.3 Populasi Mini Project


Populasi mini project adalah masyarakat yang tinggal di wilayah kerja
Puskesmas Padongko diambil secara acak yaitu keluarga yang melakukan ANC,
para ibu yang telah melahirkan, calon akseptor dan akseptor KBdi Puskesmas
Padongko.

III.4 Subjek Mini Project


Subjek mini projectdiambil dari masyarakat yang tinggal di wilayah kerja
Puskesmas Padongko yang berobat ke Puskesmas Padongko dan diambil secara
acak.Subjek terdiri dari 11 orang perempuan.Subjek mini project didapatkan
dengan teknik mengambil sampel secara acak dari pasien yang melakukan ANC
para ibu yang telah melahirkan, calon akseptor dan akseptor KBdi Puskesmas
Padongko.

BAB IV
HASIL

14
IV.1. Data geografis
Puskesmas padongko merupakan salah satu puskesmas dari 10 puskesmas
di kabupaten barru serta merupakan satu dari 2 puskesma di kecamatan barru.
Terletak dijalan tinumbu no.111, kecamatan barru. Secara topografis mempunyai
wilayah yang cukup bervariasi, terdiri dari daerah laut, dataran rendah dan
pegunungan.

IV.2. Data Demografik

Jumlah penduduk Puskesmas Padongko tahun 2013 sebanyak 30.791 jiwa.


Kepadatan penduduk (Man Land Ratio) 387/km2. Perbandingan antara jumlah
penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan (sex ratio) sebesar 94%.
Jumlah keluarga 7620RT.Rata-rata penduduk per-keluarga (family size) adalah 4,4
jiwa.
Kelompok penduduk usia non produktif (usia di bawah 20 tahun dan di
atas 54 tahun) jumlahnya lebih banyak dari jumlah penduduk usia produktif.
Angka ketergantungan (penduduk produktif: penduduk non produktif) menjadi
tidak imbang. Satu penduduk produktif menanggung lebih dari satu penduduk non
produktif.Masalah yang ada, secara ekonomi tidak semua penduduk produktif
mampu berproduksi secara optimal.Lapangan pekerjaan terbatas, dan lapangan
pekerjaan yang sudah ada belum semua bisa menjadi sumber penghasilan yang
mencukupi (pembayaran sesuai UMR).

IV.3. Sumber Daya Kesehatan


No. Jenis Ketenagaan Yang adan sekarang Kekuranga
n
  I. Puskesmas Induk    
1 Dokter 1 1
2 Dokter Gigi 2  
3 Sarjana / D3  
  a. SKM 8
  b. Akper 5
  c. Akbid 5
  d. DIV keperawatan/ Gizi 2
  f. Akademi Gizi 1
  e. SI Keperawatan 5

15
  g. Lain-lain /S2 1  
4 Bidan    
5 Perawat (SPK) 1  
6 Perawat Gigi 2  
7 Sanitarian    
8 SPAG    
9 Tenaga Laboratorium 2  
10 Pengelola Obat 0  
11 Cleaning Servis 0  
12 Sopir (SKM) 1  
13 Lain -lain / Pekarya 1  
14 DIII Farmasi 1  
  II. Puskesmas pembantu    
1 Perawat Kesehatan (SI kep 3 org 5  
/DIII 2 org)
2 Bidan (DIII 6 org,DIV 1 orng) 6  
  III. Polindes    
1 Bidan    
2 Tenaga Lain    
  IV.Poskesdes    
1 Bidan PTT 1  
2 Perawat D III 1  

IV.4. Sarana Pelayanan Kesehatan


Lingkup program pelayanan puskesmas terdiri dari uoaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Upaya Kesehatan Perorangan meliputi :
1. Pelayanan Medis, berupa :

Pelayanan KesehatanUmum, KIA, KB, Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut,


Tindakan Darurat, Imunisasi.

2. Pelayanan Kesehatan Khusus, berupa :

Pelayanan Kesehatan Usila dan Kesehatan Haji.

3. Pelayanan Kegawatdaruratan

4. Pelayanan Medis Penunjang, berupa :

Laboratorium dan Farmasi

5. Pelayanan Kesehatan Puskesmas Pembantu (PUSTU)

16
Upaya Kesehatan Masyarakat meliputi program-program: Promosi
Kesehatan, Penyehatan Lingkungan, KIA–KB, Perbaikan Gizi Masyarakat, dan
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.

IV.5. Hasil Pelaksanaan Mini Project


Berdasarkan hasil yang diperoleh didapatkan bahwa dari total 11 orang
subjek perempuan yang dilakukan wawancara secara terstruktur, didapatkan
bahwa 9 orang diantaranya tidak mengetahui kapan waktu memakai alat kb yang
tepat serta pemilihan alat kb yang tepat. Sementara itu 2 orang lainnya cukup
mengerti tentang bagaimana pemilihan kb yang tepat dari segi keuntungan
maupun kerugiannya.
Berdasarkan usia reproduksi terbanyak pada usia menjarangkan kehamilan
yaitu sebesar 10 sedangkan paling sedikit adalah usia menunda kesuburan atau
usia menjarangkan kehamilan ( usia 20-35 tahun). Pada usia ini tingkat fertility
sangat tinggi oleh karena itu sebaiknya pada usia ini sebaiknya setiap pasangan
usia subur menggunakan alat kontrasespsi dengan mempertimbangkan jumlah
anak yang dilahirkan. Berdasarkan pendidikan responden terbanyak pendidikan
SMA yaitu 8 orang sedangkan paling sedikit adalah berpendidikan S1 dan tidak
ada ditemukan tingkat pendidikan SD. Hal ini memungkinkan semakin baiknya
pengetahuan responden tentang penggunakan alat kontrasepsi. Selain itu juga
tingginya tingkat pendidikan responden akan mendukung untuk mempercepat
penerimaan informasi KB pada pasangan usia subur di wilayah kerja Puskesmas
Padongko. Berdasarkan pekerjaan responden terbanyak adalah IRT yaitu sebesar
9 orang sedangkan paling sedikit adalah pekerjaan wiraswasta sebesar 2
orang.Berdasarkan Pekerjaan responden terbanyak adalah Ibu Rumah Tangga
(IRT) bukan berarti ibu yang bekerja sebagai PNS atau karyawati/swasta tidak
menjadi akseptor KB tetapi hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh karena
IRT mempunyai banyak waktu berkunjung ke Puskesmas sedangkan jika akseptor
KB yang bekerja sebagai karyawan atau PNS tidk punya waktu ke Puskesmas
karena jam pelayanan KIA/KB dan terbatasnya waktu konsultasi dengan dokter
spesialis kandungan. Berdasarkan paritas responden terbanyak adalah 3orang
yaitu sebesar 2 orang, sedangkan paling sedikit adalah paritas 1 yaitu sebesar 3

17
orang. Paritas responden mayoritas adalah 1 sampai 2 orang, jumlah ini termasuk
pada kategori baik seperti slogan BKKBN dua anak lebih baik walaupun masih
ada 1 orang yang memiliki 3 paritas. Maka dari itu diharapkan dengan pemberian
informasi tentang manfaat kb serta pemilihan alat kb yang tepat para masyarakat
lebih sadar akan pentingnya memakai kb untuk menciptakan generasi yang
berkualitas.

BAB V
DISKUSI

18
Keluarga berencana merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu
merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan keluarga
berencana.Perwujudan nyata dalam partisipasi program Keluarga Berencana
adalah dengan menggunakan kontrasepsi.
Pengaturan kelahiran memiliki benefit (keuntungan) kesehatan yang nyata,
salah satu contoh pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya kanker uterus dan
ovarium, penggunaan kondom Program KB menentukan kualitas keluarga, karena
program ini dapat menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan
status kesehatan ibu terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan,
menjarangkan jarak kelahiran mengurangi risiko kematian bayi. Selain memberi
keuntungan ekonomi pada pasangan suami istri, keluarga dan masyarakat, KB
juga dapat mencegah penularan penyakit menular seksual, seperti HIV.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 11 orang subjek di atas, didapatkan
3 orang yang menggunakan kontrasepsipil, 1 orang yang menggunakan suntik, 1
orang yang menggunakan implan, dan 6 orang yang belum menggunakan
kontrasepsi. Dari sini kita dapat melihat bahwa tingkat pengetahuan masyarakat
pada penggunaan kontrasepsi masih kurang dikarenakan masih ada yang memiliki
ketakutan untuk menggunakan kontrasepsi, khusunya IUD/AKDR dan kontap.
Pendekatan populasi/masyarakat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat umum tentang manfaat dan pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai.
Oleh karena itu, petugas kesehatan khususnya di Puskesmas Padongko melakukan
penyuluhan/promosi kesehatan secara individual tentang manfaat dan pemilihan
alat KB. Peserta internsip melakukan promosi kesehatan dengan melakukan
penyuluhan dan konseling tentang KB. Dengan cara ini diharapkan sasaran primer
dan sekunder akan lebih berhasil karena menggunakan pendekatan individual.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

19
VI.1 Kesimpulan
Tingkat pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Padongko
terhadap manfaat penggunaan alat kontrasepsi serta pemilihan alat kontrassepsi
yang tepat masih kurang.Oleh karena itu, diperlukan adanya promosi kesehatan
sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan alat kb
agar tercipta keluarga berkualitas, tidak hanya oleh petugas kesehatan melainkan
juga masyarakat umum.

VI.2 Saran
Semakin bertambahnya waktu penggunaan alat kb akan sangat bermanfaat.
Promosi kesehatan berupa penyuluhan dan sebagainya merupakan upaya yang
paling tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dengan melibatkan
berbagai pihak, tidak hanya petugas kesehatan melainkan juga masyarakat umum.
Di wilayah kerja Puskesmas Padongko perlu dilakukan promosi kesehatan
terutama sebagai upaya peningkatan kesadaran masyarakat.

Barru, Juli 2015


Peserta Internsip Pendamping

(dr. Widyarizkhi A P) ,(dr. Andi Thahirah)

20

Anda mungkin juga menyukai