Anda di halaman 1dari 11

URAIAN KITAB USDUL GHABAH FI MA’RIFAH ASH-SHAHABAH,

KITAB TAHDZIB AT-TAHDZIB, TAQRIB AL-TAHDZIB, TAHDZIB AL-KAMAL FII


ASMAA’ AL-RIJAL

1) KITAB USDUL GHABAH FI MA’RIFAH ASH-SHAHABAH 1


Kitab “Usdu al-Ghabah fi Ma’rifati ash-Shahabah” karya seorang Mousul
yakni Ibnu Atsir, yang lengkapnya dengan nama I’zuddin Abu Hasan A’li bin Abi al-
Karom Muhammad bin Muhammad bin Abdil Karim Assyabani adalah sebuah kitab yang
amat terkenal dikalangan para ulama dan umat islam pada khususnya yang mana kitab ini
termasuk kedalam tiga kitab termashur dari puluhan kitab yang membahas didalamnya
tentang para rijalul hadis dari kalangan sahabat, tabii’n dan ulama-ulama yang sampai
pada masanya baik laki-laki maupun perempuan. Adapun jumlah kitab ini terdapat 6 jild.
Dengan rincian sebagai berikut :
Jilid pertama yang didalamnya memuat pembahasan tentang muqodimah an-
Nasir, serta sekilas tentang biografi singkat Ibnu Atsir dan khosoisu kitab usdul ghabah fi
ma’rifati as-shahabah. Selanjutnya pada jilid pertama ini juga memuat didalamnya prakata
ataupun muqodimah yang disampaikan oleh seorang mualif/pengarang Ibnu Atsir, serta
pembahasan singkat, sebagai keta’ziman ataupun penghormatan beliau kepada para ulama
sebelumya yang telah mengarang beberapa kitab tafsir ataupun hadis yang mana
diataranya : Tafsir al-Qur’an al-Majid karya Ibnu Ishaq, al-Wasit fi tafsiri aidon
lilwahidi, shahih bukhori, shahih Muslim, al-Muwato li Imam Malik, Musnad Ahmad bin
Hamba, Musnad Abi Daud, al-Jami’ al-Kabir karya at-Turmudzi, Sunan an-Nasa-i,
Maghazi Ibnu Ishaq, Musnad Mu’af bin i’mroni dan seterusnya.Tidak hanya sampai
disitu, sebelum sampai pada pembahsan initi tentang para rijalul hadis, beliau juga
menjelaskan tentang perjalan Rasulullah dari awl hayat sampai akhir ayatnya. Lalu
kemudian dilanjutkan kepada pembahasan para rijalul hadis mulai dari huruf alif ataupun
hamzah.
Sedangkan jilid selanjutnya sampai pada jilid terakhir, didalamnya membahas
tentang para rijalul hadis, alkunni, para sahabat perempuan dan perempuan yang majhul.
Akan tetapi pada jilid terakhir terdapat ikhtitamul kitab yang disampaikan oleh sang
mualif. Adapun dalam pembahasannya tentang para rijal, sistematika yang digunakan
sangat jauh berbeda dengan kitab thabaqot al-Qubro karya Ibnu Sa’ad, yang mana pada
1http://aamjogja.wordpress.com/2010/10/21/uusdul-ghabah-fi-marifah-ash-shahabah/, diakses 6 juni 2012,
pukul 19.30 WIB.
pertemuan minggu lalu telah dipaparkan oleh saudara pemakalah bahwa dalam kitab
thabaqot al-Qubro, dalam pembahasannya membahas biografi umum para rijal
berdasarkan tingkatan, daerah dan masa-masa tertentu. Akan tetapi dalam kitab usdu al-
Ghabah fi ma’rifati ash-shahabah, dalam pembahasannya tidak berdasarkan tingkatan
ataupun yang lainnya, melainkan Ibnu Atsir membahasnya dengan menggunakan metode
abzadiya.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan ataupun khosoisu kitab usdu al-Ghabah fi ma’rifati ash-shahabah :


Seperti apa yang telah disampaikan dalam muqodimatul kitab, bahwasannay Ibnu Atsir
bukan seorang yang pertama kali mengarang kitab tentang para rijalul hadis, melainkan
telah banyak para pendahulunya ataupun yang semasa dengannya telah mengarang kitab
mengenai rijalul hadis. Meskipun demikian, Ibnu Atsir dalam kitabnya ini “usdu al-
Ghabah fi ma’rifati ash-shahabah”, masih bersandar para pendahulunya dengan
disertakan keinginannya yang kuat, kenasetan, kealiman dan usaha yang sungguh-
sungguh. Sehingga dalam kitabnya ini terdapat beberapa khosois yang diantaranya :
 Mengurutkan nama para sahabat sesuai dengan huruf hijaiyah agar dapat
mempermudah menggunakannya, seperti halnya mu’jam ataupun kamus.
 Mempermudah para pengguna, ketika mencari para nama sahabat yang
memiliki nama yang mutasabihat ataupun memiliki kesamaan dengan nama yang
lainnya.
 Terdapat pembahasan kaliamat-kalimat yang gharib.
 Telah membenarkan sebagian kesalahan-kesalahan yang terdapat pada kitab
para pendahulunya serta menambahkan kekurangan yang terdapat didalamnya.
Adapun kekurangan yang terdapat dalam kitab usdu al-Ghabah fi ma’rifati ash-
shahabah, menurut penulis, meskipun dalam kitab usdu al-Ghabah fi ma’rifati ash-
shahabah ini secara khusus membahas Sahabat Nabi tetapi pembahasannya secara
mu’jam, yaitu diurutkan berdasarkan huruf hijaiyyah dari masing-masing nama periwayat
hadis ditingkat Sahabat Nabi. Memang dengan sistem ini memudahkan dalam merujuk
nama Sahabat Nabi yang akan dicari, tetapi klasifikasi atas Sahabat Nabi bisa dikatakan
tidak ada berbeda halnya dengan Thabaqot al-Kubro.
2) KITAB TAHDZIB AT-TAHDZIB 2
Sebagaimana ditulis dalam Muqoddimah-nya, Tahdzib al-Tahdzib merupakan
karya Ibn Hajar yang berupaya meringkas dan menyempurnakan kitab Tahdzib al-Kamal
karya al-Mizzi yang oleh Ibn Hajar dianggap terlalu panjang dan bertele-tele. Kemudian
Ibn Hajar juga mengkritik kitab Tahdzib at-Tahdzib karya az-Dzahabi dan juga Kitab al-
Kasyif yang memberikan pembahasan yang cukup panjang namun tidak memperhatikan
ke-tsiqahan dan kritik jarh didalamnya, padahal kedua hal tersebut paling tidak menjadi
tolok ukur utama. Selain itu juga terdapat beberapa nama yang keberadaan gurunya tidak
diketahui dan tidak ada ada penjelasan lebih lanjut.

Metode dan Sistematika


Sebagaimana yang dituliskan dalam Muqoddimah-nya, Ibn Hajar meringkas
banyak bagian dari Tahdzib al-Kamal yang berupaya menonjolkan penjelasan tentang
jarh dan ta’dil-nya saja dan membuang penjelasan lain yang dianggap bertele-tele seperti
hadits-hadits yang tidak memiliki keterkaitan.Selain itu meringkas sebagian isi kitab
dengan membuang sekitar 1/3 dan menambah keterangan beberapa perawi yang
biografinya disebutkan serta mengurutkannya sesuai dengan abjad. Ibn Hajar tidak
membuang atau meringkas biografi yang terlalu pendek. Ibn Hajar tidak mengurutkan
urutan guru sesuai urutan abjad, karena hal itu akan merusak urutan usia sehingga
didahulukan yang paling banyak dijadikan sandaran. Banyak membuang keterangan
dalam biografi jika tidak menunjukkan atau mengarah kepada untuk menilai ketsiqahan
(tautsiq) atau mengkritik (jarh).
Kitab tahdzib at-Tahdzib ini dimulai dengan abjad hamzah dengan perawi
bernama Ahmad dan dengan huruf mim yang namanya Muhammad. Jika perawi memiliki
nama kunyah atau nama aslinya telah dikenal atau tidak diperdebatkan maka akan
dicantumkan dalam kelompok nama asli dan ditulis lagi dalam kelompok kunyah.
Sedangkan jika nama aslinya tidak diketahui atau masih diperdebatkan maka dimasukkan
dalam kelompok nama kunyah dan ditulis ulang dalam kelompok nama asli.3

Masih dalam muqaddimahnya dalam satu fasal Ibn Hajar menambahkan beberapa
tanda untuk memudahkan yaitu: ‫ ع‬untuk al-Kutub al-Tis’ah, ٤ untuk al-Kutub al-
Arba’ah,‫ خ‬untuk Shahih Bukhari, ‫ م‬untuk Shahih Muslim, ‫ د‬untuk Sunan Abu Dawud,

2http://nazhroul.wordpress.com/2010/05/22/kitab-tahdzib-at-tahdzib-karya-ibn-hajar-al-%E2%80%98asqalani/,
diakses 6 juni 2012, pukul 19.30 WIB.

3 Ibn Hajar al-Asqalani, Tahdzib at-Tahdzib (India: Da’irah al-Ma’arif an-Nidzomiyah, 1325 H), 2-5.
‫ ت‬untuk Sunan al-Turmudzi, ‫ س‬untuk Sunan al-Nasa’i, ‫ ق‬untuk Sunan Ibn Majah,
‫ خت‬untuk Shahih Bukhari dalam beberapa ta’liq, ‫ ي‬untuk Shahih Bukhari hanya pada
al-Adab, ‫ عخ‬untuk Shahih Bukhari pada Khalq al-Ibad, ‫ ز‬untuk Shahih Bukhari pada
qira’ah khalf al-Imam, ‫مق‬ untuk Shahih Muslim pada bagian muqaddimah, ‫مد‬ untuk
Sunan Abu Dawud pada bagian marasil, ‫ خد‬untuk Sunan Abu Dawud pada bagian qadar,
‫ ف‬untuk Sunan Abu Dawud pada bagian kitab tafarrud, ‫ صد‬untuk Sunan Abu Dawud
pada bagian fadla’il al-Anshar, ‫ ل‬untuk Sunan Abu Dawud pada bagian masa’il, ‫كككد‬
untuk Sunan Abu Dawud pada bagian Musnad Malik, ‫ نم‬untuk Sunan Turmudzi pada
bagian Syama’il, ‫ سي‬untuk Sunan Nasa’i pada bagian Musnad Malik, ‫ ص‬untuk Sunan
Nasa’i pada bagian Khasha’ish Ali, ‫عس‬ untuk Sunan Nasa’i pada bagian Musnad Ali,
‫ فق‬untuk Sunan Ibn Majah pada bagian Tafsir.4

Sistematika isi kitab sebagai berikut :


1) Bab Alif s/d Ya’

2) Kitab Kunyah

3) Fasal yang berisikan rawi-rawi yang masyhur dengan penisbatan kepada


bapak, kakek, ibu, paman dst..

4) Fasal Laqab

5) Fasal Mubhamat

6) Kitab an-Nisa’
7) Bab Kunyah Kitab an-Nisa’

Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan
1. Kitab disusun menggunakan urutan Abjad sehingga sedikit memudahkan
pencarian rawi

2. Ada bab yang khusus mengelompokkan rawi berdasarkan kunyah-nya baik


rawi laki-laki maupun perempuan.

3. Ada bagian atau bab yang secara khusus mengelompokkan rawi wanita.
4 Ibid., 5-6.
4. Jilid terakhir merupakan fihris yang memudahkan pencarian.
Kekurangan
1. Banyak terjadi inkonsistensi kritik atau seleksi dalam penulisan karena
sebagaimana diakui, karya ini merupakan ringkasan kitab sebelumnya sehingga data-
data yang telah ada sebelumnya masih menjadi rujukan utama, meskipun juga tidak
dinafikan adanya penambahan penilaian pada beberapa rawi.

2. Sering menisbatkan kritikan langsung berdasarkan penilaian ulama yang masa


hidupnya jauh lebih lampau dari Ibn Hajar tanpa menyebutkan persambungan rentetan
kritikus-kritikus sebelumnya. Bahkan terkadang tanpa penjelasan alasan mengapa
seorang rawi dinilai jarh.

3. Terkadang masih mencantumkan pembahasan yang panjang lebar mengenai


seorang rawi namun tidak ada data yang jelas sebagaimana diharapkan dalam
muqaddimah-nya.
4. Dalam mengkaji atau menggunakan Tahdzib at-Tahdzib dirasa masih ditemui
kesulitan, masih diperlukan kitab-kitab seperti Tarikh ar-Ruwah atau kitab Thabaqah
yang urutannya berdasarkan kurun waktu, bukan abjad.

3) TAQRIB AL-TAHDZIB 5
Menurut pengakuan dari Ibnu Hajar sendiri, kitab ini adalah salah satu
mukhtashar (ringkasan) dari kitab al-Kamal fi Asma` al-Rijal karya al-Imam al-Hafidz
Abu Muhammad ‘Abdu al-Ghaniy bin ‘Abdu al-Wahid al-Maqdisiy (w. 600 H.).
Sebenarnya kitab al-Maqdisi—dikatakan pada pengantar Taqrib al-Tahdzib—adalah kitab
pertama yang membahas secara khusus dalam fan ilmu rijal ini, hanya saja kitab ini
terlalu memperpanjang pembahasan tentang sejarah rawi. Kemudian al-Hafidz Abu al-
Hajjaj Yusuf bin Abd al-Rahman al-Maziy meng-editnya dalam kitab Tahdzib al-Kamal.
Para ulama kemudian mengedit lagi kitab ini. Sebagian kitab editan itu adalah kitab yang
ditulis oleh al-Dzahabiy, yaitu Tahdzib Tahdzib al-Kamal. Ada lagi yang ditulis oleh Ibnu
Hajar yaitu Tahdzib al-Tahdzib. Di dalamnya diringkas menjadi hanya yang berkenaan
dengan jarh dan ta’dil— dari kitab asli Tahdzib al-Kamal. Kemudian Ibnu Hajar
meringkas Tahdzib al-Tahdzib, menjadi kitab yang sedang kita bahas ini yaitu Taqrib al-
Tahdzib.

5 http://www.ditpdpontren.com/index.php?option=com_content&view=article&id=190:mengenal-kitab-taqrib-
al-tahdzib-karya-ibnu-hajar-al-asqalaniy&catid=25:artikel&Itemid=69, diakses 6 juni 2012, pukul 19.30 WIB.
Ibnu Hajar memberikan beberapa perbedaan antara kedua kitabnya tersebut.
Sebagian dari perbedaan itu adalah:
1) Di dalamnya disebutkan beberapa tulisan pengarang kutub al-sittah, yaitu:

‫ للبخاري‬،‫ الدب الفمرد‬- .‫ لبا داود‬،‫ كتاب التفمرد‬-

.‫ للبخاري‬،‫ خلق أفعال العباد‬- .‫ لبا داود‬،‫ كتاب السائل‬-

.‫ للبخاري‬،‫ جزء القراءة خلق الماام‬- .‫ لبا داود‬،‫ ماسند ماالك‬-

.‫ للبخاري‬،‫ جزء رفع اليدين‬- .‫ للتماذي‬،‫ كتاب الشمائل‬-

.‫ ماقدة صحيح ماسلم‬- .‫ للنسائي‬،‫ ماسند علي‬-

.‫ لبا داود‬،‫ الراسيل‬- .‫ للنسائي‬،‫ ماسند ماالك‬-

.‫ لبا داود‬،‫ فضئل الناصار‬- .‫ للنسائي‬،‫ عمل اليوم والليلة‬-

.‫ لبا داود‬،‫ كتاب الناسخ‬- ‫ للنسائي‬،‫ خصائص الماام علي‬-

.‫ للبا داود‬،‫ كتاب القدر‬- - ‫ لبان مااجة‬،‫كتاب التفمسي‬


Dalam Taqrib, Ibnu Hajar menyebutkan sebuah pasal yang membahas rawi-rawi

perempuan mubham berdasarkan urutan orang yang meriwayatkan dari mereka baik laki-laki
maupun perempuan.
2) Meringkas nama-nama perawi yang global.
3) Pendefinisian nama perawi, di antaranya laqab, kunyah, nasab dengan huruf
alfabet.
4) Penyebutan thabaqat rawi terpisah.
5) Penjelasan memuat 9000 terjemah.

4) TAHDZIB AL-KAMAL FII ASMAA’ AL-RIJAL6

A. Latar Belakang Penulisan Kitab


Kitab Tahdzibul Kamal Fii Asmaa’ Ar-Rijal adalah kitab yang menghimpun
guru-guru ashaabi kutub al-sittah dan perawi-perawi kutub al-sittah. Akan tetapi kitab
ini bukanlah kitab yang pertama. Sebelumnya, Ibnu Asakir telah menyusun sebuah

6 http://wewesam.blogspot.com/2012/03/tahdzib-al-kamal-fii-asmaa-al-rijal.html, diakses 6 juni 2012, pukul


19.30 WIB.
kitab yang beliau beri nama” al-Mu’jam al-Musytamil ‘ala Dzikri Asma’ Syuyukh al-
Aimmah al-Nabil”. 7[1]Setelah itu al-Hafidz al-Kabir Abu Muhammad Abdul Ghaniy
Ibn Abd al-Wahid al-Maqdisi al-Jamma’ili al-Hanbali (544-600 H) menyusun Kitab
al-Kamal Fii Asmaa’ ar-Rijal. Al-Hafidz Abd al-Ghoniy adalah orang pertama yang
menyusun kitab tentang para perawi yang terdapat di dalam kutub al-sittah. Akan
tetapi, kitab ini juga membahas guru-guru mereka dan juga para perawi kutub al-
sittah dari kalangan sahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in sampai guru-guru penyusun kutub
al-sittah.
Menurut Al-Mizzi setelah meneliti dan memahami kitab al-Kamal Fii Asmaa’
Ar-Rijal kitab tersebut adalah kitab yang sangat berharga, tetapi di dalamnya masih
terdapat banyak kekurangan. Banyak biografi para perawi kutub al-sittah yang tidak
dicantumkan di dalamnya sehingga jumlahnya tidak sesuai dengan yang semestinya.
Oleh karena itu, al-Mizzi menyusun kitab yang menyempurnakan kitab al-Kamal Fii
Asmaa’Ar-Rijal dengan menggunakan dasar-dasar yang terdapat dalam kitab tersebut.
Kitab baru ini dinamakan Tadzhib al-Kamal fi Asma’ al-Rijal. Al-Mizzi memulai
penulisan kitabnya pada tanggal 9 Muharram 705 H dan selesai pada hari id Adha
712 (selama tujuh tahun).

B. Sistematika dan Metodologi Penulisan Kitab


Kitab Tadzhib al-Kamal fi Asma’ al-Rijal merupakan ringkasan dan
penyempurnaan dari kita al-Kamal. Kitab ini memuat 8645 perawi disusun dalam 35
jilid. Sistematika dan metode yang digunakan oleh al-Mizzi dalam kitab ini, yaitu:

1. Memuat guru-guru ashaab kutub al-sittah, perawi- perawi kutub al-sittah baik dari
kalangan sahabat, tabi’in, dan tabi’it tabi’in.

2. Kisah Rasulullah saw. di awal pembahasan.


3. Disusun secara alfabetis/mu’jam.
4. Memberikan simbol-simbol berikut :
(‫ )ع‬untuk kutub al-Sittah, (٤) untuk sunan al-Arba’ah, (‫ )خ‬untuk kitab Shahih
Bukhari, (‫ )م‬untuk kitab Shahih Muslim, (‫ ) د‬untuk kitab Sunan Abi Dawud, (‫)ت‬
untuk kitab Sunan al-Tirmidzi, (‫ )س‬untuk kitab Sunan al-Nasa’i, (‫ )ق‬untuk kitab
Sunan Ibnu Majah, (‫ )خت‬untuk kitab Ta’liqat karya al-Bukhari, (‫ )بخ‬untuk kitab al-
Adab al-Mufrad karya al-Bukhari ,(‫ )ى‬untuk kitab Raf’u al-Yadain karya al-
Bukhari, (‫ )عخ‬untuk kitab Kalq af’al al-’Ibad karya al-Bukhari,(‫ )ز‬untuk kitab al-
7
Qira’ah Khalfa al-Imam karya al-Bukhari, (‫ )مق‬untuk Muqaddimah kitab Shahih
Muslim, (‫ )مد‬untuk kitab al-Marasil karya Abu Daud, (‫ )قد‬untuk kitab al-Qadar
karya Abu Daud, (‫ )خد‬untuk Kitab al-Nasikh wa al-Mansukh karya Abu Daud,(‫)ف‬
untuk kitab al-Tafarrud karya Abu Daud, (‫ )صصصد‬untuk kitab Fadhail al-Anshar
karya Abu Daud, (‫ )ل‬untuk kitab al-Masa’il karya Abu Daud, (‫ )كد‬untuk kitab
Musnad Malik karya Abu Daud, (‫ )ثم‬untuk kitab al-Syama’il karya al-Turmudzi, (
‫ )سى‬untuk kitab al-Yaum wa al-Lailah karya al-Nasa’i, (‫ )كن‬untuk kitab Musnad
Malik karya al-Nasa’i, (‫ )ص‬untuk kitab Khasa’is ’Ali karya al-Nasa’i, (‫ )عس‬untuk
kitab Musnad ’Ali karya al-Nasa’i, (‫ )فق‬untuk kitab al-Tafsir karya Ibnu Majah.
5. Nama-nama perawi yang diawali dengan kata ahmad lebih didahulukan.
6. Pada bab Miim , nama-nama para perawi yang diawali dengan kata Muhammad
lebih didahulukan.
7. Menyendirikan para perawi yang terkenal dengan kunyah dan laqabnya.
8. Menyendirikan para perawi yang terkenal dengan nama ayahnya, kakeknya,
ibunya, pamannya atau lainnya.
9. Menyendirikan para perawi yang terkenal dengan nama kabilahnya, negerinya,
pekerjaannya, atau sejenisnya.
Untuk lebih jelasnya, isi kitab dapat dilihat dalam uraian berikut:
Jilid pertama, tentang sejarah singkat Nabi Muhammad S.A.W., nama-nama
beliau, putra-putri beliau, haji dan umrah Nabi, khadim Nabi, budak-budak Nabi,
hewan peliharaan dan kendaraan Nabi, sifat-sifat dan akhlaq Nabi. Pada akhir jilid ini
dimulai penulisan nama-nama rijal al-hadits yang diurutkan berdasarkan urutan
mu’jam serta dimulai dengan nama Ahmad.
Jilid ke-dua dan ke-tiga, berisi nama-nama perawi yang diawali dengan huruf
alif seperti: Aban, Asma’, Isma’il, Ayyub dan lain-lain.
Jilid ke-empat, nama-nama yang dimulai dengan huruf ba’, ta’, tsa’, jim
seperti: Badzam, Bajalah, Bujair, Tuba’i, Tilb, Talid, Tsabit, Jaban, Jabir dan lain-lain.
Jilid ke-lima, nama-nama yang dimulai dengan huruf jim, dan ha’ seperti:
Ja’far, Ju’ail, Habs, Hatim, Hajib dan lain-lain.
Jilid ke-enam dan ke-tujuh, nama-nama yang dimulai dengan huruf ha’,
dimulai dengan nama Hussam, Hasan, Hafs, Hakam, Hammad dan lain-lain.
Jilid ke-delapan, nama-nama yang dimulai dengan huruf kha’, dal, dzal, seperti
Kharijah, Khalid, Darim, Daud, Dzakwan, Dzuhail dan lain-lain.
Jilid ke-sembilan, nama-nama yang dimulai dengan huruf ra’, dan zai, seperti:
Rasyid, Rafi’, Zubair, Zuhairi, Zakariya dan lain-lain.
Jilid ke-sepuluh, ke-sebelas dan ke-duabelas, nama-nama yang dimulai dengan
huruf zai, sin, syin seperti: Zaid, Sahim, Sa’d, Sa’id, Sufyan, Sulaiman, Syuja’,
Syu’aib, Syihab dan lain-lain.
Jilid ke-tiga belas, ke-empat belas, ke-lima belas, ke-enam belas, ke-tujuh
belas, ke-delapan belas, ke-sembilan belas, ke-dua puluh, ke-dua puluh satu, ke-dua
puluh dua, ke-dua puluh tiga, nama-nama yang dimulai dengan huruf shad, dladl, tha’,
zha’, ‘ain, ghain, fa’, qaf, seperti: Shalih, Shafwan, al-Dlahhad, Dlamran, Toriq,
Talhah, ‘Asim, ‘Amir, ‘Ubbad, ‘Abbas, ‘Abdullah, ‘Abdurrahman, ‘Abdul Aziz,
‘Ubaidillah, ‘Usman, ‘Atha’, ‘Ali, ‘Umar, ‘Amr, ‘Imran, ‘Isa, Ghani, al-Fadl, Fudlail,
al-Qasim, Qatadah, dan lain-lain.
Jilid ke-dua puluh empat, nama-nama yang dimulai dengan huruf qaf, kaf, lam,
seperti: Qa’is, Kasir, Ka’b, Luqman, Laits, dan lain-lain.
Jilid ke-dua puluh lima, ke-dua puluh enam, ke-dua puluh tujuh, ke-dua puluh
delapan, ke-dua puluh sembilan, dan ke-tiga puluh, nama-nama yang dimulai dengan
huruf mim, dan nun seperti: Muhammad, Mus’ab, Musa, Maisah, Maimun, Nafi,
Nashr, dannlain-lain.
Jilid ke-tiga puluh satu dan ke-tiga puluh dua, nama-nama yang di-mulai
dengan huruf wawu, lam-alif, dan ya’, seperti: Washil, Waki’, al-Wahid, Wahb, Lahiq,
Yasin, dan Yahya dan lain-lain.
Jilid ke-tiga puluh tiga, kitab Kuna (nama-nama yang dimulai dengan Abb,
Umm dan sejenisnya).
Jilid ke-tiga puluh empat, nama-nama yang terkenal yang dinisbatkan pada
nama qabilahnya.
Jilid ketigapuluh lima, menjelaskan orang-orang yang tekenal yang
dinisbatkan kepada Suku, Negeri, pekerjaan, dan gelar (laqab). Para perawi yang
masih samar, perawi dari kalangan wanita dan kunyah perawi wanita.
Kelebihan Kitab Tahdzibul Kamal Fii Asmaa’ Ar-Rijal:
 Memuat para perawi yang terdapat di kitab al-
Kamal Fii Asmaa’ Ar-Rijal dan menambah para perawi kutubus sittah yang belum
terdaftar di dalam kitab tersebut.
 Disebutkan sejumlah biografi para perawi supaya
dapat dibedakan dari yang lain
 Memuat sejarah dari para guru ashaab kutubus
sittah, rawi-rawinya, jarh wa ta’dil, tahun lahirnya, tahun wafatnya, dan lain-lain.
 Al-Mizzi mengklasifikasikan para perawi
sebagaimana yang terdapat dalam empat fashol terakhir, yaitu: Fashal pertama,
para perawi yang terkenal dengan nama ayahnya, kakeknya atau keluarganya yang
lain. Fashal kedua, para perawi yang terkenal dengan nama sukunya, negerinya,
atau pekerjaannya. Fashal ketiga, para perawi yang terkenal dengan laqabnya.
Fashal keempat, para perawi yang mubham.
 Seluruh biografi disusun secara alfabetis
 Terdapat simbol-simbol sebelum nama perawi yang
menunjukkan bahwa nama perawi itu terdapat dalam kitab tertentu. Di antaranya
adalah 6 tanda yang menunjukkan bahwa rawi itu terdapat dalam kutubus sittah, 1
tanda bagi perawi yang disepakati oleh ashaabus sittah, 1 tanda bagi perawi yang
disepakati oleh ashaabul arba’ah, da 19 tanda bagi pengarang ashaabus sittah lain.

Kekurangan:
Menurut pemakalah kitab Tahdzibul Kamal adalah kitab yang sangat luas
cakupannya yang terdiri dari 35 jilid dan jumlah rawi yang berbilang-bilang. Oleh
karena itu, pemakalah tidak banyak menemui kekurangan dari kitab ini. Begitu juga
dari para ulama, pemakalah tidak mendapati banyak dari mereka yang mengkritik kitab
ini. Kelemahanya menurut Ibn Hajar al-Asqalani, kitab ini hanyalah sebuah kitab yang
mencakup indentitas para perawi saja. Adapun tentang penilaian kualitas rawi tersebut
terdapat banyak keluputan
Contoh perbandingan dengan kitab lain:
1. Kitab Tadzhib Tahdzib
2. Kitab Tahdzib al-kamal
3. Tahdzib al-Tahdzib Ibn Hajar
4. Ikmal Tahdzib al-Kamal.

DAFTAR PUSTAKA

al-Asqalani, Ibn Hajar. Tahdzib at-Tahdzib. India: Da’irah al-Ma’arif an-Nidzomiyah, 1325
H.

(Online)http://aamjogja.wordpress.com/2010/10/21/uusdul-ghabah-fi-marifah-ash-shahabah/,
diakses 6 juni 2012.
(Online) http://nazhroul.wordpress.com/2010/05/22/kitab-tahdzib-at-tahdzib-karya-ibn-hajar-
al-%E2%80%98asqalani/, diakses 6 juni 2012, pukul 19.30 WIB.

(Online)http://www.ditpdpontren.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=190:mengenal-kitab-taqrib-al-tahdzib-
karya-ibnu-hajar-al-asqalaniy&catid=25:artikel&Itemid=69, diakses 6 juni 2012

(online)http://wewesam.blogspot.com/2012/03/tahdzib-al-kamal-fii-asmaa-al-rijal.html,
diakses 6 juni 2012

Anda mungkin juga menyukai