Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS

“Disusun untuk memenuhi tugas mandiri”


Dosen MK : Mareike D. Patras, SKM, M.Kes

Disusun Oleh :

Anita Tryxie Mehengkeng 1801071

JURUSAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

2020
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kampung Bakalaeng merupakan pemekaran dari kampung induk Tawoali.
Wilayah Kampung Tawoali induk meliputi : Bakalaeng, Pedine, Lembawua.
Setelah pemekaran dan menjadi kampung yang berdiri sendiri maka wilayah
Kampung Bakalaeng meliputi : Pedine.
Kampung Bakalaeng diresmikan sebagai Kampung yang definitive atau
berdiri sendiri pada tanggal 27 Juli 2004, berdasarkan Peraturan Daerah No. 5
tahun 2004 dan Keputusan Bupati Kepulauan Sangihe No. 67 tahun 2004
tanggal 15 Juni 2004.
Kampung Bakalaeng adalah salah satu kampung dari 18 kampung di
Kecamatan Manganitu. Dengan garis bujur 125o30’10” garis lintang 3o34’39”
ketinggian dari permukaan laut 14 meter dengan titik koordinat Kantor Desa,
jarak tempuh ke Ibukota Kecamatan ± 3 KM, ke Ibukota Kabupaten ± 11 KM
dengan luas wilayah ± 920 Ha. Secara administratif batas wilayah Kampung
Bakalaeng adalah sebagai berikut :
U : sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tahuna
T : sebelah timur berbatasan dengan Kampung Nahepese, Barangka
S : sebelah selatan berbatasan dengan Laut Sulawesi
B : sebelah barat berbatasan dengan Kampung Tawoali
Kampung Bakalaeng sebagaimana Kampung-Kampung lain pada
umumnya mempunyai iklim panas dan penghujan. Hal inj sangat
berpengaruh pada pola tanam bagi masyarakat Kampung Bakalaeng yang
mayoritas mata pencaharian adalah petani dan nelayan.
B. Tujuan
1. Memenuhi tanggung jawab sebagai mahasiswa dalam tugas mandiri
Keperawatan Komunitas
2. Lebih memahami sebuah masyarakat
C. Manfaat
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Keperawatan Komunitas
didalamnya ada unsur masyarakat.
BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Kampung
Di zaman dahulu, tinggal seorang nenek Sangiang Bulaengdibawahkakj
gunung Mantahi atau disebut panirangyang saudaranya bernama si Raksasa
Torongantinggal di Kike sekalian menjadi benteng penjagaan Kampung
Bakalalaenf dari serangan Mindanau Selatan.
Pada saat itu nenek Sangiang Bulaeng akan mempersiapkan pembangunan
rumahnya dengan bahan dasar Bambu Kalaeng, bahan tersebut sudah ada dan
siap untuk dibangun sebuah rumah, namun pada saat itu tiba-tiba turun hujan
yang sangat lebat dan sampai terjadi banjir bandang dan menghanyutkan
bahan bangunan rumah dari si nenek tersebut, melihat hal tersebut si nenek
terkejut dan serta merasa kecewa karena bambu persiapan pembangunan
rumahnya hanyut dibawah banjir bandang seketika itu secara spontan si
nenek langsung berkata “Bah’ Kalaengku”.
Setelah kejadian tersebut nenek Sangiang Bulaengberpindah tempat
tinggal dan tinggal di Goa Tanjung Tatorakele, keseharian si nenek tersebut
adalah menenun kain Kofo atau Heka Bali berbahan baku dari Serat Pisang
Abaka.
Pada saat penyerangan Mindanau Selatan yang datang dengan 3 perahu
layar, mereka mengetahui ada seorang wanita yang tinggal di Goa dan
mereka membunuhnya, seketika itu pula saudaranya si Raksasa Torongan
mendengar jeritannya meminta pertolongan dan si Raksasa Torongan
langsung melompat 3 kali sampai ke tujuannya (Kike-Nanasi-Bukide-Bahoi
Bitung Soha-Tatorakele) sesampainya di Goa dia melihat saudaranya
terbaring kaku (meninggal) si Raksasa Torongan marah dan mengambil kain
kofohasil tenunan nenek Sangiang Bulaeng berwarna merah diikatnya di
tumit kedua kakinya dan kemudian dia berjalan diatasair laut untuk mengejar
perahu layar milik dari Mindanau Selatan, 2 perahu diantaranya dia
tenggelamkan dan 1 perahu disisakan untuk membawa berita ke Mindanau
Selatan.
Berawal dari kalimat yang disampaikan nenek Sangiang Bulaeng
tetsebutdiatas maka wilayah yang memiliki arti “Keheranan Bercampur
Kecewa” tersebut dapat diberikan nama “Kampung Bakalaeng”.

B. Jumlah Penduduk
Jumlah keseluruhan penduduk yang ada di Kampung Bakalaeng 533 orang.
Dengan uraian sebagai berikut :
Lindongan I : 145 orang
Lindongan II : 245 orang
Lindongan III : 143 orang

C. Jumlah Kepala Keluarga


Jumlah keseluruhan kepala keluarga yang ada di Kampung Bakaleng 174
orang.
Lindongnan I : 59 KK
Lindongan II : 63 KK
Lindongan III : 52 KK

D. Adat Istiadat / Kebiasaan


1. Kerja sama Mapalus
2. Festival Budaya Tabadine

SUMBER

Narasumber :
Bpk. Nocodemus Tampil &OrginestPatras
Kapitalaung & Perangkat Kampung Bakalaeng

Anda mungkin juga menyukai