Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA II

“ Gangguan Pola Tidur ”

I ILM
GG

S EK O

ATA N
T
E DZA S A I N I K

Dosen Pembimbing : Ns. Helena Patrisia, M. Kep

Oleh Kelompok 5

Nama Anggota :

1. Annisa M
2. Kiki Ulya Fitri
3. Qorry Ramadhania
4. Wira Melyca Sadri

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

TAHUN AJARAN 2018


1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “gangguan pola
tidur”.

Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas yang diberikan kepada kami sebagai
bahan diskusi dalam mata kuliah Keperawatan Jiwa. Semoga dengan terselesaikannya
makalah ini dapat menjadi pembelajaran yang lebih baik bagi kami dalam pembuatan
makalah yang berikutnya.

Makalah ini dibuat dengan sebagaimana mestinya, dan kami berharap makalah ini
dapat memberikan wawasan baru bagi kami maupun bagi yang membacanya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan maka dari itu kami
membutuhkan kritikan dan saran serta masukan, sehingga kedepanya kami bisa membuat
makalah dengan lebih baik lagi.

Padang, April 2018

Penulis
2

GANGGUAN POLA TIDUR

A. KonsepTeori
1. Pengertian
a. Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang
berakibat badan menjadi lebih segar.
b. Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenanga ntanpa
kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang- ulang dan masing –
masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda.
c. Gangguan pola tidur adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan
dan perubahan waktu tidur yang menyebab kanketidak nyamanan dan
mengganggu aktivitas sehari- hari ( tarwoto & wartonah edisi 3. Hal 106 )
d. Perubahan pola tidur adalah suatu keadaan dimana individu mengalami atau
mempunyai resiko mengalami perubahan dalam jumlah dan kualitas pola tidur
yang menyebabkan ketidaknyamanan (Carpenito, Lynda JuallEdisi 6 Hal. 909)
e. Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat
factor eksternal ( diagnosakeperawatan, nanda . Hal300 ).

Menurut Marron ( 1945 – 1967 ) kebanyakan orang dapatberisitirahatketika:

a. Merasa segala suatu dapat diatasi


b. Merasa diterima
c. Mengetahui apa yang terjadi
d. Bebas dari gangguan dan ketidak nyamanan
e. Memiliki kepuasaan dengan aktifitas yang dilakukannya
f. Mengetahui akandapat pertolongan bila diperlukan

2. Etiologi / Penyebab
a. Penyakit
Seorang yang mengalamisakit, memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur.
3

b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada keadaan terang dan nyaman, kemudian terjadi
perubahan-perubahan suasana makan dan menghambat tidurnya.
c. Motivasi
Motivasi berpengaruh untuk menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan
waspada menahan ngantuk.
d. Kelelahan
Apabila kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM
(Rapid Eye Movement )
e. Kecemasan
Keadaancemasmeningkatkansarafsimpatis, sehinggamengganggutidur.
f. Alkohol
Alkoholmenekan REM secara normal, seseorang yang tahanminum alcohol
dapatmengakibatkan insomnia danlekasmarah.
g. Obat – obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain :
- Diuretik : menyebabkan insomnia
- Anti depresan : supresi REM
- Kafein : meningkatkansarafsimpatis
- Beta Bloker : menimbulkan insomnia
- Narkotika : mensupresi REM

3. Gangguan Tidur
- Insomnia
Ketidak mampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitas tidur.
- Hipersomnia
Berlebehian jam tidur pada malam hari, lebih 9 jam disebabkan depresi,
penyakit ginjal, liver dan metabolisme
- Parasomnia
Merupakansekumpulanpenyakit yang
mengganggutiduranaksepertisomnabolisme( tidursambilberjalan ).
4

- Narcolepsy
Kondisi yang ditandaiolehkeinginan yang tidakterkendaliuntuktidur
- Sleep Apnea
Pernafasanterhentipadawaktu-waktutertentuselamatidur.
-Mengigau
Hamper semua orang pernahmengigausebelumtidur REM.

4. Patofisiologis

Reseptor menerima impuls / rangsangan kemudian dibawa ke medulla


spinalis kemudian masuk keformasi retikularis dilanjut kanke pons dan masuk
kemedula oblongata kemudian diteruskan kehipotalamus yang menyebabkan
menurunya fungsi panca indra dan sampai masuk kekorteks serebri, sehingga
ditafsirkan / disampaikan kembali keformasi retikularis dilanjutkan ke medulla
spinalis dan dipersepsikan untuk tidur.

WOC

GangguanPolaTidur

Etiologi

Kerusakan Neurologi Reseptor

TandaFisiologis TandaPsikologis

Nyeri Cemas

GangguanPolaTidur
5

5. ManifestasiKlinis
a. Dewasa
1. Mayor ( HarusTerdapat)
 Kesukaran untuk tertidur atau tetap tidur
2. Minor (MungkinTerdapat)
 Keletihan waktu bangun ataus epanjang hari
 Perubahan dalam bernafas
 Tidur sejenak sepanjang hari
 Agitasi

b. Anak-anak
Gangguan tidur pada anak sering kali dihubungkan dengan ketakutan, enuresis,
atau respon tidak konsisten dari orang tua terhadap permintaan anak untuk
mengubah peraturan dalam tidur seperti permintaan untuk tidur larut malam.
- Kengganan untuk istirahat
- Sering bangun waktu malam
- Keinginan tidur dengan orang tua

6. Tahapan-TahapanTidur
a. Tahapan NREM (Non Rapied Eye Movement)
Merupakan tahap tidur yang nyaman dan dalam tidur gelombang pendek
karena gelombang otak tidak atau lambat dari gelombang-gelombang dan
pada orang yang sadar atau tidak tidur.

1. NREM Tahap 1
- Tingkat transisi
- Merespon cahaya
- Berlangsung beberapa menit
- Mudah bangun dengan rangsangan
2. NREM Tahap 2
- Periode suara tidur
6

- Nilai relaksasi otot


- Berlangsung 10-20 menit
- Fungsi tubuh berlangsung lambat
- Dapat dibangunkan dengn mudah
3. NREM Tahap 3
- Menjadi tahap awal tidur yang dalam
- Otot-otot menjadi relaks penuh sehingga dibangunkan
- Jarang bergerak
- Tanda-tanda vital menurun namun teratur.
- Berakhir 15-30 menit

4. NREM Tahap 4
- Menjadi tahap tidur terdalam
- Individu menjadi sulit dibangunkan
- Jika kurang tidur individu akan menyeimbangkan porsi tidur nyapa
datahap ini.
- Tanda-tanda vital menurun secara bermakna.

b. Tahaptidur REM (Rapied Eye Movement)


Merupakan tidur dalam keadan atau kondisi aktif atau tidur paradok sial, tahap
antidurREM :
1. Lebih sulit dibangun kan dari pada tidur NREM
2. Dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidu rmalamnya.
3. Jika terbangun pada tahap ini akan terja dimimpi
4. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi, berperan dalam
belajar, memori dan adaptasi.

7. JumlahKebutuhanTidur
Umur Kebutuhan Tidur
 BBL 14-18 Jam
 6 Bulan 12-16 Jam
7

 6 Bulan – 4 tahun 12-13 jam


 6 tahun – 13 tahun 7-8, jam
 13 tahun – 21 tahun 7-8 jam
 Dewasa< 60 tahun 6 -9 jam
 Dewasa 6-7 jam

8. Komplikasi
a. Kerusakan fungsi kognitif
b. Penurunan fungsi terhadap control emosi
c. Peningkatan peka terhadap rangsangan
d. Disorientasi

9. Penatalaksanaan
- Memberikan lingkungan yang nyaman
- Memberikan distraksi dan relaksasi
10. Pohon Masalah

Prilaku Kekerasan

Resio Perilaku kekerasan

Halusinasi

Gangguan pola tidur

Koping Tidak Efektif


8

B. Konsep Dasar Askep


Menurut teori
1. Pengkajian

DS :

1. Pasien mengatakan susah tidur


2. Pasien mengatakan lelah saat bangun
3. Pasien mengatakan tidurnya sering terjaga
4. Pasien mengatakan tidak merasa cukup istirahat

DO :

1. Konjungtiva pucat 8. Polatidur


2. Terdapat lingkaran hitam pada mata 9. Mata merah
3. Wajah tampak pucat dan lesu
4. Perubahan Kebutuhan tidur/ aktivitas
5. Menguap dan mengantuk sepanjang hari
6. Penurunan pekarang sangan dan perhatian
7. Perubahan penampilan dan prilaku

2. Diagnosa
a. Gangguan pola tidur
Definisi
Kondisi dimana seseorang mengalami gangguan dan perubahan waktu tidur
yang menyebab kan ketidaknyamanan dan menggangu aktifitas sehari-hari.

Kemungkinan berhubungan dengan( tarwoto&wartonah ) :


- Kerusakan Neurologis - Tempat yang asing
- Terpasang tube - Prosedur invasif
- Nyeri - Cemas
9

- Ketidaknormalan status fisiologis - Pengobatan


Kemungkinan berhubungan dengan( nanda ) :
- Kelembapanlingkungansekitar - bising
- Suhulingkungansekitar - pencahayaan
- Tanggungjawabmemberiasuhan - bau gas
- Perubahanpajananterhadapcahayagelap - temantidur
- Restrain fisik - kurangprivasi
- Kurang control tidur

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :


- Kecemasan
- Depresi
- Asma
- Kondisi setelah operasi dan nyeri kronik

3. Intervensi
Tujuan yang diharapkan\ :
a. Pasien dapat tidur 6- 8 jam setiap malam
b. Secara verbal mengatakan dapat rileks dan lebih segar
c. Pasien dapat tidur dengan nyenyak dantidak terjaga
10

N Intervensi No Rasional
o
1 Lakukanpengkajianmasalahtidur 1 untukmengetahuisejauh mana masalah yang
dialamidanbisamenentukanrencanaeperawatan
Lakukanmandi air hangatsebelumtidur agar pasienrileks
2 Anjurkanpasienmakanyang 2 untukmeningkatkan jam tidur
3 cukupsatuporsisebelumtidur 3 Mengurangitidur
Tingkatkanaktivitassehari- Mengurangigangguantidur
4 haridankurangiaktivitassebelumtidur 4
5 Berikanpengobatananalgetikdan 5 untukmengetahuikondisipasien
sedative setengah jam sebelumtidur. dengandiberikansusudapatmenyebabkantidurpa
6 Observasi TTV 6 sienlebihnyaman
Sarankankeluargapasienuntukmemberi
7 kanpasiensususebelumtidur 7 agar pasiennyamandengantempattidurnya
Berikanlingkungan yang
8 nyamanbagipasien 8 agar padamalamharipasiendapattidur.
Sarankankepadapasienuntukmenguran
9 gitidursiang 9

4. Implementasi
Samadenganrencanakeperawatan

5. Evaluasi
Perubahanpolatidur :
Tujuan yang diharapkan
1. Pasiendapattidursesuaikebutuhan
2. Secara verbal pasienmengatakandapatlatihanrileksdanlebihsegar
3. Pasiendapattidurdengannyenyakdantidakterjaga
11

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall 1998, DiagnosaKeperawatan, Jakarta EGC,

DoengosMarlyn E 1994. RencanaKeperawatan, Jakarta EGC,

Tarwoto, danWartorah, 2006, KebutuhanDasarManusiadan Proses Keperawatan, Jakarta


:SalembaIndika.

Anda mungkin juga menyukai