Anda di halaman 1dari 77

MATA KULIAH : METODE PENELITIAN HUKUM

DOSEN : DR. H. MARTIN ROESTAMY, SH., MH


martinroestamy@yahoo.com

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
PENGERTIAN METODE
DAN METODE PENELITAN (1)
METODE
Inggris : Method
Latin : Methodus
Yunani : Methodus : meta + hodos; meta berarti
sesudah, di atas. Sedangkan hodos berarti
suatu jalan, suatu cara.

METODE = Rangkaian langkah yang


dilakukan untuk melakukan suatu pekerjaan
tertentu dengan menggunakan logika
sehingga diperoleh hasil secara efektif dan
efesien.
PENGERTIAN METODE
DAN METODE PENELITAN (2)
PENELITIAN
Penelitian (teliti) : reaserch (re + search)
“re” = kembali; “search” = mencari
Reasearch adalah proses menemukan lagi sesuatu
yang dulu pernah ada, jadi mengandung makna
menguji.
Penelitian adalah suatu kegiatan penyeleidikan yang dilakukan
menurut metode ilmiah yang sistematik untuk menemukan
informasi ilmiah dan/atau teknologi yang baru, membuktikan
kebenaran atau ketidakbenaran suatu hipotesis sehingga dapat
dirumuskan teori dan/atau gejala alam dan/atau sosial. (LIPI,
1983)
METODE = Rangkaian langkah yang dilakukan
untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dengan
menggunakan logika sehingga diperoleh hasil
secara efektif dan efesien.
PENGERTIAN METODE
DAN METODE PENELITAN (3)
METODE PENELITIAN

RANGKAIAN LANGKAH YANG


SEYOGIANYA DILAKUKAN UNTUK
MENEMUKAN DAN MENGUJI
PENGETAHUAN TERTENTU SECARA
LOGIS SEHINGGA DIPEROLEH HASIL
YANG EFEKTIF DAN EFESIEN
Pengertain HUKUM Menurut DR. H. MARTIN ROESTAMY, SH., MH.

HUKUM adalah :
seperangkat aturan dan
ketentuan yang mengatur
tata tertib kehidupan,
masyarakat dan negara,
yang bersumber dari
masyarakat dan negara
dengan tujuan untuk
mencapai keadilan,
ketertiban, perdamaian
dan kesejahteraan.
Penelitian Hukum:
Suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada
Metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang
Bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa
Gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisa.

Penelitian Hukum Didasarkan pada metode

Semua kegiatan yg meliputi persiapan penelitian,


Proses penelitian, dan hasil penelitian m’gunakan
Cara2 yg secara umum diakui dan berlaku pada
Ilmu pengetahuan.
Tiga alat kelengkapan utama manusia

RASIO

alat kelengkapan

RASA RAGA
Proses Memperoleh Pegetahuan
EMPIRIK METAFISIK

PROSES
KNOWER – KNOWING - KNOWLEDGE

SUBYEK OBYEK

PERSEPSI
MEMORY
PENGENALAN OBJEK SEBELUMNYA

INTELECTUAL ACTIVITY
INTELECTUAL ACTIVITY

Mengamati

Membeda-bedakan / Memilah-milah

Memilih

Melakukan percobaan

Mengembangkan
Rasa Ketidak tahuan, penasaran, dsb

Penelitian

Suatu Upaya pencarian

Pengetahuan yang benar

Diperlukan sebuah metodologi

Penelitian Ilmu kebenaran

(Proses) (Proses) (Hasil)


Dapat diperoleh dengan cara
penelitian yang disertai
dengan metode-metode
Ilmiah tertentu dengan teori-teori
yang berkaitan. Dan tentunya
teori tadi akan berguna,
bermanfaat serta berkembang
apabila disusun secara
Cara Memperoleh sistematis dan terkontrol.
Kebenaran

• Akal sehat (logika)


• Prasangka
Non-Ilmiah • Intuisi (pendekatan a priori)
• Penemuan coba-coba
• Pendapat otoritas ilmiah
dan pikiran kritis
Suatu kegiatan ilmiah yang
berkaitan dengan
Analisa dan konstruksi,yang
dilakukan secara
Metodologis, sistematis, dan
konsisten.
Konsisten :
Tidak adanya hal-hak
yang bertentangan
dalam
Suatu kerangka tertentu

Metodologis :
PENELITIAN
Sesuai dengan
metode atau
cara tertentu

Sistematis :
Berdasarkan suatu
sistem
PENELITIAN
DAN ILMU PENGETAHUAN (1)
 Tanpa metode penelitian, manusia dapat
menemukan pengetahuan yang baru, akan tetapi
prosesnya lamban karena hanya diperoleh secara
kebetulan saja.
 Dengan menggunakan metode penelitian,
manusia dapat menemukan pengetahuan secara
metodologis dan sistematis, sehingga terjadi
perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat
guna dimanfaatkan manusia dalam kehidupan.
 Berkembanganya ilmu pngetahuan (khususnya
ilmu hukum), disebabkan oleh penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah
secara sistematis dan kontinue.
PENELITIAN
DAN ILMU PENGETAHUAN (2)
Kewajiban untuk mendapatkan kebenaran dengan upaya penelitian.

QS. AL-A’LAQ

(4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam


(5)Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
1. Kegiatan Intlektual ( Pemikiran Logis )

2. Mencari Makna yang Hakiki ( Interpretasi )

3. Segala Gejala Yuridis dan Fakta Empiris ( Objek )

4. Dengan cara Refleksi, Metodis, dan Sistematis (Metode)

5. Untuk Kebahagian Manusia ( Tujuan )


1. Sistematis, artinya materi kajian tersusun secara teratur dan brurutan
menurut Sistematika
2. Logis, artinya sesuai dengan Logika, masuk akal, dan benar menurut
penalaran
3. Empiris, artinya baerdasarkan Pengalaman, terutama yang diperoleh
melalui Penemuan, Percobaan, dan Pengamatan.
4. Metodis, artinya bersarkan atau menurut Metode yang kebenarannya
diakui menurut Penalaran
5. Umum, artinya menggeneralisasi mengenai seluruh atau semuanya tidak
menyangkut yang khusus saja
6. Akumulatif, artinya bertambah terus, makin berkembang dan Dinamis
DASAR
FILOSOFI

KEBENARAN KEJUJURAN dan


KETERATURAN
dan KEADILAN OBJEKTIVITAS
DASAR KEINGINTAHUAN

RASA keingintahuan Manusia ( Curriosity )


Untuk hal-hal ;
1. Hal yang belum pernah diketahui
2. Hal yang telah diketahui
3. Perkembangan Kebaruan ( novelty )
4. Menggunakan metode yg diakui oleh Ilmu Pengetahuan

Note: Sumber Ilmu Pengtahuan, Ilmiah dan Empiris


 Dasar Berfikir Logis

1. Proses berfikir Induktif


Berfikir Induktif adlh proses berfikir untuk menarik suatu
kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai Kasus yang
bersifat khusus (Individual)
Proses berfikir Induktif dimulai dengan mengemukakan
Pernyataan-pernyataan yang mempunyai Ruang Lingkup yg
khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yg diakhiri
dengan Pernyataan yg bersifat Umum
2. Proses Berfikir Deduktif

Berfikir Deduktif adalah menggunakan Pola berfikir yang


disusun dari 2 ( dua ) buah Pernyataan serta sebuah
Kesimpulan (silogismus) Pernyataan yg mendukung
silogismus disebut Premis yang dibedakan Premis Mayor
dan Premis Minor, berdasarkan kedua Premis tersebut
ditarik Kesimpulan
Ketepatan menarik Kesimpulan dalam Proses Berfikir
Deduktif bergantung 3 (tiga) hal, Kebenaran Premis Mayor.
Kebenaran Premis Minor, Kesahihan Penarikan kesimpulan
3. Proses Berfikir Kausalitas

Dalam Metode Penelitian Hukum atau Penelitian Sosial…….


Unsur Sebab ini disebut Variabel Bebas ( Independent
Variable )

Unsur Akibat ini disebut Variabel Terikat/tidak bebas (


Dependent Variable )
PENELITIAN
MENURUT BIDANG ILMU

1. PENELITIAN EKSAKTA : penelitian yang


objeknya benda-benda fisik. Penelitian
pertanian, fisika, biologi, kedokteran, dsb.
2. PENELITIAN SOSIAL : penelitian yang
objeknya manusia sebagai zoon politicon,
termasuk alat-alat dan lembaga-lembaga
yang dihasilkan dalam kehidupan bersama
mereka. Misalnya : penelitian ekonomi,
sastra, bahasa, politik, dan PENELITIAN
HUKUM.
PENELITIAN HUKUM (1)
PENELITIAN HUKUM merupakan suatu kegiatan
ilmiah, yang didasarkan pada metode,
sistematika dan pemikiran tertentu, yang
bertujuan untuk mempelajari suatu atau
beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan
menganalisanya. Kecuali itu, maka juga
diadakan pemeriksaan yang mendalam
terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian
mengusahakan suatu pemecahan atas
permasalahan-permasalahan yang timbul
dalam gejala yang bersangkutan (Soerjono
Soekanto)
PENELITIAN HUKUM (2)
UNSUR PENELITIAN HUKUM SEBAGAI PENELITIAN ILMIAH :

1. KEGIATAN ITU MERUPAKAN KEGIATAN ILMIAH;


2. DIDASARKAN PADA METODE, SISTEMATIKA DAN
PEMIKIRAN TERTENTU;
3. BERTUJUAN UNTUK MEMPELAJARI GEJALA HUKUM;
4. ADANYA ANALISIS TERHADAP GEJALA HUKUM;
5. ADANYA UPAYA UNTUK MEMECAHKAN MASALAH
DALAM GEJALA HUKUM.
 Sarana pengembangan hukum, ilmu hukum, dan
teknologi informasi hukum yang terdapat
beberapa kelemahan
 Upaya mendekatkan dan menyesuaikan teori
hukum dengan praktik hukum
 Upaya mewujudkan harapan menjadi
kenyataan.
 Upaya mensejahterahkan masyarakat sesuai dgn
harapan yg terkandung dlm rumusan undang-
undang
 Sebagai profesi sumber penghasilan yang patut
dihargai dan dikembangkan.
1. Mendapatkan pengetahuan ttg gejala hukum, sehingga
dpt merumuskan masalah
2. Memperoleh pengetahuan yg lbh mendalam mengenai
suatu gejala hukum, sehingga dpt merumuskan hipotesa
3. Untuk menggambarkan secara lengkap aspek-aspek
hukum dari :
 Suatu keadaan
 Perilaku pribadi
 Perilaku kelompok
 Tanpa didahului hipotesa
4. Mendapatkan keterangan ttg frekuensi
hukum
5. Memperoleh data mengenai
hubungan antara suatu gejala hukum
dgn gejala lainnya
6. Menguji hipotesa yg berisikan
hubungan-hubungan sebab akibat yg
didasarkan pd hipotesa
 Mendapatkan azas-azas hukum positif dan rasa susila
masyarakat
 Sistematika dari perangkat kaedah-kaedah hukum
dan konsistensinya
 Sinkronisasi baik scr vertikal maupun horizontal.
 Perbandingan hukum
 Sejarah hukum
 Identifikasi terhadap hukum tdk tertulis(adat)
 Efektifitas hukum tertulis maupun hukum tdk tertulis.
 Hukum sebagai ilmu
 Hukum sebagai aturan
 Hukum sebagai ilmu perilaku masyarakat
1. Penelitian Hukum Normatif:
1.1. Penelitian terhadap asas-asas hukum;
1.2. Penelitian terhadap sistematika hukum;
1.3. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi hukum;
1.4. Penelitian sejarah hukum;
1.5. Penelitian perbandingan hukum.

2. Penelitian Hukum Empiris:


2.1. Penelitian terhadap identifikasi hukum (hukum
tidak
tertulis);
2.2. Penelitian terhadap efektifitas hukum.
1. Penelitian Hukum Doktrinal (Legal Research):
1.1. Penelitian yang berupa usaha inventarisasi hukum
positif;
1.2. Penelitian yang berupa usaha penemuan asas-asas
dan dasar-dasar falsafah, dogma atau doktrin.

2. Penelitian Hukum Non Doktrinal (Socio-Legal Research):


2.1. Penelitian berupa studi-studi empiris untuk
menemukan teori-teori mengenai proses terjadinya
hukum di dalam masyarakat;
2.2. Penelitian berupa studi-studi empiris proses
bekerjanya hukum di dalam masyarakat.
Penelitian Hukum Normatif:
1. Macam-macam pendekatan:
1.1. Pendekatan perundang-undangan (statute approach);
1.2. Pendekatan kasus (case approach);
1.3. Pendekatan historis (historical approach);
1.4. Pendekatan perbandingan (comparative approach);
1.5. Pendekatan konseptual (conceptual approach)
2. Sumber-sumber bahan penelitian hukum:
2.1. Bahan hukum primer: peraturan perundang-undangan dan putusan
pengadilan;
2.2. Bahan hukum sekunder: buku-buku hukum, jurnal-jurnal hukum,
kamus hukum, dan komentar atas putusan pengadilan;
2.3. Bahan-bahan non hukum: buku-buku non hukum, jurnal non hukum,
hasil wawancara, dan lain-lain
3. Langkah-langkah penelitian hukum:
3.1. Mengidentifikasi fakta hukum, mengeliminir hal-hal yang tidak
relevan dan menetapkan isu hukum;
3.2. Pengumpulan bahan-bahan hukum;
3.3. Melakukan telaah atas isu hukum yang diajukan;
3.4. menarik kesimpulan yang menjawab isu hukum;
3.5. memberikan preskripsi
PENELITIAN HUKUM (3)

PENELITIAN
HUKUM
NORMATIF

PENELITIAN HUKUM
EMPIRIS/SOSIOLOGIS
PENELITIAN HUKUM (4)
Pelaksanaan PENELITIAN HUKUM NORMATIF
ditujukan pada :

1. Penelitian terhadap asas-asas hukum;


2. Penelitian terhadap sistematika hukum;
3. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi
hukum;
4. Penelitian sejarah hukum;
5. Penelitian perbandingan hukum.
PENELITIAN HUKUM (5)
Pelaksanaan PENELITIAN HUKUM EMPIRIS
ditujukan pada :

1. Penelitian terhadap identifikasi hukum


(hukum tidak tertulis);

2. Penelitian terhadap efektifitas hukum.


PENELITIAN HUKUM
NORMATIF & EMPIRIS

METODE NORMATIF EMPIRIS atau SOSIOLOGIS


1 Pendekatan Normatif Empiris
2 Kerangka  Peraturan  Teori-teori Sosiologi Hukum
perundang  Pembuktian melalui
undangan masyarakat
 Pembuktian
melalui pasal
3 Sumber Data Data Skunder Data Primer
4 Analisis  Logis normatif Kuantitatif
 Silogisme
 Kualitatif
PENELITIAN HUKUM
Metode penelitian hukum yang original adalah :
METODE PENELITIAN HUKUM NORMATIF (Lili Rasjidi)

Atau disingkat :

METODE PENELITIAN HUKUM (M P H)


PENELITIAN HUKUM NORMATIF
 Nama lain dari penelitian hukum normatif ini adalah penelitian
hukum doktriner, juga disebut sebagai penelitian perpustakaan
atau studi dokumen;
 Disebut penelitian hukum doktriner karena penelitian ini
dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan-peraturan yang
tertulis atau bahan-bahan hukum yang lain;
 Sedang disebut sebagai penelitian perpustakaan ataupun studi
dokumen disebabkan penelitian ini lebih banyak dilakukan
terhadap data yang bersifat sekunder yang ada di
perpustakaan;
 Dimana dalam penelitian pada umumnya untuk menentukan
jenis dari suatu penelitian itu dibedakan antara data yang
diperoleh secara langsung dari masyarakat dan dari bahan-
bahan pustaka;
 Yang diperoleh langsung dari masyarakat dinamakan data
primer (atau dasar), sedangkan yang diperoleh dari bahan-
bahan pustaka lazimnya dinamakan data sekunder.
PENELITIAN HUKUM NORMATIF
Ciri Penelitian Hukum Normatif :
1. DESKRIPTIF ANALITIS DENGAN PENDEKATAN YURIDIS
NORMATIF;

2. TAHAP PENELITIAN : PENELITIAN KEPUSTAKAAN, DATA YANG


DICARI ADALAH DATA SEKUNDER DENGAN MENGGUNAKAN
BAHAN HUKUM PRIMER, SEKUNDER, TERSIER.

3. ASAS, TEORI, PERSPEKTIF, PARADIGMA, KONSEP DAN MODEL


ADALAH ALAT UNTUK MENGANALISIS DAN MENJADI LANDASAN
TEORI BAGI PENELITIAN HUKUM YANG MENGACU PADA KAIDAH
HUKUM YANG ADA DAN BERLAKU / PADA AJARAN HUKUM (DARI
PAKAR HUKUM TERKEMUKA).

4. JARANG DITAMPILKAN (tidak perlu ) HIPOTESIS.

5. ANALISIS DATA DILAKUKAN SECARA KUALITATIF, ARTINYA


TANPA MENGGUNAKAN ANGKA, RUMUS STATISTIKA dan
MATEMATIK.
PENELITIAN HUKUM NORMATIF
Manfaat Penelitian Hukum Normatif (1):

1. UNTUK MENGETAHUI APAKAH DAN


BAGAIMANAKAH HUKUM POSITIFNYA SUATU
MASALAH YANG TERTENTU;
2. UNTUK DAPAT MENYUSUN DOKUMEN-DOKUMEN
HUKUM (SEPERTI GUGATAN, TINDAKAN
PEMBELAAN, PUTUSAN PENGADILAN, AKTE
NOTARIS, SERTIFIKAT, dll);
3. UNTUK MENULIS MAKALAH / CERAMAH ATAU
BUKU HUKUM;
4. UNTUK DAPAT MENJELASKAN ATAU
MENERANGKAN KEPADA ORANG LAIN APAKAH
dan BAGAIMANAKAH HUKUMNYA MENGENAI
PERISTIWA atau MASALAH TERTENTU;
PENELITIAN HUKUM NORMATIF
Manfaat Penelitian Hukum Normatif (2) :
5. UNTUK MELAKUKAN PENELITIAN DASAR (BASIC
RESEARCH) DI BIDANG HUKUM, KHUSUSNYA
APABILA KITA MENELITI MENGENAI ASAS HUKUM,
TEORI HUKUM, SISTEM HUKUM, TERUTAMA DALAM
HAL PENEMUAN dan PEMBENTUKAN MASALAH-
MASALAH HUKUM BARU, PENDEKATAN HUKUM
YANG BARU dan SISTEM HUKUM NASIONAL (YANG
BARU);
6. UNTUK MENYUSUN RUU ATAU PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN (TERMASUK KEPUTUSAN-
KEPUTUSAN) YANG BARU (LEGAL DRAFTING);
7. UNTUK MENYUSUN RENCANA-RENCANA
PEMBANGUNAN HUKUM, BAIK RENCANA JANGKA
PENDEK dan JANGKA MENENGAH TERLEBIH-LEBIH
UNTUK MENYUSUN JANGKA PANJANG.
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
HUKUM NORMATIF (TESIS)
DILAKSANAKAN DALAM ENAM TAHAP :

1. TAHAP I : PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN PENELITIAN


(Usulan Penellitian / Proposal Penelitian);

2. TAHAP II : PELAKSANAAN PENELITIAN

3. TAHAP III : SEMINAR HASIL PENELITIAN

4. TAHAP IV : PENULISAN LAPORAN PENELITIAN

5. TAHAP V : SIDANG HASIL PENELITIAN (SIDANG TESIS)

6. TAHAP VI : PERBANYAKAN LAPORAN PENELITIAN


LANGKAH PENELITIAN HUKUM
NORMATIF (1)

USULAN PENELITIAN
LANGKAH PENELITIAN HUKUM
NORMATIF (2)

PELAKSANAAN PENELITIAN :
DATA PENELITIAN HUKUM

DATA
Yaitu fakta yang relevan atau
aktual yang diperoleh untuk
membuktikan atau menguji
kebenaran atau ketidak benaran
suatu masalah yang menjadi
obyek penelitian.
DATA PENELITIAN HUKUM

DATA
PENELITIAN
DATA
PRIMER DATA
LANGSUNG DIPEROLEH
OBJEK PENELITIAN
DARI SKUNDER
 OBSERVASI DIPEROLEH DARI KEPUSTAKAAN
 WAWANCARA
 KUISIONER
 SAMPLE

EMPIRIS NORMATIF
DATA
PENELITIAN
DATA
PRIMER DATA
SKUNDER
DATA PENELITIAN HUKUM NORMATIF

3. BAHAN HUKUM
TERTIER  KAMUS
 MAJALAH
1. BAHAN HUKUM  KORAN
 DLL
PRIMER
BAHAN YANG MEMILIKI
KEKUATAN HUKUM MENGIKAT

 PANCASILA
 UUD 1945
 UU
 PERPU
 PP
 PERPRES
 PERMEN
 PERDA
 PERDES
 TRAKTAT
 YURISPRUDENS
 ADAT KEBIASAAN

2. BAHAN HUKUM  RUU


BUKU
SKUNDER  JURNAL
 MAKALAH
 HASIL PENELITIAN
 DLL
3. BAHAN HUKUM
TERTIER
1. BAHAN
HUKUM
PRIMER

2. BAHAN HUKUM
SKUNDER
TEKNIK PENGUMPULAN
DATA PENELITIAN
FIELD RESEARCH dengan
instrumen :
DATA  WAWANCARA
 KUESIONER
PRIMER  OBSERVASI

DATA
PENELITIAN

DATA
LIBRARY RESEARCH
SKUNDER
DATA
PRIMER

DATA
PENELITIAN

DATA
SKUNDER
BEBERAPA CONTOH
FAKTA DAN FENOMENA
FAKTA DAN FENOMENA TENTANG
“RISMA”
FAKTA DAN FENOMENA
TENTANG KEMISKINAN
MENGKLASIFIKASIKAN DATA
LANGKAH PENELITIAN
HUKUM NORMATIF (3)

SEMINAR HASIL PENELITIAN

DATA-DATA HASIL PENELITIAN


DITUANGKAN DALAM BENTUK
SUMMARY HASIL PENELITIAN, YANG
SELANJUTYA DIUJI SECARA
SUBSTANSIAL DAN HARUS DAPAT
DIPERTANGGUNG JAWABKAN OLEH
PENELITI
LANGKAH PENELITIAN
HUKUM NORMATIF (4)

PENULISAN LAPORAN PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN HUKUM


SELANJUTNYA DITUANGKAN DALAM
BENTUK TERTULIS, DENGAN KAIDAH-
KAIDAH PENULISAN YANG TELAH
DITETAPKAN
Halaman Judul
Halaman Pernyataan Keaslian
Halaman Persetujuan Pembimbing
Halaman Pengesahan Ujian
SISTEMATIKA PENULISAN
Halaman Motto LAPORAN HASIL
Halaman Persembahan
Halaman Abstrak PENELITIAN (TESIS)
Halaman Abstrac (Bahasa Inggris)
Halaman Kata Pengantar
Halaman Daftar Isi
Halaman Daftar Lampiran
Halaman Daftar Tabel/Bagan (bila ada)
Halaman Koreksi dan daftar istilah jika ada
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Kerangka Pemikiran
F. Metode Penelitian (termasuk lokasi penelitian)
G. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA/GAMBARAN UMUM/TINJAUAN UMUM

BAB III OBYEK PENELITIAN/KEADAAN LAPANGAN PENELITIAN


(TERMASUK CONTOH KASUS)

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN (Hasil Identifikasi Masalah)


A. Kesimpulan
B. Saran-saran

Daftar Pustaka
Daftar Riwayat Hidup
Lampiran-lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
• Bagian ini berisi uraian mengenai masalah hukum yang
menarik minat peneliti serta memuat alasan-alasan dan
kemampuan-kemampuan diadakan penelitian;
• Uraian latar belakang terdapat teori dan metodologi
yang relevan dengan dunia penelitian. Hasil dari Karya
Tulis Ilmiah diharapkan memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu;
• Apa yang tertulis dalam latar belakang masalah harus
disesesuaikan dengan relevansi dengan judul tesis yang
akan dibuat;
• Mula-mula diuraikan fakta, berbagai persoalan yang
muncul, kebijakan umum kemudian secara bertahap
masuk kajian khusus yang berhubungan dengan judul
skripsi;
B. Identifikasi Masalah
 Disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan atau kalimat pertanyaan yang
menunjukkan permasalahan yang akan diteliti;
 Masalah dapat juga diartikan sebagai penyimpangan (deviation) atau
kesenjangan (gap) antara :
- apa yang seharusnya (das sollen) dan apa yang pada kenyataannya terjadi
(das sein)
- antara rencana dan pelaksanaan
- antara harapan dan kenyataan
- antara cita-cita dan apa yang dicapai
- antara tujuan dan pencapaian
 masalah adalah, penyimpangan dari keharusan, rencana, harapan, cita-cita
atau tujuan, sehingga menimbulkan pelbagai pertanyaan yang perlu
mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut sehingga diharapkan dapat
diperoleh melalui suatu penelitian
Dalam identifikasi masalah, peneliti harus berusaha
memaparkan masalah dengan memuat enam (6) unsur
dengan istilah 5 WIH yaitu

1. Apa (what) penyimpangan/pertanyaan dalam


masalah tersebut;
2. Mengapa (Why) masalah tersebut dapat
terjadi;
3. Siapa (Who) pihak yang terlibat dalam
masalah tersebut;
4. Bagaimana (How) timbulnya masalah
tersebut;
5. Bilamana (when) masalah tersebut timbul;
6. Dimana (where) masalah tersebut terjadi;
7. Yang mana (which).
 Unsur-unsur yang dipaparkan tergantung dari masalah penelitian
yang telah dipilih.
 Perumusan masalah penelitian harus dirumuskan secara sederhana,
lugas dan lengkap, serta tidak menimbulkan berbagai macam
persepsi (penafsiran) terhadap istilah-istilah yang digunakan.
 Adapun rumusannya dapat dikemukakan, baik dalam bentuk
pertanyaan maupun pernyataan.
 Rumusan masalah yang baik sedapat mungkin harus menyatakan
hubungan (minimal) antar 2 variabel/gejala;
 Dinyatakan secara jelas dan tidak mengandung keraguan;
 Menyiratkan kemungkinan untuk di verifikasi;
 Pemilihan jenis dan jumlah permasalahan yang akan diteliti harus
mempertimbangkan waktu, kompetensi dan biaya yang tersedia.
Diuraikan secara rinci dari uraian yang dikembangkan pada latar
belakang;
 Mempertanyakan yang berkaitan dengan aturan hukum positifnya;
 Berkaitan dengan berbagai asas, konsep, teori atau paradigma;
 Berkaitan dengan penerapan aturan hukum tersebut oleh para
praktisi hukum / aparatur hukum.
C. Tujuan Penelitian

 Menguraikan tujuan apa yang hendak dicapai dalam


penelitian;
 Tujuan penelitian harus berkorelasi dengan identifikasi
masalah;
 Tujuan penelitian hendaknya mencari alternatif pemecahan
masalah dalam melakukan pembinaan narapidana di
lembaga pemasyarakatan;
 Point yang disampaikan sama banyaknya dengan apa yang
diidentifikasikan/dirumuskan pada identifikasi /perumusan
masalah;
 Dimulai dengan kata-kata meneliti atau mengkaji dan lain-
lain;
 Jadi bukan hanya sekedar ingin mengetahui yang
merupakan kontribusi hasil penelitiannya hanya bermanfaat
bagi penelitiannya saja. Dalam bagian ini diuraikan tujuan
yang ingin dicapai oleh penulis terhadap masalah hukum
yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalah.
D. Kegunaan Penelitian

 Kegunaan penelitian terdiri dari kegunaan teoritis


maupun praktis;
 Kegunaan teoritis berhubungan dengan
pengembangan keilmuan (teori) serta harapan-
harapan yang dapat dicapai;
 Kegunaan praktis berkorelasi dengan kemampuan
aplikasi teoritis mahasiswa dalam kenyataannya, atau
dengan kebijakan lembaga tertentu, atau
berhubungan dengan kepentingan masyarakat
misalnya bagi instansi pemerintah, atas swasta.
E. Kerangka Pemikiran.

 Memuat landasan teoritik yang akan dijadikan kerangka berfikir


ilmiah dan kerangka operasionalisasi penelitian.
 Kerangka pemikiran ini memuat teori yang dijadikan pijakan
peneliti. Pada tahap ini peneliti dituntut untuk terampil,
mengiventarisir, memilih teori mana yang dapat dijadikan kerangka
teoritik. Pada tahapan ini kualifikasi Grand Theory, Middle Theory
dan Aplied Theory harus jelas.
 Dalam kerangka pemikiran uraian teori, asas, kaidah dan aturan
hukum positif harus memiliki korelasi dengan obyek penelitian.
Landasan teoritis ini perlu ditegakkan agar penelitian itu memiliki
dasar yang kuat. Informasi bersumber dari penelaahan
kepustakaan yang mutakhir dan berhubungan erat dengan
masalah yang akan diteliti.
 Kerangka Pemikiran berisi uraian tentang teori yang digunakan
sebagai landasan untuk penelitian yang relevan dengan masalah
hukum yang diteliti sesuai dengan keadaan lapangan penelitian
F. Metode Penelitian.

 Dalam uraian ini dimuat dengan jelas metode


penelitian yang digunakan peneliti. Penggunaan
metode berimplikasi kepada teknik
pengumpulan dan analisis data serta kesimpulan
penelitian;
 Metode penelitian yang digunakan harus sesuai
dengan identifikasi masalah / rumusan masalah
yang menjadi fokus penelitian.
G. Sistematika Penulisan

• Sistematika penulisan, memuat uraian


mengenai susunan tiap-tiap bab secara
teratur untuk memudahkan penulisan
sekaligus pembahasannya.
• Sistematika Penulisan memuat uraian
dan penjelasan secara singkat dan
sistematis mengenai keseluruhan uraian
isi dari skripsi secara singkat dari bab
pertama sampai bab terakhir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA/GAMBARAN UMUM/TINJAUAN UMUM

• Dalam tinjauan pustaka obyek bahasan harus


diintodusir kedalam judul bab. Bagian ini memuat
teori-teori atau doktrin, konsep-konsep yang relevan
dengan thema skripsi dan permasalahan hukum yang
akan diteliti. Teori ini memiliki keterkaitan dengan
kerangka pemikiran namun bukan kerangka pemikiran.
Teori-teori harus bersumber dari buku teks, jurnal,
atau seri penerbitan sains lainnya.

• Berisi uraian teori, konsep, asas, norma, doktrin yang


relevan dengan masalah hukum yang diteliti baik dari
buku, jurnal ilmiah, yurisprudensi, maupun peraturan
peundang-undangan, dan sumber lainnya. Setiap
uraian teori harus berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
BAB III

OBYEK PENELITIAN/KEADAAN LAPANGAN


PENELITIAN/HASIL PENELITIAN (Termasuk Contoh Kasus )

Memuat data yang diperoleh dari hasil penelitian,


dapat berupa data sekunder maupun data primer.
Data sekunder (data kepustakaan) diperoleh
apabila penelitian yang dilakukan adalah
penelitian hukum normatif. Sedangkan data
primer diperoleh apabila mahasiswa
menggunakan penelitian hukum empirik.
Mahasiswa dapat pula menggunakan keduanya
baik data primer dan data sekunder, dengan
klasifikasi bahwa salah satu data tersebut
merupakan data penunjang untuk suatu
penelitian.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bagian ini memuat analisis atau pembahasan
terhadap identifikasi masalah. Bagian ini merupakan
inti dari Penulisan skripsi, memuat seluruh
permasalahan (hukum) yang telah diidentifikasi,
kemudian dianalisis secara rinci dari umum sampai
khusus satu persatu secara tuntas dan rinci.
Sehubungan dengan itu alangkah baiknya uraian yang
ditulis terbagi dalam beberapa sub-bab sesuai dengan
identifikasi masalah yang terdapat di bab I (satu).

Suatu analisis juga harus konsisten dengan apa yang


ada di kerangka pemikiran yang dijadikan acuan
sekaligus juga harus konsisten dengan metode
penelitian yang digunakan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini memuat kesimpulan dan saran.


Kesimpulan merupakan jawaban atas identifikasi
masalah yang ada di bab I (satu). Kesimpulan harus
berkaitan antara identifikasi masalah dan analisis
pembahasan sehingga satu sama lain berhubungan
dan tidak terpisahkan.
Saran merupakan usulan yang menyangkut aspek
operasional, konkret dan praktis. Saran bisa sebagai
masukan dan pertimbangan untuk kemajuan akan
datang.
LANGKAH PENELITIAN
HUKUM NORMATIF (5)

SIDANG HASIL PENELITIAN (SIDANG TESIS)

LAPORAN HASIL PENELITIAN HUKUM


SELANJUTNYA DITUANGKAN DALAM
BENTUK TERTULIS, UNTUK SELANJUTNAY
DIPERTANGGUNG JAWABKAN DI
HADAPAN PARA PENGUJI
LANGKAH PENELITIAN
HUKUM NORMATIF (6)

PERBANYAKAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN HUKUM


YANG SUDAH MELALUI PROSES UJIAN
AKHIR SELANJUTNYA DITUANGKAN
DALAM BENTUK TERTULIS, UNTUK
SELANJUTNYA DIADAKAN PERBANYAKAN
GUNA DIPUBLIKASIKAN

Anda mungkin juga menyukai